PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan adalah suatu struktur yang memungkinkan rute transportasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan befungsi untuk menghubungkan dua bagiab jalan yang terputus oleh adanya rintanganrintangan seperti lebah yang dalam, alur sungai, saluran irigasi, dan pembuang. Di Indonesia banyak sekali bangunan prasarana jembatan, meliputi jembatan gantung (suspension bridge), jembatan kabel (cable stayed bridge), jembatan gelagar (girder bridge), dan lain-lain. Jenis, model dan bahan jembatan dibuat bervariasi sesuai dengan bentang dan fungsinya. Secara panjang jembatan dikelompokan dalam 2 bagian yaitu jembatan bentang pendek dan jembatan bentang panjang. Jembatan bentang pendek dibuat dari bambu, kayu, beton bertulang atau baja, sedangkan jembatan bentang panjang menggukan sruktur baja, beton prategang, baja atau komposit, dan kabel. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adlah ketahanan jembatan tersebut menerima beban-beban, baik beban struktur itu sendiri maupun beban yang melintas di atasnya. Melihat pentingnya fungsi jembatan bagi setiap orang dan menigkatnya mobilitas penduduk maka kebutuhan jembatan pun semakin meningkat khususnya jembatan yang memiliki bentang panjang. Lokasi jembatan yang terletak di wilayah yang sulit untuk di akses seperti jurang, sungai yang dalam dan melintasi prasarana publik yang tidak boleh terganggu diperlukan kontruksi yang tepat.
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 1
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penulisan tugas ini adalah sebagai berikut : 1. Merancang struktur atas jembatan yang mampu menahan beban kerja menggunakan beton prategang 2. Menganalisa kebutuhan dan kehilangan gaya prategang 3. Menganalisa jumlah tendon yang diperlukan 4. Menganalisa tegangan-tegangan yang terjadi 5. Menganalisa kapasitas momen ultimit 6. Menganalisa lendutan 7. Menganalisa kebutuhan tulangan yang dibutuhkan. 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Untuk memudahkan dalam proses analisa maka ruang lingkup pembahasan dibatasi sebagai berikut : 1. Jembatan menggunakan gelagar beton prategang 2. Model penampang jembatan mengacu pada katalog WIKA 3. Pembebanan jembatan menggunakan RSNI tahun 2005 4. Analisa dilakukan dengan bantuan software SAP2000 dan Microsoft Excel untuk perhitungan. 5. Analisa perhitungan struktur bawah tidak dihitung dalam laporan tugas ini 6. Tidak merencanakan desain perkerasan jalan 7. Tidak meninjau terhadap analisa biaya pelaksanaan jembatan. 1.4 Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk menyelesaikan tugas ini adalah studi kepustakaan berupa kajian literlatur baik berupa teks book, e-book, maupun buku – buku struktur yang berkaitan dengan struktur jembatan dan prategang, serta konsultasi dengan dosen pengampu mata kuliash Struktur Jembatan.
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 2
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
1.5 Sistematika Penulisan Penulisan laporan ini disusun secara sistematis sebagai kerangka masalah yang disusun dalam beberapa bagian yang ditempatkan bab per bab, dengan maksud agar dapat memberikan gambaran yang jelas dan mudah dimengerti mengenai permasalahan yanga akan dibahas. Sistematika penulisan tugas ini adlah sebagai berikut :
Bab 1 Pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, maksud dan tujuan penulisan, ruang lingkup dan batasan masalah, metode perancangan dan sistematika penulisan
Bab II Kriteria Desain menjelaskan tentang dasar-dasar teori, standar yang digunakan dan tinjauan umum tentang jembatan, gaya prategang, dan aspek pembebanan jembatan, membahas material dan analisis pembebanan pada perancangan struktur jembatan dengan bantuan software atau program berbasis komputer lainnya.
Bab III Permodelan Pada bab ini akan dibahas mengenai preliminary design, permodelan struktur 3 (tiga) dimensi dengan struktur dan pembebanan
Bab IV Analisis dan Desain berisikan hasil pembebabnan, lendutan, rekap gaya dalam momen pada jembatan dan penulangan
Bab V Simpulan dan Saran berisi simpulan pokok dari keseluruhan perencanaan dan saran yang diberikan guna perencanaan atau pengembanggan lebih lanjut
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 3
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian SAP 2000 SAP 2000 adalah salah satu software analisis struktur yang banyak digunakan
dalam dunia pendidikan kejuruan serta jasa konstruksi di Indonesia. SAP 2000 sangat cocok digunakan untuk menganalisis dan mendesain berbagai jenis sistem struktur. Dari tingkat dasar hingga tingkat lanjut, 2D maupun 3D, geometri sederhana ke kompleks, semuanya dapat dimodelkan, dianalisis, dirancang, dan dioptimalkan menggunakan pemodelan berbasis obyek yang praktis dan intuiti.Program SAP 2000 merupakan pengembangan SAP (structure Analysis Program) yang dibuat oleh Prof. Edward L. Wilson dari University of California at Berkeley, US sekitar tahun 1970. pada tahun 1975 dibentuklah perusahaan Computer & Structure, Inc. dipimpin oleh Ashraf Habibullah yang bertujuan untuk melayani keperluan komersial. Program SAP 2000 dapat melakukan perhitungan analisis struktur statik / dinamik, saat melakukan desain penampang beton bertulang maupun struktur baja, SAP 2000 juga menyediakan metode interface (antarmuka) yang secara grafis mudah digunakan dalam proses penyelesaian analisis struktur. Urutan proses analisis dan desain struktur dalam SAP 2000 adalah sebagai berikut : 1. Penentuan Model Strutur 2. Penetapan Penampang Struktur 3. Penetapan Penampang Elemen Struktur 4. Penetapan Kondisi Pembebanan 5. Penentuan Beban pada Struktur 6. Analisis Model 7. Penampilan Deformasi Struktur 8. Penampilan gaya-gaya dalam 9. Pemeriksaan Tegangan Elemen Pada umumnya SAP 2000 digunakan untuk menganalisis struktur bangunan atas, sehingga jarang orang menggunakan untuk analisis pondasi bangunan.
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 4
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Jembatan merupakan kesatuan dari struktur atas (super struktur) dan struktur bawah (sub struktur), yang termasuk bagian suatu sistem transportasi untuk tiga hal: 1.
Merupakan pengontrol kapasitas dari system.
2.
Mempunyai biaya tertinggi dari system.
3.
Jika jembatan runtuh, system akan lumpuh. Jika jembatan kurang lebar untuk menampung jumlah jalur yang diperlukan oleh
lalu lintas, maka jembatan akan menghambat lalu lintas. Dalam hal ini, jembatan akan menjadi pengontrol volume dan berat lalu lintas yang dapat dilayani oleh system transportasi. Oleh karena itu, jembatan dapat mempunyai fungsi keseimbangan (balancing) dari sistem transportasi darat. Jembatan terdiri dari beberapa jenis diantaranya: jembatan plat beton (slab), jembatan gelagar/ rangka baja, jembatan pratekan/prategang, jembatan cable, jembatan kayu dan jembatan bambu. Fungsi jembatan adalah untuk meneruskan jalan (lalu lintas kendaraan) yang mengalami jalan terputus akibat permukaan yang lebih rendah dan curam tanpa menutupnya, atau dengan kata lain sebagai alat penyeberangan antara dua tempat yang terpisah. 2.2
Bagian-Bagian Dari Kontruksi Jembatan Bagain-bagian dari suatu jembatan terbagi dalam tiga bagian, yaitu:
2.2.1 Bangunan Atas (super struktur), yang terdiri atas: Gelagar-gelagar utama (rangka utama), yang terbentang dari titik tumpu ke titik tumpu lain. Gelagar-gelagar ini terdiri dari batang diagonal, horizontal dan vertical yang membentuk rangka utama dan terletak pada kedua sisi jembatan. Gelagar melintang, berupa baja profil yang terletak di bawah lantai kendaraan, gunanya sebagai pemikul lantai kendaraan.
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 5
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Lantai kendaraan, terletak di atas gelagar melintang, biasanya terbuat dari kayu atau pasangan beton bertulang dan seluruh lebar bagiannya digunakan untuk lalulintas kendaraan. Lantai trotoar, terletak di pinggir sepanjang lantai kendaraan dan digunakan sebagai tempat pejalan kaki. Pipa sandaran, terbuat dari baja yang dipasang diantara tiang-tiang sandaran di pinggir sepanjang jembatan atau tepi lantai trotoar dan merupakan pembatas dari kedua sisi samping jembatan. Tinang sandaran, terbuat dari beton bertulang atau baja profil dan ada juga yang langsung dipasang pada rangka utama, gunanya untuk menahan pipa sandaran. 2.2.2
Bangunan bawah (sub structure), yang terdiri dari: Pilar, berfungsi untuk menyalurkan gaya-gaya vertical dan horizontal
dari bangunan atas pada pondasi. Pangkal (abutment), pangkal menyalurkan gaya vertical dan horizontal dari bangunan atas pada pondasi dengan fungsi tambahan untuk mengadakan peralihan tumpuan dari timbunan jalan pendekat ke bangunan atas jembatan. Ada beberapa tipe dan jenis abutment, yaitu: Tipe gravitasi,kontruksi terbuat dari pasangan batu kali.Digunakan bila tanah keras dekat dengan permukaan. Tipe T terbalik (kantilever),kontruksi terbuat dari beton bertulang, bentuknya langsing sehingga dalam proses pembuatannya sangat mudah dari pada tipe-tipe yang lain. Tipe
dengan
penopang,bentuknya
kontruksinya
sama
dengan
tipekantilever tetapi ditambahkan penopang dibelakangnya, yang berguna untuk melawan pengaruh tekanan tanah dan gaya angkat (bouyvancy).
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 6
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll. Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
1.
Trotoar Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih
tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan.
Menurut
keputusan
Direktur
Jenderal
Bina
Marga
No.76/KPTS/Db/1999 tanggal 20 Desember 1999 yang dimaksud dengan trotoar adalah bagian dari jalan raya yang khusus disediakan untuk pejalan kaki yang terletak didaerah manfaat jalan, yang diberi lapisan permukaan dengan elevasi yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan. Trotoar terbagi atas dua bagian, yaitu : Sandaran dan tiang sandaran Peninggian trotoar (Kerb) 2.
Slab lantai kendaraan Slab (pelat) adalah sebuah elemen struktur horizontal yang berfungsi
menyalurkan beban mati maupun beban hidup menuju rangka pendukung vertical dari suatu sistem struktur. Elemen-elemen horizontal tersebut dapat dibuat bekerja dalam satu arah ataupun bekerja dua arah yang saling tegak lurus (biaksial). Menurut sistem strukturnya, pelat dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu : a. Pelat tipis lendutan kecil Pelat lendutan kecil merupakan pelat dengan perbandingan tebal terhadap panjang sisi terpendek <= 1/20 (lebih kecil atau sama dengan) dan ukuran lendutan yang terjadi <= 0,20 tebal pelatnya. b. Pelat tipis lendutan besar Pelat tipis lendutan besar merupakan sebutan untuk pelat dengan rasio tebal terhadap panjang sisi terpendek <= 1/20 disertai dengan ukuran lendutan > 0,20 tebal pelatnya. c. Pelat tebal
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 7
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Sedang kriteria pelat tebal digunakan untuk pelat yang memilikiketebalan > 1/20 kali panjang sisi terpendek.
Gambar 2.1 Pelat tebal Selain berdasarkan sistem strukturnya, pelat dapat dibagi berdasarkan perbandingan antara panjang dan lebar, pembagian ini adalah :
1. Pelat satu arah Disebut pelat satu arah jika pelat memiliki perbandingan antara panjang dan lebar >= 2 (lebar besar atau sama dengan). Pelat satu arah biasa digunakan dan dirancang sebagai balok dengan ukuran lebar tertentu dan disertai tulangan susutpada arah tegak lurus tulangan lentur. 2. Pelat dua arah Jika perbandingan antara panjang dan lebar <2 maka disebut pelat dua arah. Metode perancangan pada pelat dua arah dapat berbagai macam, seperti pendekatan semi elastic, metode garis lelah dan metode jalur
Pelat merupakan sebuah elemen struktur yang sering digunakan pada berbagai jembatan atau overpass. Pelat pada sebuah jembatan atau overpass memiliki fungsi antara lain pemisah antara ruang bawah dan ruang atas jembatan, tempat diletakannya kabel listrik dan penerangan pada ruang bawah, meredam bising (suara) dari ruang atas atau ruang bawah, menambah kekakuan horizontal pada bangunan, dan sebagai landasan kendaraan yang melintas. Namun dalam menggunakan pelat dalam sebuah
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 8
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
jembatan ada banyak hal yang perlu diperhitungkan agar jembatan tersebut dapat berfungsi dengan aman antara lain : 1. Berat sendiri (self weight) Yang dimaksud berat sendiri adalah berat pelat itu sendiri dan bagian jembatan yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang bersifat tetap. 2. Berat mati tambahan Berat mati tambahan adalah berat seluruh bahan digunakan untuk membangun jembatan tersebut dan menghasilkan beban pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural dan mungkin beratnya masih dapat berubah. 3. Berat lalu lintas Beban lalu lintas yang perlu diperhitungkan adalah beban truk “T” yang didefinisikan sebagai berat satu kendaraan berat 3 as. Hal ini dilakukan karena menurut Dinas Bina Marga, berat kendaraan yang kurang dari 5 ton kurang begitu mempengaruhi elemen penahan jembatan/overpass.
3.
Balok diafragma Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan ikatan
antara PCI Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada masing PCI Girder dalam arah horisontal. Sistem difragma yang digunakan pada causeway Jembatan Suramadu adalah sistem pracetak. Pengikatan tersebut dilakukan dalam bentuk pemberian stressing pada diafragma dan PCI Girder sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan. Deck slab merupakan elemen non-struktural yang berfungsi sebagai lantai kerja dan bekisting bagi plat lantai jembatan.
4.
Tumpuan Tumpuan merupakanperletakan konstruksi untuk dukungan bagi konstruksi
dalam meneruskan gaya-gaya yang bekerja menuju pondasi. Dalam ilmu mekanika rekayasa dikenal 3 jenis tumpuan yaitu tumpuan sendi, rol dan jepit
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 9
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
5.
Pilar jembatan
Gambar 2.2 Pilar jembatan Pilar atau pier merupakan struktur pendukung bangunan atas.pilar biasa digunakan pada jembatan bentang panjang, posisi pilar berada diantara kedua abutment.
2.3
Kriteria Desain
2.3.1 Data jembatan
Panjang bentang Jembatan
L)
= 16 m, 30 m, 40 m
Lebar Lajur lalu Lintas
(B1)
=8m
Lebar Trotoar
(B2)
=0,75 m
Lebar Total Jembatan
(B)
= 9,5 m
Jarak Girder 1
(S1)
=2m
Dimensi Girder
Dimensi Diagfragma
= H 125 dan H160
o
Lebar Diagfragma
(bd)
= 0,15 m
o
Tinggi Diagfragma
(hd)
= 0,6 m
Tebal lantai Jemabatan
(ts)
= 0,2 m
Tebal lapis Aspal
(ta)
= 0,05 m
Tinggi Genangan air hujan
(th)
= 0,05 m
Jumlah balok diagfragma
(nd)
= 3 buah
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 10
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
2.3.2 Material Material yang digunakan yaitu struktur utama adalah beton bertulang dengan kriteria sebagai berikut
2.4
Kuat tekan Beton : K-400 (Fc’) = 25 Mpa
Modulus elastisitas beton (Ec) = 4700 √25 Mpa = 23500 Mpa
Modulus elastisitas baja (Es) = 200.000 Mpa
Mutu baja tulangan : U-39, (fy) = 400 Mpa
Berat Jenis Beton bertulang
= 24 kN/m3
Aspal
= 22 kN/m3
Air
= 9,81 kN/m3
Pembebanan
2.4.1 Beban mati Secara umum material yang digunakan pada jembatan ini yaitu baja dan beton. berat jenis dari masing-masing material tersebut adalah sebagai berikut
ɣbeton
= 24
ɣbaja
= 78,5 kN/ m3
kN/m3
2.4.2 Beban Mati Tambahan (SDL) Beban mati tambahan (SDL) adalah berat material non-struktural yang digunakan pada jembatan seperti perkerasan (aspal) dan sandaran (trotoar)
ɣaspal
= 22
kN/m
ɣbeton
= 24
kN/m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 11
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
2.4.3 Beban Lalu Lintas (LL) Beban lalu lintas merujuk dari SNI 1725:2016. mengenai pembanan untuk jembatan berdasarkan arah kerja gaya. Beban lalu lintas dibagi menjadi dua komponen sebagai berikut : a. Arah Vertikal (Beban D dan beban T) Beban T adalah beban truk tunggal dengan tiga gandar yang bekerja pada lajur rencana dibalok memanjang maisng-masing gandar disalurkan melalui dua permukaan yang mempersatukan beban roda.
Gambar 2.3 Pembebanan truk “T’ (500 kN) Beban D” digunakan oleh beban terbagi rata (BTR) Nilai BTR adalah sebesar q kPa dan q tergantung dari panjang bentang jembatan
L < 30 m : q = 9,0 kPa
L . 30 m : q = 9,0 ( 0,5 + 15/L) kPa
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 12
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Beban BTR ditetapkan gandar lajur kendaraan disepanjang bentang jembatan. Selain beban BTR beban D juga memperhitungkan beban garis terpusat (BGT) dengan nilai beban 49 kN/m. Faktor Beban Dinamis (FBD) akan diperhitungkan pada beban BGT dan beban T untuk memikul hambatan dan untuk perpindahan kendaran pada jembatan
Faktor beban dinamik untuk BGT pada bentang dibawah 50 m adalah 0,4
Faktor beban dinamik untuk beban T adalah 0,3
Distribusi beban T dilakukan pada beberapa kondisi untuk mendapatkan pengaruh pada struktur jembatan. b. Arah horizontal (beban rem) Beban rem bekerja pada arah horizontal sesuai arah beban lalu lintas. Beban rem diambil yang nilai yang paling maksimum dari beberapa kondisi sebagai berikut :
25% dari beban T
5% dari beban T dan BTR
2.4.4 Beban Angin (w) a. Tekanan Angin Horizontal Tekanan angin yang ditentukan pada pasal ini diasumsikan disebabkan oleh angin rencana dengan kecepatan dasar (VB) sebesar 90 hingga 126 km/jam. Beban angin harus diasumsikan terdistribusi secara merata pada permukaan yang terekspos oleh angin. Luas area yang diperhitungkan adalah luas area dari semua komponen, termasuk sistem lantai dan railing yang diambil tegak lurus terhadap arah angin. Arah ini harus divariasikan untuk mendapatkan pengaruh yang paling berbahaya terhadap struktur jembatan atau komponen-
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 13
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
komponennya. Luasan yang tidak memberikan kontribusi dapat diabaikan dalam perencanaan. Untuk jembatan atau bagian jembatan dengan elevasi lebih tinggi dari 10000 mm diatas permukaan tanah atau permukaan air, kecepatan angin rencana, VDZ, harus dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Keterangan : o
VDZ adalah kecepatan angin rencana pada elevasi rencana, Z (km/jam)
o
V10 adalah kecepatan angin pada elevasi 10000 mm di atas permukaan tanah atau di atas permukaan air rencana (km/jam)
o
VB adalah kecepatan angin rencana yaitu 90 hingga 126 km/jam pada elevasi 1000 mm, yang akan menghasilkan tekanan seperti yang disebutkan dalam 9.6.1.1 dan Pasal 9.6.2.
o
Z adalah elevasi struktur diukur dari permukaan tanah atau dari permukaan air dimana beban angin dihitung (Z > 10000 mm)
o
Vo adalah kecepatan gesekan angin, yang merupakan karakteristik meteorologi, sebagaimana ditentukan dalam Tabel 28, untuk berbagai macam tipe permukaan di hulu jembatan (km/jam)
o
Zo adalah panjang gesekan di hulu jembatan, yang merupakan karakteristik meteorologi, ditentukan pada Tabel 28 (mm) V10 dapat diperoleh dari:
grafik kecepatan angin dasar untuk berbagai periode ulang,
survei angin pada lokasi jembatan, dan.
jika tidak ada data yang lebih baik, perencana dapat mengasumsikan bahwa V10 = VB = 90 s/d 126 km/jam.
Beban angin untuk jembatan memperhitungkan yaitu dua kondisi
Beban angin pada struktur jembatan
Beban angin bekerja pada jembatan
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 14
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
1.
Data teknis beban yang bekerja pada girder exterior Tablel 2.1 Data teknis beban yang bekerja pada girder exterior
2.
Perhitungan lebar effektif penampang Exterior 𝐵𝑒𝑓𝑓 =
2 2
+ 0,75 = 1,75 𝑚
Interior 𝐵𝑒𝑓𝑓 = 3.
2 2 + =2 2 2
Perhitungan Beban Mati Yang Bekerja Pada Girder Berat sendiri adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen
struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap. Untuk kasus ini berasal dari girder, balok diafragma, dan pelat lantai. Faktor beban ultimit = 1,2
1. Interior Tabel 2.2 Berat Sendiri Bentang 40 m Elemen Girder Diafragma Pelat
Berat Jenis (Kn/m) 24 24 24
Jumlah (buah) 5 5 1
Panjang (m) 2,386875 40 0,45 2 1,6 40
Luas (m)
Beban (Kn) 2291,4 21,6 1536
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 15
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Tabel 2.3 Berat Sendiri Bentang 30 m Berat Elemen
Jenis (Kn/m)
Girder
Jumlah (buah)
Luas (m)
Panjang
Beban
(m)
(Kn)
24
5
2,386875 30
1718,55
Diafragma 24
5
0,45
2
21,6
Pelat
1
1,6
30
1152
24
Tabel 2.4 Berat Sendiri Bentang 16 m Berat Elemen
Jenis (Kn/m)
Girder
4.
Jumlah (buah)
Luas (m)
Panjang(m)
Beban (Kn)
24
5
2,386875 16
916,56
Diafragma 24
5
0,45
2
21,6
Pelat
1
1,6
16
614,4
24
Perhitungan Beban Mati Tambahan Pada Girder Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang membentuk suatu beban
pada jembatan yang merupakan elemen non struktural, dan besarnya dapat berubah selama umur jembatan. Faktor beban ultimit = 2
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 16
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
1. Interior Tabel 2.5 Beban Mati tambahan Bef fek tif tebal (m) plat (m) 2 0,2 2 0,05 2 0,05 2 0,05
Item Plat t 20 cm aspal t 5 cm Overlay t 5 cm Air Hujan t 5 cm
luas m2 0,4 0,1 0,1 0,1
Bearat Volume Beban kN/m3 (kN/m) 24 9,6 22 2,2 22 2,2 9,81 0,981 Total 14,981
Tabel 2.6 Beban Mati tambahan Item Beban 1 Diagfragma
Beffekt if (m) 0,15
tebal Berat plat luas Vlme Beban (m) m2 kN/m3 (kN/m) 0,6 2 24 4,32
2. Exterior Tabel 2.7 Beban Mati tambahan
5.
Elemen
Luas (m)
Berat (kN/m)
Beban (kN/m)
Trotoar
0,1875
24
4,5
Perhitungan Beban Lalu Lintas Beban lalu lintas berasal dari beban kendaraan yang diimplementasikan dalam
bentuk beban lajur “D” dan beban Truk “T” Faktor beban ultimit = 1,8 Beban Lajur “D”
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 17
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Beban lajur “D” tediri dari beban terbagi merata (BTR) dan beban garis terpusat (BGT). Beban terbagi merata memiliki intensitas q kPa, dimana besarnya q tergantung pada panjang total yang dibebani “L”
Gambar 2.4 Beban Lajur “D”
Faktor beban dinamis (FBD) untuk BGT diambil sebagai berikut :
Maka diperoleh nilai FBD = 100% + 40% = 140 % (1,4)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 18
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Berdasarkan ketentuan di atas diperoleh beban lajur sebesar :
q BTR < 30 m = 9
kPa
= 9 kN/mm2
q BTR > 30 m = 9
kPa
= 9 kN/mm2
Untuk Bentang 40 m maka :
q BTR
= 9 x (0,5 +15/40) = 7,875 kPa = 7,875 kN/mm2
= 7,875 kN/mm2 x 2 m x 1,4
q (BTR)
= 137,2 kN 6.
Perhitungan beban Rem Beban truk
= 500 kN
BTR
= 15,75 kN/m bentang 40 m
1.
Rem 1 Force
= 225 kN x 25%
= 56,25 kN
Momen
= 56,25 kN x 1,8 m
= 101,25 kN.m
5% x (500 kN + (15,75 x 40)) 7.
= 56,5 kN
Perhitungan Beban Angin Pada Struktur Tabel 2.8 Beban Angin pada Interior Bentang
Mpa
M
kN/m
kN/m dr SNI
40 30 16
0.0024 0.0024 0.0024
1.6 1.6 1.25
0.00384 0.00384 0.003
4.4 4.4 4.4
Tabel 2.9 Beban Angin pada Exterior Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 19
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Bentang
Mpa
M
kN/m
40 30 16
0.0024 0.0024 0.0024
1.6 + 1,75 1.6+ 1,75 1.25 + 1,75
0.00804 0.00804 0.0072
8.
Ketentuan SNI 4.4 4.4 4.4
Perhitungan Beban Angin Pada Kendaraan 1,44 kN/m diatas 1,8 m 1,44 kN/m x 1,8 m
2.5 2.5.1 1.
= 2,592 kN
Beban pada Exterior Beban Exterior Bentang Beban Sdl Exterior Bentang
Gambar 2.5 Beban Sdl Exterior Bentang 16 M
Gambar 2.6 Beban SDL Bentang 30 m (Exterior) Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 20
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.7 Beban Sdl Ekterior Bentang 40 M
2.
Beban Terbagi Rata (Btr)
Gambar 2.8 Beban Terbagi Rata (Btr) Exterior Bentang 16 M
Gambar 2.9 Beban Terbagi Rata (BTR) Bentang 30 m (Exterior)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 21
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.10 Beban Terbagi Rata (Btr) Eksterior Bentang 40 M
3.
Beban Garis Terpusat (Bgt)
Gambar 2.11 Beban Garis Terpusat (Bgt) Exterior Bentang 16 M
Gambar 2.12 Beban Garis Terpusat (BGT) Bentang 30 m (Exterior)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 22
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.13 Beban Garis Terpusat (BGT) Eksterior Bentang 40 M
4.
Beban Truk
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 23
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.14 Beban Truk Exterior Bentang 16 M
Gambar 2.15 Beban Truck Bentang 30 m (Exterior)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 24
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.16 Beban Truk Eksterior Bentang 40 M
5.
Beban Rem Kendaraan (+)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 25
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.17 Beban Rem + Exterior Bentang 16 M
Gambar 2.18 Beban Rem (+) Bentang 30 m (Exterior)
Gambar 2.19 Beban Rem Positif Bentang 40 M
6.
Beban Rem Struktur (-)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 26
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.20 Beban Rem - Exterior Bentang 16 M
Gambar 2.21 Beban Rem (-) Bentang 30 m (Exterior)
Gambar 2.22 Beban Rem Negatif Bentang 40 M
7.
Beban Angin Kendaraan (+)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 27
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.23 Beban Angin + Exterior Bentang 16 M
Gambar 2.24 Beban Angin (+) Bentang 30 m (Exterior)
Gambar 2.25 Beban Angin Positif Bentang 40 M
8.
Beban Angin Pada Struktur (-)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 28
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.26 Beban Angin - Exterior Bentang 16 M
Gambar 2.27 Beban Angin (-) Bentang 30 m (Exterior)
Gambar 2.28 Beban Angin Negatif Bentang 40 M
9.
Beban Pendestrian
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 29
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.29 Beban Pendestrian Bentang 16
Gambar 2.30 Beban Pedestrian bentang 30 m
Gambar 2.31 Beban Pendestrian Bentang 40
2.3.1 1.
Beban Interior Bentang
Beban SDL
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 30
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.32 Beban SDL 16 m
Gambar 2.33 Beban SDL 30 m
Gambar 2.34 Beban SDL 40 m
2. Beban Terbagi Rata (BTR)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 31
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.35 Terbagi Rata (BTR) 16 m
Gambar 2.36 Terbagi Rata (BTR) 30 m
Gambar 2.37 Terbagi Rata (BTR) 40 m
3.
Beban Garis Terpusat (BGT)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 32
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.38 Beban Garis Terpusat 16 m
Gambar 2.39 Beban Garis Terpusat 30 m
Gambar 2.40 Beban Garis Terpusat 40 m
4. Beban Truk
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 33
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.41 Beban Truk 16 m
Gambar 2.42 Beban Truk 30 m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 34
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.43 Beban Truk 40 m
5. Beban Rem (+)
Gambar 2.44 Beban Rem (+) 16 m
Gambar 2.45 Beban Rem (+) 30 m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 35
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.46 Beban Rem (+) 40 m
6. Beban Rem (-)
Gambar 2.47 Beban Rem (-) 16 m
Gambar 2.48 Beban Rem (-) 30 m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 36
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.49 Beban Rem (-) 40 m
7. Beban Angin Pada Struktur
Gambar 2.50 Beban Pada Struktur 16 m
Gambar 2.51 Beban Pada Struktur 30 m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 37
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.52 Beban Pada Struktur 40 m 8. Beban Angin Pada Kendaraan
Gambar 2.53 Beban Angin Pada Kendaraan 16 m
Gambar 2.54 Beban Angin Pada Kendaraan 30 m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 38
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.55 Beban Angin Pada Kendaraan 40 m
2.5.2
Reaksi pada Exterior
1. SDL
Gambar 2.56 SDL Exterior Bentang 16 M
Gambar 2.57 SDL Bentang 30 m (Exterior)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 39
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.58 SDL Eksterior Bentang 40
2.
UDL
Gambar 2.59 UDL Exterior Bentang 16 m
Gambar 2.60 UDL Bentang 30 m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 40
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.61 UDL Eksterior Bentang 40
3.
Beban Truk
Gambar 2.62 Beban Truk Exterior Bentang 16 m
Gambar 2.63 Beban Truck Bentang 30 m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 41
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.64 Beban Truk Eksterior Bentang 40 m
4. Beban Rem
Gambar 2.65 Beban Rem Exterior Bentang 16 M
Gambar 2.66 Beban Rem Bentang 30 m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 42
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.67 Bebam Rem Eksterior Bentang 40
5. Beban Angin
Gambar 2.68 Beban Angin Exterior Bentang 16 M
Gambar 2.69 Beban Angin Bentang 30 m Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 43
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.70 Beban Angin Exterior Bentang 40 M 2.5.3
Reaksi pada Interior
1. SDL
Gambar 2.71 Reaksi Perletakan SDL 16 m
Gambar 2.72 Reaksi Perletakan 30 m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 44
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.73 Reaksi Perletakan 40 m
2. UDL
Gambar 2.74 Reaksi Perletakan UDL 16 m
Gambar 2.75 Reaksi Perletakan UDL 30 m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 45
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.76 Reaksi Perletakan UDL 40 m
3. Beban Truk
Gambar 2.77 Beban Truk 16 m
Gambar 2.78 Beban Truk 30 m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 46
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.79 Beban Truk 40 m
4. Beban Rem
Gambar 2.80 Beban Rem 16 m
Gambar 2.81 Beban rem 30 m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 47
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.82 Beban Rem 40 m
1. Beban Angin
Gambar 2.83 Beban Angin 16 m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 48
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 2.84 Beban Angin 30 m
Gambar 2.85 Beban Angin 40 m
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 49
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
2.6
Output Reaksi Perletakan Dibawah ini adalah nilai reaksi perletakan yang diakibatkan beban-beban
yang bekerja di girder a. Interior Tabel 2.10 Rekapitulasi Girder pada Bentang 16 Meter No
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8
Akibat beban angin Akibat beban rem + Akibat beban SDL Akibat beban UDL Akibat beban truk Akibat Beban LL Akibat Beban Mati Akibat L merata
Rya -124,59 -6,33 126,33 212,6 415,59 49 59,64 1,44
Reaksi Ryb Rxa Rxb 124,59 6,33 -56,25 0 126,33 212,6 415,59 207,79 207,79 49 59,64 1,44
Tabel 2.11 Rekapitulasi Girder pada Bentang 30 Meter No 1 2 3 4 5 6 7 8
Keterangan
Rya Akibat Beban Mati 168,53 Akibat Beban L merata 270 Akibat Beban LL 49 Akibat Beban Angin -330 Akibat Beban rem -3,38 Akibat Beban SDL 235,52 Akibat Beban UDL 338,6 Akibat Beban truk 454,98
Reaksi Ryb 168,53 270 49 330 3,38 235,52 338,6 454,98
Rxa
Rxb
-38,88 56,25
-38,88
227,49
227,49
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 50
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Tabel 2.12 Rekapitulasi Girder pada Bentang 40 Meter No
Keterangan 1 2 3 4 5 7
Rya -586,67
Akibat beban angin Akibat beban rem + Akibat beban SDL Akibat beban UDL Akibat beban truk Akibat L merata
310,42 383,6 91,01 315
Reaksi Ryb Rxa Rxb 586,67 -103,68 -103,68 -56,25 310,42 383,6 91,01 466,24 466,24 315
Momen A
B
-2,53
2,53
a. Eksterior
Tabel 2.13 Rekapitulasi Girder pada Bentang 16 Meter No
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8
Beban Angin Akibat beban rem + Akibat beban SDL Akibat beban UDL Akibat beban truk Akibat Beban Pendestrian L Merata Akibat Beban Akibat beban LL
Reaksi Rya -93,87 -639,1 164 10,5 415,59 80 126 4,38
Ryb Rxa Rxb -93,87 -20,7 -20,74 639,06 -56,3 164 10,5 415,59 1,84 1,84 80 126 4,37
Tabel 2.14 Rekapitulasi Girder pada Bentang 30 Meter No
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Akibat Beban Mati Akibat Beban Lmerata Akibat Beban LL Akibat Beban Angin Akibat Beban rem Akibat Beban SDL Akibat Beban UDL Akibat Beban truk Akibat Beban pedestrian
Rya -3630 236,52 42,88 -330 -3,38 306,32 296,28 454,98 150
Reaksi Ryb Rxa 3630 236,52 42,88 330 -38,88 3,38 -56,25 306,32 296,28 454,98 199,05 150
Rxb
Momen 71,86
-38,88
199,05
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 51
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Tabel 2.15 Rekapitulasi Girder pada Bentang 40 Meter No 1 2 3 4 5 6
Keterangan Beban Angin Akibat beban rem + Akibat beban SDL Akibat beban UDL Akibat beban truk Akibat Beban Pendestrian
Reaksi Rya 586,67 2,53 405,27 281,72 466,24 200
Ryb 586,67 2,53 405,27 281,72 466,24 200
Rxa 651,84 -36,25
Rxb 51,84
61,87
61,87
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 52
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
BAB III Struktur Bawah Jembatan (Abutment)
3.1
Reaksi dari Girder (Eksterior dan Interior) 3.1.1
Perencanaan Struktur Bawah
Akibat Beban Mati Tambahan
Akibat Beban Mati Tambahan (SDL)
Akibat Beban D (BGT & BTR)
Akibat Beban Truk (T500)
Akibat Beban Rem (R)
Akibat Beban Angin (W)
a. Perhitungan Abutment 1. Reaksi Struktur Atas Girder Rekapitulasi reaksi struktur atas (girder) dapat dilihat sebagai berikut: b. Interior Tabel 3. 1 Rekapitulasi Girder pada Bentang 16 Meter No
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8
Akibat beban angin Akibat beban rem + Akibat beban SDL Akibat beban UDL Akibat beban truk Akibat Beban LL Akibat Beban Mati Akibat L merata
Rya -124,59 -6,33 126,33 212,6 415,59 49 59,64 1,44
Reaksi Ryb Rxa Rxb 124,59 6,33 -56,25 0 126,33 212,6 415,59 207,79 207,79 49 59,64 1,44
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 53
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Tabel 3. 2 Rekapitulasi Girder pada Bentang 40 Meter No
Keterangan 1 2 3 4 5 7
Rya -586,67
Akibat beban angin Akibat beban rem + Akibat beban SDL Akibat beban UDL Akibat beban truk Akibat L merata
310,42 383,6 91,01 315
Reaksi Ryb Rxa Rxb 586,67 -103,68 -103,68 -56,25 310,42 383,6 91,01 466,24 466,24 315
Momen A
B
-2,53
2,53
c. Eksterior
Tabel 3. 3 Rekapitulasi Girder pada Bentang 16 Meter No
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8
Beban Angin Akibat beban rem + Akibat beban SDL Akibat beban UDL Akibat beban truk Akibat Beban Pendestrian L Merata Akibat Beban Akibat beban LL
Reaksi Rya -93,87 -639,1 164 10,5 415,59 80 126 4,38
Ryb Rxa Rxb -93,87 -20,7 -20,74 639,06 -56,3 164 10,5 415,59 1,84 1,84 80 126 4,37
Tabel 3. 4 Rekapitulasi Girder pada Bentang 40 Meter No 1 2 3 4 5 6
3.2
Keterangan Beban Angin Akibat beban rem + Akibat beban SDL Akibat beban UDL Akibat beban truk Akibat Beban Pendestrian
Reaksi Rya 586,67 2,53 405,27 281,72 466,24 200
Ryb 586,67 2,53 405,27 281,72 466,24 200
Rxa 651,84 -36,25
Rxb 51,84
61,87
61,87
Beban Gempa Statis (metode Mononobe-OKB) a. Tentukan Parameter Beban gempa (PGA, Ss, S1, SDS,SD1)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 54
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
b. Hitung tekanan lateral akibat gempa pada abutment
3.2.1
Parameter Gempa
3.2.1.1 Klasifikasi Jembatan 1. Klasifikasi Operasional Pemilik pekerjaan atau pihak yang berwenang harus dapat mengklasifikasikan jembatan kedalam suatu dari tiga kategori sbb :
jembatan sangat penting (Critical Bridge)
jembatan penting (Essential Bridge), atau
jembatan lainya (other bridge)
jembatan penting harus dapat dilalui kendaraan darurat dan untuk kepentingan keamanan – pertahanan berapa hari setelah mengalami gempa rencana dengan periode ulang 1000 tahun. Untuk jembatan sangat penting, maka jembatan harus dapat dilalui oleh semua jenis kendaraan (lalu lintas normal) dan dapat dilalui oleh kendaraan darurat dan untuk kepentingan keamanan – pertahanan segera setelah mengalami gempa periode ulang 1000 tahun nanti. Jembatn lainnya adalah jembatan standar yang pada umumnya (biasanya menggunakan gempa 500 tahun) 3.2.1.2 Gaya Geser dasar 1. Pengaruh gempa Umum jembatan harus direncanakan agar memiliki kemungkinan kecil untuk runtuh namun dapat mengalami kerusakan yang signifikan dan gangguan terhadpa pelyanan akibat gempa dengan kemungkinan terlampau 70% dalam 75 tahun. Penggantian secara parsial atau lengkap pada struktur diperlukan beberapa kasus. Kinerja yang lebih tinggi seperti kinerja operasional dapat ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 55
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Beban gempa diambil sebagai gaya horizontal yang ditentukan berdasarkan perkalian antara koefisien respon elastim (Csm) dengan berat struktur ekuivalen yang kemudian dimodifikasi dengan factor modifikasi respon (R) dengan formulasi sebagai berikut : Eq =
𝐶𝑠𝑚 𝑅
𝑥 𝑊𝑡
Keterangan : Eq adalah gaya gempa horiontal statik (kN) Csm adalah Koefisien respon gempa elastik pada moda getar ke – m R adalah faktor modifikasi respon Wt adalah berat struktur tersendiri dari beban mati dan beban hidup yang sesuai (kN) 𝑇0 = 0,2
𝑆𝐷𝑠 𝑆𝐷1
𝑇0 = 0,2
𝑆𝐷𝑠 = 0,654 𝑆𝐷1
𝑇 = 0,06 𝑥 33/4 = 0,136 T < T0 𝐶𝑠𝑚 = ( 𝑆𝐷𝑠 − 𝐴𝑠 )
𝑇 + 𝐴𝑠 𝑇0
𝐶𝑠𝑚 = ( 0,85 − 0,357 )
0,136 + 0,357 = 0,46 0,654
Bentang 40 𝑤𝑡 = 6,5 𝑥 20 = 130 𝑥 2400 = 312000 𝑘𝑔 − 3120 𝑘𝑁 𝐸𝑞
0,46 𝑥3120 = 956,8 1,5
Bentang 16 𝑤𝑡 = 6,1 𝑥 20 = 130 𝑥 2400 = 29928 𝑘𝑔 − 299,28 𝑘𝑁 𝐸𝑞
0,46 𝑥299,28 = 91,78 1,5
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 56
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Eq =
0,46 1,5
𝑥 𝑚𝑚𝑚 =
3.2.1.3 Penentuan Jenis Tanah 1. Pengaruh Situs
Definisi Kelas situs Klasifikasi situs pada pasal ini ditentukan untuk lapisan setebal 30
meter sesuai dengan yang di dasarkan pada korelasi dnegan hasil penyelidikan tanah lapangan dan laboratorium Tabel 3.5 Kelas Situs
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 57
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Berikut ini adalah data tanah pada abutmen 1 dan abutmen 2.
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 58
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Tabel 3.6 Data Tanah Pada Abutmen 1 kedalamannya 1 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Nspt 0 11 19 25 32 36 38 40 46 55 60 54 65 65 65 65 65 Nspt
t1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 65
t/Nspt 0 0,18181818 0,10526316 0,08 0,0625 0,05555556 0,05263158 0,05 0,04347826 0,03636364 0,03333333 0,03703704 0,03076923 0,03076923 0,03076923 0,03076923 0,46153846 Tanah Keras
Dari data di atas di dapatkan nilai N sebagai berikut: N= 30 65
∑ 𝑡1 𝑡1 𝑁 𝑆𝑃𝑇
∑
= 0,46153846
Karena N = 0,46153846 maka jenis tanah merupakan tanah Keras.
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 59
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Tabel 3.7 Data Tanah Pada Abutmen 2 kedalamannya 2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Nspt 0 21 16 15 26 40 56 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 Nspt
t1 t/Nspt 0 0 2 0,0952381 2 0,125 2 0,13333333 2 0,07692308 2 0,05 2 0,03571429 2 0,03076923 2 0,03076923 2 0,03076923 2 0,03076923 2 0,03076923 2 0,03076923 2 0,03076923 2 0,03076923 2 0,03076923 30 0,46153846 65 Tanah Keras
Dari data di atas di dapatkan nilai N sebagai berikut: N=
∑ 𝑡1 𝑡1 𝑁 𝑆𝑃𝑇
∑
30
= 65 = 0,46153846
Karena N = 0,46153846 maka jenis tanah merupakan tanah Keras.
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 60
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Tabel 3.8 Data Tanah Pada Abutmen 3 kedalamannya 3 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Nspt 0 17 15 25 30 36 52 58 65 65 65 65 65 65 65 65 65 Nspt
t1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 65
t/Nspt 0 0,11764706 0,13333333 0,08 0,06666667 0,05555556 0,03846154 0,03448276 0,03076923 0,03076923 0,03076923 0,03076923 0,03076923 0,03076923 0,03076923 0,03076923 0,46153846 Tanah Keras
Dari data di atas di dapatkan nilai N sebagai berikut: N= 30 65
∑ 𝑡1 𝑡1 𝑁 𝑆𝑃𝑇
∑
= 0,46153846
Karena N = 0,46153846 maka jenis tanah merupakan tanah Keras.
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 61
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Tabel 3.9 Data Tanah Pada Abutmen 4 kedalamannya 4 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Nspt t1 t/Nspt 0 0 0 11 2 0,18181818 21 2 0,0952381 13 2 0,15384615 21 2 0,0952381 30 2 0,06666667 13 2 0,15384615 28 2 0,07142857 59 2 0,03389831 34 2 0,05882353 52 2 0,03846154 60 2 0,03333333 60 2 0,03333333 57 2 0,03508772 60 2 0,03333333 60 2 0,03333333 60 30 0,5 Nspt 60 Tanah Keras
Dari data di atas di dapatkan nilai N sebagai berikut: N= 30 60
∑ 𝑡1 𝑡1 𝑁 𝑆𝑃𝑇
∑
= 0,5
Karena N = 0,46153846 maka jenis tanah merupakan tanah Keras.
Sehingga untuk menentukan beban gempa statis dapat dihitung dengan metode Mononobe-Okabe sebagai berikut:
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 62
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
3.2.1.4 Kurva Respon Spektra 1. Faktor Situs Untuk penentuan respon spektra di permukaan tanah, diperlukan suatu faktor amplifikasi pada periode 0 detik, periode pendek (t = 0.2 detik) dan period 1 detik. Faktor amplifikasi meliputi faktor amlifikasi getaran terkait percepatan getaran periode 0 detik ( f PGA), faktor amplifikasi periode pendek (Fa) dan faktor amplifikasi terkait percepatan yang mewakili getarn periode 1 detik (Fv) Tabel 3.10 Tabel-3 Faktor Amplifikasi untuk periode 0 detik dan 0,2 detik (FPGA/Fa)
Tabel 3.11 tabel-4 Besarnya nilai faktor amplifikasi untuk periode 1 detik (Fv)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 63
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
2. Respon Spektrum Rencana respon spektra adalah nilai yang menggambarkan respn maksimu dari sitem berderajat kebebasan tunggal pada berbagai frekuensi alami (periode alami) teredam akibat suatu goyangan tanah. Untuk kebutuhan praktis, maka respon spektra dibuat alam bentuk respon spektra yang sudah disederhanakan.
Gambar 3.1 Bentuk Tipikal Respons Spektra di permukaan Tanah
Gambar 3.2 Bentuk Tipikal Respons Spektra di permukaan Tanah
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 64
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Respon spektra dari permukaan tanah ditentukan dari tiga nilai percepatan puncak yang mengacu pada peta gempa Indonesia 2010 (PGA, Ss, S1) seta nilai faktor amplifikasi Fpga, Fa dan Fv. Perumusan respon sperktra adalah sebagai berikut : As
= 0,357
SDS
= Fa x Ss = 1,26 x 0,674 = 0,51
SD1
= Fv x S1 = 1,5 x 0,3 = 0,3
3.2.1.5 Zona Gempa 1. Kategori Kinerja Seismik Setiap jembatan harus ditetapkan dalam slah satu 4 zona gempa berdasarkan spektra percepatan 1 detik (Sd1 sesuai tabel). Kategori tersebt menggambarkan variasi resiko seismik dan digunakan untuk penentuan metode analisis, panjang tumpuan minimum, detail perencanaan kolom, dan prosedur desain pndasi dan kepala jembatan. Tabel 3.12 Tabel 5 Zona Gempa
3.2.1.6 Nilai R untuk Struktur Bawah
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 65
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Tabel 3.13 Tabel-6 faktor Modifikasi (R) untuk bangunan bawah
3.2.1.7 Kombinasi Pembebanan 1.
kombinasi pengaruh gaya gempa Gaya gempa elastid yang bekerja pada struktur jembatan harus dikombinasikan sehingga memiliki 2 tinjauan embebanan sebagai berikut :
100 % gaya gempa pada arah X dikombinasikan dengan 30 % gaya gempa arah . 100 % gaya gempa pada arah Y dikombinasikan dengan 30% gaya genpa arah X. Sehingga apabila diaplikasikan dengan perhitungan variasi arah maka kombinasi gaya gempa menjadi gaya gempa sebagai berikut : 1. DL + 𝛾Eq LL -/+ EQx -/= 0,3 EQy 2. DL + 𝛾Eq LL -/+ EQy -/= 0,3 EQx Keterangan : DL adalah beban mati yang bekerja (kN) 𝛾Eq faktor beban hidup kondisi gempa 𝛾Eq = 0,5 (jembatan sangat penting) Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 66
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
𝛾Eq = 0,3 (jembatan penting) 𝛾Eq = 0 (jembatan lainnya) LL adalah beban hidup yang bekerja (kN) EQx adalah beban gempa yang bekerja pada arah X EQy adalah beban gempa yang bekerja pada arah Y 1
Dl + SDL + SWG + 0,3 (BTR + BGT) + Rem + Eqx + 0,3 Eqy + qA+qC+qP
2
Dl + SDL + SWG + 0,3 (BTR + BGT) + Rem + Eqx + 0,3 Eqy + qA+qC+qP
3
Dl + SDL + SWG + 0,3 (BTR + BGT) + Rem - Eqx + 0,3 Eqy + qA+qC+qP
4
Dl + SDL + SWG + 0,3 (BTR + BGT) + Rem - Eqx - 0,3 Eqy + qA+qC+qP
5
Dl + SDL + SWG + 0,3 Truck + Rem - Eqx + 0,3 Eqy + qA+qC+qP
6
Dl + SDL + SWG + 0,3 Truck + Rem + Eqx - 0,3 Eqy + qA+qC+qP
7
Dl + SDL + SWG + 0,3 Truck + Rem - Eqx + 0,3 Eqy + qA+qC+qP
8
Dl + SDL + SWG + 0,3 Truck + Rem - Eqx - 0,3 Eqy + qA+qC+qP
9
Dl + SDL + SWG + 0,3 (BTR + BGT) + Rem + Eqx + 0,3 Eqy + qA+qC+qP
10
Dl + SDL + SWG + 0,3 (BTR + BGT) + Rem + Eqx - 0,3 Eqy + qA+qC+qP
11
Dl + SDL + SWG + 0,3 (BTR + BGT) + Rem - Eqx + 0,3 Eqy + qA+qC+qP
12
Dl + SDL + SWG + 0,3 (BTR + BGT) + Rem - Eqx - 0,3 Eqy + qA+qC+qP
13
DL+SDL+SWG+0,3Truk+REM+Eqx+0,3Eqy+qA+ qC
14
DL+SDL+SWG+0,3Truk+REM+Eqx-0,3Eqy+qA+ qC
15
DL+SDL+SWG+0,3Truk+REM-Eqx+0,3Eqy+qA+ qC
16
DL+SDL+SWG+0,3Truk+REM-Eqx-0,3Eqy+qA+ qC
17
DL+SDL+SWG+0,3Truk+REM+W+qA+ qC
18
DL+SDL+SWG+0,3Truk+REM-W+qA+ Qc
19
DL+SDL+SWG+0,3(BTR+BGT)+REM-W+qA+qC+qP
20
DL+SDL+SWG+0,3(BTR+BGT)+REM+W+qA+qC+qP
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 67
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Maka didapat Parameter Beban Gempa
Parameter Beban Gempa
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Klasifikasi Jembatan Kelas Situs Ss S1 SDS SD1 Zona Gempa R arah X R arah Y
Girder SC 0,674 0,3 0,51 0,3 4
3.2.2 Tekanan Lateral Akibat Gempa Tekanan tanah lateral akibat beban gempa dapat dihitung dengan menggunkan pendekatan peseudostatis yang dikembangkan oleh mononabe dan okabe adapun asumsi dasar yang digunakan adalah sebagai berikut :
Kepala jembatan bebas berdeformasi sedemikian sehingga memberikan kondisi tekanan aktif untuk timbul. Bila jembatan kaku terkekang dan tidak dapat bergerak, maka tekanan tanah yang diperoleh akan lebih besar dibandingkan hasil analisis mononabe dan okabe.
Timbunan dibelakang kepal jembatan bersift non kohesif dengan sudut Friksi ∅.
Timbuna tidak jenuh sehingga tidak ada pengaruh likuifaksi,
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 68
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Kondisi kesetimbagan gaya dibelakang kepala jembatan dapat dilihat dengan gambar formula tekanan tanah akibat pengaruh gempa ( EAE) yaitu sebagai berikut : 1
EAE = 2 𝛾 Ht2 (1-kv) KAE dengan nilai koefisiensi tekana aktif seismik (KAE) adalah Keterangan : 𝛾 adalah berat jenis tanah (KN/m) Ht adalah tinggi tanah (m) ∅ adalah sudut geser internal tanah (°) 𝛩 = arc tan (kh / (1-kv)° ᵟ adalah sudut geser diantara tanah dan kepala jembatan (°) Kh adalah koefisien prcepatan horizontal Kv adalah koefisien percepatan vertical umumnya diambil 0) I adalah sudut kemiringan (°) ᵦ adalah kemiringan dinding kepala jembatan terhadap bidang vertikal (°) Dengan parameter berikut : 𝛾
= 18 kN/m3
∅
= 14°
𝛿
=17° ( tabel 6 )
AS = 0,356 kh
= 0,5 AS = 0,5 x 0,357 = 0,1785
kv
= 0°
i
= 0°
𝛽
= 0°
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 69
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 3.2 Diagram Keseimbangan Gaya pada Dinding Penahan Tanah
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 70
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Tabel 3.14 tabel-6 sudut Geser Material
KAE
=
𝐶𝑜𝑠2 (∅− 𝜃− 𝛽 ) 𝐶𝑜𝑠 × 𝜃𝐶𝑜𝑠2
Parameter Gempa Pada Abutmen Dengan nilai koefisien tekanan aktif (KAE) adalah
Kv = 0 As = 0,357 ( dari Web Kh = 0,5 x As = 0,5 x 0,357 = 0,1785
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 71
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
𝑘ℎ ∅ = 𝑎𝑟𝑐 tan ( ) 1 − 𝑘𝑣 0,1785 = 𝑎𝑟𝑐 tan ( ) 1−0 = 10° −2
𝐾𝐴𝐸
𝐶𝑂𝑆 2 (14° − 10° − 0) 𝑆𝐼𝑁(17° + 14°)𝑆𝐼𝑁(14° − 10° − 0) = × (1 + √ ) 𝐶𝑂𝑆10, °𝐶𝑂𝑆 2 0 𝑥 𝐶𝑂𝑆(17° + 10° + 0) 𝐶𝑂𝑆(17° + 10° + 0)𝐶𝑂𝑆(0 − 0)
= 0,793
Maka untuk menghitung tekanan lateral akibat gempa dengan nilai koefisien tekanan aktif yaitu terjadi pada 2 abutmen sebagai berikut :
Bentang 40
Ht
= 2,5 1
EAE = 2 × 𝛾 × 𝐻𝑡 2 × (1 − 𝑘𝑣) 𝐾𝐴𝐸 =
1 2
× 18 × 2,52 × (1 − 0) 0,7938
= 44,65 kN/m
Bentang 16
Ht
=2m 1
EAE = 2 × 𝛾 × 𝐻𝑡 2 × (1 − 𝑘𝑣) 𝐾𝐴𝐸 =
1 2
× 18 × 22 × (1 − 0) 0,7938
= 28,576 kN/m
Selanjutnya untuk komponen tekanan tanah pasif yang cenderung mendorong tanah timbunan yaitu sebagai berikut
Dengan nilai koefisien tekanan aktif (KPE) adalah
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 72
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
KPE =
𝐶𝑂𝑆 2 (14°−10°−0)
𝑆𝐼𝑁(17°+14°)𝑆𝐼𝑁(14°−10°+0)
𝐶𝑂𝑆10,°𝐶𝑂𝑆 2 0 𝑥 𝐶𝑂𝑆(17°+10°−0)
× (1 + √
𝐶𝑂𝑆(17°+10°−0)𝐶𝑂𝑆(0−0)
−2
)
= 1,018 x 0,157 = 0,160 Maka untuk menghitung tekanan lateral akibat gempa dengan nilai koefisien tekanan pasif yaitu terjadi pada 2 abutmen sebagai berikut :
Bentang 16
Ht
= 2m 1
EPE = 2 × 𝛾 × 𝐻𝑡 2 × (1 − 𝑘𝑣) 𝐾𝑃𝐸 1
= 2 × 18 × 22 × (1 − 0) 0,160 = 5,76 kN/m
Bentang 40
Ht
= 2,5 m 1
EPE = 2 × 𝛾 × 𝐻𝑡 2 × (1 − 𝑘𝑣) 𝐾𝑃𝐸 1
= 2 × 18 × 2,52 × (1 − 0) 0,160 = 9 kN/m a.
Parameter gempa pada abutmen 𝑞𝑃𝐴𝐸 = 𝛾𝑡 𝑥 𝐻𝑡 𝑥 (1 − 𝑘𝑣 ) 𝑥 𝑘𝐴𝐸
(𝑘𝑁/𝑚2 )
Untuk menentukan tekanan lateral akibat gempa yaitu terjadi pada 2 abutmen yaitu :
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 73
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Parameter gempa pada abutmen 1 Bentang 16 Ht
= 2m
Kv
=0
Kh
= 0,1785
𝛾t
= 18 KN/m3
KAE QPAE
= 0,7938 = 𝛾𝑡 𝑥 𝐻𝑡 𝑥 ( 1 − 𝐾𝑉 ) 𝐾𝐴𝐸 = 18𝑥 2 𝑥 ( 1 − 0) 𝑥 0,7938 = 28,577 kN/m2
Parameter gempa pada abutmen 2 Bentang 40 Ht = 2,5 m Kv = 0 Kh = 0,1785 𝛾t = 18 KN/m3 KAE
= 0,7938
QPAE
= 𝛾𝑡 𝑥 𝐻𝑡 𝑥 ( 1 − 𝐾𝑉 ) 𝐾𝐴𝐸 = 18𝑥 2,5 𝑥 ( 1 − 0) 𝑥 0,7938 = 35,721kN/m2
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 74
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
3.3
Beban Tekanan tanah Untuk menghitung tekanan tanah dapat di lakukan melalui prameter dan rumus
berikut ini:
∅
= 10o
Ka
= tan (45 − 2)2 = (45 −
Ka
= 1+sin ∅ = 1+sin 14° = 0,61
∅
1−sin ∅
14° 2 ) 2
= 0,61
1−sin 14°
atau ∅
Ka
= tan (45 − 2)2 = (45 −
𝛾𝑡
= 18 kN/m2
C
= 10 kN/m2
14° 2 ) 2
= 0,61
Untuk perhitungan beban tekanan tanah terjadi pada 2 abutmen yaitu sebagai berikut :
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 75
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Tekanan tanah pada abutmen 1
Bentang 40 Ht qA
= 2,5 m = γt x Ht x K a = 18 x 2,5 x 0,61 = 27,45 kN/m2
Qc
= 2 x C x √K a = 2 x 10 x 0,61 = 15,62 kN/m2
Tekanan tanah pada abutmen 2
Bentang 16 Ht
=2m
qA
= γt x Ht x K a = 18 x 2 x 0,61 = 21,96 kN/m2
Qc
= 2 x C x √K a = 2 x 10 x 2,61 = 15,62 kN/m2
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 76
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
2.7 2.7.1
Beban pada Exterior Beban Exterior Bentang
Gambar 3.3 Beban SDl
Gambar 3.4 Beban Rem
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 77
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 3.5 Beban Angin
Gambar 3.6 Beban UDL
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 78
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 3.7 Beban Truck
Gambar 3.8 Beban L Merata
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 79
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 3.9 Beban Gempa Arah x
Gambar 3.10 Beban Qp
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 80
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 3.11 Beban Kohesi
Gambar 3.12 Tekanan Tanah Aktif
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 81
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
3.13 Gambar Eqx
Gambar 3.15 Beban Eqy
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 82
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 3.16 M22Beban Tekanan Tanah Aktif
Gambar 3.17 Vmax Beban Tekanan Tanah Aktif
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 83
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 3.18 Beban SDL
Gambar 3.19 Beban Rem
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 84
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 3.20Beban Angin
Gambar 3.21 Beban UDL
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 85
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar3.22 Beban Truck
Gambar 3.23 Beban L merata
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 86
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 3.24 Beban Gempa Arah X (EQx)
Gambar 3.25 Beban Gempa Arah Y (EQy)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 87
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 3.26 Tekanan Tanah Aktif (qA)
Gambar 3.27 Tekanan Kohesi (qc)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 88
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 3.28 Beban Qp
Gambar3.29 M11 (Tekanan Tanah Aktif)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 89
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Gambar 3.30 M22 (Tekanan Tanak Aktif)
Gambar 3.31 VMax (Tekanan Tanah Aktif)
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 90
PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN TA. 2017/2018
Tabel 3.2 Hasil Kombinasi Keterangan
Min (KN.m/m)
Max (KN.m/m)
M11
-0.7414
4.2773
M22
-0.0135
21.3866
Vmax
0
14.97
Keterangan
Min (KN.m/m)
Max (KN.m/m)
M11
-0,0186
11,0176
M22
-0.0164
7,867
Vmax
0
208,76
Reky Insan 2411151040 Asep Rohendi 2411151043 Yussyita F 241151045 Melia Makhda 241151047 Nurman Sopian 2411151048 Lia Dahlia 241151061 Irfansyah M 2411151066 Nadia Farhatunnisa 2411151072 91