Tugas Analisa Peluang Pasar.docx

  • Uploaded by: Fathu Rizqillah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Analisa Peluang Pasar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,476
  • Pages: 20
BAB I PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Buah – buahan merupakan salah satu jenis tanaman holtikultura yang lebih bersifat menahun, dan lebih dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral sangat pernting perannya dalam tubuh kita, karena berfungsi sebagai pengatur dan pelindung jaringan tubuh kita. Untuk menjaga kesehatan tubu, tiap hari dianjurkan makan buah – buahan sebanyak 50 gram bersih tiap orang (Hendro, 1989). Konsumsi buah – buahan sampai kini tidak banyak berubah yakni lebih kurang 21,1 kilogram per tahun per orang, yang berarti baru mencapai 64,7 persen dari kebutuhan yang dianjurkan. Inilah sebabnya mengapa pemerintah bertekad untuk meningkatkan produksi buah – buahan. Untuk mengembangkan tanaman buah – buahan secara komersial, diperlukan tekonologi yang tepat sesuai dengan kondisi setempat serta tersedianya bibit bermutu dari varietas unggul yang cukup. Indonesia merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada di wilayah khatulistiwa yang terbentang antara 23°17’ lintang utara (cancer) dan 23°17’ lintang selatan (capicorn). Daerah ini memungkinkan tumbuhnya berbagai macam tumbuhan dengan subur termasuk buah – buahan. Buah markisa adalah salah satu dari banyak buah yang berkembang di wilayah tropis dan subtropis. Buah ini banyak dibudidayakan di Amerika Selatan yang sesuai dengan karakteristik pohon ini. Buah ini disebut sebagai passiflora edulis dalam bahasa latin dan merupakan tanaman asli Amerika Selatan. Buah ini banyak berkembang juga di Indonesia. Rasanya yang asam bercampur manis memberikan cita rasa yang nikmat. Buah ini cukup disukai selain rasanya yang khas karena manfaatnya yang baik untuk kesehatan tubuh manusia. Manfaatnya yang cukup besar ini menjadi daya tarik masyarakat untuk mengkonsumsi buah ini. Markisa memiliki nutrisi berupa vitamin yang sangat tinggi, sehingga sangat baik dikonsumsi sebagai pemelihara daya tahun tubuh. Buah yang memiliki daging berwarna oranye ini mengandung vitamin yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh manusia. Oleh karena itu markisa dibutuhkan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan vitamin yang ada dalam tubuh manusia. 1

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa manfaat dari tanaman markisa itu ? 2. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam proses pembibitan tanaman markisa ? 3. Bagaimana proses mengolah lahan, penanaman dan pemeliharaan untuk tanaman markisa ? 4. Bagaimana ciri – ciri buah markisa yang siap panen dan cara pemanenan ?

1.3 Tujuan 1. Mengetahui manfaat dari buah markisa untuk kesehatan tubuh. 2. Mengetahui proses dalam pembibitan tanaman markisa. 3. Dapat melakukan budidaya dengan prosedur yang sesuai sehingga menghasilkan produk yang maksimal sesuai harapan. 4. Mengetahui buah markisa yang siap panen dan sesuai dengan keinginan pasar. 1.4 Manfaat Dengan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Makalah ini diharapkan menjadi salah satu bahan informasi bagi masyarakat secara umum. 2. Dapat memberikan informasi ilmiah bagi petani dan instansi terkait tentang cara yang tepat untuk membudidayakan buah pepaya.

2

BAB II ISI

2.1 Sejarah Markisa mula – mula disebut passion fruit. Konon, nama tersebut diberikan oleh seorang paderi Katolik pada tahun 1500-an. Menurut sejarah, tanaman markisa berasal dari daerah tropis Amerika Selatan, tepatnya di daerah Brasil, Venezuela, Kolumbia dan Peru. Nikolia Ivanovich Vavilov, ahli botani Soviet, memastikan bahwa sentra utama asal tanaman markisa adalah daerah Amerika Selatan, terutama Peru, Ekuador dan Bolivia. Buah markisa yang pertama kali dikenal adalah markisa kuning dan markisa ungu. Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman markisa menyebar dari Amerika Selatan ke berbagai negara melalui orang – orang Spanyol. Di Eropa, markisa mulai dikenal pada abad XVII. Pada mulanya, pengusahaan tanaman markisa di Eropa dilakukan dalam rumah kaca sebagai tanaman hias. Pada akhir abad XIX, markisa mulai dikenal dan ditanam di Afrika Selatan, Hawai dan Selandia Baru. Selanjutnya, pada pertengahan abad XX, tanaman markisa menyebar ke Kenya, Sri Langka dan Fiji. Tanaman markisa yang masuk ke Indonesia berasal dari Peru, mula – mula masuk ke Manado, Ambon dan Sulawesi, dan akhirnya ke pulau = pulau lain di seluruh wilayah nusantara. Daerah produsen utama markisa di dunia adalah Brasil, Venezuela, Afrika Selatan, Sri Langka, Australia, Papua Nugini, Fiji, Hawai, Taiwan dn Kenya.negara – negara tersebut memasok sekitar 80 – 90 persen kebutuhan markisa dunia. Areal tanaman markisa di dunia diperkirakan mencapai 10.000 ha, antara lain di Australia lebih kurang 3.000 ha. Daerah pengembangan tanaman markisa makin meluas ke berbagai negara tropis dan subtropis, antara lain Selandia Baru, Malaysia, Israel, Kongo, Peru, Kolumbia dan Indonesia. Di Indonesia, daerah produsen markisa masih terpusat di beberapa kabupaten, antara lain Kabupaten Gowa, Polewali – Mamasa, Enrekang dan Tana Toraja (Sulawesi Selatan) serta Kabuaten Karo (Sumatera Utara). Dalam skala kecil, tanaman markisa

3

jenis konyal banyak ditanam di daerah Bogor, Cipanas (Cianjur) dan Lembang (Banten). 2.2 Klasifikasi dan Morfologi Berikut adalah klasifikasi ilmiah buah markisa : Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledone

Ordo

: Passiflorae

Famili

: Passifloraceae

Genus

: Passiflora

Spesies

: Passiflora quadrangularis L., P. Edulis Tanaman markisa merupakan tumbuhan semak atau pohon yang hidup

menahun (parennial) dan bersifat merambat atau menjalar hingga sepanjang 20 meter atau lebih. Batang tanaman berkayu tipis, bersulur dan memiliki banyak percabangan yang kadang – kadang tumbuh tumpang tindih. Pada stadium muda, cabang tanaman berwarna hijau dan setelah tua berubah menjadi hijau kecokelatan. Daun tanaman sangat rimbun, tumbuh secara bergantian pada batang atau cabang. Tiap helai daun bercaping tiga dan bergerigi, berwarna hijau mengkilap. Bunga tanaman markisa merupakan bunga tunggal yang berukuran besar, dengan warna bervariasi, yaitu hijau, kuning, ungu atau merah. Bunga markisa memiliki bentuk yang unik dan khas, berbeda dari bunga buah – buahan yang lain. Di dalam bunga terdapat dari madu yang menebarkan bau harum. Penyerbukan bunga markisa dapat terjadi melalui penyerbukan sendiri atau dibantu oleh serangga. Tanaman markisa mulai berbuah pada umur satu tahun dan masa produksi dapat berlangsung selama 5 – 6 tahun. Satu pohon dapat menghasilkan ratusan buah. Ukuran buah bervariasi, mulai dari sebesar bola pingpong sampai sebesar mentimun suri. Bentuk dan warna kulit buah juga bervariasi; oblong, (bundar), bulat ataupun lonjong

4

panjang dengan wana kulit hijau, kuning, orange, cokelat atau ungu. Buah muncul dari ketiak daun dan berdompol; setiap dompol terdiri atas sembilan butir atau lebih. Biji buah markisa berbentuk gepeng, berukuran kecil dan berwarna hitam. Masing – masing biji terbungkus oleh selaput lendir yang mengandung cairan yang berasa asam. Jaringan biji (pulp) mempunyai aroma khas markisa, berwarna kuning dan berlendir. Biji markisa mengandung 0,3 persen zat kapur; 0,66 persen fosfor; 12,7 persen zat putih telur; 9,33 persen lemak; dan 59,2 persen serat kasar serta 18,3 persen pati. Biji markisa dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Namun, dalam skala komersial (perkebunan), perbanyakan tanaman markisa pada umumnya menggunakan organ vegetatif yang berupa setek batang atau setek cabang. 2.3 Jenis dan Varietas 1. Markisa ungu (Passiflora edulis var. edulis) Markisa ungu juga disebut siuh atau “markisa asam”. Nama internasional untuk markisa ungu adalah purple passion fruit. Markisa jenis ini banyak diusahakan di Kabupaten Gowa (Sulawesi Selatan) dan Kabupaten Karo (Sumatera Utara). Ciri – ciri morfologi jenis markisa ini adalah sebagai berikut : 

Batang tanaman halus terkulai, agak berkayu, berumur panjang, dan bersifat merambat atau menjalar.



Tanaman mampu berbuah lebat, pembuahan berlangsung dua kali setahun.



Buah muda berwarna hijau, sedangkan buah tua atau masak berwarna ungu gelap sampai cokelat tua.



Kulit buah agak tipis, namun cukup kuat sehingga tahan terhadap kerusakan selama pengangkutan.



Buah berbentuk bulat agak lonjong atau oval, berdiameter antara 5,0 cm – 5,5 cm dan berasa asam dengan aroma wangi yang kuat sehingga cocok dibuat sirup atau jus.

2. Markisa kuning (Passiflora edulis var. flavicarpa Degener)

5

Markisa kuning disebut juga buah rola atau yellow passion fruit. Markisa jenis ini merupakan hasil mutasi dari bentuk markisa ungu. Jenis markisa ini banyak dibudidayakan secara komersial di Kuba, Puerto Riko, Suriname, Venezuela, Kolumbia, Haiti dan Brasil. Di Indonesia, markisa kuning banyak ditanam di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Persilangan (hibrid) antara markisa ungu (yang beraroma kuat) dan markisa kuning (yang memiliki kadar sari buah tinggi) menghasilkan hibrida baru yang unggul, yaitu Hibrid E-23, yang saat ini dikembangkan dalam skala perkebunan di Queensland, Australia dan Hawai. Adapun karakteristik markisa kuning adalah sebagai berikut : 

Buah muda berwarna hijau, sedangkan buah tua berwarna kuning berbintik – bintik putih.



Buah berukuran sebesar bola tenis, berdiameter 5 cm – 6 cm dan beraroma sangat kuat.



Rasa buah asam dengan jus warna kuning sehingga cocok dibuat jus atau sirup.

3. Konyal (Pssiflora liqularis Juss) Konyal banyak ditanam di daerah Lembang (Jawa Barat) sehingga populer disebut markisa konyal Lembang. Varietas ini mempunyai karakteristik morfologi sebagai berikut : 

Batang tanaman agak halus, sedikit berkayu, berumur panjang dan bersifat menjalar.



Buah berbentuk oval sampai bulat lonjong, berukuran panjang 5cm – 7cm.



Buah muda berwarna ungu, sedangkan buah tua berwarna kuing tua.



Biji keras, berjumlah banyak dan berwarna cokelat kekuningan. Selaput biji mengandung cairan yang manis sehingga dapat dikonsumsi sebagai buah segar.

4. Erbis (Passiflora quadranularis Simson)

6

Markisa erbis mudah dirambatkan pada para – para sehingga banyak ditanam di pekarangan. Ciri khas markisa erbis yang membedakannya dengan jenis markisa yang lain adalah sebagai berikut : 

Batang dan cabang tanaman berukuran besar, berbentuk segi empat dan bersifat merambat atau menjalar.



Bungan berukuran besar dengan bentuk dan warna yang indah serta beraroma harum.



Buah berukuran besar (mencapai 2,5 kg/buah) dan berbentuk bulat sampai oblong dengan panjang 20 cm – 25 cm.



Kulit buah tipis, berwarna hijau kekuning – kuningan.



Daging buah tebal (± 4 cm ) dan enak dikonsumsi dengan ditambah sirup dan es.



Biji berbentuk gepeng, diliputi oleh selaput yang mengandung cairan berasa asam. Dari keempat jenis markisa tersebut, hanya dua jenis yang biasa

dibudidayakan secara komersial dalam skala perkebunan di Indonesia, yaitu markisa siuh dan markisa konyal. Meskipun demikian, dalam beberapa tahun terakhir, PT Great Giant Pineaplle Coy (GGPC) merintis pengembangan markisa jenis rola varietas Brazil dan Taiwan dalam skala perkebunan seluas dua hektar, di dataran rendah Terbanggi Besar, Lampung Tengah. 2.4 Kandungan Gizi dan Manfaat Adanya Passiflorance yang banyak terkandung dalam buah markisa berkhasiat untuk menentramkan urat syaraf. Buah markisa juga sebagai sumber beberapa vitamin khususnya vitamin C dan vitamin A. Di samping itu manfaat buah markisa bagi kesehatan antara lain untuk menyembuhkan badan lemah setelah sakit, kehilangan napsu makan, anemia disertai bibir pucat, terasa dingin pada anggota badan dan pusing, kurang susu setelah melahirkan, serta memulihkan kondisi tubuh setelah pengobatan khususnya yang disebabkan oleh parasit pada anak.

7

Secara umum ada banyak manfaat markisa yang baik untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh manusia, salah satunya adalah karena markisa merupakan merupakan buah yang mengandung serat sangat tinggi. Kandungan serat yang tinggi ini dapat menjaga kesehatan pencernaan manusia sehingga usus lebih bersih dan terhindar dari penyakit. Oleh karena itu markisa sering digunakan sebagai obat pencahar alami. Bagian biji markisa juga mengandung serat yang tinggi, tidak hanya bagian dagingnya saja sehingga boleh juga dikonsumsi.

2.5 Syarat Tumbuh Tanaman Markisa Budidaya markisa tidak susah namun karena markisa merupakan jenis tanaman subtropis sehingga untuk hasil maksimal disarankan untuk ditanam pada daerah dengan ketinggian 800-1500 meter di atas permukaan laut dengan suhu sekitar 20-30 derajat celcius. Kemudahan lainnya karena markisa tidak bermasalah dengan jenis tanah apapun asalkan unsur hara serta bahan organiknya cukup. Selain itu tanah juga tidak masam dengan pH 6,5-7,5. Satu hal lagi, seperti halnya tumbuhan yang lain, markisa akan tumbuh dengan baik mendapatkan air yang cukup. 2.6 Kultur Teknis 1. Perbanyakan dengan biji Tanaman markisa biasanya tumbuh dari biji. Untuk memperoleh bibit yang baik dari biji, diperlukan buah yang matang dipohon dengan cirri-ciri kulit buah berwarna keungu-unguan atau kira-kira 75 % ungu (jenis Passiflora edulis Sims), berwarna kekuning-kuningan atau kira-kira 60 % kuning untuk jenis P. Flavicarva. Buah tersebut dipetik langsung dari pohon kemudian disimpan selama satu atau dua minggu sampai buah berkerikut dan matang sempurna sebelum bijinya dikeluarkan. Bila biji segera disemaikan, maka akan berkecambah selama 2-3 minggu. Bila lendir yang meletak pada biji dibersihkan dan disimpan akan menurunkan daya kecambah. Persemaian dapat dilakukan pada bak-bak pesemian atau bedengan, tergantung kebutuhan. Bak semai dapat terbuat dari kayu atau bak plastic. Bedengan dengan lebar 1 m, panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan. Media pesemaian dapat berupa 8

campuran pasir/sekam + pupuk kandang + tanah dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Pada media pesemaian dibuat larikan-larikan kecil berjarak + 7-10 cm. Jarak semai di dalam larikan diusahakan tidak terlalu rapat (3-4 cm). Tempat pesemaian diberi naungan untuk melindungi bibit dari sinar matahari dan hujan yng berlebihan. Pada umur 4 minggu setelah semai, bibit disapih atau dipindahkan ke kantong plastic hitam (polybag) berukuran 10 x 15 cm yang berisi media pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 2 : 1. Pada tiap polibag ditanam 1 bibit. Bibit tersebut ditempatkan ditempat teduh dan disiram setiap hari. 2. Perbanyakan dengan Grafting Selain dengan biji, markisa juga dapat diperbanyak dengan cara, grafting (sambung), atau stek. Bagian tanaman yang akan dijadikan stek baiknya diambil dari tanaman yang cukup tua dan berkayu, ruasnya 3-4. Bibit dari stek yang berakar siap ditanam pada umur 90 hari. Pengakaran stek dapat dipercepat dengan perlakuan hormon. Penyambungan memegang peranan penting terutama dalam melestarikan spesies-spesies hibrida dan mengurangi kerusakan karena serngan nematode dan penyakit dengan menggunkan batang bawah jenis markisa P. flavicarva. Mata tunas (entries) diambil dari cabang yang sehat, sebaiknya dari tanaman yang sudah tua. Diameter entries disesuaikan dengan diameter batang bawah. Cara penyambungannya dapat dengan sambungan celah atau sambungan samping. 3. Pemilihan kebun Kebun yang akan ditanami markisa hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan agroekologi varietas yang akan ditanam. Letaknya dipilih yang strategis, mudah dijangkau, pengangkutan sarana produksi dapat dilakukan dengan mudah, dekat dengan pasar, tenaga kerja didaerah tersebut cukup tersedia, dan dekat dengan sumber air. Kalau kondisi ini terpenuhi, maka biaya produksi dapat ditekan. 4. Penyiapan Lahan Lahan yang akan ditanami markisa, terlebih dahulu dibersihkan dari tanaman pengganggu atau gulma. Pada lahan yang kelerengannya >15 %, pembersihan gulma 9

perlu dilakukan secara hati- hati karena peluang terjadinya erosi cukup tinggi. Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan mengikuti garis contour dan dilakukan seminimal mungkin (minimum tillage). Pada tempat- tempat tertentu dibuat teras dan sebaiknya diatasnya dapat ditanami tanaman penguat teras atau pecan ternak seperti rumput gajah, rumput raja , gamal, yang sekaligus dapat mencegah erosi. 5. Jarak tanam Setelah tanaman pengganggu dibersihkan, selanjutnya dibuat lubang tanam dengan jarak 3x3m atau 2x4m , atau 3x5m tergantung pola tanamnya. Bila akan dilakukan penanaman tanaman sela di antara tanaman markisa maka sebaiknnya dipakai jarak tanam renggang, misalnya 3x4m, 3x5m. bila markisa ditanam secara monokultur, maka dipakai jarak tanam rapat, misalnya 2x3m. lubang tanam dibuat mengikuti garis contour(tanah berlereng). jarak tanam yang digunakan adalah 2 x 5 m, yaitu 2 m jarak antara baris tanaman dan 5 m jarak antar tanaman. Dengan demikian jumlah tanamannya adalah 1.000 pohon per ha. Tanah digali dengan ukuran 50x40x40 cm. tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang ± 20kg, kemudian dimasukkan ke dalam lubang kembali dan dibiarkan selama beberapa hari. Penanaman sebaiknnya dilakukan pada musim hujan untuk menghindari terjadinya styress karena kekurangan air. Selama tanaman masih muda (0-7)bulan, pada setiap pohon diberi ajir dan diikat dengan tali rafiah pada ajir terebut. Penyiraman disesuaikan dengan keadaan cuaca. 6. Pengairan Pada musim kemarau, tanaman perlu diairi sehingga tanaman tetap dapat berbuah. Pada lahan dengan pengairan teknis pengairan dapat dilakukan dengan penggenangan sampai kira- kira mencapai kapasitas lapang, dilakukan sekali seminggu. Sedang pada lahan yang tidak tersedia pengairan teknis, pengairan dapat dilakukan dengan membuat tempat- tempat penampungan air, seperti kolam, drum, kemudian diambil dengan ember dengan volume penyiraman 5-7 liter per pohon, dilakukan dua kali seminggu.

10

7. Pemupukan Agar produktivitas tanaman markisa dapat dipertahankan (jumlah dan kualitas), diperlukan hara tambahan, baik melalui tanah maupun lewat daun. Karena dalam 2 sampai 3 tahun, produktivitas tanaman akan menurun bila tidak dilakukan suplai hara. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam memupuk tanaman markisa adalah : a. Umur dan fase pertumbuhan tanaman b. Kesuburan tanah yang akan dipupuk. Dalam hal ini diperlukan data hasil analisis tanah pada lokasi penanaman.

Kedua faktor tersebut akan menentukan tingkat efektifitas pemupukan, karena terkait dengan jenis, jumlah, cara dan waktu pemberian pupuk. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman markisa memerlukan pupuk organic dan anorganik (buatan). 8.

Pembuatan Para- Para Tanaman markisa merupakan tanaman merambat. Oleh karena itu untuk

memperoleh produksi yang optimal, diperlukan rambatan (para- para) yang sesuai. Para- para ini dapat dibuat dari bambu (batang, tajuk) atau kawat dengan menggunakan sistem T. Pada pertanaman di pekarangan, sebaiknya ramabatan dibuat dengan sistem para- para. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk pertanaman skala luas, tiang rambatan sebaiknya dipakai tiang- tiang dari kayu yang tahan terhadap hujan dan tidak disukai rayap atau dapat pula dipakai kayu hidup seperti gamal/glirisida. Tinggi tiang ± 2,5 m dan ditanam di dalam tanah sedalam 50 cm.jarak antara satu tiang dengan tiang berikutnya 3-5 m. 9. Pemangkasan Pemangkasan pada tanaman markisa memegang peranan penting karena dengan pemangkasan produktivitas tanaman dapat ditingkatkan. Pemangkasan hendaknya dipilih pada waktu pertumbuhan baru terlihat (keluar tunas pada pucuk baru). Selanjutnya setelah buah dipungut, pemangkasan dilakukan pula untuk membuang cabang- cabang yang mati dan daun- daun yang kering. Pemotongan cabang yang 11

panjang perlu pula dilakukan, terutama untuk merangsang keluarnya cabang buah lebih banyak. Cabang yang dibiarkan tumbuh adalah 4 cabang utama. Pemangkasan ini dimaksudkan agar tanaman markisa dapat berbunga dan berbuah secara terus- menerus. 10. Pola Tanam Meskipun dapat ditanam secara monokultur, akan tetapi lebih menguntungkan dilakukan penanaman dengan cara tumpang sari antara markisa dengan tanaman sayuran. Beberapa jenis tanaman sayuran yang cocok diusahakan di antara tanaman markisa adalah tomat, kentang, kubis, buncis dan brokoli. 11. Hama, Penyakit dan Pengendaliannya 

Hama

1. Kutu Daun (Macrospun sp) Kutu berwarna hijau dengan bagian kepala berwarna merah kekuningkuningan, dada berwarna coklat dan pada bagian punggung terdapat garis melintang kebelakangberwarna hijau gelap. Kutu berukuran kecil, panjang tubuh berkisar 2-2,5 mm. kutu menerang tunas atau daun- daun muda dengan cara mengisap cairan tanaman, sehingga helaian daun mengalami perubahan bentuk,

memilin

dan

berkeriput.

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan sanitasi kebun dan pemeliharaan tanaman yang baik, misalnya dengan pemupukan yang tepat dan berimbang. 2. Hama Pemakan Daun Bentuk kepala memanjang menyerupai moncong, alat mulutnya terdapat pada moncong tersebut. Kumbangnya berukuran kecil, panjang tubuh kira- kira 5-10 mm, berwarna hitam kebiru- biruan. Kumbang ini memakan tunas- tunas daun muda sehingga daun berlubang- lubang. 3. Kutu Buluh Putih Kutu buluh putih menyerang batang dan ranting- rnting tanaman. Kutu buluh putih secara bergerombol menyelimuti seluruh permukaan tanaman yang 12

terserang dan secara langsung mengisap cairan tanaman pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan sanitasi kebun dan pemeliharaan tanaman yang teratur. 

Penyakit Penyakit utama yang menyerang tanaman markisa adalah : 1. Penyakit

Bercak

Coklat

(Alternaria

passiflorae)

Penyakit ini pertama kali dilaporkan menyerang tanaman markisa diindonesia pada tahun 1964. Patogen menyerang batang, cabang, tangkai daun, daun dan buah. Serangannya ditandai oleh adanya bercak bercak coklat pada bagian tanaman yang terserang. Pada daun mula-mula terdapat bercak kecil, bulat berwarna coklat tua dan tembus cahaya, kemudian membesar, bagian tengahnya berwarna coklat muda. Pusat bercak menunjukkan gejala nerkotik dan warnanya berubah jadi besar. Pada serangan yang berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daunnya gugur. Pada batang/cabang yang terserang jug timbul bercak berwarna coklat dan memanjang. Jika bercak ini mengelilingi batang, maka cabang yang lebih muda disebelahnya akan mongering dan mati. Buah yang terinfeksi juga terdapat bercak berwarna coklat dan bagian yang terserang menjadi busuk. Konidium Alternaria passiflorae dapat disebarkan melalui angin atau hujan dari buah, daun yang sakit atau yang gugur. Patogen ini sangat cepat berkembang apabila cuaca lembab dan panas. Di Kabupaten Gowa dan Sinjai serangan berat biasanya terjadi menjelang musim hujan dan pada musim hujan. Pada waktu menjelang musim hujan, kelembaban udara cukup tinggi karena mendung, tetapi hujan belum turun. Menurut pengalaman petani searngan penyakit ini menyebabkan tanaman cepat mati (umur 3 tahun) dan produksinya dapat menurun hingga 40 %. Tingkat serangan penyakit ini cukup tinggi yaitu mencapai 60%. Dari 6 kultivar (umur 6 bulan) yang ditanam dikabupaten sinjai (1500 m dari permukaan laut), nampaknya hanya kultivar ungu gowa dan ungu sinjai yabg kurang terserang(kurang dari 10%). Sedang kultivar ungu polmas, ungu brastagi, ungu toraja, dan ungu enrekang terserang lebih dari 50%. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan : (a) mengatur tajuk

13

tanaman agar tidak terlalu rapat dengan p[emangkasan yang teratur, (b) memangkas/membuang bagian tanaman

yang terserang kemudian

membakarnya (c) pemakaian fungisida meneb + zineb, menkozeb dengan konsentrasi 0.25%. 2. Penyakit

Embun

Jelaga

(Capnadium

sp)

Cendawan capnadium sp ini membentuk lapisan berwarna hitam, kering, tipis, merata sehingga permukaan daun tertutup. Pathogen ini secara langsung tidak mengakibatkan kerugian yang berarti bagi tanaman, tetapi dapat menghambat terjadinya aktivitas yang berlangsung pada daun seperti fotosintesis dan transpirasi sehingga perkembangan tanaman terhambat. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan sanitasi kebun dan penggunaan rambatan dan pemangkasan agar tajuk tanaman tidak saling menaungi. 3. Penyakit

Bercak

Diplodia

(Diplodia

sp)

Pada tanaman yang terserang, terutama pada batang terdapat bercak- bercak coklat yang menyebabkan batang kering dan buah menjadi keriput. Tangkai buah yang terserang berwarna coklat tua dan membusuk. Pembusukan lebih lanjut pada permukaan bagian tanaman yang terserang menyebabkan terbentuknya banyak badan buah jamur yang membentuk spora berwarna hitam. Pembusukan yang terjadi pada buah mengakibatkan buah menjadi lunak dan berair. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan membuang bagian tanaman yang terserang dan dibakar. 4. Penyakit

busuk

pangkal

batang

Beberapa jenis cendawan yang dilaporkan menyebabkan penyakit busuk pangkal batang (coolar rot) di Malaysia, Fuji, Queesland, adalah Phitophora cinnamomi dan P. nicotianae B de Han Var. parastica. Di indonesia penyakit ini ditemukan di Sumatera Utara. Tanaman yang terserang layu, menguning dan daun- daunnya gugur. Kulit pangkal batang di atas permukaan tanah pecah- pecah. Jika kulit dikelupas, tampak adanya pembusukan yang berwarna coklat kemerahan yang meluas ke atas. Cendawan ini terutama menyerang di kebun- kebun yang berdrainase jelek. Cendawan menginfeksi akar- akar yang halus dengan spora kembar, atau dapat juga terjadi pada pangkal batang di atas permukaan tanah melalui luka- luka karena alat- alat pertanian. Penyakit ini dapat dikendalikan 14

dengan (a) pembuatan saluran drainase sehingga air tidak tergenang (b) sanitasi kebun (c) penggunaan para- para dari pucuk bambu dan dikombinasikan dengan fungisida provineb 56% + oksidil 10%. 5. Antraknose

pada

daun

(Gloesporium

sp)

Serangan dimulai pada pinggir daun dengan gejala daun menguning, kemudian berubah warna menjadi putih kelabu pada sebagian besar tepi daun, sehingga dun kelihatan seperti terbakar. Pada permukaan daun terdapat bintik- bintik hitam yang merupakan aservuli cendawan yang dalam suasana lembab akan membentuk massa konidium. Dibawah mikroskop terlihat cendawan dengan ciri konidium berbentuk oval, bening dan

bersel

satu.

Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan mencegah kelembaban yang terlalu tinggi pada tanaman,misalnya dengan pembuatan para- para yang baik dan jarak tanam yang tidak rapat. 6. Periconia

sp

Cendawan ini mempunyai konidia yang berwarna gelap, berbentuk panjang, lurus, dan bersel satu. gejala serangan ditandai dengan adanya bercakbercak kuning pada batang yang akhirnya berwarna cokolat. Cendawan ini bersifat parasit atau saprofit pada berbagai jenis tanaman. 7. Penyakit

Buah

Berkayu

Pada tanaman yang terserang nampak gejela pada daun- daun muda yaitu belang- belang hijau atau kuning, berpola mosaik atau bercak cincin atau kadang- kadang berlubang. Daun ukurannya lebih kecil dari biasanya. Buah menunjukkan gejela berkayu, lebih kecil, permukaannya kasar dan tertutup oleh tonjolan- tonjolan bergabus. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat menular melalui alat alat pertanian, serangga maupun gulma. Penyakit dapat dikendalikan dengan (a) membersihkan (sanitasi) gulma didalam ataupun di sekitar kebun unutk mengurangi sumber inokulum (b) pembibitan jauh dari kebun markisa, atau tanaman kacang maupun tanaman labu.

15

2.7 Panen dan Pasca Panen Kualitas dan kuantitas buah markisa yang dihasilkan selain dipengaruhi oleh teknik budidaya juga sangat ditentukan oleh penanganan panen dan pasca panen. A. Panen Tanaman markisa mulai berbunga pada umur 6 -9 bulan setelah tanam, dan pada umur satu tahun panen pertama sudah dapat dilakukan. Di dataran rendah buah markisa akan matang pada umur 50 hari setelah terbentuknya bunga, sedangkan di dataran tinggi (pegunungan) buah markisa akan matang 60 – 90 hari setelah terbentuknya bunga. Buah markisa telah layak dipanen jika menampakkan ciri – ciri : berwarna kuning kemerah – merahan, beraroma harum, dan tampak segar. Panen dilakukan dengan cara memotong pangkal tangkai buah dengan menggunakan pisau atau gunting pangkas yang tajam. Buah hasil panen ditampung dalam wadah. Panen berikutnya dilakukan secara kontinu seminggu sekali. Pada umumnya, panen buah markisa dapat dilakukan tiga kali dalam setahun, tergantung keadaan pembuahan. Panen raya biasanya dilakukan pada bulan Oktober – Januari dan panen selanjutnya dilakukan pada bulan Februari – April dan Juni – Agustus. Jika pertumbuhan tanaman cukup baik dan tidak terdapat serangan hama atau penyakit, tanaman masih dapat berbuah hingga berumur 5 – 6 tahun. Potensi produksi buah berkisar antara 200 – 500 butir/tanaman/tahun sehingga produksi perhektar lahan mencapai 10.000 butir/tahun atau 2.0004.000 butir/minggu. Pada tahun pertama, produksi buah markisa rendah, ± 0,8 ton/ha. Produksi buah tertinggi dicapai pada tahun ke-4, yaitu 35 ton/ha. Selanjutnya, produksi buah akan kembali menurun sehingga pada tahun ke-5 hanya mencapai 22ton/ha. Jika selama lima tahun tanaman dapat tumbuh denga baik, akan dapat dihasilkan buah lebih dari 95ton/ha.

16

Setelah pemanenan dilakukan pemangkasan generatif terhadap cabang dan mata tunas yang tumpul atau agak tegak bundar. Setelah buah matang, cabang dan mata tunas yang tumpul dipangkas lagi. Pemangkasan cabang dan mata tunas ini bertujuan untuk menumbuhkan tunas – tunas buah yang baru. B. Penanganan Pasca Panen Penanganan pascapanen buah segar : -

Pengumpulan buah dari kebun ke tempat pengumpulan hasil.

-

Pencucian buah dalam bak yang berisi air hingga bersih, kemudian ditiriskan. Pencucian juga dapat dilakukan dengan disemprot air yang bertekanan.

-

Sortasi, yaitu memisahkan buah yang baik dan buah yang cacat atau memar.

-

Pengklasifikasian (gradding) buah berdasarkan standar mutu, misalnya pemilahan menurut ukuran dan warna buah.

-

Pengemasan buah dalam wadah berkapasitas 5kg, 10kg, atau disesuaikan dengan permintaan pasar. Wadah atau kemasan dapat berupa keranjang bambu, peti atau kotak kayu, kardus atau koran berkorugasi dan kantong plastik.

-

Penyimpanan dalam ruangan bersuhu dingin, antara 5 derajat Celcius – 20 derajat Celcius (Cold storage).

-

Pengangkutan ke tempat pemasaran dengan menggunakan berbagai alat angkut, yang sebaiknya dilengkapi dengan ruangan yang bersuhu dingin.

17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Secara umum ada banyak manfaat markisa yang baik untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh manusia, salah satunya adalah karena markisa merupakan merupakan buah yang mengandung serat sangat tinggi. Kandungan serat yang tinggi ini dapat menjaga kesehatan pencernaan manusia sehingga usus lebih bersih dan terhindar dari penyakit. Oleh karena itu markisa sering digunakan sebagai obat pencahar alami. Bagian biji markisa juga mengandung serat yang tinggi, tidak hanya bagian dagingnya saja sehingga boleh juga dikonsumsi.

3.2 Saran Dalam budidaya tanaman markisa sebaiknya memilih lahan yang baik bebas dari hama dan penyakit agar pada saat penanaman tidak terjadi kerugiaan yang besar dan dalam memilih benih pilihlah benih yang unggul agar dapat menghasilkan produksi buah yang bagus. 3.3 Kalimat Penutup Demikian makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah analisis peluang pasar dan dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan terutama pada usaha pembudidayaan tanaman markisa. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini dan kami juga meminta maaf apabila dalam penulisan kata ataupun ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Sekian dan terimakasih.

18

DAFTAR PUSTAKA

Hendro Sunaryono.1989. Pengenalan Jenis Tanaman Buah – buahan dan Bercocok Tanam Buah -buahan Penting di Indonesia.Bandung:Sinar Baru AAK. 1974. Bertanam Pohon Buah – Buahan 2. Yogyakarta : Yayasan Kanisius https://icanhear.wordpress.com/2010/02/06/budidaya-markisa/ Diakses pada tanggal 2 November 2015 di Yogyakarta

19

LAMPIRAN

20

Related Documents


More Documents from "purnaminiluhekha"