Tugas 5 Kep.jiwa Klmpk 5 Todler.docx

  • Uploaded by: RiriArikaPutri
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas 5 Kep.jiwa Klmpk 5 Todler.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,148
  • Pages: 17
MAKALAH KEPERAWATAN JIWA I “ASKEP SEHAT JIWA SEPANJANG RENTANG KEHIDUPAN TODLER”

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Diana Arianti, M. Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 1. Riri Arika Putri

(1710105065)

2. Sinta Gusmi Dahlia

(1710105070)

3. Ummiyati Latifa

(1710105073)

4. Vindia Gusti Vinanda

(1710105074)

5. Yolanda Dwi Putri

(1710105077)

6. Wirosevel

(1710105098)

Kelas III B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKes ALIFAH PADANG TA. 2018/2019

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ASKEP Sehat Jiwa Sepanjang Rentang Kehidupan Todler”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa I. Kami berterima kasih kepada Dosen Pembimbing ibuk Ns. Diana Arianti, M. Kep dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya, oleh karenanya kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri, pembaca maupun bagi semua pihak.

Padang, Oktober 2018

Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................................1 B. Tujuan ....................................................................................................................1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Anak Usia Todler ...........................................................................2 2.2 Perkembangan Psikososial Anak Usia Todler .....................................................3 A. Pengkajian ........................................................................................................3 B. Diagnosa ...........................................................................................................10 C. Implementasi.....................................................................................................11 D. Intervensi ..........................................................................................................11 E. Evaluasi .............................................................................................................12

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masa toddler yang berada pada usia 12 sampai 36 bulan merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu bagaimana semua terjadi. Meskipun bisa menjadi saat yang sangat menantang bagi orang tua dan anak karena masing-masing belajar untuk mengetahui satu sama lain dengan lebih baik, pada masa ini merupakan periode penting untuk mencapai perkembangan dan pertumbuhan anak (Wong, 2009). Anak usia toddler (1–3 th) mempunyai sistem kontrol tubuh yang mulai membaik, hampir setiap organ mengalami maturitas maksimal. Pengalaman dan perilaku mereka mulai dipengaruhi oleh lingkungan diluar keluarga terdekat, mereka mulai berinteraksi dengan teman, mengembangkan perilaku/moral secara simbolis, kemampuan berbahasa yang minimal. Sebagai sumber pelayanan kesehatan, perawat berkepentingan untuk mengetahui konsep tumbuh kembang anak usia toddler guna memberikan asuhan keperawatan anak dengan optimal (Indiarti, 2007). Perkembangan

psikososial

pada

masa

kanak-kanak

adalah

proses

perkembangan kemampuan anak untuk mengembangkan kemandirian dengan cara memberi kebebasan dan membiarkan anak untuk mempelajari dunianya. Bila terlalu dilindungi atau dikendalikan anaka akan merasar ragu-ragu dan malu untuk melakukan aktifitasnya sehingga akan selalu bergantung pada orang lain (Dariyo, 2007). Dalam proses inilah karakter anak dibentuk jauh lebih banyak dibentuk dari petunjuk yang diterima dari orang tuanya, seperti membentuk model diri mereka, membina kepribadian, membentuk sikap dasar bai terhadap pekerjaan, orang tua dan dirinya sendiri. ( Hurlock, 2002 ).

B. Tujuan Tujuan dalam pembuatan makalah ini agar ASKEP Sehat Jiwa Sepanjang Rentang Kehidupan Todler.

1

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pertumbuhan Anak Usia Todler Anak usia toddler adalah anak usia 12-36 bulan (1-3 tahun) pada periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana menngontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal (Perry, 1998). Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan belajar. (Wong’s, 2000). Berikut ini tahapan pertumbuhan anak usia todler : 1) Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara lain berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam keinginan dan sikap atau perasaan si kecil apabila disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia sukai, ini akan menyatakan sikap dan nalurinya mengatakan “tidak” baik dengan kata-kata maupun perbuatan, meskipun sebetulnya hal itu disukai (psikolog menyebutnya negatifisme). Kenyataan ini berbeda pada saat usia di bawah satu tahun, si kecil akan menjadi seseorang penyidik yang sangat menjengkelkan, mereka akan menyelinap masuk setiap sudut rumah, menyentuh semua benda yang ditemukannya, menggoyangkan meja dan kursi, menjatuhkan benda apapun yang bisa dijatuhkan, memanjat apa yang bisa di oanjat, memasukkan benda kecil ke dalam benda yang lebih besar dan sebagainya. ( Hurlock, 2002 ) 2) Pada usia 2 tahun si kecil cenderung mengikuti orang tuanya kesana kemari, ikut-ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini dilakukan dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai belajar bergaul, ia senang sekali menonton anak lain bermain, perasaan takut dan

2

cemas sering terjadi apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri. Seandainya orang tua harus bepergian lama atau memutuskan untuk kembali. 3) Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak sudah dalam perkembangan emosi, sehingga mereka mengenggap ayah dan ibunya sebagai orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang muncul pada usia antara 2,5 sampai 3 tahun tampaknya makin berkurang, sikap pada orang tua bukan saja bersahabat tapi sangat ramah dan hangat. Anak menjadi sangat patuh pada orang tuanya, sehingga mereka akan bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika keinginan mereka bertentangan dengan kehendak orang tuanya, karena mereka tetap mahluk hidup yang mempunyai pendapat sendiri. Pada usia 3 tahun, anak cenderung meniru siapapun yang dilakukan orang tuanya sehari-hari, disebut proses identifikasi. Dalam proses inilah karakter anak dibentuk jauh lebih banyak dibentuk dari petunjuk yang diterima dari orang tuanya, seperti membentuk model diri mereka, membina kepribadian, membentuk sikap dasar bai terhadap pekerjaan, orang tua dan dirinya sendiri (Hurlock, 2002).

2.2 Perkembangan Psikososial Anak Usia Todler A. PENGKAJIAN Perkembangan psikososial pada masa kanak-kanak adalah proses perkembangan kemampuan anak untuk mengembangkan kemandirian dengan cara memberi kebebasan dan membiarkan anak untuk mempelajari dunianya. Bila terlalu dilindungi atau dikendalikan anaka akan merasar ragu-ragu dan malu untuk melakukan aktifitasnya sehingga akan selalu bergantung pada orang lain. Perkembangan Psikososial (Erik H Erikson) 1. Kepercayaan Dasar Vs Kecurigaan dasar (awal pra kanak-kanak (0-2 th)) Pada usia ini anak sangat tergantung pada ibu atau orang yang dianggap ibu. Ibu menjadi sumber kasih sayang dan memenuhi kebutuhan anak. Ibu selalu diharapkan keberadaannya pada saat dibutuhkan. Ibu menjadi figur dipercaya dan diandalkan. Apabila fase ini berhasil dilalui dengan baik, anak akan mengembangkan keperyaan kepada orang lain dan dirinya, dia

3

akan belajar menerima dan pemberi. Sebaliknya apabila ibu menarik diri, dia tidak ada saat dibutuhkan, atau ibu terlalu cepat atau mendadak menyapih atau meninggalkan anak, ataupun sering membentak, memaki, memukul, apalagi sampai menelantarkan anak akan mengembangkan ketakutan akan isolasi; kecemasan kehilangan ibu, muncul kecurigaan, ketidakpercayaan kepada diri dan lingkungan disekitarnya (distrust). 2. Otonomi Vs rasa malu dan ragu-ragu (akhir masa pra kanak-kanak, sekitar 2-4 th) Pada fase ini anak mulai belajar untuk berdiri sendiri (otonomi). Untuk itu orang tua diharapkan dapat bertindak tegas tetapi melindungi, mendukung dan memberi kesempatan keinginan otonomi serta melindungi dari keraguan dan rasa bersalah. Apabila fase ini berhasil dilalui dengan baik, anak akan mengembang otonomi, dengan memandang diri sebagai pribadi yang terpisah dari orang tua, tapi masih tergantung. Sebaliknya apabila gagal anak akan mengembangkan rasa malu dan ragu, merasa diri tidak mampu dan meragukan diri sendiri. Enggan belajar keterampilan dasar, seperti berjalan dan berbicara serta ingin menyembunyikan ketidakmampuannya.

Menurut Ki Fudyartanta. (2012). Periode otonomi vs perasaan malu dan keragu-raguan yaitu : 1. Kualitas ego yang timbul : Teori psikososial menamakan tahap perkembangan manusia dengan tahap maskular-anal dalam tema psikososial, yang intinya adalah tumbuhnya otonomi vs perasaan malu dan keragu-raguan. Bandingkan dengan teori freudianisme adalah fase anal. Pada tahap maskular-anal ini anak mempelajari : a. Apakah yang diharapkan dari dirinya b. Apakan kewajiban-kewajiban dan hak-haknya c. Apakah pembatasan-pembatasan yang dikenakan pada dirinya Dalam masa maskular-anal ini kanak-kanak menghadapi pengalamanpengalaman baru dan berorientasi pada kegiatan-kegiatan, maka ada sejenis tuntutan ganda pada kanak-kanak, yakni :

4

a. Tuntutan untuk mengontrol dirinya sendiri b. Tuntutan untuk menerima kontrol dari orang lain Karena bayi sudah bertambah besar dan kuat, yakni telah menjadi kanak-kanak, maka sudah kodrat bahwa anak-anak mempunyai banyak gerak dan kemauan-kemauan. Untuk mengendalikan sifat penuh kemauan anak, maka orang tua dan orang dewasa lainnya bertindak : a. Akan memanfaatkan kecendrungan universal pada manusia untuk merasa malu. b. Mendorong anak untuk mengembangkan rasa otonomi dan akhirnya mandri. c. Dalam mengontrol anak-anak orang-orang dewasa harus benar-benar bersikap membombong, artinya memberi bimbingan sambil menberi pujian yang membesarkan hari anak-anak untuk mampu berbuat sesuatu. d. Mendorong anak-anak untuk mengalami situasi situasi yang menuntut otonomi dalam melakukan pilihan bebas. e. Tidak boleh terlalu berlebihan dalam menanamkan rasa malu. Hal ini penting untuk menghindari : 1) Anak-anak tidak memiliki rasa malu atau memaksanya mencoba melarikan diri dari hal-hal dengan berdiam diri. 2) Anak-anak tidak berterus terang, tidak suka berbohong. 3) Anak-anak senang bertindak serba diam-diam. Dalam fase otonomy Vs rasa malu dan ragu, juga berkembang kebebasan pengungkapan diri dan sifat penuh kasih sayang. Bangkitnya rasa mampu pengendalian diri pada anak-anak untuk menumbuhkan rasa kemauan baik dan bangga yang bersifat menetap pada diri anak. 2. Nilai yang menonjol : Dalam fase maskular-anal ini muncullah nilai kemauan pada anakanak. Darimana sumber kemauan anak itu ? sumbernya ialah : kemauan diri yang terlatih pada anak itu sendiri. Contoh-contoh kemauan luhur yang diperlihatkan oleh orang lain (dari ibu, ayah, kakek, nenek dan sebagainya).

5

Bagaimana kemauan anak itu berkembang ? caranya kemauan anak berkembang ialah: a. Anak-anak belajar dari diri sendiri dan orang lain mengenai apa yang diharapkan dan yang tidak diharapkan. b. Dengan kemauan maka menyebabkan anak secara bertahap mampu menerima peraturan-peraturan hukum dan kewajiban. c. Unsur-unsur kemauan bertambah secara berangsur-angsur melalui pengalaman pengalaman yang melibatkan kesadaran dan perhatian, manipulasi, verbalisasi, dan gerak atau lokomosi. Karena kemauan olah (belajar) kemampuan untuk : 1) Membuat pilihan-pilihan bebas. 2) Memutuskan sesuatu dari berbagai pilihan. 3) Bertindak untuk melaksanakan pilihan tadi. Kemauan untuk memilih, memutuskan dan bertindak itu berkembang terus meningkat pada tahapan seterusnya. Jadi, inti perkembangan psikososial tahap kedua adalah, timbulnya rasa kontrol kemauan dan bangga sebagai rasa otonomi, dan imbangi dengan tumbuhnya rasa malu dan ragu-ragu jika anak-anak kehilangan atau berkurangnya kontrol, kemauan, kebanggaan dan otonominya. Inilah kualitas ego baru yang timbul pada fase maskular-anal menurut teori erikson. Lalu tahapannya disebutnya otonomi Vs rasa malu dan keragu-raguan. 3. Bahayanya : Sebaliknya,

jika

anak-anak

kehilangan

kontrol

diri

dapat

menyebabkan perasaan malu dan ragu-ragu, yang juga dapat bersifat menetap. 4. Ritualisasi tahap kedua : Erikson menyebut ritualisasi tahap kedua dari perkembangan psikososial anak adalah bersifat kebajikan atau judicious. Hal ini disebabkan oleh : a. Anak mulai menilai diri sendiri b. Anak mulai menilai orang lain

6

c. Anak mengembangkan kemampuan menghayati suatu rasa benar atau salah pada tindakan-tindakan dan kata-kat tertentu d. Hal tersebut menyiapkan anak untuk mengalami perasaan bersalah dalam tahap berikutnya e. Anak juga belajar membedakan antara “ jenis kami” dan orang-orang lain yang dinilai berbeda f. Orang-orang lain yang tidak sama dengan jenisnya sendiri secara otomatis dinilai salah atau buruk Hal tersebut merupakan dasar ontogenese dari keterasingan yang melanda seluruh dunia yang disebut spesies yang terpecah atau disebut juga oleh erikson sebagai pseudospesies, yang menjadi sumber prasangkan didalam diri manusia. Dalam siklus kehidupan, tahap retualisasi bersifat bijaksana pada masa kanak-kanak menjadi sumber untuk pengadilan pada orang dewasa yang tercermin dalam pemeriksaan diruang pengadilan dan prosedur-prosedur dengan mana putusan-putusan salah dan benar ditetapkan. 5. Ritualisme : Jika

terjadi

penyimpangan

dari

ritualisasi

tahap

kedua

ini,

ritualismenya disebut legalisme, yakni : a. Mengagung-agungkan huruf ketentuan hukum dari pada semangat hukumnya sendiri b. Mengutamakan hukuman dari pada balas kasihan 6. Karakteristik toddler normal : a. Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekelilingnya b. Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing terhadap temannya c. Memperlihatkan minat terhadap apa yang dikerjakan anak lain dan bermain dengan mereka. d. Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain diluar keluarganya. e. Pada

usia

todler,

mereka

memperlihatkan

ketakutan

dan

ketidaksukaan kepada orang yang tidak dikenal dengan menghindar dan menangis jika orang tersebut mendekati mereka.

7

f. Todler lebih suka meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa g.

Menciptakan dunianya sendiri

h. Sejak umur 3 sampai 4 tahun anak mulai belajar bermain seara bersama dalam kelompok, berbicara satu sama lain didalam kelompok. 7. Pola perilaku Anak : (dalam Elizabeth, 2002 ) Pola perilaku sosial anak : a. Meniru. agar sama dengan kelompok, anak meniru sikap dan perilaku orang yang sangat ia kagum b. Persaingan. Keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan orangorang lain sudah tampak pada usia 4tahun. Ini dimulai dirumah dan kemudian berkembang dalam bermain dengan anak diluar rumah. c. Kerja sama. Pada akhir tahun ketiga bermain kooperatif dan kegiatan kelompok mulai nerkembang dan meningkat baik dalam frequensi maupun lamanya berlangsung, bersamaan dengan meningkatnya kesempatan untuk bermain dengan anak lain. d. Simpati. Karena simpati membutuhkan pengertian tentang perasaanperasaan dan emosi orang lain maka hal ini hanya kadang-kadang timbul sebelum 3tahun. Semakin banyak kontak bermain, semakin cepat simpati akan berkembang. e. Empati. Seperti halnya simpati, empati membutuhkan pengertian tentang perasaan dan emosi orang-orang lain tetapi disamping itu juga membutuhkan kemampuan untuk membayangkan diri sendiri ditempat orang lain. Relatif hanya sedikit anak yang dapat melakukan hal ini sampai awal masa kanak-kanak berakhir. f. Dukungan Sosial. Menjelang berakhirnya awal masa kanak-kanak, dukungan dari teman-teman menjadi lebih penting dari pada persetujuan orang-orang dewasa. Anak beranggapan bahwa perilaku nakal dan perilaku mengganggu merupakan cara untuk memperoleh dukungan dari teman-teman sebaya. g. Membagi. Dari pengalaman bersama orang-orang lain, anak mengatahui bahwa salah satu cara untuk memperoleh persetujuan

8

sosial adalah dengan membagi miliknya terutama mainan untuk anakanak lain. Lambat laun sifat mementingkan diri sendiri berubah menjadi sifat murah hati. Anak yang pada waktu bayi memperoleh kepuasan dari hubungan yang hangat, erat, dan personal dengan orang lain berangsur-angsur memberikan kasih sayang kepada orang diluar rumah, seperti guru atau benda-benda mati seperti mainan kegemarannya atau bahkan selimut. Benda-benda ini disebut objek kesayangan. 8. Pola perilaku anak yang tidak sesuai : a. Negativisme. Negativisme adalah perlawanan terhadap tekanan dari pihak lain untuk berperilaku tertentu. Biasanya hal itu dimulai pada usia 2 tahun dan mencapai puncaknya antara umur 3 dan 6 tahun. Ekspresi fisik nya mirip dengan ledakan kemarahan, tetapi secara setahap demi setahap diganti dengan penolakan lisan untuk menuruti perintah. b. Agresi. Agresi adalah tindakan permusuhan yang nyata atau ancaman permusuhan, bisanya tidak ditimbulkan oleh orang lain. Anak-anak mungkin mengekspresikan sikap agresif mereka berupa penyerangan secara fisik atau lisan terhadap pihak lain, biasanya terhadap anak yang lebih kecil. c. Pertengkaran. Pertengkarang merupakan perselisihan pendapat yang mengandung kemaraahan yang umumnya dimulai apabila seseorang melakukan penyerangan yang tidak beralasan. Pertengkaran berbeda dari agresi; pertama karena pertengkaran melibatkan 2 orang atau lebih sedangkan agresi merupakan tindakan individu, dan kedua karena salah seorang yang terlibat didalam pertengkaran memainkan peran bertahan sedangkan dalam agresi peran selalu agresif. d. Mengejek dan menggertak. Mengejek merupakan serangan secara lisan terhadap orang lain, tetapi menggertak merupakan serangan yang bersifat fisik. Dalam kedua hal tersebut si penyerang memperoleh keputusan dengan menyaksikan ketidakenakan korban dan usahanya untuk membalas dendam.

9

e. Perilaku yang sok kuasa. Perilaku sok kuasa adalah kecenderungan untuk mendominasi orang lain atau menjadi “majikan”. Jika diarahkan secaera tepat hal ini dapat menjadi sifat kepemimpinan, tetapi umumnya tidak demikian, dan biasanya hal ini mengakibatkan timbulnya penolakan dari kelompok sosial. f. Egosentrisme. Hampir semua anak keil bersifat egosentrik dalam arti bahwa mereka cenderung berfikir dan berbicara tentang diri mereka sendiri. Apakah kecenderungan ini akan hilang, menetap, atau akan berkembang, semakin kuat, sebagian bergantung pada kesadaran anak bahwa hal itu membuat mereka tidak populer dan sebagian lagi bergantung pada kuat lemahnya keinginan mereka untuk menjadi populer. g. Prasangka. Landasan prasangka terbentuk pada masa kanak-kanak awal yaitu takkala anak menyadari bahwa sebagian orang berbeda dari mereka dalam hal penampilan dan perilaku. Bahwa perbedaan ini oleh kelompok sosial dianggap sebagai tanda kerendahan. Bagi anak kecil tidak

lah

umum

mengekspresikan

prasangka

dengan

sikap

membedakan orang-orang yangg mereka kenal. h. Antagonisme jenis kelamin. ketika masa kanak-kanak berakhir banyak anak laki-laki ditekan oleh keluarga laki-laki dan teman sebaya untuk menghindari pergaulan dengan anak perempuan atau memainkan “permainan anak perempuan”. Mereka juga mengetahui bahwa kelompokj sosial memandang laki-laki lebih tinggi derajatnya dari pada perempuan. Walaupun demikian, pada umur ini anak lakilaki tidak melakukan perbedaan terhadap anak perempuan, tetapi menghindari mereka dan menghindarti aktifitas yang dianggap sebagai aktifitas anak perempuan.

B. Diagnosa pada Anak Usia Toddler 1. Resiko Harga Diri Rendah 2. Isolasi sosial dan Resiko kesepian

10

C. Tujuan Intervensi Orang tua dapat membentu anak dalam tercapainya tahap perkembangannya di usia toddler, anak tidak ragu dan minder atas tindakan yang ia kembangkan di saat usia perkembangan toddler, tidak menarik diri dari lingkungan sosial saat melakukan kegiatan yang ditegur oleh orang lain dan mudah bergaul dengan lingkungan sekitar ditahap perkembangan selanjutnya.

D. Intervensi a. Tindakan terhadap toddler : 1) Bina rasa percaya 2) Berikan peluang pada toddler untuk menunjukan kreativitasnya. 3) Berikan dukungan atas inisiatif toddler yang bersifat positif 4) Mendorong

toddler

merasakan

memiliki

otonomi

dengan

mendorong perawatan mandiri, partisipasi dalam kegiatan. 5) Memberikan reinforcement terhadap kemampuan berperilaku sosial, mendorong untuk bermain bersama. 6) Menegur saat toddler melakukan kesalahan dengan perlahan dan membangun. b. Tindakan terhadap keluarga : 1) Bina rasa percaya terhadap keluarga 2) Jelaskan kepada orang tua agar memberikan kesempatan pada anak dalam berkreasi, memiliki otonomi dalam keluarga 3) Anjurkan orang tua untuk melibatkan anak dalam kegiatankegiatan kecil dalam keluarga 4) Jelaskan cara yang baik dalam menegur anak saat melakukan kesalahan 5) Berikan penghetahuan mengenai pencapaian perkembangan anak pada usia toddler

11

E. Evaluasi a. Anak toddler dapat menunjukkan kreativitasnya di dalam keluarga. b. Anak toddler dapat mandiri saat berpisah dengan orang tua. c. Anak toddler dapat melakukan perawatan mandiri, berpartisipasi dalam kegiatannya. d. Keluarga dapat memberikan reinforcement positif pada anak saat anak melakukan sesuatu dan menggunakan kata halus untuk melarang anak melakukan sesuatu. e. Anak toddler menerima saat diberikan teguran. f. Anak toddler terlihat baik dan mudah bergaul saat bersosialisasi dikeluarga maupun temannya.

12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Anak usia toddler adalah anak usia 12-36 bulan (1-3 tahun) pada periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana menngontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal. Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan belajar. Perkembangan

psikososial

pada

masa

kanak-kanak

adalah

proses

perkembangan kemampuan anak untuk mengembangkan kemandirian dengan cara memberi kebebasan dan membiarkan anak untuk mempelajari dunianya. Bila terlalu dilindungi atau dikendalikan anaka akan merasar ragu-ragu dan malu untuk melakukan aktifitasnya sehingga akan selalu bergantung pada orang lain.

13

DAFTAR PUSTAKA

Dariyo, A.(2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: PT Refika Aditama

Elizabeth B hurlock. (2002). Pekembangan anak. Jakarta : EGC.

Ki Fudyartanta .(2012). Psikologi keperibadian paradigma filosofis, tipologis, psikodinamik dan organismik-holistik. Yogyakarta : Pustaka pelajar.

Indiarti Mt. (2007). A to z the golden age merawat, membesarkan dan mencerdaskan bayi anda sejak dalam masa kandungan hingga usia 3 tahun. Edisi 1. Yogyakarta : ANDI.

Keliat, B. A. (2006). Modul IC-CMHN. Jakarta : Fakultas ilmu keperawatan Unversitas Indonesia

Mansur,H. (2014). Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Rahmad H Pardede. (2009). Ilmu perilaku manusia pengantar psikologi untuk tenaga kesehatan. Jakarta : TIM.

14

Related Documents

Klmpk 5.docx
November 2019 20
Tugas 5
May 2020 26
Psikolog Puber Klmpk 5.docx
December 2019 11
Tugas Mpfku 5.pdf
November 2019 18
Tugas 5 Sterilisasi.docx
November 2019 21

More Documents from "Vika amalia"