Tugas Ekonomi Dan Globalisasi.docx

  • Uploaded by: Azis Doank
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Ekonomi Dan Globalisasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,354
  • Pages: 17
UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS MATA KULIAH EKONOMI DAN GLOBALISASI SEMESTER GENAP 2018/2019

KRIDO PRAMONO 1806172421

PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN NASIONAL PEMINATAN KAJIAN STRATEJIK INTELIJEN SEKOLAH KAJIAN STRATEJIK DAN GLOBAL JAKARTA 2019

PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF DALAM ARUS GLOBALISASI EKONOMI DI WILAYAH PROVINSI DKI JAKARTA

PENDAHULUAN Perkembangan kehidupan dunia ekonomi dan bisnis saat ini telah mengalami pergeseran paradigma, yaitu dari ekonomi berbasis sumber daya ke paradigma ekonomi berbasis pengetahuan atau kreativitas. Pergeseran tersebut terjadi karena paradigma ekonomi berbasis sumber daya yang selama ini di pandang cukup efektif dalam mengakselerasi pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis di anggap telah gagal mengadaptasi dan mengakomodasi berbagai perubahan lingkungan bisnis. Hal ini terbukti, hanya pada kelompok perusahaan yang peduli terhadap peningkatan kapasitas aset yang memiliki peluang untuk berinovasi dan mampu bertahan menghadapi gejolak perubahan lingkungan bisnisnya, dan disanalah peran ekonomi kreatif akan diuji. Pada hakikatnya, sistem ekonomi globalisasi telah membentuk dunia perekonomian yang berkembang. Munculnya kapitalisme sebenarnya telah menambah perekonomian suatu negara. Banyak negara yang dengan cepat membuka pasar bagi ekspor asing. Perdagangan global makin marak terjadi didalam koorperasi. Globalisasi telah membentuk pola kehidupan ekonomi negara. Sehingga, globalisasi ekonomi dapat dilihat melalui cara pandang dan perspektifnya. Tingkat saling ketergantungan ekonomi yang terjadi sudah pernah terjadi pada masa lalu. Hanya perbedaannya, kini intensitas interaksi antarbangsa dan negara tersebut menjadi meningkat. meningkatnya hal tersebut belum tentu membuat perekonomian terintegrasi secara global. Seiring dengan berjalannya waktu kebutuhan masayarakat pun semakin mengalami peningkatan seperti sifat manusia yang tidak puas, pertambahan penduduk yang semakin meningkat, kemajuan ilmu teknologi dan informasi, perubahan taraf hidup yang semakin meningkat, dan kebudayaan yang semakin maju sehingga kebutuhan yang bervariasi dan beranekaragam membuat perkembangan ekonomi kreatif di arus pembangunan ekonomi modern ini harus membuat inovasi – inovasi sehingga membuat perkembangan ekonomi kreatif semakin meningkat. Namun dalam hal ini perkembangan ekonomi kreatif di indonesia kurang bisa di manfaatkan keterbatasannya ekonomi 1

infomasi dalam penerapan iptek menjadi salah satu kendala di arus pembangunan ekonomi modern ini. Masalah perekonomian dan pasar bebas menjadi tantangan terberat dalam globalisasi. Dalam hal ini, ada kesan globalisasi menyebabkan ketidakadilan ekonomi antara negara maju dengan negara berkembang. Seperti yang kita lihat sekarang, globalisasi justru menyuburkan negara maju dengan kemampuan eksploitasi hasil bumi dari negara berkembang dan kekuatan memberikan pengaruh ekonomi, sosial dan budaya ke negara-negara berkembang. Indonesia menyimpan keunikan budaya dan sumberdaya alam menarik di setiap daerahnya. Di era globalisasi ini, terjadi sebuah kekhawatiran bahwa nilai-nilai budaya lokal dan sumber daya alam dapat tergerus oleh nilai-nilai budaya asing dan tidak adanya perawatan. Akan tetapi, era globalisasi ini justru dapat dijadikan peluang untuk mengembangkan budaya dan sumberdaya daerah melalui sektor ekonomi kreatif. Sejak tahun 2007, konsep "Ekonomi Kreatif", "Industri Kreatif" dan "Kota Kreatif" telah menjadi istilah-istilah yang populer di Indonesia. Mengadopsi konsep yang diperkenalkan oleh pemerintah Inggris, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan kemudian menciptakan cetak biru Ekonomi Kreatif, dengan fokus pada pengembangan industri kreatif dan kota-kota kreatif. Setelah delapan tahun, industri kreatif Indonesia berkembang pesat, dengan banyak komunitas kreatif yang berkembang berdasarkan keterampilan kewirausahaan dan upaya sendiri. Era revolusi industri 4.0 menjadikan ekonomi kreatif menjadi salah satu isu strategis yang layak mendapatkan pengarusutamakan sebagai pilihan strategi memenangkan persaingan global, ditandai dengan terus dilakukannya inovasi dan kreativitas guna n menigkatkan nilai tambah ekonomi melalui kapitalisasi ide kreatif. Ekonomi kreatif dapat dikatan sebagai konsep ekonomi di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Ekonomi kreatif dengan turunan 16 sektornya antara lain fashion, seni, kuliner, design produk, game on line, film, animasi dan lainnya layak menjadi pilihan strategi untuk terus ditumbuhkembangkan.

2

Industri kreatif dipercaya pemerintah sebagai harapan bagi ekonomi Indonesia untuk bangkit, bersaing, dan meraih keunggulan dalam ekonomi global. Pengembangan ekonomi kreatif di beberapa kota di Indonesia yang memiliki ‘iklim kreatif’ termasuk di Provinsi DKI Jakarta.

REVIEW LITERATURE Definisi Ekonomi Kreatif Menurut John Howkins dalam buku Creative Economy How People Make Money from Ideas dijelaskan bahwa ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah gagasan. Hanya dengan modal gagasan seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang sangat layak. Berdasarkan RPJM Ekonomi Kreatif Tahun 2015-2019, ekonomi kreatif merupakan penciptaan nilai tambah yang berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia (orang kreatif) dan berbasis ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi. Konsep ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativias dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Ruang lingkup ekonomi kreatif tedapat dalam Intruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Ekonomi Kreatif dan RPJM Ekonomi Kreatif Tahun 2015-2019. Berdasarkan Intruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Ekonomi Kreatif, subsector ekonomi kreatif ada 15, yaitu : 1. Periklanan (advertising) 2. Arsitektur 3. Pasar Seni dan Barang Antik 4. Kerajinan 5. Design 6. Fashion 7. Video,Film,Fotografi

3

8. Permainan Interaktif 9. Musik 10. Seni Pertunjukan 11. Penerbitan dan Percetakan 12. Layanan Komputer dan 13. Perangkat Lunak 14. Televisi dan Radio

Model Pengembangan Ekonomi Kreatif : The Triple Helix Model Pengembangan industri kreatif adalah layaknya sebuah bangunan yang akan menguatkan ekonomi kota dengan landasan, pilar dan atap sebagai elemen elemen bangunan tersebut. Dengan model pengembangan industri kreatif ini, maka akan membawa industri kreatif dari titik awal (origin point) menuju tercapainya visi dan misi industri kreatif. Pilar utama model pengembangan ekonomi kreatif sebagai berikut: 1. Iptek 2. Sektor Produktif 3. Sumber Daya 4. Keuangan 5. Kelembagaan Adapun aktor utama dalam model pengembangan ekonomi kreatif adalah akademis, bisnis, dan pemerintah. Hubungan yang erat, saling menunjang dan bersimbiosis mutualisme antara ke-3 aktor tersebut dalam kaitannya dengan landasan dan pilar-pilar model industri kreatif akan menghasilkan industri kreatif yang kokoh dan berkesinambungan

4

Isu Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Berdasarkan RPJM Ekonomi Kreatif Tahun 2015-2019, Pemerintah bersama-sama dengan pemangku kepentingan telah mengidentifikasi 7 isu strategis dalam pengembangan ekonomi kreatif. Tujuh isu strategis tersebut adalah: 1. Ketersediaan sumber daya manusia kreatif yang profesional dan kompetitif 2. Ketersediaan bahan baku yang berkualitas, beragam, dan kompetitif 3. Pengembangan industri yang berdaya saing, tumbuh dan beragam 4. Ketersediaan pembiayaan yang sesuai, mudah diakses, dan kompetitif 5. Perluasan pasar bagi karya, usaha, dan orang kreatif 6. Ketersediaan infrastruktur dan teknologi yang sesuai dan kompetitif 7. Kelembagaan dan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan ekonomi kreatif.

Arahan Strategis Pengembangan Ekonomi Kreatif Dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif yang tertata dan berkesinambungan serta sejalan dengan rencana pembangunan nasional jangka panjang, pemerintah telah meluncurkan rencana induk pengembangan ekonomi kreatif 2015–2025 pada tahun 2014 yang merupakan revisi dari rencana induk pengembangan ekonomi kreatif 2009–2025 yang telah diluncurkan pada tahun 2009 lalu. Rencana induk ini merupakan panduan pengembangan ekonomi kreatif hingga tahun 2025 mendatang. Berikut tahapan pengembangan ekonomi kreatif tahun 2005-2015 berdasarkan RPJM Ekonomi Kreatif 2015-2019:

GAMBARAN UMUM EKONOMI KREATIF KOTA JAKARTA Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia tidak memiliki sumber daya alam seperti daerah lain, namun memiliki potensi dalam pengembangan industri kreatif, karena memiliki sumber daya manusia (SDM) yang memadai, dengan mobilitas yang tinggi, suasana kota Jakarta yang torelan dan multibudaya, serta atmosfer kerja yang kondusif oleh wirausaha muda dengan inovasi baru, menjadikan industri kreatif dapat tumbuhberkembang dan memberikan kontribusi berarti bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta. Daya tarik kota Jakarta bagi pendatang muda dari luar daerah DKI Jakarta, keberadaan berbagai perguruan tinggi secara tidak langsung

5

memberikan dukungan pengadaan calon pekerja berpengetahuan dan berketerampilan tinggi, sekaligus potensi bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadikan kota Jakarta sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia. Kemitraan dengan perguruan tinggi untuk menyiapkan SDM yang kreatif dengan fokus pada penyiapan wirausaha muda yang inovatif dan profesional. Menurut Richard Florida dalam bukunya The Creative Class Theory, bahwa keberhasilan suatu kota menjadi kota kreatif ditentukan oleh 3 (tiga) faktor, yaitu talenta, toleransi, dan teknologi (3T). Faktor talenta meliputi aspek pekerja kreatif, aspek budaya meneliti, dan aspek modal, sumber daya manusia (SDM). Kreativitas merupakan jantungnya inovasi, maka pekerja kreatif menentukan kelangsungan industri kreatif. Pekerja dibagi ke dalam dua kategori, yaitu pekerja kreatif (creative class) dan pekerja biasa (working class) yaitu pekerja di bidang pelayanan dan pekerja di bidang pertanian. Semakin tinggi proporsi pekerja "inti superkreatif", semakin tinggi kinerja ekonomi industri kreatif dari kota kreatif. Akan tetapi, Richard mengingatkan, sekalipun pekerja kreatif pengendali pertumbuhan utama, kelas-kelas pekerja lain juga dibutuhkan. Faktor toleransi meliputi aspek sikap, aspek nilai, dan aspek ekspresi diri. Aspek sikap dinilai dari sikap terhadap minoritas, keterbukaan orang-orang asalnya berbeda, kesempatan pekerjaan yang tersedia bagi warga bukan putra daerah. Aspek nilai diukur dari sejauh mana nilai-nilai tradisional asli daerah bisa hidup berdampingan secara harmonis dengan nilai-nilai modern dan sekuler. Aspek ekspresi diri diukur dari sejauh mana suatu kota menghormati hak individu dan kebebasan mengekspresikan dirinya. Aspek tersebut dimiliki Provinsi DKI Jakarta. Industri kreatif cocok bagi wirausaha inovatif muda dari perguruan tinggi mengawali kariernya di dunia usaha, namun berdasarkan data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional lebih dari 80% lulusan S-1 memilih bekerja dan hanya 4% memilih memulai usaha, bahkan cenderung dalam beberapa tahun terakhir lebih memilih menjadi pengawai negeri sipil (PNS). Kenyataan tersebut diperkuat hasil riset Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional salah satu kesimpulannya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin rendah kemandiriannya. Hal tersebut dapat dipahami mengapa lulusan perguruan tinggi kurang tertarik berkarier menjadi wirausaha karena dituntut kemandirian yang tinggi.

6

Di masa mendatang diperlukan pekerjaan yang memiliki keahlian atau keterampilan tertentu. Pekerja kontrak yang fleksibel dan mobile, self-employed, dan freelances, semakin meluas pada usaha mikro, kecil, dan menengah, serta usaha besar membutuhkan spesialisasi operasi/produksi untuk menghasilkan suatu jenis barang/jasa tertentu. Prospek industri kreatif menjanjikan kesempatan kerja, kesejahteraan, dan pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan demikian, pembelajaran life skills seperti pendidikan kewirausahaan inovatif menjadi arah dan strategi dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang industri dalam rangka menunjang terwujudnya tujuan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa setiap daerah perlu berkompetisi secara positif dengan daerah lain dalam meraih perhatian (attention), pengaruh (influence), pasar (market), tujuan bisnis dan investasi. Indonesia mengembangkan industri kreatif dengan pendekatan ekonomi kreatif sebagaimana termuat dalam buku ”Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025: Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015”, antara lain menyatakan bahwa “industri kreatif merupakan bagian tak terpisahkan dari ekonomi kreatif”. Dengan kata lain ekonomi kreatif adalah ekonomi yang ditopang antara lain industri kreatif. Pengembangan ekonomi kreatif tidak hanya menekankan pada pengembangan industri yang termasuk dalam kelompok industri kreatif, melainkan juga pada pengembangan berbagai faktor yang signifikan dalam ekonomi kreatif, yaitu sumber daya manusia, bahan baku, teknologi, tatanan institusi, dan lembaga pembiayaan menjadi komponen pengembangan. Begitu besarnya dampak positif dari industri kreatif terhadap perekonomian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan perhatian khusus dan memajukan industri kreatif di DKI Jakarta. Selain alasan tersebut potensi industri kreatif sangat besar dan membutuhkan sentuhan kreatif dari generasi muda agar dapat tereksploitasi dan terkelola dengan baik. Penduduk DKI Jakarta ± 9,5 juta jiwa (BPS, 2010) memiliki potensi industri kreatif yang sangat besar, karena sebagian besar penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja berpendidikan menengah ke atas. Jika diperhatikan perkembangan industri kreatif saat ini di Provinsi DKI Jakarta menjadi pilar utama dalam mengembangkan ekonomi kreatif daerah, karena memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat Jakarta dan pendapatan daerah. Oleh sebab itu, potensi industri kreatif memiliki peluang besar bagi Provinsi DKI Jakarta untuk dikembangkan baik di pasar domestik 7

maupun internasional merupakan modal bagi eksistensi industri tersebut. Industri kreatif memberikan harapan baru akan muncul suatu usaha atau kegiatan ekonomi yang lebih banyak mengandalkan sentuhan kreatif individu yang akan membawa ke level kehidupan masyarakat Jakarta yang lebih baik. Produktivitas sektor industri kreatif lebih tinggi dari keseluruhan produktivitas tenaga kerja, karena ekonomi kreatif membawa segenap talenta, bakat, dan hasrat individu menciptakan “nilai tambah” melalui hadirnya produk/jasa yang kreatif. Kemajuan ekonomi kreatif dapat didorong antara lain dengan 5 (lima) cara. Pertama, promosi industri kreatif akan mendorong membesarnya pasar bagi pelaku industri kreatif. Konsumen semakin sadar akan kemampuan industri kreatif Jakarta untuk memenuhi kebutuhannya. Potensi pasar ekspor hasil industri kreatif masyarakat Jakarta di pasar internasional terbuka lebar. Mendayagunakan staf diplomatik negara sahabat yang ada di Jakarta atau pimpinan kantor perusahaan Indonesia yang ada di luar negeri sebagai pemasar, salah satu cara

untuk

memperbesar pasar bisnis kreatif Jakarta. Kedua, peningkatan daya saing. Pengembangan teknologi, ide kreatif, kebijakan dan lingkungan bisnis yang kondusif termasuk “perlindungan bagi personel kreatif” serta peningkatan kompetensi pelaku bisnis terus dilakukan untuk meningkatkan daya saing. Ketiga, penambahan pengalaman. Pengalaman merupakan sumber daya yang tidak bisa ditukar dengan pengetahuan yang didapat secara instan. Melalui proses pembelajaran dari hasil kreasi akan memberi modal bagi penambahan pengalaman berkreasi pelaku bisnis kreatif. Keempat, peningkatan nilai tambah. Kemajuan bisnis industri kreatif akan mendorong peningkatan nilai tambah perekonomian dan bisnis pada umumnya. Kelima, pengembangan kreativitas. Pelaku usaha industri kreatif membutuhkan kreativitas dan inovasi, maka dari itu harus dapat mengeksplorasi potensi kreatif yang dimilikinya untuk menghasilkan karya terbaik. Pemerintah Pusat telah mengembangkan 14 (empat belas) jenis industri kreatif yang menjadi prioritas untuk menjadi perhatian, yaitu:

8

1. Periklanan. Industri periklanan didefinisikan sebagai industri jasa yang mengemas bentuk komunikasi tentang suatu produk, jasa, ide, bentuk promosi, informasi: layanan masyarakat, individu maupun organisasi yang diminta pemasang iklan (individu, organisasi swasta/pemerintah) melalui media tertentu (misal: televisi, radio,

cetak,

digital

target

signage,

internet)

bertujuan

untuk

mempengaruhi, membujuk

individu/masyarakat untuk membeli, mendukung atau sepakat atas hal yang ingin dikomunikasikan. Jenis pekerjaan periklanan merupakan jenis pekerjaan yang mem-butuhkan serta menuntut pengetahuan serta kreativitas yang tinggi. Secara umum klasifikasi pekerja subsektor ini dibedakan dalam 2 (dua) kelompok utama, yaitu: pekerja kreatif serta pekerja pendukung (services). Dalam sebuah biro iklan, umumnya akan memiliki departemen sebagai berikut: account services, creative & interactive, media & public relations dan traffic. Pada perusahaan besar, setiap fungsi dapat dilakukan individu berbeda, tetapi di perusahaan kecil tidak menutup karena beberapa fungsi dapat dilakukan oleh individu yang sama. Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu), meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.

2. Film/Video dan Fotografi. Industri kreatif film/video dan forografi merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa fotografi, produksi film (termasuk penulisan skenario, sinematografi, dan lain-lain). 3. Musik. Semua aktivitas yang menyangkut proses produksi album lagu, rekaman suara, komposisi musik termasuk pertunjukan musik. 4. Arsitektur. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara 9

menyeluruh dari level makro (town planning, urban design, landscape architecture) sampai pada level mikro (detail konstruksi, misalnya: arsitektur taman, desain interior). 5. Pasar Seni dan Barang Antik. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya: alat musik, percetakan, kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan. Industri kreatif pasar seni dan barang antik berkaitan dengan pengerjaan maupun perdagangan produk- produk antik termasuk di dalamnya hiasan. 6. Kerajinan. Industri kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umum- nya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal). 7. Desain. Industri kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan. 8. Desain Fashion. Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen. 9. Permainan Interaktif. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi. 10. Seni Pertunjukan. Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film, pertunjukan tarian tradisional, kontemporer, drama, musik tradisional, teater, opera, dan lain-lain.

10

11. Penerbitan dan Percetakan. Kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film. 12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak. Kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya. 13. Televisi dan Radio. Kegiatan kreatif berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan pemancar kembali (station relay) siaran radio dan televisi. 14. Riset dan Pengembangan. Kegiatan kreatif terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar; termasuk dengan humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni; serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen

Ke-14 kelompok industri kreatif tersebut di atas, ada yang membutuhkan bahan baku (resources) yang secara langsung berasal dari atau menggunakan objek sumber daya alam, yakni industri kerajinan (crafts), barang seni (arts), serta riset dan pengembangan apabila diarahkan pengembangan dengan objek sumber daya alam. Industri kreatif memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan di DKI Jakarta, namun masih banyak kendala yang dihadapi oleh industri, antara lain regulasi belum ada aturan yang rinci guna

11

mendorong pelaku industri kreatif menjual hasil karyanya. Minimnya infrastruktur dan kelembagaan seperti hak cipta intelektual berikut perangkat hukum dan penanganan pembajakan.

Gambaran Umum Persoalan Ekonomi Kota Minim fasilitas Perlunya dukungan pelaku industri kreatif di berbagai sektor. Fasilitas dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu baik materil maupun non materil yang dapat mempermudah tindakan untuk menciptakan suatu karya. Selain itu diperlukan pula tempat tempat yang representatif dan memiliki izin yang mudah karena para pelaku hanya memiliki modal yang minim untuk dapat menggunakan tempat. Sehingga pemerintah kota dapat memberikan atau menyewakan tempat tempat dengan harga sewa yang murah dengan memanfaatkan tempat tempat yang tidak terpakai dengan perijinan mudah dan tidak berbelit belit. Misalnya saja dalam sektor desain, inisiatif dari pemerintah masih sangat minim bagi perkembangan desain grafis. Dalam tahun 2014 saja hanya 1 (satu) kali saja pemerintah melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan inisiatif untuk memberikan semacam seminar cara menggali ide kreatif bagi desainer grafis di Kota Jakarta.

Modal perbankan Masalah bantuan modal perbankan adalah sulitnya pelaku industri untuk mengurus bantuan baik ke perbankan. Penyebabnya adalah pelaku industri yang belum memiliki wawasan mengenai permodalan untuk industri kecil. Pemerintah kurang mensosialisasikan mengenai prosedur dan kemudahan mendapatkan modal. Pelaku industri kreatif mengeluh sulitnya mengakses bantuan modal kepada perbankan, sehingga terpaksa mengandalkan dana hasil patungan dengan sesama pelaku usaha. Namun ketika perusahaan clothing tersebut sudah besar, barulah perbankan berbondong-bondong menawarkan kredit kepada pelaku usaha. Selain permodalan, inisiatif pemerintah untuk mempromosikan berbagai industri kreatif di Kota Jakarta terutama yang bergerak di bidang fashion nyaris tidak ada sehingga ide-ide kreatif tidak bisa dinikmati semua kalangan. 12

Perizinan dan keringanan pajak Perizinan dan keringanan pajak belum sepenuhnya dimudahkan oleh pemerintah. Hal ini menyebabkan pelaku industri merasa belum sepenuhnya paham akan manfaat perizinan dan pajak dimasa yang akan datang. Dari minimnya pengetahuan mengenai perizinan dan peringanan pajak membuat pelaku industri hanya berani memasarkan pada pasar domestik, padahal apabila dilihat dari nilai jual produk tersebut dapat bersaing di pasar mancanegara.

Hak paten Pelaku industri yang masih belum mendaftarkan hak paten dan penegasan

mengenai

peraturan pembajakan maupun penduplikatan produk. Misalnya saja penduplikatan pada industri musik dan perangkat lunak yang tersebar di internet, banyak orang yang memilih software maupun produk bajakan dengan harga yang murah. Begitu pula dengan pola komunikasi antara pelaku dan pemerintah, yang tidak dibangun berdasarkan rasa percaya satu sama lain. Regulasi mengenai hak paten dan sebagainya sebetulnya sudah ada akan tetapi kurangnya sosialisasi atas HKI ini menjadi hal yang berjalan terbalik dimana pemerintah selalu berkampanye dengan jangan beli barang bajakan. Dan dalam permasalahan lain yakni tentang penegakan hukum dan inspeksi langsung dari pemerintah kepada pelaku pembajakan karya desain grafis yang terdapat pada pakaian yang jarang dilakukan, mengakibatkan potensi pembajakan terus berkembang. Peran dari Pemerintah Kota Jakarta terkait regulasi industri kreatif di bidang desain khususnya masih belum maksimal.

ANALISA PERSOALAN EKONOMI KOTA Ekonomi kreatif merupakan bagian dari transformasi sosial dan sumber daya di era yang semakin maju. Pada perkembangan masa kini, inovasi menjadi nilai yang sangat penting dalam ekonomi. Prinsip dasar ekonomi yakni memperoleh hasil yang optimal dari modal yang minimal. Kreasi yang bersifat originalitas danlahir dari sumber daya manusia merupakan modal yang dapat dijadikan dalam menjawab tantangan ekonomi masyarakat maju. Hal ini merupakan salah satu

13

pertimbangan yang dapat mendasari perkembangan ekonomi kreatif sebagai solusi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi perkotaan. Berkembangnya ekonomi kreatif di kota Jakarta mendorong perkembangan kota ini untuk mewujudkan pencapaian sebagai kota kreatif. Jakarta dinilai sangat kondusif untuk mengembangkan iklim ekonomi kreatif, hal ini dilihat dari produksi industri kreatif yang cukup marak dikembangkan di kota ini. Menurut Mari elka Pangestu, industri kreatif di kota Jakarta diawali dengan munculnya industri distro dan seni rupa. Aktivitas industri kreatif ini ternyata mengundang para wisatawan untuk berkunjung ke kota Jakarta, Selain itu potensi wisata yang disediakan alam juga memberi dukungan bagi wisatawan Internasional untuk berkunjung. Dengan melihat potensi kota Jakarta dari segi ekonomi kreatif dan pariwisata, maka keduanya dapat diintegrasikan dalam pengembangannya untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Permasalahan-permasalahan ekonomi kreatif di kota Jakarta tentunya berlangsung dengan tetap mengarah pada kebijakan pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi yang beorientasi pada pengembangan sumber daya manusia yang berasal dari inovasi maupun gagasan dari masing-masing individu. Ideide ekonomi kreatif tersebut dikembangkan oleh masyarakat sebagai pelaku ekonomi kreatif. Umumnya masyarakat di kota Jakarta memiliki kemampuan dan keahlian untuk muncul sebagai pelaku industri kreatif, tetapi sebagian besar juga masih belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang perizinan. Sehingga banyak industri kreatif yang beum mengembangkan usahanya secara optimal karena belum difasilitasi dengan baik. 1.

Industri (Industry). Merupakan bagian kegiatan masyarakat yang terkait dengan

produksi, distribusi, pertukaran serta konsumsi produk atau jasa dari sebuah negara atau area tertentu. Kegiatan industri kreatif masyarakat kota Jakarta umumnya terdiri dari subsektor industri fashion, industri desain, industri informasi dan teknologi, industri kuliner, pasar barang seni dan kerajinan, dan seni pertunjukan atau showbiz. Kelima subsektor tersebut selama ini menjadi tiang penyangga pertumbuhan ekonomi kreatif di kota Jakarta. 2.

Teknologi (Technology). Teknologi adalah salah satu enabler dalam mewujudkan

kreatifitas individu dalam karya nyata. Penggunaan teknologi utamanya dibutuhkan dalam proses produksi menjadi bahan jadi. 14

3. Sumber Daya (Resources) Resources menjelaskan terkait input yang dibutuhkan dalam proses penciptaan nilai tambah, selain ide atau kreativitas yang dimiliki oleh sumber daya manusia. Sumber daya tersebut dapat juga dijelaskan sebagai sumber daya alam maupun sumber daya budaya. Kota Jakarta sangat dikenal dengan kebudayaan Sunda, kekayaan kultural tersebut juga dapat dikelola untuk menciptakan nilai tambah bagi produk ekonomi kreatif. Kota Jakarta yang juga memiliki potensi wisata alam yang bernilai tinggi. Sehingga kekayaan sumber daya yang terdapat pada kota ini dapat dintegrasikan untuk mencapai tujuan peningkatan ekonomi kota. 4.

Kelembagaan (Institution). Kelembagaan merupakan tatanan sosial seperti

kebiasaan, norma adat, aturan, serta hukum yang berlaku. Adanya kelembagaan ini berperan dalam mengoordinasikan maupun menginisiasi kebijakan untuk pengembangan dan keberlanjutan ekonomi kota. Kota Jakarta memiliki wadah kelembagaan yang mempertemukan beragam individu, komunitas, dan berkolaborasi dalam merancang kegiatan bersama yakni Jakarta Creative City Forum (BCCF).Institusi kreatif BCCF berupaya untuk mewadahi potensi kreativitas masyarakat sebagai pelaku ekonomi dengan program-program yang dikembangkannya yang merupakan bagian dari strategi jangka panjang pengembangan ekonomi kreatif yang berkelanjutan di kota Jakarta. Dalam jurnal “Pengembangan Jakarta Kota Kreatif Melalui Kekuatan KolaboratifKomunitas”, dijelaskan bahwa BCCF sebagai organisasi lintas sektor kreatif, menjadi kekuatan kolaboratif karena terjadi perpaduan pemikiran, komitmen, kemitraan yang tidak berhirarkis, serta terjadi berbagi sumber daya. Proseskomunikasi ide yang dihasilkan BCCF dilakukan melalui difusi horisontal dan vertikal. Dalam difusi horisontal BCCF tidak hanya menguntungkan secara individual dan kelompok, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi pengembangan Jakarta sebagai Kota Kreatif. 5

. Keuangan (Financial Intermediary). Pilar ini merujuk pada sistem pembiayaan

ekonomi kreatif serta lembaga yang berperan menyalurkan pendanaan kepada pelaku industri. Hal ini juga sekaligus menjadi permasalahan dalam kondisi ekonomi kreatif di Indonesia. Pelaku industri kreatif yakni masyarakat masih mengeluhkan terkait bantuan

15

pembiayaan. Sehingga pembiayaan seringkali masih menjadi hambatan bagi pelaku ekonomi kreatif.

Konsep Penanganan Persoalan Ekonomi Kota Dalam mengatasi persoalan ekonomi kreatif di Kota Jakarta terdapat sebuah konsep penanganan yaitu integrasi komunitas untuk menciptakan iklim kreatif yang berkembang mengikuti arus globalisasi dengan berdasar pada budaya dan kearifan local. Terdapat 4 hal penting dalam konsep penanganan tersebut, yaitu: 1. Integrasi KomunitasPeran aktif triple helix ekonomi kreatif dan peningkatan kualitas SDM pelaku ekonomi kreatif 2. Iklim Kreatif Menjadikan ekonomi kreatif sebagai suatu kewajiban dalam inovasi produksi 3. Mengikuti Arus Globalisasi. Menyesuaikan perkembangan mode atau trend dan teknologi yang berkembang di dunia dan menciptakan produk unggulan di dunia 4. Budaya dan Kearifan Lokal. Produk yang dihasilkan mampu memperkenalkan budaya Indonesia ke internasional dengan tetap memperhatikan keberlanjutannya melalui kearifan local Kesimpulan. Konsep ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativias dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya manusia (SDM) sebagai faktor prodksi utama dalam kegiatan ekonominya. Dalam perkembangan ekonomi kreatif di Kota Jakarta terdapat berbagai macam persoalan, diantaranya seperti minimnya fasilitas, sulitnya mengurus bantuan modal ke pihak bank, perizinan dan keringanan pajak belum sepenuhnya dimudahkan oleh pemerintah, dan masih banyaknya pelaku industry kreatif yang belum mematenkan produknya, sehingga marak terjadi kasus pembajakan atau penduplikatan. Upaya untuk mengatasi persoalan ekonomi kreatif di Kota Jakarta terdapat sebuah konsep penanganan yaitu integrasi komunitas untuk menciptakan iklim kreatif yang berkembang mengikuti arus globalisasi dengan berdasar pada budaya dan kearifan local.

16

Related Documents


More Documents from "azay"