LAPORAN PEMETAAN GEOLOGI DAERAH PUCUNG DAN SEKITARNYA KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH, INDONESIA
HERI SUSANTO 072001500052
TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS KEBUMIAN DAN ENERGI UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2018
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA PEMETAAN GEOLOGI DAERAH PUCUNG DAN SEKITARNYA KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH, INDONESIA
Penyusun
HERI SUSANTO 072001500052 Disahkan Oleh :
Koordinator Lapangan Blok I
Dosen Pembimbing
Ir. Budi Wijaya, MT. NIK : 2024/ USAKTI
Ir. Agus Guntoro, M.Si, Ph.D NIK : 1694/ USAKTI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan proposal pemetaan geologi ini. Dalam proposal ini saya akan mengajukan rencana pemetaan geologi di daerah Pucung, kecamatan eromoko, kabupaten wonogiri, provinsi jawa tengah. Proposal ini dibuat dalam rangka mempersiapkan keberangkatan dalam pemetaan geologi mahasiswa di Eromoko dan untuk memenuhi tugas mata Pemetaan Geologi. Penyusun juga mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Dosen Pembimbing Bapak Dr. Agus Guntoro yang telah membimbing, memberi masukan, dan mengoreksi kesalahan dalam proposal ini sehingga dapat menyelesaikan proposal ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada asisten pemetaan geologi, teman-teman yang telah membantu kami menyelesaikan proposal ini, baik materi maupun non materi. Semoga proposal ini dapat mengantar saya untuk mendapatkan nilai terbaik pada mata kuliah Pemetaan Geologi dan semoga proposal ini dapat memberikan rancangan pemetaan yang mampu membantu saya dalam menyelesaikan pemetaan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah di berikan oleh Universita Trisakti dan semoga proposal ini memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun proposal ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Jakarta,
Mei 2018
Heri Susanto
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
2
BAB I PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
4
1.2 Maksud dan Tujuan
5
1.3 Waktu dan Lokasi Pemetaan
6
1.4 Metode dan Tahapan Pemetaan
6
1.5 Tinjauan Pustaka
8
BABA II GEOMORFOLOGI REGIONAL
9
2.1 Fisiografi Regional
9
2.2 Geomorfologi Regional
10
BAB III GEOLOGI REGIONAL
24
3.2 Geologi Regional
10
3.3 Stratigrafi Regional
12
BAB IV METODE PENELITIAN DAN RENCANA KERJA
24
4.1 Metodologi Pemetaan
9
4.2 Sistematika Penulisan
10
BAB V KONDISI UMUM DAERAH PEMETAAN
25
DAFTAR PUSTAKA
25
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kebutuhan akan adanya sumber daya alam yang berasal dari bumi dan untuk
mengurangi dampak negatif akibat bencana alam yang terjadi karena gejala geologi membuat orang akan melakukan berbagai cara dan mengembangkan teknologi untuk dapat melakukan pencarian sumber daya alam geologi tersebut. Persoalan geologi mampu untuk diselesaikan dengan mengantisipasi sebelum terjadinya bencana alam geologi dengan cara melihat tandatanda jejak apa yang telah terjadi di masa lalu melalui rekaman pada batuan yang ada tersingkap di permukaan bumi. Sebagai ahli geologi, harus mampu untuk mengidentifikasi potensi sumber daya dan pencegahan bencana alam yang terjadi pada suatu daerah. Dengan teknologi yang ada saat ini, ada berbagai macam metode yang digunakan untuk melakukan eksplorasi sumber daya alam dan untuk mengetahui gejala bencana alam sebelum terjadi. Namun, ada metode yang paling mudah dan murah untuk dilakukan sebagai langkah awal dalam melakukan pencarian sumber daya dan analisis kemungkinan terjadinya bencana alam yaitu dengan Pemetaan Geologi. Pemetaan geologi merupakan proses kerja lapangan untuk menghasilkan peta geologi dengan memanfaatkan metode geologi lapangan. Pada intinya, proses pemetaan geologi dilakukan untuk menyajikan dan menampilkan berbagai bentuk kondisi geologis yang ada di lapangan dalam sebuah kertas berupa peta geologi. Fokus utama tersebut misalnya mineral batuan, struktur batuan, stratigrafi urutan batuan, morfologi, bentang alam, fosil, relief, dan sebagainya. Ahli geologi harus memiliki pengalaman lapangan langsung sehingga mampu melihat potensi sumber daya alam dan mengidentifikasi bencana alam yang mungkin terjadi. Untuk inilah seorang mahasiswa yang mengambil jurusan Teknik Geologi akan melakukan pembelajaran dalam membuat peta geologi secara langsung di lapangan. Daerah Jawa Tengah, tepatnya di daerah Kabupaten Wonogiri telah menarik perhatian para ahli geologi sejak dulu. Di daerah ini terdapat singkapan batuan dan juga struktur yang lengkap. Para ahli tersebut menemukan singkapan batuan yang diperkirakan berumur mulai dari Kapur Akhir sampai Holosen, yang terdiri atas batuan malihan, batuan beku, dan batuan sedimen. Pada umumnya batuan ini terkekarkan, terlipat, dan tersesarkan sehingga daerah ini menarik untuk dilakukan pemetaan geologi. Namun penelitian yang telah dilakukan masih bersifat regional, sehingga pada beberapa tempat, keadaan geologinya belum terlalu jelas atau
1
tidak terperinci. Untuk itu perlu dilakukan pemetaan geologi dengan skala yang lebih besar, sehingga didapatkan keadaan geologi yang lebih rinci dan lengkap pada daerah yang di teliti.
1.2
Maksud dan Tujuan Maksud dibuatnya proposal pemetaan geologi ini yaitu untuk merencanakan program
pemetaan geologi dan mempersiapkan semua kebutuhan yang diperlukan dalam melakukan pemetaan geologi. Tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk syarat dalam mata kuliah pemetaan geologi dan untuk mendapatkan hasil peta geologi yang representatif pada sebuah peta dua dimensi sesuai dengan keadaan lapangan yang sebenarnya serta memudahkan dalam melakukan pengambilan data di lapangan.
1.3
Waktu dan Lokasi Pemetaan Waktu pelaksanaan pemetaan pada tanggal 7 Juli 2018 sampai 10 Agustus 2018 berada
di Desa Eromoko, Tejosari, Pucung, Basuhan, Wonodadi, Sindukarto, Puloharjo, Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi pemetaan tepatnya pada koordinat 110o46’42,3’’ - BT 07o57’17,0’’ LS dan 110o50’00’’ - BT 08o00’00’’. Luas daerah pemetaan adalah 30 Km2 dengan panjang 6 Km dan lebar 5 Km. Lokasi pemetaan pada kavling 32, Kelompok 7, Blok 1 Wonosari. Untuk mencapai lokasi pemetaan dapat dilakukan perjalanan dengan mobil bus selama + 12 jam (606 Km) dari Jakarta (Universitas Trisakti) ke Kecamatan Eromoko dan menggunakan motor ke lokasi pemetaan + 30 menit.
Gambar 1.1 Lokasi Pemetaan pada peta administrasi
2
Gambar 1.2 Jarak lokasi Pemetaan dilihat dari maps.google.com
Gambar 1.2 Lokasi Pemetaan ditinjau dari google earth
1.4
Metode dan Tahapan Pemetaan Metoda penelitian yang di gunakan adalah analisa deskriptif, pemetaan geologi
konvensional pengambilan data langsung di lapangan serta analisa laboratorium. Prosedur pelaksanaan pemetaan geologi dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan; pemetaan di lapangan; analisis laboratorium; dan penyusunan laporan. 1) Tahapan Persiapan dan Perencanaan Penelitian Tahap ini meliputi studi literatur daerah penelitian, analisa topografi, perencanaan lintasan lokasi pengamatan, dan persiapan alat-alat lapangan seperti kompas geologi, palu, loupe, dll. 3
2) Tahapan Penelitian Lapangan Pada tahap ini dilakukan observasi singkapan. Ada 3 hal pokok yang harus direkam oleh para pemeta di dalam buku lapangannya, yaitu
Deskripsi litologi: di lapangan harus diusahakan pada singkapan yang baik, dalam arti tidak lapuk, serta diharapkan dapat mewakili suatu satuan.
Unsur-unsur struktur: strike dan dip untuk struktur bidang (misalnya bidang perlapisan, sesar, kekar, foliasi, dan lain-lain), serta trend dan plunge untuk struktur garis (misalnya sumbu “microfold”, gores garis, liniasi mineral, dan lain-lain).
Membuat sketsa dan potret: untuk memperjelas hal-hal yang ingin ditonjolkan.
Pengambilan sampel: untuk tahap analisa laboratorium sampel yang diambil adalah sampel yang baik dan tidak lapuk dan diambil dengan ukuran tangan (hand specimen).
3) Tahapan Analisis dan Penelitian Laboratorium Meliputi Analisa Mikropaleontologi dan Petrografi terhadap sampel yang telah diambil dari lapangan. 4) Tahapan Penulisan Laporan Geologi Tahapan ini dilakukan setelah semua tahapan analisa dilakukan, dalam melakukan penulisan laporan harus dengan konsultasi kepada dosen pembimbing terkait agar mendapatkan hasil yang baik. Konsultasi ini meliputi masalah teknis penelitian sampai masalah penulisan hasil penelitian. Rencana Pemetaan Geologi No 1 2 3 4 5 6
1.5
Kegiatan
Mei 1
2
3
Juni 4
1
2
3
Juli 4
1
2
3
Agustus 4
1
2
3
September 4
1
2
3
Oktober 4
1
2
3
4
Proposal Pemetaan Persiapan Pemetaan Pelaksanaan Pemetaan Analisis Laboratorium Penyusunan Laporan Geologi Seminar/ Kolokium
Tinjauan Pustaka Secara harafiah, geologi terdiri dari dua kata, yaitu Geos yang berarti bumi dan Logos
yang berarti pengetahuan. Geologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang kebumian. Definisi lain nya disebutkan bahwa geologi adalah Ilmu Kebumian yang 4
mempelajari segala sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada (Noor, 2009). Dalam buku Pengantar Geologi (Noor, 2009) disebutkan, Geologi dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu: 1. Geologi Fisik (Physical Geology) Geologi fisik adalah suatu studi yang mengkhususkan mempelajari sifatsifat fisik dari bumi, seperti susunan dan komposisi daripada bahan-bahan yang membentuk bumi, selaput udara yang mengintari bumi, khususnya bagian yang melekat dan berinteraksi dengan bumi, kemudian selaput air atau hidrosfir, serta proses-proses yang bekerja di atas permukaaan bumi yang dipicu oleh energi matahari dan tarikan gaya berat bumi. Proses yang dimaksud itu, dapat dijabarkan sebagai pelapukan, pengikisan, pemindahan, pengendapan. 2. Geologi Dinamis Geologi dinamis adalah bagian dari Ilmu Geologi yang mempelajari dan membahas tentang sifat-sifat dinamika bumi. Sisi ini berhubungan dengan perubahan-perubahan pada bagian bumi yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang dipicu oleh energi yang bersumber dari dalam bumi, seperti kegiatan magma yang menghasilkan vulkanisme, gerak-gerak litosfir akibat adanya arus konveksi, gempabumi dan gerak-gerak pembentukan cekungan pengendapan dan pegunungan Dalam geologi, dimensi waktu merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Di ilmu geologi, dikenal jenis penanggalan yang berbeda dengan penanggalan biasa, penanggalan tersebut dinamakan “skala waktu geologi”. Skala waktu geologi (Noor, 2009) dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: 1. Skala waktu relatif Adalah skala waktu yang ditentukan berdasarkan atas urutan perlapisan batuan-batuan serta evolusi kehidupan organisme dimasa yang lalu. 2. Skala Waktu Absolut (Radiometrik) Adalah suatu skala waktu geologi yang ditentukan berdasarkan pelarikan radioaktif dari unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bebatuan Dikemukakan oleh James Hutton, bapak geologi modern, pada tahun 1795. Kemudian dikenal istilah “The present is the key to the past”. Empat makna dari prinsip uniformitarianisme: 1. Hukum uniformitas Asumsi bahwa hukum alam konstan menurut ruang dan waktu 2. Proses uniformitas
5
Jika peristiwa masa lalu dapat dijelaskan sebagai akibat dari suatu proses yang sekarang diketahui, maka penyebab lain yang tidak diketahui tidak perlu dicari. 3. Tingkat uniformitas Proposisi yang menyatakan bahwa perubahan pada permukaan bumi itu umumnya lambat, tetap dan gradual 4. Wujud uniformitas Meskipun terjadi perubahan, perubahannya tidak mengarah ke hilangnya bumi, tetapi bumi tetap ada seperti yang ada sekarang. Lembar peta geologi yang berada pada daerah yang permukaannya tersusun oleh batuan sedimen biasanya mengunakan satuan stratigrafi batuan dari unit litostratigrafi yaitu berupa bed, bed set, anggota, formasi, dan grup. Pengelompokan satuan batuan ini biasanya berdasarkan atas kesamaan ciri fisik dan jenis batuan. Ciri fisik dan jenis batuan yang dimaksud seperti perlapisan batupasir, perselingan batupasir dan batulempung, batugamping terumbu, batugamping berlapis, batupasir tuffaan, napal, breksi, konglomerat, batubara dan lain sebagainya. Penamaan dari unit litostratigrafi ini biasanya didasarkan atas lokasi atau daerah ditemukannya atau atau kesamaan ciri fisik dan jenis batuan di daerah tertentu. Sering menjadi kendala dalam pengaplikasian pemetaan geologi dengan unit litostratigrafi adalah apabila jenis batuan dikaitkan dengan detail lingkungan pengendapan yang mempunyai kemiripian jenis dan sifat fisik batuan. Seperti pada kasus batuan sedimen pada lingkungan fluvial – delta, pada lingkungan ini batulempung, batupasir, batubara yang terdapat pada fluvial, upper delta plain (UDP), lower delta front (LDP), delta front, bahkan pro-delta sampai slope. Sering pula pada peta geologi saat ini penamaan dan pengelompokan unit stratigrafi ini terbatas atas kapling atau batas pemetaan sehingga penamaan atas unit batuan yang sama secara fisik dan jenis batuannya bisa memiliki nama yang beda walaupun bersebelahan atau bahkan bertampalan pada batas lokasi pemetaan. Karena hal-hal tersebut di atas, sering diaplikasikan pemetaan berbasis unit stratigrafi fasies lingkungan pengendapan. Pemetaan dengan unit stratigrafi ini sebenarnya juga berlandaskan dan didukung data dan analisis litostratigrafi, kronostratigrafi, biostratigrafi, dan sekuen stratigrafi. Sering pula dalam pelaksaanaan pekerjaan dan hasil stratigrafi dibuat kesebandingan antara unit stratigrafi tersebut, bahkan dengan mudah dapat pula dibuat peta geologi fasies lingkungan pengendapan, serta peta geologi litostratigrafi detail. Metode chaining ini merupakan modifikasi atau kombinasi dari ilmu pemetaan geologi yang secara umum telah diajarkan saat dibangku perkuliahan. Tulisan ini disusun atas dasar pengalaman beberapa kali pemetaan geologi untuk memecahkan beberapa kasus eksplorasi, 6
seperti dalam kasus permasalahan stratigrafi, apakah Eosen sudah di permukaan ataukah masih terpendam jauh di dalam?; Permasalahan struktur geologi, apakah terjadi rembesan hidrokarbon dari lead sub-thrust?; Permasalahan sistem perminyakan, bagaimana sebaran dan play sistem perminyakan berumur Paleogen pada lapangan yang di atasnya sudah produksi hidrokarbon Sistem Perminyakan Neogen?; serta kasus lainya seperti stratigrafi dan potensi sistem perminyakan batuan berumur pra-Tersier; Menjadi jembatan studi geologi dan geofisika selanjutnya, seperti mendapatkan informasi kedalaman distribusi batubara yang mengadsorb energi seismik, merekomendasikan fokus studi lokasi survey microseepage berdasarkan play sistem perminyakan yang digenerate dari proses pemetaan geologi.
BEBERAPA TEKNIK PEMETAAN GEOLOGI Teknik akuisis data dalam pemetaan geologi yang biasa dilakukan yaitu: 1. Spot mapping. Metode spot mapping ini biasanya sering dipakai dan diajarkan di kampus-kampus. Lazimnya setiap geologis pernah mengaplikasikan teknik ini. Metode ini biasanya juga disertai dengan pengukuran penampang stratigrafi pada lokasi yang memiliki singkapan tersingkap baik. Pekerjaan spot mapping biasanya memiliki kaidah dan persyaratan tertentu mengenai kerapatan data, arah lintasan, luas daerah studi, dan scope of work (cakupan kerja), skala pemetaan.
2. Chaining atau pengukuran stratigrafi terukur dan terikat. Pemetaan metode chaining atau pengukuran stratigrafi terukur dan terikat sepanjang jalur pemetaan dilakukan dengan membuat log litologi kontinyu sepanjang jalur pemetaan. Biasanya menggunakan skala pengamatan 1:1000. Inti pekerjaan ini merupakan kombinasi 3 pekerjaan utama, yaitu navigasi dan pengukuran lintasan, pengamatan dan pencatatan kondisi geologi secara detail, pengambilan contoh batuan dan rembesan hidrokarbon. 3. Kombinasi. Kegiatan pemetaan geologi chaning memiliki nilai akurasi dan ketelitian lebih baik baik dalam akuisi data dan pengolahan. Untuk lebih mebdapatkan hasil lebih baik dan optimal atas pertimbangan teknis dan biaya biasanya dilakukan kombinasi metode pemetaan chaining dan spot mapping.
7