Tugas Galery.docx

  • Uploaded by: Rahmawati Anwar
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Galery.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,276
  • Pages: 6
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Menurut WHO Menurut WHO (2000), pengobatan tradisional adalah jumlah total pengetahuan, keterampilan, dan praktek-praktek yang berdasarkan pada teoriteori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental. Selain itu, pengobatan tradisional juga salah satu cabang pengobatan alternatif yang bisa didefinisikan sebagai cara pengobatan yang dipilih oleh seseorang bila cara pengobatan konvensional tidak memberikan hasil yang memuaskan (Asmino, 1995) WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003) Penggunaan obat tradisional merupakan bagian dari pengelolaan pelayanan keperawatan komunitas dalam rangka meningkatkan kesehatan individu, kelompok dan komunitas (Stoner, 1982 dalam Mulyadi, 2005; Stanhope & Lancaster, 1996). Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak meninggalkan kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah dengan pengkajian, analisis data

dan diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Anderson & Mc Farlane, 2000). Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengedepankan terapi komplementer berupa pemanfaatan ” pengobatan tradisional” yang sudah ada, sebagai bagian dari upaya pelayanan profesional yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dalam bentuk promosi dan memelihara kesehatan tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan masalah. Menurut KBBI Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi merupakan usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan

penyakit. Komplementer

adalah

bersifat

melengkapi,

bersifat

menyempurnakan. Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, misalnya jamu yang merupakan produk Indonesia dikategorikan sebagai pengobatan komplementer di negara Singapura. Di Indonesia sendiri, jamu dikategorikan sebagai pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun–temurun pada suatu negara. Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung atau pendamping kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional. Sesuai komplementer

dengan

Peraturan

Menteri

tradisional-alternatif

atau

Kesehatan sering

definisi

disebut

pengobatan

dengan

CAM

(Complementary Alternative Medicine) adalah pengobatan non konvensional yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektivitas yang tinggi berlandaskan ilmu

pengetahuan

biomedik.

Artinya

Pengobatan

komplementer adalah

pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping

terapi konvesional/medis. Sedangkan pengobatan alternative adalah jenis pengobatan yang tidak dilakukan oleh paramedis/dokter pada umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang menguasai keahliannya tersebut melalui pendidikan yang lain/non medis. B. Jenis-jenis terapi komplementer Jenis-jenis

terapi

Komplementer

sesuai

PERMENKES

No:

1109/Menkes/Per/IX/2007, antara lain: 1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) meliputi : Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga 2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif meliputi: akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurved 3. Cara penyembuhan manual meliputi: chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut 4. Pengobatan farmakologi dan biologi meliputi: jamu, herbal, gurah 5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan meliputi: diet makro nutrient, mikro nutrient 6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan meliputi: terapi ozon, hiperbarik, EECP Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahanh penyakit ataupun rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan mislanya memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan terapi nutrisi.Seseorang yang menerapkan nutrisi sehat, keseimbang, mengandung berbagai unsur akan meningkatkan kesehatan tubuh. Intervensi komplementer ini berkembang ditingkat pencegahan primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di tingkat indivivu maupun kelompok mislanya untuk strategi stimulasi imanjinatif dan kreatif. Adapun jenis-jenis terapi komplementer a. Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur. b. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga. c. Homeopati atau jamu-jamuan.

d. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki e. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi f. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral

D. Teknik Pengobatan Komplementer Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut : a. Akupunktur medic yaitu metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh. b. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2–3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara. c. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: 1) Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki kompetensi.

2) Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi. 3) Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus – menerus. Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena masing – masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri – sendiri. Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk pasien – pasien dengan gangren supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati. E. Fokus Terapi Komplementer 1. Pasien dengan penyakit jantung. 2. Pasien dengan autis dan hiperaktif 3.

Pasien kanker

F. Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer Peran

perawat

yang

dapat

dilakukan

d a r i pengetahuan

tentang terapi komplementer diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung, koordinator dan sebagai advokat.. Sebagai konselor perawatdapat menjadi tempat bertanya, konsultasi, dan d i s k u s i a p a b i l a k l i e n m e m b u t u h k a n i n f o r m a s i ataupun sebelum mengambil keputusan. Sebagai pendidik kesehatan, perawat dapat menjadi pendidik bagi perawat di sekolah tinggikeperawatan seperti yang berkembang di Australiadengan lebih dahulu mengembangkan

kurikulum pendidikan

(Crips

&

Taylor,

2001).

Peran

perawatsebagai peneliti di antaranya dengan melakukan berbagai penelitian yang dikembangkan dari hasil-hasil evidence-based practice. P e r a w a t berperan

sebagai

dapat

p e m b e r i pelayanan langsung misalnya dalam

praktik pelayanan kesehatan yang melakukan integrasiterapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002).Perawat lebih banyak berinteraksi dengan kliens e h i n g g a p e r a n k o o r d i n a t o r d a l a m t e r a p i komplementer juga sangat penting. Perawat dapatmendiskusikan terapi komplementer dengan dokter yang merawat dan unit manajer terkait. Sedangkansebagai advokat perawat berperan untuk memenuhi permintaan kebutuhan perawatan komplementer y a n g m u n g k i n diberikan

termasuk

p e r a w a t a n alternatif dalam

kenyamanan dan secara ekonomi kepada pasien (Smith et al.,2004).

hal

keamanan,

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"