SUMBER HUKUM ISLAM DI INDONESIA
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Anggota Kelompok: 1. 2. 3. 4.
Kartini Mardianti P. W. S. (144) Tasya Arifah Vastasari (146) Triani Ayu Lestari (147) Muhamad Rekza Pratama (162)
Kelas C 2018
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Topik Pembahasan Definisi Hukum Islam
1
Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam
2 3 4 5
Sumber Hukum Islam
Macam – macam Hukum Islam
Kesimpulan
Definisi Hukum Islam Pengertian hukum Islam adalah ketentuan perintah dari Allah baik yang wajib, haram, maupun mubah. Hukum Islam bersumber dari ayat Al-Qur’ an dan hadits. Setiap perintah yang dianjurkan oleh Allah memiliki hukum yang berbeda-beda. Hal tersebutlah yang menentukan bagaimana sehar usnya sikap kita dalam menjalani kewajiban tersebut. Maka dari itu,seb elum menjalani suatu amalan, ada baiknya jika kita mencari tahu terlebi h dahulu apa hukum yang mendasarinya. Manfaat yang dapat diraih bila kita memahami dan mentaati hukum Islam adalah kehidupan yang lebih t eratur serta terarah. Kita juga mengetahui perbuatan mana yang tidak di sukai oleh Allah karena menupakan perbuatan yang tercela dan jika dilak ukan akan menambah dosa.
Sejarah Hukum Islam di Indonesia
Hukum Islam pada Masa Pra Penjajahan Belanda
• Dimulai pada abad pertama hijriyah, atau pada sekitar abad 7 dan 8 M • Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dengan cara menyesuaikan diri dengan adat istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada. • Ajaran-ajaran Islam yang mengajarkan persamaan derajat dan menganggap semua orang sama kedudukannya dihadapan Allah telah membuat rakyat pada zaman itu perlahan-lahan mulai memeluk agama Islam.
Hukum Islam pada Masa Penjajahan Belanda Terdapat upaya kompilasi hukum kekeluargaan Islam yang telah berlaku di tengah masyarakat. Upaya ini diselesaikan pada tahun 1760. Kompilasi ini kemudian dikenal dengan Compendium Freijer. Compendium Freijer : yaitu kitab hukum yang berisi aturan-aturan hukum Perkawinan dan
hukum waris menurut Islam. Kitab ini ditetapkan pada tanggal 25 Mei 1760 untuk dipakai oleh Pengadilan VOC di Hindia Timur. • Compendium Freijer merupakan salah satu upaya untuk mengkodifikasikan hukum-hukum yang berasal dari masyarakat pribumi oleh pemerintah Hindia
Belanda waktu itu.
Terdapat 3 (tiga) teori terkait hubungan antara Hukumk Islam dan Huk umk Adat yg diakui sebagai bagian dari Sistem Hukum Perdata semas a era Penjajahan Belanda: 1.Teori Receptie in Complexu (Salomon Keyzer & Christian van Den Berg [1845-1927]), teori ini menyatakan hukum menyangkut agama seseorang. Jika orang itu memeluk Islam maka hukum Islamlah yang berlaku baginya, namun hukum Islam yang berlaku tetaplah hanya dalam masalah hukum keluarga, perkawinan dan warisan.)
2. Teori Receptie (Snouck Hurgronje [1857-1936] disebarkan oleh C. Van Vollenhoven dan Ter Har ), teori ini menyatakan bahwa hukum Islam baru dianggap memiliki kekuatan hukum jika benarbenar diterima oleh hukum adat.
3. Teori Receptie a Contrario (Hazairin [1906-1975] dan Sajuti Thalib) mengemukakan teori yang berlawanan dengan teori Snouck Hurgronje dengan menyatakan bahwa hukum adat baru berlaku jika tidak bertentangan dengan hukum Islam
Hukum Islam pada Masa Pendudukan Jepang Pemerintah Jepang
Mengambil alih Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942. Pemerintah Jepang mengeluarkan berbagai peraturan yg berimplikasi pada keberlakuan hukum Islam. Pemerintah Pendudukan Jepang melakukan berbagai kebijakan untuk menarik simpati umat Islam di Indonesia. Diantaranya adalah:
• 1. Janji Panglima Militer Jepang untuk melindungi dan memajukan Islam • 2. Mendirikan Shumubu (Kantor Urusan Agama Islam) yang dipimpin oleh bangsa Indonesia sendiri. • 3. Mengizinkan berdirinya ormas Islam, seperti Muhammadiyah dan NU. • 4. Menyetujui berdirinya Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) pada bulan oktober 1943. • 5. Menyetujui berdirinya Hizbullah sebagai pasukan cadangan yang mendampingi berdirinya PETA.
Hukum Islam pada masa kemerdekaan (1945) Salah satu pasal pd Piagam Jakarta yaitu “Negara berdasar atas Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya” gagal dimasukkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945.
Sumber Hukum Islam di Indonesia Sumber hukum Islam merupakan suatu rujukan atau dasar yang utama dalam pengambilan hukum Islam. Sumber hukum Islam, artinya sesuatu yang menja di pokok dari ajaran islam. Sumber hukum Islam bersifat dinamis, benar, dan mutlak, serta tidak pernah mengalami kemandegan, kefanaan, atau kehancur an.
AlQuran
Sumber hukum islam di indonesia
Hadist
Ijtihad
Al-Quran Al-Quran merupakan wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup umat manusia. Secara bahasa Al-Quran artinya bacaan, yaitu bacaan bagi orang-orang yang beriman. Bagi umat Islam, membaca Al-quran merupakan ibadah. Dalam hukum Islam, Al-Quran merupakan sumber hukum yang pertama dan utama, tidak boleh ada satu aturan pun yang bertentangan dengan Al-Quran, sebagaimana firman Allah dalam Surah An-Nisa [4] ayat 105. Terdiri dari 4 macam tuntunan bagi umat manusia yaitu : 1.Keimanan atau akidah, yaitu arahan dan pedoman serta ketetapan tentang hubungan manusia dengan pencipta-Nya yaitu Allah SWT. 2.Akhlak, yaitu ajaran agar setiap umat Islam mempunyai pribadi dan budi pekerti serta etika kehidupan yang baik. 3.Ritual ibadah, mulai dari shalat, shaum/puasa, zakat serta ibadah haji/umroh. 4.Hubungan antar manusia beserta amal perbuatan dalam lingkup bermasyarakat / muamalah
Hadist Setelah Al Qur’an maka sumber hukum islam yang kedua adalah hadist Rasulullah SAW. Fungsi hadis terhadap Al Quran dapat dikelompokkan sebagai berikut. 1. Menjelaskan ayat-ayat Al Quran yang bersifat umum. Contohnya, dalam Al Quran terdapat ayat tentang shalat. Ayat tersebut dijelaskan oleh hadis sebagai berikut : “Shalatlah kamu sebagaimana aku shalat”. 2. Memperkuat pernyataan yang ada dalam Al Quran. Contohnya, dalam Al Quran ada ayat sebagai berikut : “Barangsiapa di antara kamu yang melihat bulan maka berpuasalah”. Ayat tersebut diperkuat olah hadis Rasulullah sebagai berikut : “Berpuasalah karena melihat bulan dan berbukalah karena melihat bulan”. 3. Menerangkan maksud dan tujuan ayat. Contohnya, dalam Surah At Taubah [9] ayat 34 dikatakan : “Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, kemudian tidak membelanjakannya di jalan Allah, gembirakanlah mereka degan azab yang pedih.” Ayat tersebut dijelaskan oleh hadis berikut : “Allah tidak mewajibkan zakat melainkan supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah dizakati.”. 4. Menerapkan hukum atau aturan yang tidak disebutkan secara zahir dalam Al Quran.
Macam-macam hadist: 1. Menurut hadist diriwayatkan dari segi banyak sedikitnya orang yang meriwayatkan (perawi) dibagi menjadi 3 yaitu : a. Hadis Mutawatir b. Hadis Mayhur c. Hadis Ahad 2. Ditinjau dari segi kualitas perawinya, hadist dapat dibagi c menjadi empat, yaitu sebagai berikut. a. Hadist Shaih b. Hadist Hasan c. Hadist Da’if d. Hadis Maudu’
Ijtihad Ijtihad adalah sumber hukum ketiga setelah Al Quran dan Hadits Nabi, sebagaimana telah dijel askan di atas tentang landasan penetapan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam ketiga. Ijtihad sendiri me miliki arti, berikhtiar dengan sepenuh hati dan bersungguh-sungguh berusaha menemukan pemecahan m asalah, yang tidak ada atau belum ada ketetapannya pada Al Quran maupun Hadits Nabi. Pemecahan m asalah dilakukan dengan menggunakan akal pikiran yang sehat serta jernih, dengan berpedoman kepada tata cara penetapan hukum dan prinsip-prinsip islam yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk itu dalam melakukan Ijtihad seseorang haruslah memiliki beberapa persyaratan wajib y ang akan menjadi landasan ilmu dan hukum ketika melakukan proses ijtihad yaitu : 1.Memahami isi kandungan Al Qur’an dan Hadits dengan baik, khususnya yang bersangkutan dengan hu kum-hukum islam 2.Menguasai bahasa arab dengan baik sehingga mampu menafsirkan Al Quran dan hadits dengan benar 3.Mengetahui soal-soal ijma (kesepakatan hukum dari hasil fatwa / musyawarah para ulama tentang suat u perkara yang tidak ditemukan pada Al Quran dan hadits) 4.Memahami dan menguasai ilmu ushul fiqih serta kaidah-kaidah fiqih yang luas
Wajib (Fardhu)
Haram
Makruh
Macammacam hukum islam
Sunnah
Mubah
1. Wajib (Fardhu) Wajib atau fardhu merupakan status hukum yang harus dilakukan oleh mereka yang me menuhi syarat-syarat wajibnya. Syarat wajib yang dimaksud adalah orang yang sudah m ukallaf, yaitu seorang muslim yang sudah dewasa dan berakal sehat. Jika kita mengerja kan perkara yang wajib, maka akan mendapat pahala. Namun bila ditinggalkan maka ak an mendapat dosa. Beberapa contoh ibadah yang diwajibkan bagi umat Islam adalah sh alat 5 waktu dan puasa Ramadhan Jika dibagi lagi, terdapat dua pembagian sifat hukum wajib, yaitu: 1. Fardhu ‘ain 2. Fardhu kifayah
2. Sunnah Sunnah atau sunnat adalah perkara yang dianjurkan bagi umat Islam. Artinya, jika dikerjakan maka akan mendapatkan pahala, namun jika tidak dikerjakan tidak apa-apa. Sebagai muslim, kita sangat dinajurkan untuk mengerjakan amalan ibadah sunnah yang jumlahnya sangat banyak sekali agar k ita bisa mendapatkan pahala. Contoh amalan sunnah yaitu sholat sunnah, puasa Senin Kamis dan lain-lain. Jika dibagi lagi, terdapat dua pembagian sifat hukum sunnah, yaitu : 1. Sunnah mu’akad 2. Sunnah ghairu mu’akad 3. Mubah Mubah artinya adalah boleh. Dalam Islam, mubah merupakan sebuah hukum dimana seorang mus lim boleh mengerjakan suatu perkara, tanpa mendapat pahala dan dosa. Hal ini lebih condong pad a aktivitas dan kegiatan duniawi. Contoh perkara mubah antara lain adalah makan, minum dan lain -lain.
4. Makruh Makruh adalah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan. Jika dilakukan tidak berdosa n amun jika ditinggalkan akan mendapat pahala. Artinya, makruh adalah perbuatan yang sebaiknya d ihindari meski jika dilakukan tidak mendapat dosa, namun sebaiknya tidak dilakukan. Contoh perbu atan makruh adalah makan sambil berdiri atau berkumur saat sedang berpuasa. 5. Haram Haram adalah suatu hal yang dilarang dan tidak boleh dilakukan oleh umat Islam. Haram termasuk status hukum dimana sebuah perkara tidak boleh dikerjakan. Jika dilakukan maka akan mendapat dosa. Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita menjauhi hal hal dan perbuatan yang hara m karena bisa mendekatkan kita dengan siksa api neraka. Beberapa contoh perbuatan haram adal ah perbuatan maksiat seperti zina, main judi, fitnah, makan dading babi, mencuri dan lain-lain yang harus kita hindari.
Kesimpulan Pengertian hukum Islam adalah ketentuan perintah dari Allah baik yang wajib , haram, maupun mubah. Hukum Islam bersumber dari ayat Al-Qur’an dan ha dits. Manfaat yang dapat diraih bila kita memahami dan mentaati hukum Isla m adalah kehidupan yang lebih teratur serta terarah. Jika kita memahami huk um islam tersebut maka dapat melakukan perbuatan yang disukai Allah, tentu akan mendapat pahala dan dapat mendekatkan diri dengan Allah. Kita juga mengetahui perbuatan mana yang tidak disukai oleh Allah karena menupaka n perbuatan yang tercela dan jika dilakukan akan menambah dosa.