Tugas Disaster.docx

  • Uploaded by: zein permata
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Disaster.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,108
  • Pages: 15
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Triase adalah penilaian, pemilihan dan pengelompokan penderita yang mendapat penanganan medis dan evakusasi pada kondisi kejadian masal atau kejadian bencana. Penanganan medis yang diberikan berdasarkan prioritas sesuai dengan keadaan penderita. Tujuan Triage adalah untuk memudahkan penolong untuk memberikan petolongan dalam kondisi korban masalah atau bencan dan diharapkan banyak penderita yang memiliki kesempatan untuk bertahan hidup. Bencana merupakan peristiwa yang terjadi secara mendadak atau tidak terncana atau secara perlahan tetapi berlanjut, baik yang disebabkan alam maupun manusia, yang dapat menimbulkan dampak kehidupan normal atau kerusakan ekosistem, sehingga diperlukan tindakan darurat dan luar biasa untuk menolong, menyelamatkan manusia beserta lingkunganya. Saat ini kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam kehidupan seharihari, karena untuk mengembangkan kemampuan berpikir lainnya, seperti kemampuan untuk membuat keputusan dan menyelesaian masalah. Banyak sekali fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang perlu dikritisi.Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak lama. Penelitian dan berbagai

pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini. Penilaian awal korban cedera kritis akibat cedera multipel merupakan tugas yang menantang, dan tiap menit bisa berarti hidup atau mati. Sistem Pelayanan Tanggap Darurat ditujukan untuk mencegah kematian dini (early) karena trauma yang bisa terjadi dalam beberapa menit hingga beberapa jam sejak cedera (kematian segera karena trauma, immediate, terjadi saat trauma. Perawatan kritis, intensif, ditujukan untuk menghambat kematian kemudian, late, karena trauma yang terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah trauma). B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada makalah ini yaitu : 1.

Apa yang dimaksud dengan Triase ?

2.

Bagaimana konsep dan model-model triase bencana ?

3.

Apa yang dimaksud dengan dokumentasi laporan hasil bencana ?

C.

Tujuan Tujuan pada makalah ini yaitu : 1.

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Triase.

2.

Untuk mengetahui bagaimana konsep dan model-model triase bencana.

3.

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan dokumentasi dan laporan hasil bencana

BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Model Triage Bencana dan Dokumentasi pelaporan hasil Penilaian Bencana 1. Konsep Triage Bencana Triage adalah suatu cara untuk menseleksi atau memilah korban berdasarkan tingkat kegawatan. Menseleksi dan memilah korban tersebut bertujuan untuk mempercepat dalam memberikan pertolongan terutama pada para korban yang dalam kondisi kritis atau emergensi sehingga nyawa korban dapat diselamatkan. Untuk bisa melakukan triage dengan benar maka perlu Anda memahami tentang prinsip-prinsip triage. Triage juga sebagai pintu gerbang perawatan pasien, memegang peranan penting dalam pengaturan darurat melalui pengelompokan dan memprioritaskan paien secara efisien sesuai dengan tampilan medis pasien. Triage adalah perawatan terhadap pasien yang di dasarkan pada prioritas pasien ( atau korban selama bencana) bersumber pada penyakit/ tingkat cedera, tingkat keparahan, prognosis dan ketersediaan sumber daya. Dengan triage dapat ditentukan kebutuhan terbesar pasien/korban untuk segera menerima perawatan secepat mungkin. Tujuan dari triage adalah untuk mengidentifikasi pasien yang membutuhkan tindakan resusitasi segera, menetapkan pasien ke area perawatan untuk memprioritaskan dalam perawatan dan untuk memulai tindakan diagnostik atau terapi. a)

Mengidentifikasi kondisi yang mengancam nyawa

1) Prioritas I (merah) Menganjam jiwa tau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka bakar) tingkat II dan III >25%. 2) Prioritas II (kuning) Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan da pemindahan bersifat jangan terlambat. Contoh patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III <25%. 3) Prioritas III (hijau) Perlu penanganan seperti pelayanan biasa tidak perlu segera penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka-luka ringan. 4) Prioritas 0 (hitam) Kemungkinan hidup sangat kecil luka sangat parah, hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala kritis. b) Mempioritaskan pasien menurut keakutannya 1) Kelas I Pemeriksaan fisik rutin (misalnya memar minor); dapat menunggu lama tanpa bahaya.

2) Kelas II Nonutgen/ tidak mendesak (misalnya ruam, gejala flu) dapat menunggu lama tanpa bahaya 3) Kelas III Semiurgen/ semi mendesak (misalnya otitismedia); dapat menunggu sampai 2 jam sebelum pengobatan. 4) Kelas IV Urgen/ mendesak (misalnya fraktur panggul, raserisasi berat,asma); dapat menunggu selama 1 jam. 5) Kelas V Gawat darurat (misalnya henti jantung, syok); tidak boleh ada keterlambatan pengibatan; situasi yang mengancam hidup. c) Waktu pengkategorian 1) Prioritas I (merah) waktu tunggu 0 menit 2) Prioritas II ( kuning) waktu tunggu <30 menit 3) Prioritas III (hijau) waktu tunggu >30 menit 4) Prioritas IV (hitam) waktu tunggu tidak ada d) Memberi prioritas lebih tinggi untuk triage a) Gawat adalah suatu kedaan yang mengancam nyawa dan kecacatan yang memerlukan penanganan dengan cepat b) Darurat adalah suatu keadaan yang tidak mengancam jiwa tapi memerlukan penanganan cepat dan tepat seperti kegawatan

c) Gawat Darurat adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa yang disebabkan

oleh

gangguan

ABC

(airway/jalan

nafas.

Breathing/

pernafasan, circulation/sirkulasi). Jika tidak ditolong segera maka dapat meninggal e) Berdasarkan prioritas perawatan dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi : a. Gawat darurat (P1) Keadaan yang mengancam nyawa atau adannya gangguan ABC dan perlu tindakan segera, misalnya cardiac arrest, penurunan kesadaran, trauma mayor dan pendarahan hebat, b. Gawat Tidak Darurat (P2) Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, setelah dilakukan resustasi maka tindakan lanjutan oleh dokter spesialis, misalnya : pasien kanker tahap lanjut, fraktur sickle call dan lainnya c. Darurat Tidak Gawat (P3) Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan darurat, pasien sadar, tidak ada gangguan ABC dan dapat langsung diberikan terapi devinitif. Untuk tindak lanjut dapat kepoliklinik, misalnya laserasi fraktur minor / tertutup, sistitis, otitis media, dan nlainnya d. Keadaan tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukan tindakan gawat. Gejala dan tanda klinis ringan/ asimpotomatis misalnya penyakit kulit, batuk, flu, dan sebagainnya.

Jika ragu pilih prioritas yang lebih tinggi untuk menghindari penurunn triage pililah prioritas yang lebih cepat ditanggani. Contoh prioritas kuning yakini jika ragu memberikan pelabeling menentukan prioritas yang 2. Model triage bencana 1) Single triage Digunakan untuk keadaan dimana pasien dating satu persatu seperti misalnya diinstalsi atau unit gawat darurat sehari-hari. Atau pada MCI (mass casualty incident)/ bencana dimana fase akut dan telah terlewati (setelah 5-10 hari). Jika beban jumlah pasien terlalu banyak, atau permasalahan yang ada terlalu kompleks, sistem ini akan kacau. 2) Simple triage Pada keadaan masal (MCI) awal-awal, dimana sarana tranfortasi belum ada, atau ada tapi terbatas, dan terutama sekli, belum ada tim medis atau paramedic yang kompeten. Pemilahan dam pemilihan pasien terutama ditunjukan untuk prioritas transfortasi pasien dan kemudian tingkat keparahan penyakitnya. Biasanya, digunakan triage/ kartu triage 3) S.T.A.R.T (Simple triage and Rapid treatment) Penambahan kata Rapid treatment berarti ada tim atau orang-orang yang cukup kompeten melakukan perawatan dan penanganan korban/ pasien. Jika keadaanya masih terlampui kemampuan penolong maka start dapat pula berarti simpe triage and Rapid transfortation. 3. Dokumentasi pelaporan hasil penilaian bencana

Dokumen adalah suatu catatan yang dapat di buktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting. Dokumentasi asuhan dalam pelayanan keperawatan adalah bagian dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat setelah memberi asuhan kepada pasien. Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan keperawatan serta respons pasien terhadap asuhan yang diterimanya. Dengan demikian dokumentasi keperawatan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis pasien yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan dilaksanakan.Disamping itu catatan juga dapat sebagai wahana komunikasi dan koordinasi antar profesi (Interdisipliner) yang dapat dipergunakan untuk mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggungjawabkan. Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan yang dilaksanakan sesuai standar. Dengan demikian pemahaman dan ketrampilan dalam menerapkan standar dengan baik merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap tenagakeperawatan agar mampu membuat dokumentasi keperawatan secara baik dan benar. Dokumentasi yang berasal dari kebijakan yang mencerminkan standar nasional berperan sebagai alat manajemen resiko bagi perawat UGD. Hal tersebut memungkinkan peninjau yangobjektif menyimpulkan

bahwa

perawat

sudah

melakukan

pemantauan

dengan

tepat

danmengkomunikasikan perkembangan pasien kepada tim kesehatan. Pencatatan, baik dengancomputer, catatan naratif, atau lembar alur harus menunjukkan bahwa perawat gawat darurattelah melakukan pengkajian dan komunikasi, perencanaan dan kolaborasi, implementasi danevaluasi perawatan yang diberikan, dan melaporkan data penting pada dokter selama situasiserius. Lebih jauh lagi, catatan tersebut harus menunjukkan bahwa perawat gawat darurat bertindak sebagai advokat pasien ketika terjadi penyimpangan standar perawatan yangmengancam keselamatan pasien. (Anonimous,2002). Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentasi : 1) Waktu dan datangnya alat transportasi 2) Keluhan utama (misal. “Apa yang membuat anda datang kemari?”) 3) Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan 4) Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat 5) Penempatan di area pengobatan yang tepat (msl. kardiak versus trauma, perawatan minor versus perawatan kritis) 6) Permulaan intervensi (misal. balutan steril, es, pemakaian bidai, prosedur diagnostik seperti pemeriksaan sinar X, elektrokardiogram (EKG), atau Gas Darah Arteri (GDA))(ENA, 2005). a) Komponen Dokumentasi triage 1) Tanggal dan waktu tiba

2) Umur pasien 3) Waktu pengkajian 4) Riwayat alergi 5) Riwayat pengobatan 6) Tingkat kegawatan pasien 7) Tanda - tanda vital 8) Pertolongan pertama yang diberikan 9) Pengkajian ulang 10) Pengkajian nyeri 11) Keluhan utama 12) Riwayat keluhan saat ini 13) Data subjektif dan data objektif 14) Periode menstruasi terakhir 15) Imunisasi tetanus terakhir 16) Pemeriksaan diagnostik 17) Administrasi pengobatan 18) Tanda tangan registered nurse Rencana perawatan lebih sering tercermin dalam instruksi dokter serta dokumentasi pengkajian dan intervensi keperawatan daripada dalam tulisan rencana perawatan formal (dalam bentuk tulisan tersendiri). Oleh karena itu, dokumentasi

oleh

perawat

pada

saat

instruksi

tersebutditulis

dan

diimplementasikan secara berurutan, serta pada saat terjadi perubahan status pasienatau informasi klinis yang dikomunikasikan kepada dokter secara bersamaan akan membentuk “landasan” perawatan yang mencerminkan ketaatan pada standar perawatan sebagai pedoman. Dalam implementasi perawat gawat darurat harus mampu melakukan danmendokumentasikan tindakan medis dan keperawatan, termasuk waktu, sesuai dengan standar yang disetujui.Perawat harus mengevaluasi secara kontinu perawatan pasien berdasarkan hasilyang dapat diobservasi untuk menentukan perkembangan pasien ke arah hasil dan tujuan danharus mendokumentasikan respon

pasien

terhadap

intervensi

pengobatan

dan

perkembangannya.StandarJointCommision (1996) menyatakan bahwa rekam medis menerima pasien yang sifatnya gawat darurat, mendesak, dan segera harus mencantumkan kesimpulan padasaat terminasi pengobatan, termasuk disposisi akhir, kondisi pada saat pemulangan, dan instruksi perawatan tindak lanjut Proses dokumentasi triage menggunakan sistem SOAPIE, sebagai berikut : 1) S : data subjektif 2) O : data objektif 3) A : analisa data yang mendasari penentuan diagnosa keperawatan 4) P : rencana keperawatan 5) I : implementasi, termasuk di dalamnya tes diagnostic

6) E : evaluasi / pengkajian kembali keadaan / respon pasien terhadap pengobatan dan perawatan yang diberikan(ENA, 2005) Untuk mendukung kepatuhan terhadap standar yang memerlukan stabilisasi, dokumentasi mencakup hal - hal sebagai berikut:Salinan catatan pengobatan dari rumah sakit pengirim Tindakan yang dilakukan atau pengobatan yang diimplementasikan di fasilitas pengirim Deskripsi respon pasien terhadap pengobatan Hasil tindakan yang dilakukan untuk mencegah perburukan lebih jauh pada kondisi pasien.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi. Tindakan ini merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan musibah massal. Proses triase inisial harus dilakukan oleh petugas pertama yang tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus dinilai ulang terus menerus karena status triase pasien dapat berubah. Saat ini tidak ada standard nasional baku untuk triase. Metode triase yang dianjurkan bisa secara METTAG (Triage tagging system) atau sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation). Prioritas tindakan dalam triase yaitu terdiri dari Prioritas Nol (Hitam), Prioritas Pertama (Merah), Prioritas Kedua (Kuning), dan Prioritas Ketiga (Hijau). Konsep Triase antara lain : a) Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa b)

Tujuan kedua adalah untuk memprioritaskan pasien menurut ke akutannya

c) Pengkatagorian mungkin ditentukan sewaktu-waktu d) Jika ragu, pilih prioritas yang lebih tinggi untuk menghindari penurunan triage

Keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir pada level yang kompleks dan menggunakan proses analisis dan evaluasi. Berpikir kritis mengandung aktivitas mental dalam hal memecahkan masalah, menganalisis asumsi, memberi rasional, mengevaluasi, melakukan penyelidikan, dan mengambil keputusan.Berpikir sistematis artinya memikirkan segala sesuatu berdasarkan kerangka metode tertentu, ada urutan dan proses pengambilan keputusan. Di sini diperlukan ketaatan dan kedisiplinan terhadap proses dan metoda yang hendak dipakai. Metoda berpikir yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda, namun semuanya dapat dipertanggungjawabkan karena sesuai dengan proses yang diakui luas. B. Saran Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan sumber yang kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum, oleh karena itu kami harapkan agar pembaca bisa mecari sumber yang lain guna membandingkan dengan pembahasan yang kami buat, guna mengoreksi bila terjadi kelasahan dalam pembuatan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA Wijaya, S. 2010. Konsep Dasar keperawatan gawat Darurat. Denpasar: PSIK FK Unud Efrandi. 2008. Sejarah, konsep dan Kategori Triase Iyer, P. 2004. Dokumentasi Keperawatan: Suatu Pendekatan Keperawatan. Jakarta: EGC Hamarno, Rudi. 2016. Kegawat Daruratan dan manajemen Bencana. Jakarta: EGC

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"

Tugas Disaster.docx
April 2020 7
Bab I Zeze.docx
April 2020 9
Bab Ii Zein.docx
April 2020 9
Daftar Is1.docx
April 2020 7
Tugas Tanah Longsor.docx
April 2020 15