Tugas Bing

  • Uploaded by: Hadiawan Gaming
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Bing as PDF for free.

More details

  • Words: 1,616
  • Pages: 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Makanan Pendamping ASI Menurut Depkes RI (2006), makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 624 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Tujuan memberikan makanan pendamping ASI adalah melengkapi zat gizi yang kurang terdapat dalam ASI atau susu formula, mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa, mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan, serta melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kalor energi yang tinggi (Depkes RI, 2006),. Selain itu, WHO (2003) menegaskan bahwa MP-ASI harus diberikan setelah anak berusia 6 bulan karena pada masa tersebut produksi ASI semakin menurun sehingga suplai zat gizi dan ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi anak yang semakin meningkat. Makanan pendamping ASI untuk bayi sebaiknya memenuhi persyaratan, seperti memenuhi kecukupan gizi, susunan hidangan memenuhi pola menu seimbang dan memperhatikan selera terhadap makanan, bentuk dan porsi disesuaikan dengan daya terima, toleransi, dan keadaan faal anak, serta memperhatikan sanitasi/higiene (Pudijadi, 2005). Tidak jarang bahkan mungkin masih banyak kita temui orangtua dan keluarga yang memberikan makanan padat kepada bayi lebih dini, yaitu kurang dari 6 bulan. Bahkan sejak lahir, yang paling sering diberikan adalah buah pisang. Apalagi jika kondisi bayi terlihat kecil dan kurus, sudah tentu makanan akan segera diberikan. Hal tersebut tentu tidak perlu terjadi jika orang tua dan keluarga mengetahui bahwa tubuh bayi belum siap menerima makanan dalam bentuk padat sebelum berusia 6 bulan (Riksani,2012).

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini Banyak kepercayaan dan sikap yang tidak mendasar terhadap makna pemberian ASI yang membuat para ibu tidak melakukan pemberian ASI secara

ekslusif kepada bayi mereka dalam periode 6 bulan pertama. Alasan umum mengapa mereka memberikan makanan pendamping ASI secara dini

Adapun faktor yang mempengaruhi tingginya pemberian MP ASI dini diantaranya (Candra, 2014) : a. Faktor sosial budaya Budaya pada masyarakat yang menyimpang atau salah tentang pemberian makanan tambahan, seperti : 1. Bayi sudah diberi nasi yang dicampur dengan pisang sebelum bayi berumur 6 bulan. 2. Pemberian makanan pendamping ASI sebelum berusia 6 bulan agar bayi cepat gemuk, sehat dan montok. 3. Pemberian makanan pada bayi sebelum bayi 6 bulan karena merasa ASI tidak cukup gizinya. 4. Kebiasaan membuang colostrum karena menganggap kotor dan menggantinya dengan madu atau air kelapa muda. 5. Adanya anggapan bahwa memberikan susu formula pada bayi sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yang lebih tinggi, terdidik dan mengikuti perkembangan zaman. 6. Dukungan yang kurang dari pelayanan kesehatan. Dirancangnya rumah sakit sayang bayi akan meningkatkan inisiasi dini ASI terhadap bayi. Sebaliknya tidak adanya fasilitas rumah sakit dengan rawat gabung dan disediakannya dapur susu formula akan meningkatkan pratek pemberian makanan pendamping ASI predominan kepada bayi yang lahir di rumah sakit.

b. Faktor tingkat pengetahuan 1. Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui, menyebabkan ibu-ibu mudah beralih ke susu formula atau susu botol. Umumnya banyak ibu yang beranggapan kalau anaknya kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan. Pengetahuan ibu yang rendah juga menyebabkan ibu tersebut mudah terpengaruh oleh pendapat orang

lain misalnya tetangga, nenek, ibu mertua dan lainnya yang beranggapan bahwa ASI saja tidak cukup gizinya bagi bayi. 2. Pemahaman yang keliru bahwa bayi memerlukan cairan tambahan. Pemberian cairan seperti air teh dan air putih dapat meningkatkankan risiko diare pada bayi. Bayi akan mendapat ASI yang lebih rendah dan frekuensi menyusui yang lebih singkat karena adanya tembahan cairan lain.

c. Faktor individu 1. Ibu merasa air susunya tidak keluar lancar lalu menyebabkan bayinya kesulitan menghisap dan bayinya terus menangis. Sehingga ibu tersebut tidak percaya diri untuk bisa menyusui dengan baik dan lebih memilih diberikannya susu formula atau makanan tambahan lainnya. 2. Teknik pemberian ASI yang salah. Jika bayi tidak digendong dan dipeluk dengan posisi tepat, kemungkinan ibu akan mengalami nyeri, lecet pada puting susu, pembengkakan payudara dan mastitis karena bayi tidak mampu meminum ASI secara ekslusif. Hal ini akan berakibat ibu akan menghentikan pemberian ASI. 3. Rasa takut bahwa ASI yang mereka hasilkan tidak cukup dan atau kualitasnya buruk. Hal ini dikaitkan dengan pemberian ASI pertama (kolostrum) yang terlihat encer dan menyerupai air. Ibu harus memahami bahwa perubahan pada komposisi ASI akan terjadi ketika bayinya mulai menghisap puting ibu. 4. Ibu secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui merupakan beban bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk bentuk tubuh, misalnya payudara menjadi kendor dan kecantikannya akan hilang. 5. Para ibu sering keluar rumah, karena bekerja maupun tugas-tugas sosial, maka susu formula adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bayi saat ditinggalkan di rumah.

d. Faktor promosi 1. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan teknologi pembuatan makanan bayi seperti, susu buatan bayi atau susu botol mendorong ibu untuk mengganti ASI. 2. Iklan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan tambahan tersebut lebih baik daripada ASI. 3. Pemasaran formula pengganti ASI. Hal ini telah menimbulkan anggapan bahwa formula PASI lebih unggul daripada ASI sehingga ibu akan lebih tertarik dengan iklan PASI dan memberikan makanan pendamping ASI secara dini.

2.3 Pemberian ASI dan MP-ASI Untuk tumbuh kembang optimal, anak membutuhkan asupan gizi yang cukup. Bagi bayi usia 0-6 bulan, pemberian ASI saja sudah cukup, namun bagi bayi diatas 6 bulan diperlukan makanan selain ASI yaitu berupa makanan pendamping ASI (MP-ASI) (Depkes, 2011). Tabel 1. Pola Pemberian ASI dan MP-ASI (Depkes, 2011).

Umur (Bulan)

0-6 6-9 9-12 12-24

ASI

Makanan

Makanan

Makanan

Lumat

Lembik

Keluarga

Frekuensi dan Jumlah Pemberian MP-ASI (Depkes, 2011).

Cara mempersiapkan makanan untuk bayi Cara mempersiapkan makanan untuk bayi berumur 6 bulan ke atas (Depkes, 2011) : a. Pisang/pepaya Pilih buah yang masak, dicuci, dikupas, dikerik halus dengan sendok teh.

b. Tomat Pilih tomat yang masak, dicuci, direndam dalam air mendidih, dibuang kulitnya, disaring, diencerkan dengan air matang yang sama banyaknya dan diberi sedikit gula.

c. Jeruk Pilih jeruk yang manis lalu cuci, belah menjadi 2 potong kemudian diperas dan disaring. Bila perlu tambahkan sedikit gula pasir.

d. Biskuit Rendam biskuit dengan sedikit air matang.

Gambar 1. Biskuit MP-ASI

e. Bubur susu Campurkan tepung beras 1-2 sdm dan gula pasir 1-2 sdm menjadi satu , tambahkan susu/santan 5 sdm yang sudah dicairkan dengan air 200 cc sedikit – sedikit aduk sampai rata , kemudian masak di atas api kecil sambil diaduk-aduk sampai matang.

f. Nasi Tim Campur Buat bubur dari beras dan lauk hewani/nabati. Tambahkan sayur cincang, garam, dan sedikit santan. Masak sampai matang.

Tabel 2.2 Contoh Menu MP-ASI Berdasarkan Umur (Depkes, 2011)

Contoh Menu Sehari-hari Umur 0 – 6 bulan

Umur 8 – 9 bulan

ASI Sekehendak

Jam 06.00 : ASI 09.00 : Buah / Sari buah 12.00 : Bubur Susu 15.00 : Biskuit 18.00 : Tim Saring 21.00 : ASI dst

Umur 6 – 7 bulan

Umur 9 – 10 bulan

Jam 06.00 : ASI (sekehendak)

Jam 06.00 : ASI

09.00 : Buah / Sari buah

08.00 : Bubur Susu

12.00 : ASI

10.00 : Buah / Sari buah

15.00 : Buah / Sari buah

13.00 : Tim Saring

18.00 : ASI

15.00 : Biskuit

21.00 : ASI dst

18.00 : Tim Saring 21.00 : ASI dst

Umur 7 – 8 bulan

Umur 11 – 12 bulan

Jam 06.00 : ASI (sekehendak)

Jam 06.00 : ASI

09.00 : Buah / Sari buah

08.00 : Nasi Tim

12.00 : Bubur Susu

10.00 : Buah / Sari buah

15.00 : Buah / Sari buah

13.00 : Nasi Tim

18.00 : ASI

15.00 : Biskuit

21.00 : ASI dst

18.00 : Nasi Tim 21.00 : ASI dst

2.4 Dampak Pemberian MP-ASI Dini Jaman dulu beranggapan bahwa boleh memberi makanan cepat pada bayi diluar ASI, namun sekarang dianggap merugikan karena usus bayi pada pencernaan bayi masih belum sempurna jadi memerlukan tahapan waktu sampai pencernaan lebih kuat. Sedangkan komposisi ASI cukup sampai usia 6 bulan. kerugian yang lain selain pencernaan bayi belum kuat jika diberikan makanan pendamping ASI secara dini, maka bayi tidak berusaha kuat untuk menghisap ASI, sehingga ASI tidak maksimal dikomsumsi bayi (Sudaryanto, 2014).

Akibat jika diberikan MP-ASI sebelum waktunya : a. Bayi kekurangan zat gizi tertentu Memberikan makanan sebelum usia 6 bulan membuat bayi cepat kenyang sehingga asupan nutrisi ASI menjadi berkurang. Pemberian makanan pendamping ASI dini juga menyebabkan bayi potensial menderita kekurangan gizi besi.

b. Mengurangi produksi ASI Memberikan makanan sebelum 6 bulan berarti menurunkan frekuensi isapan bayi pada payudara, juga berarti terjadi penurunan rangsangan yang dapat mengurangi produksi ASI.

c. Mengganggu organ pencernaan Sebelum usia 6 bulan, oragan-organ pencernaan bayi belum sempurna dan enzim pencernaan belum siap mencerna makanan selain ASI.

d. Berisiko meimbulkan hipertensi Efek kumulatif terhadap pemberian makanan bayi yang terlalu dini adalah terjadi kelebihan natrium (hipernatremia). Hal ini memicu terjadinya hipertensi (tekanan darah tinggi) di kemudian hari.

e. Berisiko menimbulkan obesitas dan kolestrol tinggi Pemberian makanan sebelum waktunya menyebabkan bayi kelebihan zat gizi. Hal ini menimbulkan resiko obesitas dan kolesterol tinggi di usia dewasa nanti. Pola makan salah yang ditanamkan pada anak sejak awal bisa berkembang terus sampai dewasa.

f. Menimbulkan reaksi terhadap protein asing Memberikan makanan pendamping ASI sebelum waktunya memicu timbulnya reaksi/alergi makanan karena sel-sel di sekitar usus pada bayi berusia di bawah 6 bulan belum sempurna untuk menghadapi unsur-unsur atau zat makanan yang dikonsumsi. Akibatnya, makanan tersebut dapat menimbulkan reaksi imun, sehingga dapat terjadi alergi.

DAPTAR PUSTAKA

Depkes RI., 2006. Pedoman Umum Pemberian MP-ASI Lokal. Depkes RI., 2011. Makanan Sehat Untuk Bayi. Candra, D. (2014). Hubungan Sosial Budaya dan Pengetahuan Dalam Pemberian MP-ASI Dini Pada Ibu Yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan. Ejournal/indek. php/stikes/donload/.../18522 Pudjiadi, S., 2005. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, Jakakarta : FK UI.

Kemenkes RI. 2012. Buku Saku Pegangan Kader POSYANDU. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan tahun 2012. Depkes. go. Id diakses pada tanggal 19 Agustus 2017 . Riksani, R. (2012). Keajaiban Air Susu Ibu (ASI). Dunia Sehat : Jakarta Sudaryanto, G. (2014). MPASI Super Lengkap. Niaga Swadaya : Jakarta

Related Documents

Tugas Bing
October 2019 45
Tugas Bing
May 2020 26
Bing Ridwan.docx
May 2020 29
Bing Shab.docx
June 2020 33
Kuis Bing
August 2019 43

More Documents from "Dini Aulia Zahro"