MODAL INTELEKTUAL SEBAGAI ALAT PENGUKUR KEMAJUAN PERUSAHAAN
ARTIKEL Mata Kuliah : Seminar Akuntansi
Disusun oleh : Randi Yoska Permana (114040360) Ryan Dwi Permana (114040367) Sukma Faizali Nugraha (114040370) Muhammad Satrio Goworizky (114040375) Mohammad Juanda (114040383)
Akuntansi 4L
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2017
Abstrak
Artikel ini dibuat didasari oleh pengalaman yang dilihat, ya itu perusahaan masih menjadikan aset sebagai tolak ukur atau penilaian kemajuan perusahaan tersebut, seiring waktu hal itu tidak bisa digunakan lagi karena perkembangan pengetahuan lah yang membuat tau mengubah segala aspek dikehidupan termasuk perusahaan,maka dari itu ada istilah Modal Intelektual yang merupakan aset yang tercipta dari pengetahuan. Didalam Modal Intelektual ada 3 komponen yaitu “Modal Manusia, struktural, pelanggan. Ketiga ini adalah tiang berjalan suatu praktek modal intelektual disuatu perusahaan. Maka dari artikel ini dibuat dan pembahasan yang bisa digunakan cara untuk menambah pengetahuan tentang modal intelektual.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Mengembangkan modal intelektual amatlah penting, karena pengetahuan
merupakan aset dan sumber kekuatan. Seperti yang dikatakan oleh Lew Platt, mantan CEO Hewleet Packard, “Jika dulu HP, mengetahui apa yang mereka ketahui saat ini, kami akan mendapatkan keuntungan tiga kali lipat.”Pengetahuan merupakan modal intelektual yang dimiliki sebuah organisasi. Perkembangan teknologi dan internet telah mendorong terjadinya ledakan dalam cakupan dan kedalaman pengetahuan yang ada.Oleh karena itu, ada begitu banyak informasi dan pengetahuan, maka penting bagi sebuah organisasi untuk mengetahui cara mengembangkan serta menggunakan informasi secara kreatif. Modal intelektual merupakan aset yang tercipta dari pengetahuan. Seperti yang diungkapkan seorang penulis bernama Thomas Stewart.“Kecerdasan menjadi sebuah aset ketika beberapa kebijakan yang bermanfaat dihasilkan dari otak yang mengalir bebas. Kecerdasan oraganisasional dapat menjadi modal intelektual hanya bila kecerdasan tersebut dapat melakukan sesuatu yang sulit dilakukan, bila tetap dibiarkan bagaikan koin-koin yang berserakan di selokan.”Pengetahuan dan informasi harus dikumpulkan, dilindungi, dan dikelola secara efektif jika ingin menjadi sumber daya yang bernilai.Modal intelektual merupakan akumulasi kinerja dari tiga elemen utama perusahaan human capital,
2
structure capital, dan customer capital yang dapat memberikan nilai lebih bagi perusahaan di masa yang akan datang. Seperti banyak fenomena yang kita lihat masih adanya perusahaan yang menjadikan aset sebagai tolak ukur kemajuan perusahaan atau berdasarkan aset yang terwujud atau tangible, yaitu bentuk fisik yang dapat disentuh dan dilihat, dalam hal ini sangatlah riskan jika hanya aset terwujud yang dijadikan sebagai tolak ukur perusahaan, dikarenakan aset adalah sesuatu yang diperoleh dengan usaha dari suatu organisasi atau SDM di dalam perusahaan itu sendiri, bahwasanya yang harus dijadikan sebagai tolak ukur adalah pengetahuan dari SDM maupun perusahaan itu sendiri,dikaenakan perusahaan yang mempunyai pengetahuan atau mengikuti perkembangan pengetahuan akan menjadi suatu perusahaan yang kuat dan baik. Modal Intelektual kini juga telah banyak dibicarakan dan dianggap penting oleh banyak praktisi(Stewart, 1997; Sveiby, 1997).
Modal Intelektual kini disadari merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap kemajuan sebuah organisasi. Demikian pula pada perusahaan kecil dan menengah Modal Intelektual dianggap sangat penting bagi pengembangan usaha dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan. Penelitian tersebut memberikan pemahaman kepada kita bahwa Modal Intelektual merupakan factor penting bagi perkemangan organisasi maupun perkembangan usaha. Oleh sebab itu artikel ini dibuat untuk memberi pengetahuan kepada pembaca maupun perusahan – perusahaan agar dapat menjadikan modal intelektual sebagai tolak ukur perusahaan. Karena seperti kutipan diatas “ Pengetahuan adalah suatu aset terpenting dalam segala hal “.
3
1.2
Teori-teori resource based theory yang menyebutkan bahwa perusahaan memiliki
sumber daya yang dapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan bersaing dan mampu mengarahkan perusahaan untuk memiliki kinerja jangka panjang yang baik. Resources yang berharga dan langka dapat diarahkan untuk menciptakan keunggulan bersaing, sehingga resources yang dimiliki mampu bertahan lama dan tidak mudah ditiru, di transfer atau digantikan.Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan ini disebut modal intelektual. Resource-based view Theory (RBV) adalah suatu konsep teori yang lahir dari penelitian para pakar ekonomi di seluruh dunia, dimana teori ini dipercaya dapat memberikan jawaban dalam menciptakan competitive advantage bagi suatu perusahaan.
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Modal Intelektual (Intellectual Capital) Modal intelektual (Bahasa Inggris: intellectual capital) adalah suatu
istilah yang memiliki berbagai definisi dalam teori-teori ekonomi yang berbeda. Karenanya, satu-satunya definisinya yang paling netral adalah suatu debat mengenai "aktiva tak berwujud" (intangibles) dalam ekonomi dan asumsi modal yang menciptakan kekayaan intelektual. Jenis modal ini jarang atau tak pernah muncul dalam praktik akuntansi.Istilah ini terutama dipergunakan oleh ahli teori dalam teknologi informasi, riset inovasi, transfer teknologi, dan bidang-bidang lain yang terutama menyangkut teknologi, standar, dan modal ventura. Populer pada periode 1995-2000, istilah ini terutama digunakan oleh teori-teori untuk menjelaskan "dotcom boom" dan valuasi tinggi yang terjadi pada saat itu.Menurut Cut Zurnali (2008), istilah modal intektual (intellectual capital) digunakan untuk semua yang merupakan asset dan sumberdaya non-tangible atau non-physical dari sebuah organisasi, yaitu mencakup proses, kapasitas inovasi, pola-pola, dan pengetahuan yang tidak kelihatan dari para anggotanya dan jaringan koloborasi serta hubungan organisasi. Intellectual capital juga didefinisikan sebagai kombinasi dari sumberdaya-sumberdaya intangible dan kegiatan-kegiatan yang membolehkan organisasi mentransformasi sebuah bundelan material, keuangan dan sumberdaya manusia dalam sebuah kecakapan sistem untuk menciptakan stakeholder value.
5
2.2
Komponen-komponen Modal Intelektual Menurut Hubert Saint-Onge (Stewart, 1997) dari Canadian Imperial Bank
Of Commerce dan Leif Edvinsson dari Skandia, modal intelektual dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: 1.
Human Capital (Modal Manusia). Human Capital merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan seseorang yang dapat digunakan untuk menghasilkan layanan profesional dan economic rent. Menurut Coff (1997), teori human capital dibedakan dalam 2 kategori: a.
Firm Specific Human Capital Merupakan pengetahuan mengenai rutinitas dan prosedur yang khas dari sebuah perusahaan, yang membatasi nilai tersebut keluar dari perusahaan tersebut.
b.
Industry Specific Human Capital Merupakan pengetahuan rutinitas yang khas dalam suatu industri yang tidak dapat ditransfer ke industri lain. Perbedaaan antara keduanya yang utama adalah terletak pada spesifitasnya. Industry Specific Human Capital kurang memiliki spesifitas perusahaan, sehingga seorang profesional dapat pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya di seluruh pasar (dalam industri yang sama) tanpa menghilangkan nilai industry specific perusahaan sebelumnya.
6
Kemampuan manusia merupakan sumber dari inovasi, sumber dari pandangan. Modal manusia merupakan suatu wadah di mana keseluruhan jenjang atau tingkatan dimulai: sumber dari inovasi dan awal pengetahuan. Sudut pandang kita dalam modal intelektual harus berhubungan dengan organisasi, bukan secara individual. Perusahaan perlu memfokuskan dirinya untuk memperoleh sebanyak mungkin modal intelektual seperti mereka menggunakan laba. Bila tujuan utama kita adalah inovasi, baik produk baru ataupun jasa, atau perbaikan dalam pemrosesan bisnis, maka modal intelektual dibentuk dan disebarkan saat kebanyakan waktu dan bakat orang yang bekerja dalam suatu perusahaan dicurahkan pada aktivitas yang menghasilkan inovasi (Santosa & Setiawan, 2004). Tidak semua pekerja, adalah aset penting perusahaan. Pekerja penting adalah pekerja yang memiliki modal manusia. Pengertian modal manusia adalah pekerja yang mampu menciptakan kekayaan (manfaat) dan nilai
tambah
bagi
perusahaan.
Pengetahuan,
kompetensi,
keterampilan, dan pengalaman seorang manajer pada umumnya termasuk kategori modal manusia, dengan syarat pengetahuannya memberi manfaat bagi perusahaan. Semakian tinggi posisi atau jabatan seorang manajer semakian besar pula nilai modal manusianya. Modal manusia berperan sangat penting dalam sebuah perusahaan. Untuk itu supaya perusahaan itu bisa memiliki modal
7
manusia berarti perusahaan harus bisa menciptakan rasa kepemilikan antar pekerja dan perusahaan itu. 2.
Structural Capital (Modal Struktural). Banyak perusahaan-perusahaan besar tidak menyadari bahwa mereka mempunyai aset terbesar dalam kemampuan untuk memajukan perusahaan mereka, yaitu dengan modal manusia yang telah mereka miliki. Walaupun mereka menyadari akan hal tersebut,
namun
masih
sedikit
perusahaan
yang
mampu
memaksimalkan kegunaan dari modal manusia yang mereka miliki. Seorang
pemimpin
melaksanakan
perusahaan
apa
yang
harus
harus
mengetahui
dilakukan
dalam
dan rangka
memunculkan suatu kepemilikan bagi perusahaan. Itulah modal struktural. Alasan untuk mengelola modal struktural adalah adanya pertumbuhan
dan
perkembangan
ilmu
pengetahuan,
untuk
mempersingkat waktu suatu pekerjaan, dan untuk memperbanyak manusia yang produktif. Kunci dalam mengelola struktur ilmu pengetahuan adalah mengingat bahwa capital organizational adalah yang pertama dan terutama. Mengelola modal struktural bukan merupakan sesuatu yang sulit, tetapi hal itu merupakan sesuatu yang baru dan ada banyak hal yang dapat dipelajari dari melihat
bagaimana
perusahaan
melakukannya. 3.
Customer Capital (Modal Pelanggan).
8
yang
progresif
dapat
Customer capital atau modal pelanggan adalah hubungan organisasi dengan orang-orang yang berbisnis dengan organisasi tersebut. Saint-Onge memberi definisi customer capital sebagai kedalaman (penetrasi), kelebaran (cakupan), dan keterkaitan (loyalti) dari perusahaan. Edvinsson menambahkan customer capital adalah kecenderungan pelanggan suatu perusahaan untuk tetap melakukan bisnis dengan perusahaan tersebut (stewart, 1997). Customer capital muncul dalam bentuk proses belajar, akses, dan kepercayaan.
Ketika
sebuah
perusahaan
atau
seseorang
akan
memutuskan untuk membeli dari suatu perusahaan, maka keputusan didasarkan pada kualitas hubungan mereka, harga, dan spesifikasi teknis. Semakin baik hubungannya, semakin besar peluang rencana pembelian akan terjadi, dan hal ini berarti semakin besar peluang perusahaan
belajar
dengan
dan
pelanggan
serta
pemasoknya.
Pengetahuan yang dimiliki bersama adalah bentuk tertinggi customer capital. Modal Pelanggan adalah yang paling nyata dari ketiga jenis modal intelektual. Fungsinya adalah menjembatani modal manusia agar mampu menciptakan hubungan yang positif dengan konsumen, pasar, dan lembaga-lembaga tertentu. Contohnya: loyalitas konsumen, kekuatan brand, kepuasan pelanggan, hubungan dengan konsumen, logo, hubungan dengan pemerintah, jaringan distribusi dan pemasaran, hak lisensi, hak distribusi, hubungan dengan rekanan, hubungan dengan perguruan tinggi dan lembaga riset.
9
Perlu diwaspadai tidak semua pelanggan menguntungkan secara finansial. Untuk membangun modal pelanggan lebih baik diupayakan untuk mendapatkan lebih banyak bisnis dari pelanggan-pelanggan yang menguntungkan. ketimbang mengharapkan dari pelanggan baru yang baelum tentu memiliki tingkat loyalitas tinggi. Untuk menumbuhkan “pangsa pelanggan” (customer share) – bukan pangsa pasar (market share) – perusahaan perlu memberikan respon positif dan cepat terhadap kebutuhan pelanggan yang menguntungkan. Perusahaan perlu mempelajari bisnis setiap pelanggan dan meneruskan informasi tersebut kepada seluruh manajer, staf, dan karyawan perusahaan. Ingat, bahwa pelanggan bersedia dan rela membayar harga premium bagi produk dan jasa layanaan yang prima dan sangat mereka butuhkan. 2.3. Implementasi modal intelektual Implementasi modal intelektual merupakan sesuatu yang masih baru, bukan saja diIndonesia tetapi juga dilingkungan bisnis global, hanya beberapa negara maju saja yang telah mulai untuk menerapkan konsep
ini,
contohnya
Australia,
Amerika
dan
negara-negara
Skandinavia. Pada umumnya kalangan bisnis masih belum menemukan jawaban yang tepat mengenai nilai lebih apa yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai lebih ini sendiri dapat berasal dari kemampuan berproduksi suatu perusahaan sampai pada loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Nilai lebih ini dihasilkan oleh modal intelektual yang dapat diperoleh dari budaya pengembangan perusahaan maupun kemampuan
10
perusahaan dalam memotivasi karyawannya sehingga produktivitas perusahaan dapat dipertahankan atau bahkan dapat meningkat. Di Indonesia, menurut (Abidin 2000) intellectual capital masih belum dikenal secara luas. Dalam banyak kasus, sampai dengan saat ini perusahaan-perusahaan
di
Indonesia
cenderung
menggunakan
conventional based dalam membangun bisnisnya,sehingga produk yang dihasilkannya masih miskin kandungan teknologi. Disamping itu perusahaan-perusahaan tersebut belum memberikan perhatian lebih terhadap human capital, structural capital, dan customer capital. Konsep modal intelektual telah mendapatkan perhatian besar berbagai kalangan terutama para akuntan. Fenomena ini menuntut mereka untuk mencari informasi yang lebih rinci mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pengelolaan
modal
intelektual
mulai
dari
cara
pengidentifikasian, pengukuran sampai dengan pengungkapannya dalam laporan keuangan perusahaan.
11
KESIMPULAN 1. Modal intelektual (Bahasa Inggris: intellectual capital) adalah suatu istilah yang memiliki berbagai definisi dalam teori-teori ekonomi yang berbeda. 2. Komponen-komponen Modal Intelektual : -
Modal manusia
-
Modal struktural
-
Modal pelanggan
3. resource based theory yang menyebutkan bahwa perusahaan memiliki sumber daya yang dapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan bersaing dan mampu mengarahkan perusahaan untuk memiliki kinerja jangka panjang yang baik. 4. Fenomena ini menuntut mereka untuk mencari informasi yang lebih rinci mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan modal intelektual mulai dari cara pengidentifikasian, pengukuran sampai dengan pengungkapannya dalam laporan keuangan perusahaan.
12
SARAN 1.Sebaiknya Semua Perusahaan meningkatkan atau menjadikan modal intelektual sebagai nilai ukur perusahaan agar perusahaan bisa menjadi perusahaan yang lebih baik 2.Sebaiknya pembaca artikel ini fokus ke pengertian dan isi pembahasan 3.Apabila perusahaan ingin menjalankan modal intelektual lebih baik lagi. perusahaan sebaiknya menambah dan memeperbanyak komponen modal intelektual tersebut. 4.Sebaiknya perusahaan indonesia Menjalankan tolak ukur dari modal intelektual karena dari sini lah pengetahuan bisa mengubah perusahaan tersebut dengan ilmu dan pengetahuan baru tentunya.
13
DAFTAR PUSAKA
1.http://www.marketing.co.id/mengembangkan-modal-intelektual-danpengetahuan/ Hernawan/ October 17, 2012 2. https://id.wikipedia.org/wiki/Modal_intelektual 3.http://sangid-com.blogspot.co.id/2013/12/makalah-akuntansi-intelektualkapital.html 4. http://ngurahpandji.blogspot.co.id/2012/11/modal-intelektual.html
14