Tugas Electroterapi.docx

  • Uploaded by: nurfaidah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Electroterapi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,252
  • Pages: 7
MAKALAH ELEKTROTERAPI DAN ELEKTRODIAGNOSTIK “Teori nyeri dan Modulasi nyeri”

DISUSUN OLEH : NAMA

:NURFAIDAH

KELAS : III A D.IV NIM

: PO714241161031

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR 2018-2019

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur haturkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul "teori nyeri dan medulasi nyeri" dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah elektroterapi . Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Teori nyeri, perjalanan nyeri dan modulasi nyeri. Makalah ini dianjurkan untuk dibaca oleh semua mahasiswa pada umumnya sebagai penambah pengetahuan dan pemahaman tentang nyeri dan modulasi nyeri . Akhirnya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

PEMBAHASAN

A. Defenisi Nyeri Menurut International Association for the Study of Pain (IASP, 1979) nyeri adalah pengalaman

sensori dan

emosi

yang tidak menyenangkandimana

berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan jaringan. Nyeri tidak selalu berhubungan dengan derajat kerusakan jaringan yang dijumpai, nyeri bersifat individual yang dipengaruhi oleh genetik, latar belakang, kultural, umur dan jenis kelamin. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan aki bat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik yang multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda dalam intensitas. B. Klasifikasi nyeri A. Berdasarkan Durasi Nyeri Menurut The International Association for the Study of Pain(IASP), nyeri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Nyeri akut, nyeri yang biasanya berhubungan dengan kejadian atau kondisi yang dapat dideteksi dengan mudah. Nyeri akut merupakan suatu gejala biologis yang merespon stimuli nosiseptor (reseptor rasa nyeri) karena terjadinya kerusakan jaringan tubuh akibat penyakit atau trauma. Nyeri ini biasanya berlangsung sementara, kemudian akan mereda bila terjadi penurunan intensitas stimulus pada nosiseptor dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.Contoh nyeri akut ialah nyeri akibat kecelakaan atau nyeri pasca bedah.

2. Nyeri kronik, nyeri yang dapat berhubungan ataupun tidak dengan fenomena patofisiologik yang dapat diidentifikasi dengan mudah,berlangsung dalam periode yang lama dan merupakan proses dari suatu penyakit. Nyeri kronik berhubungan dengan kelainan patologis yang telah berlangsung terus menerusatau menetap setelah terjadi penyembuhan penyakit atau trauma dan biasanya tidak terlokalisir dengan jelas. Patofisiologi Nyeri secara Umum

Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors pada kulit bisa intesitas tinggi maupun rendah seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi jaringan. Sel yang mengalami nekrotik akan merilis K + dan protein intraseluler . Peningkatan kadar K + ekstraseluler akan menyebabkan depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada beberapa keadaan akan menginfiltrasi mikroorganisme sehingga menyebabkan peradangan / inflamasi. Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien, prostaglandin E2, dan histamin yang akan merangasng nosiseptor sehingga rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya dapat menyebabkan nyeri ( hiperalgesia atau allodynia). Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor pembekuan darah sehingga bradikinin dan serotonin akan terstimulasi dan merangsang nosiseptor. Jika terjadi oklusi pembuluh darah maka akan terjadi iskemia yang akan menyebabk an ak umul a s i K + ekstraseluler dan H + yang selanjutnya mengaktifkan nosiseptor. Histamin, bradikinin, dan prostaglandin E2 memiliki efek vasodilator dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini menyebabkan edema lokal, tekanan jaringan meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosisepto.Bila nosiseptor terangsang maka mereka melepaskan substansi peptida P (SP ) dan kalsitonim gen terkait peptida ( CGRP ), yang akan merangsang proses inflamasi dan juga menghasilkan vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Vasokonstriksi ( oleh serotonin), diikuti oleh vasodilatasi, mungkin juga bertanggung jawab untuk serangan migrain. Perangsangan nosiseptor inilah yang menyebabkan nyeri . ( siblernagl dan lang, 2000 ). Utuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.

C. Jalur Nyeri di Sistem Syaraf Pusat a. Jalur Asenden Serabut saraf C dan A delta halus, yang masing-masing membawa nyeri akut tajam dan kronik lambat, bersinap disubstansia gelatinosa kornu dorsalis, memotong medula spinalis dan naik ke otak di cabang neospi notal ami kus atau cabang paleospinotalamikus traktus spino talamikus anterolateralis. Traktus neospinotalamikus yang terutama diaktifkan oleh aferen perifer A delta, bersinap di nukleus ventropostero lateralis ( VPN) talamus dan melanjutkan diri secara langsung ke kortek somato sensorik

girus pasca sentralis, tempat nyeri dipersepsikan sebagai sensasi yang tajam dan berbatas tegas. Cabang paleospinotalamikus, yang terutama diaktifkan oleh aferen perifer serabt saraf C adalah suatu jalur difus yang mengirim kolateral-kolateral ke formatio retikularis batang otak dan struktur lain. Serat-serat ini mempengaruhi hipotalamus dan sistem l i mbi k serta kortek serebri.

b. Jalur Desenden Salah satu jalur desenden yang telah di identifikasi adalah mencakup 3 komponen yaitu : a.

Bagian pertama adalah substansia grisea priaquaductus (PAG ) dan subtansial grisea periventrikel mesenssefalon dan pons bagian atas yang mengelilingi aquadutus sylvius. b. Neuron-neuron di daerah satu mengirim implus ke nukleus ravemaknus ( NRM ) yang terletak di pons bagian bawah dan medula oblongata bagian atas dan nekleus retikularis paragigantoselularis ( PGL) di medula lateralis. c. Impuls ditransmisikan ke bawah menuju kolumna dorsalis medula spinalis ke suatu komplek inhibitorik nyeri yang terletak di kornu dorsalis medula spinalis (price A. Syvia, 2006 ). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar dibawah ini.

D. Transmisi Nyeri Terdapat beberapa teori yang berusaha menggambarkan bagai mana nosiseptor dapat menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini dikenal berbagai teori yang mencoba menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul, namun teori gerbang kendali nyeri dianggap paling relevan. a. Teori spesifik Teori yang mengemukakan bahwa reseptor dikhususkan untuk menerima suatu stimulus yang spesifik, yang selanjutnya dihantarkan melalui serabut A delta

dan serabut C di perifer dan traktus spinothalamikus di medulla spinalis menuju ke pusat nyeri di thalamus. Teori ini tidak mengemukakan komponen psikologis. b. Teori pola ( pattern ) Teori ini menyatakan bahwa elemen utama pada nyeri adalah pola informasi sensoris. Pola aksi potensial yang timbul oleh adanya suatu stimulus timbul pada tingkat saraf perifer dan stimulus tertentu menimbulkan pola aksi potensial tertentu. Pola aksi potensial untuk nyeri berbeda dengan pola untuk rasa sentuhan. c. Teori kontrol gerbang ( gate control ) Teori ini mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.

Neuroregulator Nyeri Neuroregulator at au subst ansi yang berperan dalam transmisi stimulus saraf dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu neurotransmitter dan neuromodulator. Neurotransmitter mengirimkan impuls-impuls elektri k melewati rongga sinaps antara dua serabut saraf, dan dapat bersifat sebagai penghambat atau dapat pula mengeksitasi. Sedangkan neuromodulator dipercaya bekerja secara tidak langsung dengan meningkatkan atau menurunkan efek partokular neurotransmitter. (Anas Tamsuri, 2006). Beberapa neuroregulator yang berperan dalam penghantaran impuls nyeri antara lain adalah: 1. Neurotransmiter a. Substansi P (Peptida) Ditemukan pada neuron nyeri di kornu dorsalis (peptide eksitator) berfungsi untuk menstranmisi impuls nyeri dari perifer ke otak dan dapat menyebabkan vasodilatasi dan edema. b. Serotonin Dilepaskan oleh batang otak dan kornu dorsalis untuk menghambat transmisi nyeri. c. Prostaglandin Dibangkitkan dari pemecahan pospolipid di membran sel dipercaya dapat meningkatkan sensitivitas terhadap sel. 2. Neuromodulator a. Endorfin (morfin endogen)

Merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh. Diaktivasi oleh daya stress dan nyeri. Terdapat pada otak, spinal, dan traktus gastrointestinal . Berfungsi memberi efek analgesik. b. Bradikinin Dilepaskan dari plasma dan pecah disekitar pembuluh darah pada daerah yang mengalami cedera. Bekerja pada reseptor saraf perifer, menyebabkan peningkatan stimulus nyeri.Bekerja pada sel, menyebabkan reaksi berantai sehingga terjadi pelepasan prostaglandin.

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"