Tugas Analisis Instrumen Kel.3.doc

  • Uploaded by: Ainun Nurain Afd
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Analisis Instrumen Kel.3.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 3,082
  • Pages: 20
TUGAS ANALISIS INSTRUMEN “ SPEKTROFOTOMETRI INFRA MERAH (IR) “

OLEH : KELOMPOK 3 AINUN NUR’AIN NURDIN

1500045

DEWI SAFITRI

1500051

R. RICKY ARPENDIKA

1500072

SHINTIA MONICA

1500076

SYA’BANI USWATUN HASANAH 1500077 ULVA RAMADANI

1500079

KELAS : DIII-IVB

DOSEN : ARMON FERNANDO, M.Si, Apt

PROGRAM STUDI DIII FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU YAYASAN UNIVERSITAS RIAU 2017

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat untuk membantu mahasiswa memahami materi mata kuliah Analisis Instrumen khususnya tentang SPEKTROFOTOMETRI INFRA MERAH (IR). Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat di perlukan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak kesalahan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca, serta menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya mata kuliah Analisis Instrumen.

Pekanbaru,

Juni 2017

Penulis

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...............................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1 Latar Belakang................................................................................................1 1.2 Tujuan.............................................................................................................2 1.3 Rumusan masalah...........................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3 2.1 Sejarah...........................................................................................................3 2.2 Spektrofotometri inframerah (IR).................................................................4 2.3 Macam-Macam Vibrasi.................................................................................6 2.4 Instrumentasi Spektrofotometri Inframerah (IR)..........................................7 2.5 Kelebihan dan Kekurangan IR....................................................................11 2.6 Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Dengan IR...........................................11 BAB III KESIMPULAN.......................................................................................16 3.1 Kesimpulan...................................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi identifikasi suatu senyawa organik dapat dilakukan secara instrumental. Salah satu caranya adalah dengan tekhnik spektroskopi. Tekhnik spektroskopi adalah salah satu tekhnik analisis fisika-kimia yang mengamati interaksi atom suatu molekul dengan radiasi elektromagnetik (REM). Pada prinsipnya interaksi REM dengan molekul menghasilkan satu atau dua macam dari tiga kejadian yang mungkin terjadi. Ketiga macam kejadian yang mungkin terjadi sebagai akibat interaksi atom molekul dengan REM adalah hamburan (scaterring), absorbsi (absorbtion), dan emisi (emision). Hamburan REM oleh atom suatu molekul

melahirkan

spektrofotometri

Raman,

absorbansi melahirkan

spektrofotometri UV-Vis dan inframerah sedangkan absrbansi yang disertai emisi melahirkan fotolumensi yang kemudian lebih dikenal sebagai fluoresensi dan fosforesensi. Dari bermacam-macam metode spektrofotometri tersebut di atas, antara satu dengan yang lain memiliki kegunaan dan keunggulan yang berbeda dalam bidang analisis analisis instrumental. Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Inframerah ditemukan secara tidak sengaja oleh Sir William Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang mengadakan penelitian mencari bahan penyaring optik yang akan digunakan untuk mengurangi kecerahan gambar matahari dalam tata surya teleskop Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang

1

berada pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm-1.

1.2 Tujuan 1. Mengetahui sejarah dari spektrofotometri infra merah 2. Mengetahui apa itu spektrofotometri infra merah 3. Mengetahui macam-macam vibrasi 4. Mengetahui instrumen dari spektrofotometri infra merah 5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan spektrofotometri infra merah 6. Mengetahui cara analisis kualitatif dan kuantitatif menggunakan spektrofotometri infra merah

1.3 Rumusan masalah 1. Bagaimana sejarah dari spektrofotometri infra merah ? 2. Apa itu spektrofotometri infra merah ? 3. Apa saja macam-macam vibrasi ? 4. Apa saja instrumen dari spektrofotometri infra merah ? 5. Apa kelebihan dan kekurangan spektrofotometri infra merah ? 6. Bagaimana cara analisis kualitatif dan kuantitatif menggunakan spektrofotometri infra merah ?

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Radiasi inframerah pertama kali diselidiki oleh Sir William Herckel tahun 1800. Ia mendeviasikan sinar matahari pada sebuah prisma yang kemudian diserap oleh beberapa sampel. Ternyata pada daerah sesudah sinar inframerah menunjukan adanya kenaikan temperatur tertinggi yang berarti pada daerah panjang gelombang radiasi tersebut terdapat banyak kalori (energi tinggi). Daerah spektrum tersebut selanjutnya disebut infrared (infra merah), diseberang atau diluar merah. Ia mendapat kesulitan dalam mencari hubungan antara penyerapan radiasi dengan struktur molekul. Pada tahun 1903, William W. Voblenzt melaporkan hasil percobaannya tentang penyerapan radiasi inframerah oleh sampel-sampel murni. Akhirnya, didapatkan korelasi antara absorbsi sinar inframerah dengan struktur molekul. Pada era modern ini radiasi inframerah masih digolongkan lagi atas empat daerah, yang penggolongannya tampak pada tabel.

3

2.2 Spektrofotometri inframerah (IR) Spektrofotometri inframerah (IR) merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menganalisa senyawa kimia. Spektra inframerah suatu senyawa dapat memberikan gambaran dan struktur molekul senyawa tersebut. Spektra IR dapat dihasilkan dengan mengukur absorbsi radiasi, refleksi atau emisi di daerah IR.Daerah inframerah pada spektrum gelombang elektromagnetik mencakup bilangan gelombang 14.000 cm-1 hingga 10 cm-1. Daerah inframerah sedang ( 4000-400 cm-1) berkaitan dengan transisi energi vibrasi dari molekul yang memberikan informasi mengenai gugus-gugus fungsi dalam molekul tersebut. Daerah inframerah jauh

(400-10cm-1)

mengandung

bermanfaat

atom-atom

berat

untuk seperti

menganalisis senyawa

molekul

anorganik,

yang namun

membutuhkan teknik khusus yang lebih baik. Daerah inframerah dekat (12.500-4000cm-1) yang peka terhadap vibrasi overtone (Schechter,1997). Pada alat spektrofotometri inframerah, satuan bilangan gelombang merupakan

satuan yang umum digunakan. Nilai bilangan gelombang

berbanding

terbalik

terhadap

frekuensi

atau energinya. Bilangan

gelombang dan panjang gelombang dapat dikonversi satu sama lain menggunakan persamaan dibawah :

4

Informasi absorpsi inframerah pada umumnya diberikan dalam bentuk spektrum dengan panjang gelombang (µm) atau bilangan gelombang (cm-1) sebagai absis x dan intensitas absorpsi atau persen transmitan sebagai ordinat y. Intensitas pita dapat dinyatakan dengan transmitan (T) atau absorban (A). Transmitan adalah perbandingan antara fraksi sinar yang diteruskan oleh sampel (I) dan jumlah sinar

yang

diterima

oleh sampel tersebut (Io).

Absorban adalah –log dari transmitan:

Spektrum yang dihasilkan biasanya relatif kompleks karena adanya overtone kombinasi dan perbedaan serapan yang lemah. Overtone dihasilkan akibat adanya eksitasi dari tingkat energi rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi, yang merupakan kelipatan dari frekuensi fundamental (v). bila dua frekuensi vibrasi (v1 dan v2) dalam molekul bergabung menghasilkan vibrasi frekuensi baru dalam molekul, dan bila frekuensi tersebut aktif inframerah, maka hal tersebut disebut serapan

kombinasi (Harjono,1992).

Apabila vibrasi fundamental bergabung dengan serapan overtone atau serapan kombinasi lainnya, maka vibrasi gabungan ini disebut resonansi Fermi yang sering teramati dalam senyawa karbonil. Terdapat dua macam vibrasi, yaitu vibrasi ulur dan tekuk. Vibrasi ulur merupakan suatu gerakan berirama di sepanjang sumbu ikatan sehingga jarak antar atom akan bertambah atau berkurang. Vibrasi tekuk dapat terjadi karena perubahan sudut-sudut ikatan antara ikatan-ikatan pada sebuah atom (silverstein et al, 1986). Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang, sinar infra merah dibagi atas tiga daerah, yaitu: 1. Inframerah jarak dekat dengan panjang gelombang 0.75 – 1.5 µm 2. Inframerah jarak menengah dengan panjang gelombang 1.50 – 10 µm 3. Inframerah jarak jauh dengan panjang gelombang 10 – 100 µm

5

2.3 Macam-Macam Vibrasi 1) Vibrasi Regangan (Streching) Dalam vibrasi ini, atom bergerak terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu: a. Regangan Simetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang datar. b. Regangan Asimetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih dalam satu bidang datar.

2) Vibrasi Bengkokan (Bending) Jika sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar, maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang mempengaruhi osilasi atom atau molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu : a. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi masih dalam bidang datar b. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri dan masih dalam bidang datar c. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang datar

6

d. Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar.

2.4 Instrumentasi Spektrofotometri Inframerah (IR) Bagian pokok dari spektrofotometer inframerah adalah sumber cahaya merah, monokromator dan detektor. Cahaya dari sumber dilewatkan melalui cuplikan,

dipecah

menjadi

frekuensi-frekuensi

individunya

dalam

monokromator dan intensitas relatif dari frekuensi individu diukur oleh detektor.(Sastrohamidjojo,2001). Secara garis besar komponen spektrofotometer infra merah yaitu:

Sumber

Sampel

Monokromator

7

Detektor

Rekorder

1) Sumber Radiasi Ada tiga macam sumber radiasi IR yang telah umum dipakai pada spekrofotometer IR, yaitu: a. Nikhrom. Kawat nikrom yang dipijarkan dengan aliran listrik sampai temperatur 1100 °C akan memancarkan radiasi IR. Akan tetapi pancaran radiasi IR dari pijaran kawat nikrom ini memberikan bilangan gelombang lebih dari 5000 cm-1 dengan intensitas yang lemah. b. Globar. Sumber radiasi IR globar saat ini merupakan sumber radiasi IR yang banyak dipakai. Globar merupakan suatu senyawa silikon karbida yang mempunyai kehandalan dapat dipijarkan langsung sampai temperatur 1300 °C. Sumber glower (globar) juga digunakan dalam beberapa instrumen dengan absorbsi 5200 cm-1. c. Nernst Glower Sebagai hasil pemijaran Zirkonium oksida yang dijepit kedua ujungnya dengan keramik. Temperatur sumber radiasi ini perlu tinggi agar berfungsi sebgai penghantar listrik yang baik. Sumber radiasi ini dibuat dari oksida-oksida zirkonium dan ytrium, berupa batang berongga dengan diameter 2 mm dan panjang 30 mm. Batang ini dipanaskan sampai 1500-2000 °C dan akan memberikan radiasi di atas 7000 cm-1.

2) Sampel Berbagai sampel dalam bentuk padatan, cair dan gas dapat dianalisis dengan infra merah. Sampel harus dalam keadaan murni, misalnya hasil rekristalisasi, pemisahan kromatografi atau destilasi. Biasanya sampel dipreparasi dulu dalam bentuk film tipis menggunakan KBr atau NaCl.

8

Sampel dalam bentuk awal berupa film tipis dapat langsung dianalisis dengan teknik ATR ( Attenuated Total Reflectence), sedangkan untuk gas diperlukan tabung khusus.

3) Monokromator Ada dua jenis elemen pendispersi, yaitu: 1) Prisma Prisma dapat memisahkan radiasi dengan cara yang sama seperti prisma gelas atau air hujan yang memisahkan cahaya putih menjadi cahaya berwarna pelangi. Prisma gelas memisahkan cahaya tampak berdasarkan panjang gelombangnya. Sistem yang sama juga berlaku untuk radiasi infra merah. Prisma digunakan untuk berbagai bentuk radiasi termasuk cahaya tampak, infra merah dan ultraviolet. Monokromator prisma yang terbuat dari garam an organik berfungsi sebagai pengurai dan pengarah radiasi infra merah menuju detektor. 2) Grating Salah satu keuntungan dari grating adalah dibuat dengan materi yang tahan, stabil dalam keadaan atmosfer dan tidak rusak dengan adanya kelembaban, seperti aluminium. Monokromator pada umumnya dipakai untuk spekrofotometer IR saat ini adalah kisi difraksi (grating). Kisi difraksi terbuat dari kaca atau bahan plastik yang tertoreh dengan halus permukaannya dan terlapisi oleh kondensasi uap aluminium. Jenis monokromator kisi difraksi ini sudah banyak dipakai pada spekrofotometer IR yang modern. Keunggulannya, memberikan resolusi yang jauh lebih bagus dengan dispersi yang lurus, disamping itu tetap menjaga keutuhan radiasi IR menuju detektor.

4) Detektor

9

Berfungsi mengubah sinyal radiasi IR menjadi sinyal listrik. Detektor spekrofotometer yang bersifat menggandakan elektron tidak dapat dipakai pada spekrofotometer IR sebab radiasi IR sangat lemah dan tidak dapat melepaskan elekron dari katoda yang ada pada sistem detektor. Ada dua macam tipe detektor, yaitu: 1) Detektor tipe fotokonduktor Detektor ini bersifat semi konduktor yang umumnya dibuat dari campuran PbS dengan logam germanium. Detector tipe ini kurang memberikan informasi pada daerah vibrasi gugus fungsi dan sidik jari. 2) Detektor tipe hantar bahang Cara kerja detector ini atas dasar efek bahang dari radiasi IR. Dikenal tiga jenis yaitu termokopel, bolometer, dan yang terkenal dan banyak dipakai adalah detektor Golay Pneumatic. Detektor Golay Pneumatic bekerja atas dasar perubahan bahan radiasi IR yang akan menaikkan tekanan gas didalamnya. Detektor yang banyak digunakan adalah detektor termal, yaitu termokopel. Bolometer memberikan sinyal listrik sebagai hasil perubahan dalam tahanan konduktor metal dengan temperatur.

5) Penguat dan Pencatat (Rekorder) Penguat dalam sistem optik spektrofotometer IR sangat diperlukan mengingat sinyal radiasi IR yang sangat kecil (lemah). Penguat berhubungan erat dengan derau instrumen serta celah monokromator, jadi keduanya harus diselaraskan dengan tujuan mendapatkan resolusi puncak spektrum yang baik dengan derau yang minimal. Sedangkan pencatat harus mampu mengamati spektrum IR secara keseluruhan pada setiap frekuensi. 2.5 Kelebihan dan Kekurangan IR

10

Kelebihan dan kekurangan spektrskopi inframerah adalah dalam pengiriman data . a. Kelebihan inframerah dalam pengiriman data 

Pengiriman data dengan infra merah dapat dilakukan kapan saja, karena pengiriman dengan inframerah tidak membutuhkan sinyal.



Pengiriman data dengan infra merah dapat dikatakan mudah karena termasuk alat yang sederhana.



Pengiriman data dari ponsel tidak memakan biaya (gratis)

b. Kelemahan inframerah dalam pengiriman data 

Pada pengiriman data dengan inframerah, kedua lubang infra merah harus berhadapan satu sama lain. Hal ini agak menyulitkan kita dalam mentransfer data karena caranya yang merepotkan.



Inframerah sangat berbahaya bagi mata, sehingga jangan sekalipun sorotan infra merah mengenai mata



Pengiriman data dengan inframerah dapat dikatakan lebih lambat dibandingkan dengan rekannya Bluetooth.

2.6 Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Dengan IR 1. Analisis kualitatif dengan IR Sebagai pelengkap untuk memperoleh informasi struktur dari senyawa melalui interpretasi. Spektrum IR dapat dipakai tabel korelasi IR yang memuat informasi dimana gugus fungsional menyerap. Ini umumnya berguna untuk mengklasifikasi seluruh daerah kedalam tiga sampai empat daerah yang lebar. Salah satu cara ialah dengan mengkategorikan sebagian daerah IR dekat (0,7-2,5 μ); daerah fundamental (2,5-5,0 μ); dan daerah IR jauh (50-500 μ). Cara yang lain adalah dengan mengklasifikasikannya sebagai daerah sidik jari (6,7-14 μ). Dari kedua klasifikasi ini tampak bahwa dalam kategori kedua semua daerahnya adalah fundamental, dan ini paling banyak digunakan.

11

a) Daerah ulur hidrogen (3700-2700 cm-1). Puncak terjadi karena vibrasi ulur dari atom hidrogen dengan atom lainnya. Frekuensinya jauh lebih besar sehingga interaksi dapat diabaikan . Puncak absorpsi timbul pada daerah 3700-3100 cm-1 karena vibrasi ulur dari O-H atau N-H. ikatan hidrogen menyebabkan puncak melebar dan terjadi pergeseran kearah bilangan gelombang yang lebih pendek . Sedangkan vibrasi C-H alifatik timbul pada 3000-2850 cm-1. Perubahan struktur dari ikatan C-H akan menyebabkan puncak bergeser kearah yang maksimum. Ikatan C=H timbul pada 3300 cm-1. Hidrogen pada gugus karbonil aldehid memberikan puncak pada 2745-2710 cm-1. Puncak vibrasi ulur CH dapat didefinisikan dengan mengamati atom H oleh deuterium. b) Pada daerah ikatan rangkap tiga (2700-1850 cm-1),gugus-gugus yang mengabsorpsi terbatas, seperti untuk vibrasi ulur ikatan rangkap terjadi pada daerah 2250-2225 cm-1 (Misal : untuk –C=N pada 2120 cm-1, -C=N- pada 2260 cm-1). Puncak untuk SH adalah pada 2600-2550 cm-1 untuk pH pada 2240-2350 cm-1 dan SiH pada 2260-2090 cm-1. c) Pada daerah ikatan rangkap dua (1950 – 1550 cm-1), vibrasi ulur dari gugus karbonil dapat dikarakteristikkan di sini, seperti aldehid, asam, aminola, karbonat, semuanya mempunyai puncak pada 1700 cm-1. Ester, halida-halida asam, anhidrida-anhidida asam, mengabsorpsi pada 1770-1725 cm-1. Konjugasi menyebabkan puncak absorpsi menjadi lebih rendah sampai 1700 cm-1. Puncak yang disebabkan oleh vibrasi ulur dari –C=C- dan C=N terletak pada 1690-1600 cm-1, berguna untuk identifikasi olefin. Cincin aromatik menunjukkan puncak dalam daerah 1650-1450 cm-1, yang dengan derajad substitusi rendah (low degree of substitution) menunjukkan puncak pada 1600, 1580, 1500, dan 1450 cm-1. d) Daerah sidik jari berada pada 1500-1700 cm-1, dimana sedikit saja perbedaan dalam struktur dan susunan molekul, akan menyebabkan distribusi puncak absorpsi berubah. Dalam daerah ini, untuk

12

memastikan

suatu

senyawa

organik

adalah

dengan

cara

membandingkan dengan perbandingannya. Pita absorpsi disebabkan karena bermacam-macam interaksi, sehingga tidak mungkin dapat menginterpretasikan dengan tepat.

2. Analisis Kuantitatif dengan IR Dalam penentuan analisis kuantitatif dengan IR digunakan hukum Beer. Kita dapat menghitung absortivitas molar (ε) pada panjang gelombang tertentu, dimana salah satu komponennya mengabsorpsi dengan kuat sedang komponen lain lemah atau tidak mengabsorpsi. Absorbansi zat yang tidak diketahui jumlahnya ditentukan pada panjang gelombang ini secara simultan. Hukum Beer tidak dapat digunakan pada nilai absorbansi yang tinggi. Oleh karena itu digunakan metode empiris. Metode Base line (gambar) adalah untuk menyeleksi pita absorpsi yang dianalisa tidak jatuh kembali pada pita komponen yang dianalisis. Jika Po menunjukkan intensitas sinar yang didapat denagan cara menarik garis lurus tangensial pada kurva spektrum absorpsi pada pita absorpsi yang dianalisis. Transmitan P, diukur dari titik absorpsi maksimum. Kurva kalibrasi didapat dengan cara menyalurkan nilai log (Po/Pt) terhadap konsentrasi. Karena pita IR yang sempit, menyebabkan deviasi dari hukum Beer (yang dapat menyebabkan hubungan antara absorbansi dan konsentrasi menjadi tidak linier) kemungkinan kecil. Analisis kuantitaifnya ditunjukkan pada Gambar 31 dan 32.

13

Spektroskopi infra merah dapat digunakan untuk menganalisis campuran hidrokarbon aromatik, seperti C8C10 (mengandung xylena dalam bentuk orto, meta, para dan etil benzena), dengan sikloheksana sebagai pelarut. Kita ambil puncak disekitar panjang gelombang 12-15 μ, kita hitung absorptivitas molar semua senyawa pada 13,47; 13,01; 12,58; 14,36 μ yang merupakan daerah puncak dan menulis empat persamaan simultan untuk menghitung konsentrasi masing-masing senyawa.

14

Kebanyakan penggunaan spektroskopi infra merah dalam analisis kuantitatif adalah untuk menganalisis kandungan udara, misalnya jika udara mengandung polutan seperti CO, metil etil keton, methanol, etilen oksida dan uap CHCl3. sampel udara yang mengandung polutan atmosfer dianalisa dengan alat IR. Polutan lain seperti CS2, HCN, SO2, nitrobenzene, vinil klorida, diboran, kloropena, metil merkaptan, piridin, juga dapat dianalisa secara kuantitatif dengan spektrofotometer infra merah. Teknik infra merah dalam analisis kuantitatif mempunyai keterbatasan yang tidak dapat diabaikan. Pertama tidak adanya hubungan antara hukum Beer dan kompleksitas spektrum sehingga tumpang- tindihnya puncakpuncak.

Kedua,

sempitnya

puncak,

akibat

dari

sinar

hamburan

menyebabkan pemakaian lebar slit menjadi lebih besar. Sel yang sempit juga tidak banyak digunakan untuk mengerjakan pekerjaan praktis.

15

BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan Spektrofotometri infra merah merupakan salah satu teknik analisis untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa organik murni maupun senyawa anorganik. Daerah di bawah frekuensi 650 cm-1 dinamakan infra merah jauh. Sedangkan daerah di atas frekuensi 4000 cm-1 dinamakan infra merah dekat. Monokromator terdiri dari celah masuk dan celah keluar yang berupa kisi difraksi atau prisma.4. Detektor panas digunakan untuk mendeteksi sinar infra merah. Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang berhubungan dengan sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul memberikan pita-pita serapan yang berkarakteristik dalam spektrumnya. Corak pita ini disebut sebagai daerah sidik jari. Absorbsi radiasi infra merah sesuai dengan tingkat energi vibrasi dan rotasi pada ikatan kovalen yang mengalami perubahan momen dipol dalam suatu molekul. Hal ini berarti hampir seluruh molekul yang berikatan kovalen dapat mengabsorpsi radiasi infra merah kecuali molekul diatomik, misal: O2, N2 dan lain-lain. Bilangan gelombang dari absorpsi oleh suatu tipe ikatan tertentu, bergantung pada macam getaran dari ikatan tertentu. Banyaknya energi yang diserap juga beranekaragam. Frekuensi serapan sinar infra merah pada suatu gugus fungsional dapat ditentukan berdasarkan masa atom gugus bersangkutan dan konstanta ikatan kimia diantara senyawa-senyawanya yang seringkali dinyatakan dalam bentuk bilangan gelombang, dimana rentangan bilangan gelombang yang dipergunakan adalah antara 4000 cm-1 sampai dengan 400 cm-1.

16

DAFTAR PUSTAKA

Bassler. 1986, Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik, edisi keempat . jakarta : Erlangga. Dasli Nurdin. (1986). Eludasi Struktur Senyawa Organik. Bandung : Angkasa. Garry D. Christian. (1971). Analitical Chemistry 2nd Edition. New York : John Wileys & Sons. Gunawan, Budi dan Citra Dewi A,. 2005. Karakterisasi Spektrofotometri

IR

Dan Scanning Electron Microscopy (S E M) Sensor Gas Dari Bahan Polimer Poly Ethelyn Glycol (P E G). ISSN 1979-6870 Khopkar SM. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press. Kristianingrum, Susila..200. Handout Spektroskopi Infra Merah. Jogjakarta Larry G Hargis. (1988). Analytical Chemistry. Principles And Technigues. New Jersey : Prentice Hall Inc. Pecsok and Shield. (1968) Modern Methods of Chemical Analysis. New York : John Wiley & Sons.

17

Related Documents


More Documents from "Kelsi aprilia"