BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kita perlu mengetahui efek dari suatu obat yang akan kita berikan kelak kepada pasien. Efek dari suatu obat berhubungan erat dengan dosis yan diberikan. Semakin besar dosis obat yang diberikan maka efeknya akan lebih kuat, karena reseptor yang berikatan dengan obat tersebut untuk menimbulkan suatu efek jumlahnya lebih banyak. Pemberian suatu obat harus memperhatikan dosis, baik itu dosis efektif ( ED), dosis toksik ( TD), ataupun dosis letal (LD), karena dosis yang besar akan menimbulkan efek toksik dan akhirnya dapat menyebabkan kematian. Dosis terapuetis adalah dosis di mana obat menghasilkan efek yang diinginkan.Dalam hal ini dikenal ED50 dan LD50. ED50 adalah dosis yang secara farmakologi menimbulkan efek( efektif) pada 50% populasi yang terpapar obat. LD50 yaitu dosis yang menimbulkan kematian pada 50% populasi yang terpapar obat
1,2
.Indeks terapi merupakan perbandingan antara ED50 dengan
LD50 yang merupakan suatu ukuran untuk keamanan obat. Semakin besar indeks terapi semakin aman obat tersebut. Dilakukannya praktikum ini untuk menimbulkan respon tidur dengan menggunakan fenobarbital pada hewan coba tikus. 1.2. Tujuan 1. Melatih kita untuk menghitung dosis dengan benar 2. mengamati perubahan aktivitas perilaku setelah pemberian fenobarbital 3. menghitung onset on action dan duration of action fenobarbital berdasarkan dosis obat yang diberikan 4. menetukan ED50/ dosis yang menimbulkan efek tidur fenobarbital secara IP( intraperitonial) 5. menguji statistic terhadap besar dosis yang diberikan terhadap efek obat pada tikus
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Phenobarbital Phenobarbital atau disebut juga phenobarbitone merupakan obat bius tidur. Pertama kali dipasarkan sebagai luminal oleh Friedr Bayer et comp. banyak digunakan sebagai antikonvulsan di selururh dunia dan tertua yang masih umum
digunakan.
Digunakan
untuk
hipnotik
dan
menenangkan.
Phenobarbital tidak digunakan sebagai obat yang pertama kali diberikan untuk pengobatan, namun digunakan sebagai alternative ketika pasien gagal diterapi dengan pengobatan yang lebih modern 1,2 2.1.1. Sejarah Phenobarbital sudah lama dipasarkan pada tahun 1912 oleh perusahaan Bayer dengan menggunakan merek luminal. Dan digunakan oleh dokter di Jerman untuk membunuh anak yang lahir dengan deformitas, yang saat itu merupakan kebijakan Nazi, Jerman. Dulu juga digunakan untuk penyakit kuning dan profilaxis pada kejang dema 1 2.1.2. Indikasi Digunakan untuk perawatan semua jenis serangan pada epilepsi sebagai alternatif 1 2.1.3. Efek Samping Yaitu sedatif, hipnotik, Bisa terjadi withdrawal syndrom bisa terjadi akibat penghentian mendadak atau jika dosis obat dikurangi secara tajam. Gejala-gejala withdrawal antara lain: anxiety ,increased heart rate, sweating, confusion ,seizures, kematian. Efek pada system saraf yaitu ataxia, nystagmus, dan pusing. Pada orang tua dapat menimbulkan rasa gembira dan rasa bingung, sedang pada anak dapat menyebabkan hiperaktif 1,2,3 2.1.4. Farmakokinetik Babiturat diabsorbsi per oral dan beredar luas di seluruh tubuh. Obat tersebar dalam tubuh dari otak sampai ke daerah splanknikus. Otot skelet dan akhirnya ke jaringan lemak. Gerakan ini penting dalam menentukan jangkau waktu kerja yang singkat dari thiopental dan derivat
2
jangka pendek lainnya. Barbiturat dimetabolisme dalam hati dan metabolit yang tidak aktif dikeluarkan dalam urin 3 Phenobarbital memiliki bioavailabilitas 90%. Dalam plasma puncaknya mencapai 8-12 jam. Akan berada dalam tubuh sekitar 2-7 hari dan mengikat protein 20-40%. Dimetabolisme oleh hati, terutama melalui hidroksilasi dan glukoronidasi, dan menginduksi banyak isozim dari sistem sitokrom P450 1 2.1.5. Farmakodinamik Susunan Saraf Pusat. Efek utama barbiturat ialah depressi SSP. Semua tingkat depresi dapat di capai, mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anastesia, koma, sampai kematian. Barbiturat tidak dapat mengurangi rasa nyeri, tanpa disertai hilangnya kesadaran, dan dosis kecil barbiturat dapat meningkatkan reaksi terhadap rangsangan nyeri. Pada beberapa individu, dan dalam keadaan tertentu, misalnya adanya rasa sakit, barbiturat tidak menyebabkan sedasi melainkan malah menimbulkan eksitasi (kegelisahan dan delirium). hal ini mungkin disebabkan adanya depresi pusat penghambatan 3 Efek
pada
tingkatan
tidur.
Efek
hipnotik
barbiturat
meningkatkan total lama tidur dan mempengaruhi tingkatan tidur yang bergantung pada dosis 3 Tempat dan mekanisme kerja pada SSP. Barbiturat bekerja pada seluruh SSP, walaupun pada setiap tempat tidak sama kuatnya. Dosis non anesthesi terutama menekan respon pasca sinaps. Penghambatan hanya terjadi pada sinaps GABA-nergik.. Barbiturat memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada eksitasi dan inhibisi transmisi sinaps, kapasitas barbiturat membantu kerja GABA sebagian menyerupai kerja benzodiazephin, namun pada dosis yang lebih tinggi bersifat sebagai agonist GABA-nergik, sehingga dalam dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan depresi SSP yang berat 1,3 Pernapasan. Barbiturat menyebabkan depresi nafas. Pemberian barbiturat dosis sedatif hampir tidak berpengaruh terhadap pernafasan,
3
sedangkan dosis hipnotik oral menyebabkan pengurangan frekuensi dan amplitudo nafas, ventilasi alveol sedikit berkurang sesuai dengan keadaan tidur fisiologis. Pemberian oral barbiturat yang sangat tinggi atau suntikan iv yang terlalu cepat menyebabkan depresi nafas yang lebih berat 2,4 Sistem Kardiovaskular. Pada dosis oral sedatif atau hipnotik, barbiturat
tidak
memberikan
efek
yang
nyata
terhadap
sistem
kardiovaskular. Frekuensi nadi dan tekanan darah sedikit menurun seperti terjadi dalam keadaan tidur fisiologis. Pemberian babiturat dosis terapi iv secara cepat dapat menyebabkan tekanan darah turun secara mendadak sebentar. Efek kardiovaskular terhadap intoksikasi barbiturat sebagian besar disebabkan oleh hipoksia sekunder akibat infeksi nafas. Dosis tinggi barbiturat menyebabkan depresi pusat vasomotor diikuti vasodilatasi perifer sehingga terjadi hipotensi. Barbiturat dosis sangat tinggi berpengaruh langsung terhadap kapiler sehingga menyebabkan syok kardiovaskular 2,1 2.1.6. Kontraindikasi Akut porpiria, oversensitive terhadap barbiturat, stress, hiperkinesi 1 2.2. Hubungan Kadar/Dosis – Intensitas Menurut teori pendudukan reseptor (receptor occupancy), intensitas efek obat berbanding lurus dengan fraksi reseptor yang diduduki atau diikatnya, dan intensitas efek mencapai maksimal jika seluruh reseptor diduduki oleh obat. Oleh karena interaksi obat-reseptor ini analog dengan interaksi substrat-enzim, berlaku persamaan Michaellis-Menten: 2 E
= intensitas efek obat
Emax
= efek maksimal
[D]
= kadar obat bebas
KD
= k2∕k1 Hubungan antara kadar atau dosis obat [D] dengan besarnya efek
[E] terlihat sebagai kurva dosis-intensitas efek (graded dose-effect curve=DEC) yang berbentuk hiperbola. Jika dosis dalam log, maka hubungan antara log D dengan besarnya efek E terlihat sebagai kurva log dosis-intensitas efek (log DEC) yang berbentuk igmoid. Ini hanya berlaku untuk satu efek. Jika efek yang diamati merupakan gabungan beberapa efek,
4
maka log DEC-nya dapat bermacam-macam bentuknya. Tetapi untuk masing-masing efek tersebut, log DEC umumnya berbentuk sigmoid 4 1/KD menunjukkan afinitas obat terhadap reseptor, artinya kemampuan obat untuk berikatan dengan reseptornya (kemampuan obat untuk membentuk kompleks obat-reseptor). Jadi makin besar KD (= dosis menimbulkan ½ efek maksimal), makin kecil afinitas obat terhadap reseptornya. Emax menunjukkan aktivitas intrinsik atau efektivitas obat, yakni kemampuan intrinsik kompleks obat-reseptor untuk menimbulkan aktivitas/efek farmakologik 4 2.3. Indeks Terapi Hampir
semua
obat
pad
a
dosis
yang
cukup
besar
menimbulkan efek toksis (dosis toksis, TD) dan pada akhirnya dapat mengakibatkan kematian (dosis letal, LD). Dosis terapeutis adalah takaran dimana obat menghasilkan efek yang diinginkan 5 Untuk menilai keamanan dan efek suatu obat, di dalam laboratorium farmakologi dilakukan penelitian menggunakan binatang percobaan. Yang ditentukan adalah khusus ED50 dan LD50 yaitu dosis yang masing-masing memberikan efek atau yang mematikan 50% dari jumlah binatang 5 Indeks terapi merupakan perbandingan antara kedua dosis itu, yang merupakan suatu ukuran keamanan obat. Semakin besar indeks terapi, semakin aman penggunaan obat tersebut. Tetapi, indeks terapi ini tidak dengan begitu saja dapat dikorelasikan terhadap manusia, seperti semua hasil percobaan dengan binatang, karena adanya perbedaan metabolisme5 Luas terapi adalah jarak antara LD50 dan ED50 juga dinamakan jarak keamanan (safety margin). Seperti indeks terapi, luas terapi berguna pula sebagai indikasi untuk keamanan obat, terutama untuk obat yang digunakan secara kronis. Obat dengan luas terapi kecil, yaitu dengan selisih kecil antara dosis terapi dan dosis toksisnya, mudah sekali menimbulkan keracunan bila dosis normalnya dilampaui 5
5
BAB III METODOLOGI 3.1.Alat dan Bahan 1. Stopwatch 2. Kapas 3. Alkohol 70%Spuit 3 cc 4. Kawat kasa 5. Klem 6. Aquades 7. Phenobarbital injeksi 8. Tikus putih 3.2.Cara Kerja 1. Berat badan/BB tikus ditimbang. 2. Dihitung dosis obat yang akan diberikan berdasarkan BB tikus. 3. Diberikan phenobarbital i.p dengan dosis 50, 100, 150 mg/kg BB. 4. Diamati perubahan perilaku pada aktivitas motor, tes kasa, analgesia, ptosis, dan kematian pada hewan. Aktivitas motorik 25
= gerak spontan
50
= gerak spontan bila dipegang
75
= gerakan menurun pada saat dipegang
100= tidak ada gerak spontan pada saat dipegang Test Kasa 25
= Tidak jatuh apabila kasa dibalik dan digoyang
50
= jatuh apabila kasa dibalik
75
= jatuh apabila posisi kasa 90o
100= jatuh apabila posisi kasa dibalik 45o Analgesia 25= Respon menarik kaki dengan cepat setelah telapak kaki dijepit disertai gerakan kepala ke arah kaki yang dijepit berkurang pada saat telapak kaki dijepit
6
50= respon menarik kaki dengan cepat setelah kaki dijepit tetapi tidak diikuti oleh gerakan kepala 75= respon menarik kaki dengan lambat dan tidak ada gerakan pada kepala 100= tidak ada respon pada saat telapak kaki dijepit Ptosis 25
= ptosis kurang dari 1/2
50
= ptosis 1/2
75 =seluruh palpebra tertutup tetapi masih dapat
dibuka jika
digoncangkan 100= seluruh palpebra tertutup dan tidak terbuka jika digoncangkan 3.3. Uji Statistik Menggunakan analisis deskriptif dan inverensi dengan tes parametrik ANOVA dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, menggunakan komputer program Microsoft Office Excel 2003.
7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Praktikum Tabel 1. Respon Tidur pada Tikus Semua Kelompok
Respon tidur (+/-) pada tikus Kelompok % Indikasi yang Berespon 1 2 3 4 5 6 50 mg + 16.67 100 mg + + + 50 150 mg + + 33.33 Nilai positif (+) = 100 pada dua atau lebih parameter yang diamati Dosis
Nilai negatif (-) = < 100 (25, 50, 75) atau hanya satu parameter yang bernilai 100
Grafik 1. Persamaan regresi linear y=ax+b, hubungan antara dosis dengan % indikasi yang berespon. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dosis dengan efek adalah uji One Way ANNOVA.
8
A. DATA KELAS (SEMUA KELOMPOK) A. Tikus I
1 5
2 5
10
2 5
2 1 0 0 1 0 0
15
2 5
20
AKTIVITAS MOTORIK 3 4 5 6 MEAN 2 5
2 5
2 5
2 5
37,5
2 5
2 5
5 0
2 5
41,66 667
2 5
2 5
7 5
7 5
2 5
41,66 667
2 5
2 5
2 5
7 5
2 5
41,66 667
30
2 5
2 5
2 5
7 5
2 5
45,83 333
40
2 5
7 5
2 5
5 0
2 5
50
50
7 5
2 5
2 5
2 5
5 0
50
60
2 5
2 5
2 5
7 5 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
2 5
5 0
41,66 667
ME NIT 5 10 15 20 30 40 50 60
SE 1 2,5 1 2,3 6 1 0,5 41 1 0,5 41 1 3,1 57 1 2,9 1 1 2,9 1 1 2,3 6
AKTIVIT AS TES MOTORI KAS ANALGE PTOS K A SIK IS 38 25 33 25 42 29 29 29 42 42 33 25 42 46 33 29 46 42 38 29 50 42 38 29 50 46 46 33 42 42 46 38
1
2
3
TES KASA 4 5 6 MEAN
1
2
3
ANALGESIK 4 5 6 MEAN
2 5
2 5
2 5
2 5
2 5
2 5
25
0
2 5
7 5
2 5
2 5
2 5
2 5
33,33 333
8,33 33
2 5
2 5
2 5
2 5
2 5
2 5
25
0
2 5
2 5
2 5
2 5
5 0
2 5
29,16 667
4,16 67
2 5
2 5
2 5
2 5
5 0
2 5
29,16 667
4,16 67
2 5
5 0
2 5
2 5
2 5
2 5
29,16 667
4,16 67
5 0
2 5
5 0
2 5
5 0
2 5
5 0
2 5
7 5 1 0 0
2 5
41,66 667
8,33 33
2 5
2 5
2 5
2 5
7 5
2 5
33,33 333
8,33 33
2 5
2 5
2 5
2 5
2 5
2 5
25
0
2 5
45,83 333
11,9 32
2 5
2 5
2 5
5 0
5 0
2 5
33,33 333
5,27 05
2 5
2 5
2 5
5 0
2 5
2 5
29,16 667
4,16 67
5 0
2 5
5 0
5 0
5 0
2 5
41,66 667
5,27 05
2 5
2 5
2 5
7 5
5 0
2 5
37,5
8,53 91
2 5
2 5
2 5
5 0
2 5
2 5
29,16 667
4,16 67
7 5
2 5
5 0
5 0
2 5
2 5
41,66 667
8,33 33
2 5
2 5
2 5
7 5
2 5
5 0
37,5
8,53 91
2 5
2 5
2 5
5 0
2 5
2 5
29,16 667
4,16 67
7 5
2 5
5 0
7 5
2 5
2 5
45,83 333
10,0 35
2 5
5 0
5 0
7 5
2 5
5 0
45,83 333
7,68 29
5 0
2 5
2 5
2 5
2 5
33,33 333
5,27 05
5 0
7 5
2 5
2 5
41,66 667
8,33 33
2 5
2 5
5 0
7 5
2 5
7 5
45,83 333
10,0 35
2 5
2 5
2 5
5 0 1 0 0
5 0
2 5
2 5
2 5
37,5
12,4 999
SE
SE
1
2
3
PTOSIS 4 5 6 MEAN
SE
Pengaruh Phenobarbital (50 mg/kgBB) 60
Respons
TIKUS I
50
AKTIVITAS MOTORIK
40
TES KASA
30
ANALGESIK
20 PTOSIS
10
9
0 5
10
15
20
30
Menit
40
50
60
10
B. Tikus II TIKUS 2 Menit
AKTIVITAS MOTORIK 1
2
3
4
5
6
5
25
25
25
50
25
25
10
25
25
25
50
25
15
50
25
25
75
20
75
25
75
30
75
50 10 0
25
40
75 10 0 10 0
50 10 0 10 0
75 10 0 10 0
75 10 0 10 0 10 0
50 10 0 10 0 10 0 75 10 0 10 0
50
50 60
ME NIT
AKTIVITAS MOTIORIK
TES KAS A
25 25 25
75 10 0
ANALGESI K
TES KASA
MEAN 29,166 67 33,333 33 50 58,333 33 66,666 67 70,833 33 95,833 33
SE 4,16 67 5,27 05 12,9 1 12,3 6 13,9 44 7,68 29 4,16 67
100
0
1
2
25
25
25
25
50
75
50
25 10 0
75 75 10 0 10 0
25 50 10 0
3 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 5 0 7 5
4 2 5 2 5 2 5 2 5 5 0 5 0 5 0 5 0
5
6 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 5 0 7 5 7 5
25 75 75 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0
ANALGESIA MEAN 25 33,333 33 45,833 33 41,666 67 62,5 54,166 67 70,833 33 83,333 33
SE 0 8,33 28 10,0 35 12,3 6 14,0 68 11,9 32 10,0 35 8,33 28
1
2
25
25
50
25
50
25
50
25 10 0 10 0 10 0 10 0
75 75 75 10 0
3 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 5 0 5 0
4 2 5 2 5 5 0 5 0 5 0 7 5 7 5 7 5
5 25 50 75 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0
6 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 5 0 5 0 7 5
PTOSIS MEAN 25 33,33 333 41,66 667 45,83 333 62,5 70,83 333 75 83,33 333
SE 0 5,27 05 8,33 328 11,9 315 14,0 683 11,9 315 9,12 87 8,33 328
1 2 5 2 5 2 5 5 0 7 5 7 5 7 5 7 5
2 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 5 0 2 5 2 5
3 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 5 0 5 0 5 0
4 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5
5 2 5 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 7 5
6 2 5 2 5 2 5 2 5 5 0 5 0 5 0 5 0
MEAN 25 29,16 667 29,16 667 33,33 333 41,66 667
SD
10,20621 10,20621 12,90994 20,41241
50 45,83 333
15,81139
50
22,36068
18,81932
Pengaruh Phenobarbital 100mg/BB
PTOSI S
29
25
25
25
120
10
33
33,3
33
29
100
15
50
45,8
42
29
80
AKTIVITAS MOTIORIK
20
58
41,7
46
33
60
TES KASA
30
67
62,5
63
42
40
71
54,2
71
50
50
96
70,8
75
46
60
100
83,3
83
50
Respon
5
40
ANALGESIK
20 PTOSIS
0 5
10
15
20
30
40
50
60
Menit
11
C. Tikus III TIKUS 3 MENIT
AKTIVITAS MOTORIK 1
2
3
4
5
25
25
25
10
25
25 10 0
25
50
15
25
50
75
50
20
50
75
50
30
50
75
50
40
75
50
75 10 0
25 10 0 10 0 10 0 10 0
75 10 0 10 0
75 10 0 10 0
60
5 5 0 7 5 2 5 5 0 2 5 2 5 7 5 7 5
6 25 25 25 50 50 75 10 0 10 0
TES KASA
MEAN 29,16 667 50 41,66 667
SE 4,166 7 12,90 99 8,333 3
50 58,33 333 70,83 333 91,66 667 95,83 333
6,455 10,54 09 10,03 47 5,270 5 4,166 7
1
2
25
25
25 25
75 10 0
25
25
25
50
50
50 10 0 10 0
50 10 0
3 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 5 0
4 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 5 0 7 5
5 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 7 5
MENIT
AKTIVITAS MOTORIK
TES KASA
ANALGESIK
PTOSIS
5
29
25
29
25
10
50
33
46
29
120
15
42
38
38
38
100
20
50
25
33
29
30
58
29
50
38
40
71
38
42
46
50
92
54
67
42
60
96
79
79
50
6 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 5 0 7 5 7 5
ANALGESIK MEAN
SE
1
2
25 33,33 333
0 8,33 33
25 25
50 10 0
37,5
12,5
25
50
25 29,16 667
0 1,46 67 5,59 02 11,9 32 7,68 29
25 25
50 10 0
25
75
50 10 0
75
37,5 54,16 667 79,16 667
3 2 5 5 0 5 0 2 5 2 5 2 5 5 0 5 0
75
4 2 5 2 5 2 5 2 5 7 5 5 0 7 5 7 5
5 25 25 25 25 25 25 75 10 0
6 2 5 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 7 5 7 5
PTOSISI MEAN 29,16 667 45,83 333 37,5 33,33 333 50 41,66 667 66,66 667 79,16 667
SE 4,166 7 11,93 15 5,590 2 5,270 5 12,90 99 8,333 3 5,270 5 7,682 9
1 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 5 0 5 0 7 5
2 2 5 5 0 7 5 2 5 5 0 5 0 2 5 5 0
3 2 5 2 5 5 0 2 5 5 0 5 0 5 0 5 0
4 2 5 2 5 2 5 2 5 2 5 5 0 5 0 5 0
5 2 5 2 5 2 5 5 0 2 5 2 5 2 5 2 5
6 2 5 2 5 2 5 2 5 5 0 5 0 5 0 5 0
MEAN 25 29,16 667
SE 0 4,1667
37,5 29,16 667
8,5391
37,5 45,83 333 41,66 667
5,5902
50
6,455
4,1667
4,1667 5,2705
Respon
Pengaruh Phenobarbital 150mg/kgBB
AKTIVITAS MOTORIK
80
TES KASA
60
ANALGESIK
40
PTOSIS
20 0 5
10
15
20
30
40
50
60
Menit
12
TIKUS I KELOMPOK IV BB = 212 gram Dosis = 50 mg/kgBB efek tikus I Aktivitas motorik Tes kasa Analgesik Ptosis
5 2 5 2 5 2 5 2 5
menit ke60 MEAN
10
15
20
30
40
50
SD
SE
25
75
75
100
100
100
100
75
32,73268
11,5727
25
25
25
50
50
75
75
43,75
22,16013
7,8348
25
25
50
75
75
75
75
53,125
24,77578
8,7596
25
25
50
50
50
50
100
46,875
24,77578
8,7596
Pengaruh Phenobarbital (50 mg/kgBB) 120 100
aktivitas motorik
80
tes kasa
60
analgesik
40
ptosis
20 0 5
10
15
20
30
40
50
60
Menit
13
TIKUS II KELOMPOK IV BB = 224 gram Dosis = 100 mg/kgBB efek tikus II Aktivitas motorik Tes kasa Analgesik Ptosis
5 50 25 25 25
10 50 25 25 25
15 75 25 50 25
20 75 25 50 25
30 75 50 50 25
Menit ke50 60 MEAN SD 100 100 78,125 50 50 37,5 75 75 53,125 25 25 25
40 100 50 75 25
SE 20,86307 13,36306 20,86307 0
7,3762 4,7245 7,3762 0
Pengaruh Phenobarbital (100 mg/kgBB) 120 100 80
Aktivitas motorik Tes kasa
60 40
Analgesik Ptosis
20 0 1
2
3
4
5
6
7
Menit
14
TIKUS III KELOMPOK IV BB = 197 gram Dosis = 150 mg/kgBB efek tikus III Aktivitas motorik Tes kasa Analgesik Ptosis
5 25 25 25 25
10 50 25 25 25
15 50 25 25 25
20 50 25 25 25
30 50 25 75 25
40 75 25 50 50
50 100 50 75 50
Menit ke60 MEAN SD 100 62,5 75 34,375 75 46,875 50 34,375
SE 26,72612 18,6006 24,77578 12,93873
9,4491 6,5763 8,7596 4,5745
Pengaruh Phenobarbital (150 mg/kgBB) 120 100
Aktivitas motorik
80
Tes kasa
60
Analgesik
40
Ptosis
20 0 5
10
15
20
30
40
50
60
Menit
15
A. AKTIVITAS MOTORIK
5
50 mg Mean ± S.error 37.500 ± 12.500
100 mg Mean ± S.error 29.167± 4.167
150 mg Mean ± S.error 29.167± 4.167
10
41.667± 12.360
33.333± 5.270
50.000±12.910
15
41.667± 10.541
50.000± 12.910
41.667± 8.333
20
41.667±10.541
58.333± 12.360
50.000± 6.455
30
45.833± 13.566
66.667± 13.944
58.333± 10.541
40
50.000± 12.910
70.833± 7.683
70.833± 10.035
50
50.000± 12.910*
95.833± 4.167**
91.667±5.270***
60
41.667± 12.360
100.000± 0.000***
95.833±4.167***
LABEL
Keterangan : *
:Berbeda bermakna pada menit ke 50 antara dosis 50 mg/kgBB vs 150 mg/kgBB
**
:Berbeda bermakna pada menit ke 50 antara dosis 100
mg/kgBB vs 150 mg/kgBB ***
:Berbeda bermakna pada menit ke 60 antara dosis 100
mg/kgBB vs 150 mg/kgBB Efikasi
B. TES KASA
16
5
50 mg Mean ± SE 25.000± 0.000
100 mg Mean ± SE 25.000± 0.000
150 mg Mean ± SE 25.000± 0.000
10
29.167± 4.167
33.333± 8.333
33.333± 8.333
15
41.667±10.541
45.833± 10.035
37.500± 12.500
20
54.167± 11.932
41.667± 12.360
25.000± 0.000
30
41.667± 5.270
62.500± 14.068
29.167± 4.167
40
41.667± 8.333
54.167± 11.932
37.500± 5.590
50
45.833± 10.035
70.833± 10.035
54.167± 11.932
60
41.667± 8.333***
83.333± 8.333*
79.167± 7.683**
LABEL
Keterangan : *
:Berbeda bermakna pada menit 60 antara dosis 50 mg/kgBB vs
100 mg/kgBB ** : Berbeda bermakna pada menit 60 antara dosis 50 mg/kgBB vs 150 mg/kgBB Efikasi
C.TES ANALGESIA
17
50 mg
100 mg
150 mg
Mean ± S.error
Mean ± S.error
Mean ± S.error
5
33,333 ± 8,333
25,000 ± 0
29,167 ± 4,167
10
29,167 ± 4,167
33,333 ± 5,270
45,833 ± 11,932
15
33,333 ± 8,333
41,667 ± 8,333
37,500 ± 5,590
20
33,333 ± 5,270
45,833 ± 11,932
33,333 ± 5,270
30
37,500 ± 8,539
62,500 ± 14,068
50,000 ± 12,910
40
37,500 ± 8,539
70,833 ± 11,932
41,667 ± 8,333
50
45,833 ± 7,683*
75,000 ± 9,129*
66,667 ± 5,270
60
45,833 ±10,035*****
83,333 ± 8,333**
79,16 ±7,683***
Menit
*
:Berbeda bermakna pada menit ke 50 antara dosis 50
mg/kgBB vs 100 mg/kgBB **
:Berbeda bermakna pada menit ke 60 antara dosis 50
mg/kgBB vs 100 mg/kgBB *** :Berbeda bermakna pada menit ke 60 antara dosis 50 mg/kgBB vs 150 mg/kgBB Efikasi
18
D. PTOSIS 50 mg
100 mg
150 mg
Mean ± S.error
Mean ± S.error
Mean ± S.error
5
25,000 ± 0
25,000 ± 0
25,000 ± 0
10
29,167 ± 4,167
29,167 ± 4,167
29,167 ± 4,167
15
25,000 ± 0
29,167 ± 4,167
37,500 ± 5,590
20
29,167 ± 4,167
33,333 ± 5,270
29,167 ± 4,167
30
29,167 ± 4,167
41,667 ± 8,333
37,500 ± 5,590
40
29,167 ± 4,167*
50,000 ± 6,455
45,833 ± 4,167
50
33,333 ± 5,270
45,833 ± 7,683
41,667 ± 5,270
Menit
60 37,500 ± 12,500 50,000 ± 9,129 50,000 ± 6,455 Dari tabel di atas tidak didapatkan adanya perbedaan yang bermakna antara dosis 50, 100, dan 150 mg/kgBB sampai pada menit ke-60. Efikasi
19
Penentuan ED50 dengan menggunakan persamaan regresi y=ax + b Untuk menentukan ED50 maka digunakan persamaan yang telah di dapat dari grafik hubungan dosis dengan efek yaitu : y = 0,166x + 16.67 50 = 0,166x + 16,6
x = 200,78 mg/KgBB Jadi ED50 untuk menimbulkan efek tidur pada tikus sebesar : 200,78 mg/KgBB
4.2.Pembahasan Dari pengamatan dan uji statistik secara keseluruhan antara dosis 50
mg/KgBB dan 150 mg/kgBB didapatkan hasil berbeda bermakna
dimana probabilitas korelasi antar kedua dosis tersebut < 0,05 hal ini dikarenakan terdapat perbedaan yang signifikan antara kerja kedua dosis obat tersebut terhadap efek yang ditimbulkannya, hal ini dikarenakan kerja suatu obat berbanding lurus terhadap dosis yang diberikan. Untuk uji tes motorik berdasarkan hasil uji annova terdapat perbedaan yang bermakna antara dosis 50 mg/kgBB vs 150 mg/kgBB. Terdapat perbedaan hasil tes perilaku terhadap fenobarbital pada setiap perlakuan yang diuji, karena terdapat perbedaan efek disetiap dosis pada masing-masing perlakuan hal ini menyulitkan untuk uji analitik karena pada uji annova one way didapatkan hasil parametrik dan non parametrik sehingga diperlukan uji analitik sub annova selanjutnya (dalam hal ini penguji menggunakan tes suggested “Tukey”). Tes perilaku yang diuji pada penelitian kali ini tidak hanya memakai satu indikator saja tetapi beragam indikator hal ini dikarenakan setiap tes perilaku saling mendukung satu sama lain dalam penafsiran hasil
20
respon tidur (+) dengan kata lain semakin banyak parameter yang digunakan maka semakin meningkatkan validitas tes ini dan meningkatkan tingkat kepercayaan terhadap hasil tes tersebut. Sementara itu tes ptosis memiliki validitas terendah karena kebiasaan tikus tidak memejamkan mata pada saat tidur, tes analgesi juga bervaliditas rendah karena fenobarbital tidak mengurangi efek nyeri, aktivitas motorik merupakan validitas tertinggi karena efek dari fenobarbital sebagai depresan SSP dan berefek hipnotik dan sedasi. Efikasi maksimal berbeda-beda pada masing-masing dosis disetiap tesnya. Untuk tes aktivitas motorik efek maksimal pada dosis 50 mg/kgBB terjadi pada menit ke-40 dan menit ke-50, sedangkan pada dosis 100mg/kgBB dan 150 mg/kgBB terjadi pada menit ke-60. Untuk tes kasa efek maksimal pada dosis 50 mg/kgBB terjadi pada menit ke-20, sedangkan pada dosis 100 mg/kgBB dan 150 mg/kgBB terjadi pada menit ke-60. Untuk tes analgesik efek maksimal pada dosis 50 mg/kgBB terjadi pada menit ke-50, sedangkan pada dosis 100mg/kgBB dan 150 mg/kgBB terjadi pada menit ke-60. Untuk tes ptosis efek maksimal pada dosis 100 mg/kgBB terjadi pada menit ke-40, sedangkan pada dosis 50 mg/kgBB dan 150 mg/kgBB terjadi pada menit ke-60. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi dosis suatu obat semakin cepat kerja suatu obat (onset of action) dan semakin meningkatkan efek terapi obat tersebut, namun peningkatan dosis diluar batas keamanan (slope) obat dapat mengakibatkan efek letal obat pada pasien.
21
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan •
Dosis 50, 100 dan 150 mg/kgBB didapatkan hasil berbeda bermakna, dimana p<0,05.
•
Didapatkan hasil uji parametric dan non parametric melalui uji sub annova (Turkey)
•
Semakin banyak parameter (indikator respon tidur yang positif (+)) yang digunakan maka semakin meningkatkan validitas tes ini dan meningkatkan tingkat kepercayaan terhadap hasil tes tersebut
•
Tes aktivitas motorik merupakan validitas tertinggi karena efek dari fenobarbital sebagai depresan SSP dan berefek hipnotik dan sedasi
•
Tes analgesi juga bervaliditas rendah karena fenobarbital tidak mengurangi efek nyeri
•
Tes ptosis memiliki validitas terendah karena kebiasaan tikus tidak memejamkan mata pada saat tidur
•
Efikasi maksimal berbeda-beda pada masing-masing dosis disetiap tesnya
•
Semakin tinggi dosis suatu obat semakin cepat kerja suatu obat (onset of action) dan semakin meningkatkan efek terapi obat tersebut, namun peningkatan dosis diluar batas keamanan (slope) obat dapat mengakibatkan efek letal obat pada pasien.
Saran Sebaiknya dapat menentukan jenis, cara pemberian dan dosis yang tepat untuk efek terapi optimal, dan lebih teliti dalam mengamati efek phenobarbital pada tikus sebagai hewan coba. Serta tidak lalai dalam mempertatikan stopwatch.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Scott,Donald M .1993 . Sejarah Kota Epileptic Therapy. Taylor & Francis:
French. 2. The American Heritage®. 2003.Dictionary of the English Language, Fourth Edition copyright ©2000 Houghton Mifflin Company: USA. 3. Mycek, Mary J., dkk. 2001. Farmakologi: Ulasan Bergambar. Terjemahan oleh: Azwar Agoes. Jakarta: Widya Medika 4. Utama, Hendra dan Vincent H.S. Gan. 2007. Antiepilepsi dan Antikonvulsi Alkohol. Jakarta: Gaya Baru. 5. Tjay, Tan Hoan & Kirana Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya Edisi Kelima. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
23
ED 50 ( EFFECTIVE DOSE 50 ) PHENOBARBITAL PADA TIKUS
Disusun Oleh: Kelompok IV: sindie
24