Tugas Mata Kuliah : Metode Penelitian Dosen
: Dr. Supriadi Torro, M.Si
PROPOSAL PENGARUH PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
MASITA
(181050203034)
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2019
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan
merupakan
hal
yang
pertama
dilakukan
untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui pengajaran, proses, cara mendidik. Pendidikan menjadi hal yang paling sering dibahas, karena lewat pendidikanlah suatu perubahan dimulai. Generasi muda yang memiliki kemampuan ilmu pengetahuan yang dengan ilmu pengetahuan itu dapat melakukan pembangunan di segala bidang merupakan alasan umum mengapa pendidikan menjadi begitu penting. Menurut Mu’arif (dalam Samino 2012:18), pendidikan adalah suatu usaha yang dijalankan dengan sengaja, terratur, dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja, teratur, dan berencana. Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam gerak kemajuan suatu bangsa yaitu untuk pembangunan sumber daya manusia. Masa depan suatu bangsa pada umumnya akan ditentukan oleh mutu pendidikannya. Seharusnya tahun demi tahun mutu pendidikan di Indonesia meningkat, siswa-siswa mendapatkan prestasi belajar yang baik. Pemahaman dan pengetahuan siswa sangat luas, sumber daya manusia (SDM) di Indonesia sangat berkualitas. Dengan begitu siswa-siswa di Indonesia mampu bersaing di dunia luar. Mutu pendidikan mengalami penurunan disebabkan oleh penurunan prestasi belajar. Prestasi belajar adalah tingkah laku siswa yang berubah secara nyata setelah melakukan proses belajar mengajar yang sesuai tujuan pengajaran (Jihad & Haris: 2012). Jadi penurunan prestasi belajar merupakan tidak tercapainya tujuan yang diharapkan dari proses belajar mengajar. Penurunan prestasi belajar kebanyakan disebabkan karena siswa kurang semangat belajar. Selain itu pada saat dirumah siswa juga malas
mengulangi materi yang sudah di ajarkan di sekolah. Bahkan ada yang sama sekali tidak belajar saat dirumah. Hal itu terjadi karena kurangnya motivasi belajar siswa. Motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan (Samino, 2012:136). Anak-anak yang mendapat dorongan, dukungan dan bantuan yang baik dari orang tuanya akan bisa belajar dan mencapau kemajuan lebih baik dibanding anak-anak yang tidak mendapat dukungan dan bantuan. Tetapi sekarang banyak orang tua yang kurang memperhatikan anaknya ketika belajar. Ketika anak meminta dukungan, bantuan saat anak belajar kebanyakan orang tua mengabaikannya dengan alasan perbedaan cara mengajar yang pernah di peroleh dengan cara mengajar masa kini. Dengan begitu siswa menjadi malas belajar. Seharusnya orang tua merespon dengan baik ketika anak meminta bantuan dan dukungan dalam belajar. Dengan adanya reaksi positif dari orang tua anak tersebut pasti akan termotivasi. Anak akan merasa tidak sendiri mengahadapi masalah yang ada dan anak akan rajin belajar. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan gambaran masalah yang melatarbelakangi penelitian ini, diidentifkasikan masalah sebagai berikut: 1. Ada orang tua yang kurang membimbing anaknya dalam belajar 2. Kurangnya perhatian orang tua tersebut, membuat anak tidak bersemangat dalam belajar 3. Rendahnya tingkat pendampingan orang tua terhadap anak dalam memotivasi proses belajarnya 4. Rendahnya prestasi belajar anak karena karena kurangnya motivasi dari orang tua C. Pembatasan Masalah Tidak seluruh permasalahan yang teridentifikasi di atas terjangkau dalam penelitian ini. Penelitian ini berfokus pada mengkaji masalah butir 1
dan 3 untuk mendeskripsikan tingkat optimalisasi pendampingan orang tua terhadap motivasi belajar siswa D. Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh pendampingan orang tua terhadap motivasi belajar siswa di SMA 3 Majene? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa di SMA 3 Majene? E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran empiris dan wawasan pengetahuan mengenai pengaruh pendampingan orang tua terhadap motivasi belajar siswa
BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Pendampingan Orang Tua Menurut Emmy (2008:37), peran orang tua dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya memang tidak perlu diragukan lagi. Banyak peran orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anaknya, salah satunya adalah melakukan pendampingan terhadap anak dalam belajar dirumah. Pendampingan yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak, misalnya dengan cara mendampingi anak belajar, menjaga kesehatan anak, memberi perhatian, membantu anak ketika mengalami kesulitan belajar. Menurut Akbar (2011), dalam kegiatan belajar diperlukan adanya pendampingan dari orang tua dan orang lain, agar siswa menjadi semangat dalam belajar. Peran keluarga terutama orang tua sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua merupakan orang pertama dan utama yang mampu, serta berhak menolong keturunannya dan mendidik anaknya. Peranan orang tua sangat berpengaruh dalam keluarga untuk menciptakan ikatan emosional dengan anak, menciptakan suasana aman di rumah sehingga rumah merupakan tempat anak untuk kembali, menjadi contoh bagi anaknya, memberikan kedisiplinan dan memperbaiki tingkah laku anak, menciptakan komunikasi yang baik diantara anggota keluarga. Pendampingan yang diberikan oleh orang tua di rumah dapat meningkatkan motivasi belajar anak disamping bimbingan dari seorang guru. Dengan motivasi yang kuat, seseorang yang sanggup bekerja keras dalam pencapaian sesuatu. Motivasi belajar yang baik timbul dalam diri seorang anak. Akbar (2011) menegaskan bahwa “proses belajar anak perlu melibatkan peran pendampingan orang tua karena anak masih dalam area tanggung jawab dan pemeliharaan orang tua”. Tugas orang tua salah satunya adalah sebagai alat kontrol terhadap putra putrinya. Jika suatu masalah muncul pada anak, maka terutama kesalahan bukan pada anak saja, akan
tetapi orang tua ikut terlibat di dalamnya. Anak bukanlah orang dewasa yang memiliki kebebasan penuh untuk menentukan pilihan. Menurut Akbar (2011), kesalahan yang sering ditemui pada orang tua adalah menyerahkan tanggung jawab penuh pendidikan anak pada guru di sekolah sehingga jika anak mengalami hambatan, sering kali yang dipersalahkan adalah guru sekolahnya. Fungsi pendampingan bukan bermaksud untuk meniadakan hal-hal yang telah diperoleh anak dalam pendidikan formal, namun mendukung dan memberikan nilai kepuasan psikologis pada anak sehingga anak lebih senang belajar, tidak mengalami kejenuhan dan meminimalkan gangguan-gangguan belajar yang bisa muncul di kemudian hari. Peranan orang tua sangat penting dalam mendampingi anak-anaknya, karena pendampingan yang baik menjadi salah satu faktor dalam proses tumbuh dan berkembangnya seorang anak. Adanya pendampingan yang dilakukan oleh orang tua kepada putra putrinya dalam melakukan kegiatan belajar di rumah akan berpengaruh terhadap tingkah laku yang mengarah pada kedisiplinan dalam belajar. Motivasi yang diberikan kepada anak hendaknya mengarah pada peningkatan motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan pendidikan. Situasi ini dapat tercipta apabila terjadi ikatan emosional antara orang tua dengan anaknya. Suasana rumah yang aman dan nyaman akan membantu anak untuk mengembangkan dan mempersiapkan dirinya menuju masa depan. 2.
Hal-hal Yang Perlu Dilakukan dan Dihindari Dalam Pendampingan Belajar Ibrahim (2012), mencatat ada beberapa hal yang harus dihindari dan dilakukan para orang tua dalam membimbing anaknya belajar. Hal-hal yang sebaiknya dihindari yaitu:
a) Menghindari cinta bersyarat pada anak yaitu biasanya digunakan para orang tua untuk mengendalikan anak-anak mereka. Ketika anak mereka berhasil, mereka akan mengganjar keberhasilan tersebut dengan memberikan cinta mereka secara bebas, bahkan bisa diekspresikan dalam bentuk ciuman dan
pelukan. Tapi ketika nak mereka gagal, mereka akan menghukum anak sebagai luapan rasa kekecewaan. b) Pengharapan orang tua yang tidak sehat, yaitu ketika target tercapai anakanak mereka sangat senang, karena keberhasilan mereka bukan sesuatu yang pasti. Ketika target tidak tercapai anak-anak akan merasa kecewa tapi mereka puas dengan kemajuan yang berhasil mereka lakukan. Pengharapan adalah asumsi bahwa sesuatu akan tercapai. Sebuah kesalahan yang patut disayangkan yang banyak dilakukan orang tua adalah membuat penghargaan yang berada di luar kemampuan seorang anak. c) Pujian dan hukuman yang tidak sehat adalah seorang anak yang dipuji kepandaiannya dan bukan karena usahanya, akan menjadi terpusat pada hasil. Memuji anak-anak atas kepandaian mereka membuat mereka merasa takut pada kesulitan, karena mereka akan beranggapan kegagalan dengan kebodohan adalah hal yang sama. Begitupun cara orang tua menghukum anak. Orang tua lebih baik tidak memberi kritik pribadi, yaitu menyalahkan kemampuan anak sebagai penyebab kegagalan mereka, karena hal itu akan menurunkan harapan mereka, memperlihatkan sisi negatif anak bahkan mungkin akan berprestasi lebih buruk di masa depan. d) Menjadi orang tua target, maksudnya adalah orang tua yang memperlakukan anak-anak mereka seperti “pegawai-pegawai” kecil. Biasanya, orang tua yang seperti ini akan mengaharapkan anak-anak mereka untuk berproduksi dalam bentuk prestasi dan keberhasilan. Apabila hasil yang diinginkan tidak terjadi maka orang tua ini memperlihatkan rasa tidak suka mereka dan anak-anak mereka menganggap bahwa orang tua akan memarahi mereka. Secara otomatis orang tua yang seperti ini adalah orang tua yang menempatkan penekanan yang terlalu besar pada hasil usaha berprestasi anak. Hal-hal yang sebaiknya dilakukan orang tua dalam mendampingi anak belajar adalah: a) Pengharapan orang tua yang sehat, adalah pengharapan akan hal yang positif dan cara memotivasinya adalah sesuatu yang menunjukkan suatu kondisi
dalam diri individu untuk mendorong dan menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. b) Pujian dan hukuman dan hukuman yang sehat, yaitu seorang anak wajib dipuji karena usaha mereka dan apabila tidak berusaha secara maksimal mereka akan menganggap hasil pujian sebagai penyebab kegagalan mereka. Anak akan memiliki minat belajar yang lebih besar dan mencapai hasil yang tinggi dalam kegiatan berprestasi selanjutnya. Orang tua juga harus memberikan hukuman kepada anak, dengan penuh kasih sayang dan nada bicara yang tenang, anak bisa lebih baik di masa depan dan tidak mengulang kesalahan yang telah dilakukannya. c) Berjuang mencapai keunggulan, seorang anak bisa mencapau suatu tingkat keunggulan dengan bekerja keras. Kegagalan yang dialami seorang anak akan memberikan pelajaran berharga guna membantu perjuangannya mencapai keunggulan. 3. Peranan Orang Tua Dalam Pendampingan Belajar Anak Orang tua yang dimaksud dalam hal ini adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga yang umumnya dalam kehidupan sehari-hari disebut dengan bapak-ibu (Akbar, 2011). Orang tua memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai dari dalam lingkungan kelurga. Ketika anak telah masuk sekolah, peranan dan partisipasi orang tua masih tetap dibutuhkan, termasuk dalam memberikan motivasi, membimbing dan membantu anak dalam belajar. Tanggung jawab orang dalam memberikan bantuan dan bimbingan belajar bagi anak sangat penting dalam mendudkung proses belajar anak. Orang tua harus mendorong anak untuk belajar dan membiasakan anak-anak untuk belajar di rumah merupakan salah satu faktor penting. Ada dua faktor yang harus diperhatikan dalam mebantu dan membimbing anak yaitu sikap yang sabar dan bijaksana dari orang tua. 4. Aspek-Aspek Pendampingan Orang Tua Dalam Proses Belajar Anak
Menurut Liem Hwiw (Kartono, 1985:91) ada beberapa aspek pendampingan yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam membantu belajar anak yaitu: a) Menyediakan fasilitas belajar Fasilitas yang dimaksud adalah tempat belajar, alat tulis, buku-buku pelajaran, dan lain-lain. Fasilitas belajar ini dapat membantu memudahkan siswa dalam proses belajar sehingga siswa tidak mendapatkan hambatan dalam belajar. b) Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah Orang tua perlu mengawasi kegiatan belajar di rumah karena dengan mengawasi kegiatan belajar anak, orang tua dapat mengetahui apakah anak mereka sudah belajar dengan baik ataupun belum. Melalui pengawasan orang tua anak dapat belajar dengan teratur, apabila mendapatkan PR dapat langsung mengerjakannya tanpa menunda. c) Mengawasi penggunaan waktu belajar di rumah Orang tua perlu mengawasi kegiatan belajar anak di rumah, apakah anak sudah menggunakan waktu belajarnya dengan baik atau belum. Orang tua dapat membantu anak menyusun jadwal belajar. d) Mengawasi kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar Orang tua perlu mengenal atau mengetahui kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar, karena dengan mengetahui kesulitan tersebut, orang tua mampu membantu menyelesaikannya. Apabila orang tua tidak mengenali kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar, maka proses belajar anak akan terhambat. e) Menolong anak dalam mengatasi kesulitan dalam belajar Untuk membantu dalam proses pendidikan, orang tua ikut serta dalam proses belajar, termasuk mengetahui cara yang digunakan untuk membantu anak dalam belajar. Semakin banyak pengetahuan orang tua, maka akan semakin banyak materi yang diberikan kepada anak-anaknya. Bertambahnya pengetahuan orang tua juga akan memudahkan anak dalam mencari tempat jawaban dari setiap pertanyaannya.
5. Motivasi Belajar Untuk memperoleh prestasi yang baik di sekolah diperlukan motivasi untuk belajar karena motivasi memegang peranan penting dalam memberikan semangat dalam belajar sehingga siswa bermotivasi kuat untuk melakukan kegiatan belajar (Winkel, 1996). Motivasi berasal dari kata latin yaitu motivum yang menunjukkan bahwa ada alasan tertentu mengapa sesuatu itu dilakukan. Motivasi merupakan daya penggerak dari dalam untuk melaukan aktivitas-aktivitas demi mencapai suatu tujuan tertentu. Sertain (Purwanto, 1984) memandang dorongan untuk pengertian yang sama. Beliau mengatakan, pada umumnya suatu motivasi atau dorongnan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap tujuan. Menurut Handoko (1992), motivasi adalah suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah laku manusia. Menurut Sardiman (2005), motivasi adalah motif yang sudah aktif, sedangkan motif adalah daya penggerak yang masih bersifat potensial. Dari definisi di atas dapat disimpulkan motivasi adalah daya penggerak yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah laku manusia untuk mencapai suatu tujuan. Belajar menurut Mahmud (1990), adalah perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Menurut Kingsley (Soemanto, 1984), belajar adalah suatu proses di mana tingkah laku diubah melalui praktek dan latihan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku dari yang belum mampu ke arah yang sudah mampu yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian yang diperoleh melalui praktek dan latihan secara berulang-ulang. Motivasi belajar menurut Sardiman (2005) adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek dapat dicapai. Sifat
keseluruhan tersebut karena pada umumnya ada beberapa motof yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar menurut Winkel (1996) adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Jenis-jenis motivasi antara lain: a) Motivasi belajar intrinsik Menurut Sardiman (2005), motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi karena dalam diri individu ada suatu dorongn untuk melakukan sesuatu. Winkel (1996) mengemukakan bahwa motivasi intrinsik sebagai kegiatan belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar. Tingkah laku yang muncul tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. b) Motivasi ekstirnsik Rumusan lama mengatakan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan dari luar (Pintner, dkk. Dalam Prayitno, 1989). Motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan yang ada di dalam diri siswa untuk belajar. Rumusan yang baru menegaskan bahwa motivasi ekstrinsik memiliki tujuan itu tidak terlibat dalam aktivitas belajar (Thomburgh, dalam Prayitno, 1989). Winkel (1996) memandang motivasi ekstrinsik sebagai aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. 6. Tahap Motivasi Dalam Belajar Tahap motivasi dalam belajar adalah tahap penghargaan yang daat berfungsi sebagai penguat. Menurut Bandura (Koeswara, 1986), penguatan eksternal memiliki peran yang penting dalam belajar, penguat motivasi
belajar siswa dapat dilakukan oleh guru, orang tua, dan anggota masyarakat lainnya. Reinforcement dapat pujian dan hadiah. Reinforcement biasanya diberikan kepada anak yang memperoleh prestasi belajar yang memuaskan, perlu dimotivasi bahwa penguasaan materi atau perilaku yang diberikan oleh guru penting bagi kehidupan mereka. Tahap perhatian, penyimpanan, dan reproduksi menjadi efisien dan membuahkan hasil yang menyenangkan atau menguntungkan yaitu mendapat penghargaan. Menurut Bandura (Koeswara, 1986), individu akan lebih termotivasi untuk mengungkapkan tingkah laku yang mengarah pada penghargaan dibandingkan dengan tingkah laku yang tidak menghasilkan penghargaan. B. Kerangka Berpikir Setiap anak yang mengenyam pendidikan di sekolah menginginkan adanya kesesuaian kurikulum dengan apa yang disampaikan oleh tenaga pendidik. Untuk mengulang materi yang telah disampaikan oleh tenaga pendidik di sekolah, seorang anak akan diberikan tugas yang dapat dikerjakan di rumah atau biasa disebut pekerjaan rumah.pada saat orang tua pulang dari rutinitas pekerjaan hariannya, anak akan menyambut baik kedatangan orang tuanya dengan harapan akan mendapatkan motivasi dalam proses belajarnya. Di sisi lain, orang tua yang telah lelah bekerja enggan menemani anak dalam belajar karena takut terpancing emosi dan membuat anak menjadi tertekan. Anak yang merasa tertekan akan beranggapan orang tua tidak memperdulikan proses belajarnya dan cenderung bertindak sesuka hatinya. Ariastuti (2009), bentuk-bentuk bimbingan ada dua, antara lain: layanan konsultasi dan layanan mediasi. Ada enam kegiatan pendukung dari bentuk-bentuk layanan bimbingan, antara lain: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
Variabel X Pendampingan orang tua
C. Pengajuan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2010:96). Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui pengaruh pendampingan orang tua terhadap motivasi belajar siswa di SMA 3 Majene B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. Penelitian ini dilakukan sampai peneliti mendapatkan data yang valid. C. Populasi dan Sampel D. Metode Penelitian Peneltian ini merupakan jenis penelitian deskripti dengan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2013) mengatakan bahwa metode penelitian dilakukan berlandaskan pada filsafat positifisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitati atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesisi yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif menghasilkan data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian, kemudian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan tingkat optimalisasi pendampingan orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMAN 3 Majene. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengembangan Spesifikasi a. Jenis instrumen Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Untuk mengukur variabel penelitian ini maka digunakan instrumen berupa angket yang diajukan kepada responden dengan menggunakan skala likert. b. Jumlah butir
Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Maka dalam penelitian “Pengaruh Pendampingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMA 3 Majene”. Terdapat dua instrumen yang perlu dibuat dalam bentuk angket, yaitu: 1) Instrumen untuk mengukur pengaruh pendampingan orang tua (variabel X) adalah 20 butir 2) Instrumen untuk mengukur motivasi belajar siswa (variabel Y) adalah 20 butir c. Aturan skoring Penskoran digunakan dengan menggunakan skala likert d. Kriteria uji coba e. Peserta uji coba f. Waktu uji coba g. Definisi koseptual h. Kisi-kisi 2. Penulisan butir 3. Uji coba instrumen 4. Kaliberasi F. Teknik Analisis Data