Tugas Agama.docx

  • Uploaded by: syahrul ramadan
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Agama.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,407
  • Pages: 18
MAKALAH Sinergi Zakat dan Pajak Dalam Mensejahterakan Rakyat Indonesia Diajukan sebagai salah satu tugas matakuliah Agama II

Oleh : Kelompok 6

MUHAMMAD FIQRI Nim :201601030173

PENANGGAP :

MEGA IRAWAN DOSEN PENGAMPU :

MUHAMMAD ZEIN, S.Pdi, M.Pdi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA

AMIK TUNAS BANGSA PEMATANGSIANTAR 2019

Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan. Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pematangsiantar,31 Maret 2019 Penyusun

2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu ibadah yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan zakat beriringan dengan menerangkan sembahyang. Pada delapan puluh dua tempat Allah menyebut zakat beriringan dengan urusan shalat ini menunjukan bahwa zakat dan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali dalam hal keutamaannya shalat dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat dipandang seutama-utama ibadah maliyah. Zakat juga salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan alQur'an dan as-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia. Seluruh ulama Salaf dan Khalaf menetapkan bahwa mengingkari hukum zakat yakni mengingkari wajibnya menyebabkan di hukum kufur. Karena itu kita harus mengetahui definisi dari zakat, harta-harta yang harus dizakatkan, nishab- nishab zakat, tata cara pelaksanan zakat dan berbagai macam zakat akan dibahas dalam bab selanjutnya. 1.2. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah dari makalah ini antara lain :

1.

Bagaimana definisi/ pengertian zakat?

2.

Bagaimana definisi pajak?

3.

Apa saja manfaat zakat ?

4.

Apa Hukum bagi mereka yang menyalahgunakan zakat dan pajak

3

1.3 Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini antara lain : 1. Mengerti pa itu zakat dan pajak 2. Mengetahui Hukum dalam Islam mengenai penyalahgunaan zakat 3. Mengetahui manfaat zakat

4

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Zakat Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (Ziyadah). Jika diucapkan, zaka al-zar’, adalah tanaman tumbuh dan bertambah jika diberkati.[1] Kata ini juga sering dikemukakan untuk makna thaharah (suci) Allah SWT. berfirman: ‫حْ َمنْْزَ َّك َها‬ َْ َ‫قَدْْاَفل‬ Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.” (QS. Asy Syams [91]: 9). Sedangkan arti zakat menurut istilah syari’at Islam ialah sebagian harta benda yang wajib diberikan orang-orang yang tertentu dengan beberapa syarat, atau kadar harta tertentu yang diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu pula. Adapun tentang zakat telah dijelaskan dalam al-Qur’an firman Allah Surah at-Taubah ayat 103:

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka . . .” (QS. at-Taubah [9]: 103). Maksud dari ayat diatas adalah dengan zakat itu mereka menjadi bersih dari kekikiran dan dari berlebih-lebihan dalam mencintai harta benda atau zakat itu akan menyucikan orang yang mengeluarkannya dan akan menumbuhkan pahalanya. Adapun dalan hadits diantaranya adalah:

5

ْ‫ب‬ ٍ ‫ْإِنَّكَْْتَأْتِىْقَو ًمااَهلَْ ِكت َا‬:َ‫ىْهللاْ َعنهُْإِلَىْاليَ َم ِنْقَاْل‬ ِ ‫ْر‬ َ ‫ْو‬ َ ‫سلَّ َمْا َ َّماْبَعَاْذَابنَ ْ َجبَ ٍل‬ َ ْ‫ى‬ َ ‫صلَّىْهللاُْ َعلَي ِه‬ َّ ِ‫إِ َّنْالنَّب‬ َ ‫ض‬ َ َ ‫ْفَإِنْهُمْا‬.ِْ‫سولُْهللا‬ ْ‫ض‬ َ ْ‫ع ُهمْأِلَى‬ ُ ‫فَاد‬ ُ ‫ىْر‬ َ ‫طاعُوا ِلذَْلِكَ ْفَا َع ِلم ُهمْأَنَ ْهللاَْ َعزَ َو َجلَّْاِفت ََر‬ َ ِْ‫ْوأَن‬ َ ُ‫ش َهادَةِأَنْالَإِلَهَْإِالَّهللا‬ َ َ ‫ْفَإِنْهُمْأ‬.ٍْ‫ْولَيلَة‬ ْ‫صدَْقَةًْفِى‬ َ ‫تضر‬ َ ْ‫ْضْ َعلَْي ِهم‬ َ ‫طاعُوا ِلذَْلِكَ ْفَاع ِلم ُهمْا َ َّنْهللاَْاِف‬ َ ْ‫س‬ َ ‫َعلَي ِهمْخَم‬ َ ‫صلَ َواتٍْفِىْيَو ٍم‬ َ َ ‫ْفَإِنْهُمْأ‬,ْ‫ْوت ُ َردُّْ ِإلَىْفُقَ َراْىِ ِهم‬ ْ‫قْدَع َوة َْال َمظلُو ِم‬ ِ ُ ‫أَم َواِْل ِهمْت َؤْ َخذ‬ ِ َ ‫ْوات‬,ْ َ ‫ْوك ََراْىِ َمْأَم َواِْل ِهم‬ َ َ‫طاعُواْ ِلذَْلِك‬ َ ‫ْمنْأَغنِيَاْىِ ِهم‬ )‫ْح َجاْبْْْ(رواهْالجاعهْابنْعباس‬ ِ ِ‫اْو َبينَ ْهللا‬ َ ‫فَإِنَهُْلَي‬ َ ‫سْ َبي َن َه‬ Artinya: “Rasulullah sewaktu mengutus Sahabat Mu’adz bin Jabal ke negeri Yaman (yang telah ditaklukkan oleh umat Islam) bersabda: Engkau datang kepada kaum ahli kitab ajaklah mereka kepada syahadat, bersaksi, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka telah taat untuk itu, beritahulah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka melakukan sholat lima waktu dalam sehari semalam. Jika mereka telah taat untuk itu, beritahukanlah kepada mereka, bahwa Allah mewajibkan mereka menzakati kekayaan mereka. Yang zakat itu diambil dari yang kaya dan dibagibagikan kepada yang fakir-fakir. Jika mereka telah taat untuk itu, maka hati-hatilah (janganlah) yang mengambil yang baik-baik saja (bila kekayaan itu bernilai tinggi, sedang dan rendah, maka zakatnya harus meliputi nilai-nilai itu) hindari do’anya orang yang madhlum (teraniaya) karena diantara do’a itu dengan Allah tidak terdinding (pasti dikabulkan).” Dalam pengertian istilah syara’, zakat mempunyai banyak pemahaman, diantaranya: 1.

Menurut Yusuf al-Qardhawi, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak.

2.

Abdurrahman al-Jaziri berpendapat bahwa zakat adalah penyerahan pemilikan tertentu kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu pula.

3.

Muhammad al-Jarjani dalam bukunya al-Ta’rifat mendefinisikan zakat sebagai suatu kewajiban yang telah ditentukan oleh Allah bagi orang-orang Islam untuk mengeluarkan sejumlah harta yag dimiliki.

4.

Wahbah Zuhaili dalam karyanya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu mendefinisikan dari sudut empat mazhab, yaitu:

6

-

Madzhab Maliki, zakat adalah mengeluarkan sebagian yang tertentu dari harta yang tertentu pula yang sudah mencapai nishab (batas jumlah yang mewajibkan zakat) kepada orang yang berhak menerimanya, manakala kepemilikan itu penuh dan sudah mencapai haul (setahun) selain barang tambang dan pertanian.

-

Madzhab Hanafi, zakat adalah menjadikan kadar tertentu dari harta tertentu pula sebagai hak milik, yang sudah ditentukan oleh pembuat syari’at senata-mata karena Allah SWT.

-

Madzhab Syafei, zakat adalah nama untuk kadar yang dikeluarkan dari harta atau benda dengan cara-cara tertentu.

-

Madzhab Hambali, memberikan definisi zakat sebagai hak (kadar tertentu) yang diwajibkan untuk dikeluarkan dari harta tertentu untuk golongan yang tertentu dalam waktu tertentu pula. Dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa zakat adalah penyerahan atau penunaian hak yang wajib yang terdapat di dalam harta untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak seperti tertulis dalam Surat at-Taubah ayat 60 yaitu:

ْ Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. at-taubah [9]: 60). 1

1

Al-Zuhayly, Wahbah. 1997. Zakat Kajian Berbagai Mazhab.

7

2.1.1. Macam – Macam Zakat Zakat terbagi atas dua tipe yakni: ·

Zakat Fitrah,

Adalah zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan. ·

Zakat Maal (Zakat Harta )

Adalah zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun sekali yang sudah memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi). Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendirisendiri.2 2.1.2. Orang yang berhak menerima zakat orang yang berhak menerima zakat itu ialah sebagai berikut: -

Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat

menjamin 50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari. -

Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat

menghasilkanlebih dari 50% untuk kebutuhan hidupnya tetapi tidak mencukupi. ’Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untukmengumpulkan dan

-

membagi-bagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan hukum Islam . -

Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan

jiwanya perlu dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat meneruskan imannya. -

Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh

tuan nya dengan jalan menebus dirinya. -

Gharimin yaitu orangyang berhutang untuksesuatu kepentingan yanng

bukan maksiat dan ia tidak sanggup untuk melunasinya.

2

K.H.M. Syukri Ghozali, dkk. 1997. Pedoman Zakat 9 Seri.

8

-

Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan

agama Allah. -

Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan dengan

maksud baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan sebagainya. Yang tidak berhak menerima zakat : -

Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat)

bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari). -

Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari

tuannya. -

Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi

kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim). -

Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.

-

Orang kafir.

2.2. Pengertian pajak Mengenai pajak terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang "pajak" yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah: Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk

9

membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan. Adapun perbedaan antara pajak dan zakat ini diantaranya: Pertama, zakat merupakan manifestasi ketaatan ummat terhadap perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW sedangkan pajak merupakan ketaatan seorang warganegara kepada ulil amrinya (pemimpinnya). Kedua, zakat telah ditentukan kadarnya di dalam Al Qur’an dan Hadits, sedangkan pajak dibentuk oleh hukum negara. Ketiga, zakat hanya dikeluarkan oleh kaum muslimin sedangkan pajak dikeluarkan oleh setiap warganegara tanpa memandang apa agama dan keyakinannya. Keempat, zakat berlaku bagi setiap muslim yang telah mencapai nishab tanpa memandang di negara mana ia tinggal, sedangkan pajak hanya berlaku dalam batas garis teritorial suatu negara saja. Kelima, zakat adalah suatu ibadah yang wajib di dahului oleh niat sedangkan pajak tidak memakai niat. Dan sesungguhnya masih banyak lagi hal-hal yang membedakan antara zakat dan pajak.3 2.2.1. Kewajiban Membayar Zakat dan Pajak 1.

Landasan Kewajiban Membayar Zakat Zakat adalah rukun Islam ketiga yang diwajibkan di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua Hijriyah setelah diwajibkannya puasa Ramadhan dan zakat Fitrah. Ayat-ayat zakat, shodaqah dan infaq yang turun di Makkah baru berupa

3

Brotodihardjo Santoso, 2003, Pengantar Ilmu Hukum Pajak

10

anjuran dan penyampaiannya menggunakan metodologi pujian bagi yang melaksanakannya dan cacian atau teguran bagi yang meninggalkannya. 2.

Landasan Kewajiban Membayar Pajak Di dalam Hukum Islam, Dasar membayar pajak itu hukumnya adalah wajib, berdasarkan kepada ayat Al-Qur’an Surat At-Taubah : 29.

"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (Agama Allah), yaitu orang-orang yang diberi Al-kitab kepada mereka, sampai mereka membayar "Jizyah" dengan patuh, sedang mereka dalam keadaan tunduk." Pembebanan kewajiban membayar pajak hanyalah terhadap kaum laki-laki dan kaum Hawa yang normal, sedangkan orang yang tidak mampu, dibebaskan dari kewajiban tersebut. Pembebanannya pun disesuaikan dengan status sosial dan kondisi keuangannya. Dalam pengaturan pajak tersebut haruslah sesuai dengan Undang-undang, yaitu pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi: “Pajak dan pungutan yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang”.

2.2.2. Pendapat para ulama tentang kewajiban membayar Zakat dan Pajak Islam adalah agama yang anti kedzaliman. Pengutipan pajak tidak dapat dilakukan sembarangan dan sekehendak hati penguasa. Pajak yang diakui dalam sejarah fiqh Islam dan sistem yang dibenarkan harus memenuhi beberapa syarat yaitu : 1.

Benar–benar harta itu dibutuhkan dan tak ada sumber lain.

11

Pajak itu boleh dipungut apabila negara memang benar – benar membutuhkan dana, sedangkan sumber lain tidak diperoleh. Demikianlah pendapat Syeikh Muhammad Yusuf Qardhawy. Para ulama dan para ahli fatwa hukum Islam menekankan agar memperhatikan syarat ini sejauh mungkin. Sebagian ulama mensyaratkan bolehnya memungut pajak apabila Baitul Mal benar – benar kosong. Para ulama benar – benar sangat hati – hati dalam mewajibkan pajak kepada rakyat, karena khawatir akan membebani rakyat dengan beban yang di luar kemampuannya dan keserakahan pengelola pajak dan penguasa dalam mencari kekayaan dengan cara melakukan korupsi hasil pajak. 2.

Pemungutan Pajak yang Adil. Apabila pajak itu benar-benar dibutuhkan dan tidak ada sumber lain yang

memadai, maka pengutipan pajak, bukan saja boleh, tapi wajib dengan syara. Tetapi harus dicatat, pembebanan itu harus adil dan tidak memberatkan. Jangan sampai menimbulkan keluhan dari masyrakat. Keadilan dalam pemungutan pajak didasarkan kepada pertimbangan ekonomi, sosial dan kebutuhan yang diperlukan rakyat dan pembangunan. 3.

Pajak hendaknya dipergunakan untuk membiayai kepentingan umat, bukan

untuk maksiat dan hawa nafsu. 4.

Persetujuan para ahli/cendikiawan yang berakhlak.

Kepala negara, wakilnya, gubernur atau pemerintah daerah tidak boleh bertindak sendiri untuk mewajibkan pajak, menentukan besarnya, kecuali setelah dimusyawarahkan dan mendapat persetujuan dari para ahli dan cendikiawan dalam masyarakat. Sedangkan mengenai pembayaran zakat, para ulama telah sepakat akan kewajiban zakat dan bagi yang mengingkarinya berarti telah kafir dari Islam.4

2.3. Manfaat Zakat dan Zakat Bagi Rakyat Indonesia

4

Ilyas B. Wirawan, dkk, 2007, Hukum Pajak

12

Zakat adalah salah satu kewajiban umat Islam yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang selalu disebutkan sejajar dengan shalat. Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya zakat sebagai salah satu rukun Islam (Al-Ba'ly, 2006:1). Hakzakat di berikan kepada 8 Asnaf yang telah dijelaskan Allah SWT dalam Al - Qur’an surat AtTaubah ayat 60 yang artinya “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang – orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. Sedangkan, menurut Baqi dalam Mus'ab (2011) mengatakan bahwa "Zakat merupakan kewajiban yang dibebankan kepada setiap muslim setelah memenuhi kriteria tertentu. Dalam Al - Qur'an terdapat 32 kata zakat, dan 82 kali di ulang dengan menggunakan istilah dari kata zakat, yaitu sedekah dan infaq. Pengelolaan zakat di Indonesia telah diatur dalam UU No. 38/1999 tentang pengelolaan zakat yang didalamnya mengatur segala kegiatan yang berhubungan

dengan

perencanaan,

pengorganisasian,

pelaksanaan,

dan

pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan terhadap dana zakat. Keberadaan zakat sangat penting seperti yang tertulis dalam 2 pasal 5 Undang - Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 1999 yaitu pengelolaan zakat bertujuan untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama, meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan

dalam

upaya

mewujudkan

kesejahteraan

masyarakat

dan

keadilansosial, serta meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat. Pada Undang - Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat menyatakan pada pasal 1 point 7 bahwa Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut BAZNAS adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. Sedangkan pada point 8 disebutkan bahwa Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

13

Survey PIRAC (Publik Interest Research and Advocacy Center) tahun 2004 terhadap responden yang beragama Islam di 11 kota besar di Indonesia yang meliputi Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Padang, Denpasar, Manado, Makassar, Pontianak dan Balikpapan, menunjukkan potensi zakat per tahun mencapai Rp4,45 triliun, dan diperkirakan pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp9,09 triliun. Survey juga menunjukkan 94,5% responden menyatakan dirinya

sebagai

muzakki

dengan

rata-rata

nilai

zakat

sebesar

Rp416.000,00/muzakki/tahun dan tahun 2007 meningkat menjadi 95,5% dengan rata-rata nilai zakat sebesar Rp684.550,00/muzakki/tahun. Peningkatan tersebut tidak selalu linier dengan kesadaran membayar zakat dari golongan yang secara ekonomi lebih mapan. Hasil survei tentang perilaku membayar zakat terhadap 3 responden yang secara ekonomi lebih mapan justru cenderung mengabaikan kewajiban berzakat. Hanya 49,8% yang sadar zakat dan sedikit mengalami peningkatan menjadi 55% ketika disurvey kembali pada tahun 2007. Memang, ketika besar zakat masih recehan, orang tidak keberatan mengeluarkannya, tapi ketika zakat sudah mencapai jutaan, orang mulai berpikir untuk menzakatkannya. Oleh karena itu adanya klausul zakat mengurangi pajak menjadi begitu penting. Permasalahan yang sering muncul ditengah masyarakat kita adalah kepada siapa zakat harus diberikan. Lebih utama disalurkan langsung oleh muzakki kepada mustahiq, atau sebaliknya melalui amil zakat. Jika disalurkan kepada mustahiq, memang ada perasaan tenang karena menyaksikan secara langsung zakatnya tersebut telah disalurkan kepada mereka yang dianggap berhak menerimanya. Tapi terkadang penyaluran langsung yang dilakukan oleh muzakki tidak mengenai sasaran yang tepat. Terkadang orang sudah merasa menyalurkan zakat kepada mustahiq, padahal ternyata yang menerima bukan mustahiq yang sesungguhnya, hanya karena kedekatan emosi maka ia memberikan zakat kepadanya. Misalnya disalurkan kepada kerabatnya sendiri, yang menurut anggapannya sudah temasuk kategori mustahiq, padahal jika dibandingkan dengan orang yang berada dilingkungan sekitarnya, masih banyak orang-orang yang lebih berhak untuk

14

menerimanya sebab lebih fakir, lebih miskin, dan lebih menderita dibanding dengan kerabatnya tersebut. Beberapa manfaat berzakat antara lain : 1. Menolong orang yang lemah dan menderita, agar dia dapat menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan terhadap makhluk-Nya. 2. Membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela serta mendidik diri agar memiliki sifat mulia dan pemurah. 3. Ungkapan rasa syukur kepada Allah atas rizki yang telah diberikan kepada kita. 4. Menjaga kejahatan-kejahatan yang dimungkinkan timbul dari si miskin. 5. Mendekatkan hubungan kasih sayang dan saling mencintai antara si kaya dan si miskin. 6. Menggapai berkah, tambahan dan ganti dari Allah SWT, sebagaimana Dia berfirman: ”Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS: Saba': 39).5

2.4. Hukum Dalam Islam dan Penyalahgunaan Zakat dan Pajak Islam memerintahkan setiap umatnya untuk membayar zakat, kecuali fakir, miskin dan beberapa golongan manusia. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang disejajarkan dengan membaca syahadat, mengerjakan sholat, berpuasa, dan pergi haji. Bahkan jumlah ayat Al-Quran yang memerintahkan muslim mengeluarkan zakat beriringan dengan perintah sholat sebanyak 27 ayat. Jumlah ayat perintah yang cukup banyak menandakan hal tersebut dipandang penting dalam Islam. Sedangkan pajak merupakan salah satu bukti patriotisme seorang warga negara dalam menjalankan hukum-hukum yang berlaku. Salah satu hadist Nabi Muhammad mengatakan bahwa: cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Oleh karena itu, Islam mengajarkan untuk berlaku setia dan tidak khianat terhadap 5

Aunullah, Indi. 2008. Ensiklopedi Fikih untuk Remaja Jilid 2

15

negara. Salah satu wujud kecintaan terhadap tanah air dan bangsa adalah dengan membayar pajak. Pajak menjadi pendapatan utama negara dalam membiayai pembangunanpembangunan fasilitas publik, termasuk juga pembangunan sarana peribadahan. Pemerintah tidak membeda-bedakan pajak yang diterima dari warga muslim ataupun non-muslim dalam mendistribusikan dana pajak. Dalam hal ini, warga muslim yang membayar pajak secara tidak langsung turut mendukung kerukunan hidup antar umat beragama. Islam mengutuk perilaku orang-orang munafik yang mengkhianati kepercayaan rakyat dalam menerima dan mengelola dana pajak. Tugas rakyat adalah membayar pajak dan mengawasi jalannya pemakaian dana pajak. Sementara masalah sanksi yang diberlakukan terhadap pelaku korupsi penerimaan pajak menjadi tugas aparat hukum. Allah Maha Mengetahui segala perilaku manusia dan Maha Adil dalam memutuskan perkara.

16

BAB 3 Kesimpulan Zakat berarti kewajiban atas harta atau kewajiban atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan utama diwajibkannya zakat atas umat islam itu adalah untuk memecahkan masalah kemiskinan, memeratakan pendapatan, dan meningkatkan kesejahteraan umat dan Negara. Hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan AlQur'an dan As Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia.

17

DAFTAR PUSTAKA http://wardahcheche.blogspot.com/2014/01/makalah-zakat.html 31 Maret 2019 Pukul : 21.00 Wib K.H.M. Syukri Ghozali, dkk. 1997. Pedoman Zakat 9 Seri. Jakarta: Proyeksi Peningkatan Sarana Keagamaan Islam, Zakat dan Wakaf Al-Zuhayly, Wahbah. 1997. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Brotodihardjo Santoso, 2003, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Bandung: PT. Refika Aditama

Ilyas B. Wirawan, dkk, 2007, Hukum Pajak, Jakarta: Salemba Empat.

Aunullah, Indi. 2008. Ensiklopedi Fikih untuk Remaja Jilid 2. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.

18

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"

Tugas Agama.docx
December 2019 12
Makalah Tanggapan.docx
November 2019 14
Copy Of Snsory
June 2020 22