Tugas 5 Blok 6 Debrina.docx

  • Uploaded by: Amira Izzatusyuhada
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas 5 Blok 6 Debrina.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,008
  • Pages: 12
BLOK 06 STOMATOGNATI 1 TUGAS ANATOMI MOLAR GIGI SULUNG

Disusun Oleh : Debrina Puspita 1112014014

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN 2018

1. Perkembangan Gigi Sulung/ Desidui Perkembangan gigi desidui dan gigi permanen sangat mirip, walaupun perkembangan gigi desidui lebih cepat daripada gigi permanen. Gigi desidui mulai berkembang sejak di dalam rahim dan korona mulai lengkap sebelum lahir, sementara gigi permanen mulai dibentuk saat lahir atau setelah lahir. Beberapa kelainan sistemik prenatal dapat mempengaruhi mineralisasi korona gigi desidui. Sedangkan trauma postnatal dapat mempengaruhi perkembangan korona gigi permanen. 1,2,3 Gigi desidui berfungsi dalam mulut kira-kira sampai umur 8,5 tahun. Periode waktu ini dapat dibagi atas tiga periode: pertama, perkembangan mahkota dan akar, kedua, maturasi akar dan resorpsi akar, dan ketiga gigi tanggal. Periode pertama berlangsung sekitar satu tahun, periode kedua sekitar 3,75 tahun, dan tahap terakhir resorpsi dan pergantian gigi berlangsung sekitar 3,5 tahun. Sedangkan beberapa gigi permanen berada pada mulut dari umur 5 tahun sampai meninggal. Hal yang harus dipertimbangkan adalah molar permanen yang muncul di rongga mulut dari umur 25 tahun sampai tanggal pada saat individu meninggal. Gigi permanen berfungsi 7-8 kali sama seperti gigi desidui banyak pemisahan yang terjadi selama beberapa milimeter selama perkembangan gigi. Contoh dari proses kompleks selama pembentukan gigi adalah tidak terjadi resorpsi pada gigi desidui dan pembentukan akar gigi permanen. Pada anak umur 6 gigi molar pertama tumbuh/formatif dan berlangsung sampai muncul gigi permanen dengan jumlah 28 atau 32 gigi, 20 gigi desidui terjadi resorpsi. Pada proses formatif, gigi desidui mengalami resorpsi dan regenerasi pulpa.1,2,4 2. Waktu Terjadinya Erupsi Gigi Sulung 5 Rahang Gigi Lengkap

Pembentukan

Erupsi

Akar

Rahang Atas 

Insisivus Pertama



Insisivus Kedua



4 bulan inutero

7½ bulan

1½ tahun

4½ bulan inutero

9 bulan

2 tahun

Kaninus

5 bulan inutero

18 bulan

3½ tahun



Molar Pertama

5 bulan inutero

14 bulan

2½ tahun



Molar Kedua

6 bulan inutero

24 bulan

3 tahun

Rahang Bawah 

Insisivus Pertama

4½ bulan inutero

7 bulan

1½ tahun



Insisivus Kedua

4½ bulan inutero

7 bulan

1½ tahun



Kaninus

5 bulan inutero

16 bulan

3½ tahun



Molar Pertama

3 bulan inutero

12 bulan

2½ tahun



Molar Kedua

6 bulan inutero

20 bulan

3 tahun

Tabel 1. Waktu Terjadinya Erupsi Gigi Sulung

3. Fungsi 5 1. Mempersiapkan secara mekanis makanan yang akan dicerna dan diasimilasi. 2. Mempertahankan ruang dalam lengkung gigi untuk tempat gigi permanen. 3. Memberi rangsangan terhadap pertumbuhan tulang rahang. 4. Membentuk suara. 5. Sebagai estetis/kecantikan.

4. Perbedaan Gigi Sulung dan Gigi Permanen 5 1. Email gigi sulung lebih tipis dibanding gigi tetap, menyebabkan gigi anak mudah terjadi karies gigi. 2. Warna gigi susu lebih putih daripada gigi tetap. 3. Permukaan gigi geraham permanen lebih cembung dari pada geraham gigi susu. 4. Leher gigi susu lebih kecil.

Tabel 2. Perbedaan gigi sulung dan gigi permanen

5. Anatomi gigi sulung 5

Gambar 1. Anatomi gigi sulung

6. Morfologi gigi sulung 5,6,7,8 A. Molar pertama rahang atas a. Kronologi 

Awal pembentukan jaringan keras : 5 bulan intrauterine



Mahkota sempurna : 6 bulan



Erupsi : 14 bulan



Akar sempurna : 2½ tahun

b. Aspek labial 

Ukuran mahkota terbesar pada titik kontak mesial distal, mengecil ke arah cervical



Permukaan buccal halus, tidak ada developmental groove



Garis occlusal tidak menunjukkan bentuk cusp yang jelas



Terlihat 3 akar.



Bifurkasi akar dimulai pada daerah cervical line

c. Aspek palatal 

Mahkota mengecil dari buccal ke arah palatal



Terlihat mesio palatal cusp lebih menonjol dibanding cusp lainnya.



Disto palatal cusp kecil dan membulat.



3 akar terlihat, dimana akar lingual/palatal lebih besar daripada akar lain

d. Aspek mesial 

1/3 cervical arah bucco palatal lebih besar dibandingkan ukuran 1/3 occlusal



Pada outline buccal, pada 1/3 cervical memperlihatkan kecembungan yang jelas (daerah cervical ridge menonjol)



LR atau PR panjang, ramping, melengkung ke arah palatal sampai 1/3 tengah akar dan membelok ke arah buccal buccal



Mahkota gigi mengecil dari mesial ke distal



Bifurkasi akar Mesio bukal dan mesio palatal ke arah apical dari daerah cervical line

e. Aspek distal 

Crown distal lebih sempit dibanding mesial



mahkota gigi mengecil dari mesial ke arah distal (permukaan mesial lebih besar daripada distal)



Disto buccal cusp lebih tajam dan miring dari disto lingual cusp



Penonjolan pada 1/3 cervical line kurang jelas, servikal line melengkung



3 akar telihat jelas dimana akar mesio buccal terhalang oleh akar distobuccal



Bifurkasi akar disto buccal dan palatal lebih ke apikal dari cervical line

f. Aspek oklusal 

Outline oklusal lebih lebar arah fasiolingual aspek mesiodistal



Permukaan mesial mengerucut miring kearah lingual



Permukaan distal dan marginal ridge berjalan lurus pada arah bukolingual menghubungkan tepi bukal dan lingual pada sudut 60 derajat



Alur oklusal pada jenis molar sulung empat tonjol, umumnya membentuk pola “H”, garis potong dari “H” adalah alur sentral yang menghubungkan fossa sentral dan fossa segitiga mesial.

Gambar 2. Molar pertama rahang atas berdasarkan Aspek labial, aspek palatal, aspek mesial, aspek distal, oklusal

B. Molar kedua rahang atas a. Kronologi 

Awal pembentukan jaringan keras : 5 bulan intrauterin



Mahkota sempurna : 11 bulan



Erupsi : 24 bulan



Akar sempurna : 3 tahun

b. Aspek labial 

Covex, makin oklusal makin datar

c. Aspek palatal 

Ada cusp tambahan di mesiopalatal

d. Aspek mesial 

Mahkota tampak pendek



Mesio lingual cusp lebih besar



Garis servikal sedikit melengkung



Akar mesio bukal lebih lebar dan rata

e. Aspek distal 

Outline lingual membulat



Disto bukal dan disto lingual cusp sama tinggi



Garis servikal hamper lurus

f. Aspek oklusal 

Memiliki empat tonjol utama dan kadang sebuah tonjol carabelli



Tonjol distolingual merupakan tonjol terkecil (kecuali jika terdapat tonjol carabelli)



Tonjol mesiobukal memiliki ukuran yang hampir sama dengan tonjol mesiolingual atau sedikit lebih besar



Kelancipan mahkota molar kedua sulung atas lebih sempit kea rah lingual, terutama disebabkan dari penonjolan lancip permukaan mesial, dengan peletakkan tonjol mesiolingual kearah distal daripada gigi molar pertama permanen

g. Radiks 

Tiga (2 di bukal dan 1 di palatal)



Akar Palatal yang terpanjang,terbesar, dan paling divergen . Akar mesiobukal lebih besar tapi tidak panjang dan disto bukal yang terpendek.



Akar tumbuh divergen



Terdapat 3 canal pulpa

Gambar 3. Molar kedua rahang atas maksila aspek oklusal, bukal,palatal.

C. Molar pertama rahang bawah a. Kronologi



Awal pembentukan jaringan keras : 5 bulan intrauterine



Mahkota sempurna : 5½ bulan



Erupsi : 12 bulan



Akar sempurna : 2¼ tahun

b. Aspek labial 

Outline mesial mulai dari titik kontak sampai ke cervix lurus segaris



Bagian distal mahkota lebih pendek dari bagian mesial



Mesial cusp lebih besar dari distal cusp



Terdapat developmental depression pada permukaan buccal yang memisahkan



mesial buccal cusp dengan disto buccal cusp



Akar panjang, ramping, dan melebar di 1/3 apical melebihi outline mahkota



Bifurkasi sangat dekat dengan cervical line

c. Aspek lingual 

Mahkota menyempit ke arah lingual



Outline mahkota berbentuk rhomboid



Disto lingual cusp berbentuk bundar dan jelas



Terdapat developmental groove diantara mesio-lingual cusp dan distolingual cusp



Mesio lingual cusp berbentuk panjang dan tajam



Buccal cusp terlihat pada spek ini



Panjang mahkota mesial dan buccal hampir sama



Cervical line terlihat lebih lurus dibanding dilihat dari aspek buccal

d. Aspek mesial 

Pada 1/3 mesial permukaan buccal terdapat lengkungan yang besar



Outline mahkota gigi sama dengan gigi molar 1 dan 2 tetap rahang bawah



Buccal cusp terletak di atas akar



Mesio buccal cusp dan mesio lingual cusp dapat terlihat dari aspek ini



Ukuran mesio buccal lebih besar dari ukuran mesio lingual



1/3 cervical sampai dengan puncak mesio buccal cusp datar



Apex akar datar dan hampir persegi empat

e. Aspek distal 

Lengkungan pada cervical line tidak begitu jelas seperti pada aspek mesial



Panjang mahkota bagian buccal dan lingual hampir sama



Tinggi dari dua distal cusp tidak setinggi mesial cusp



Disto marginal ridge tidak selurus dan sebagus mesio marginal ridge



Akar distal lebih bulat dan lebih pendek dan mengecil pada bagian apical

f. Aspek oklusal 

Seluruh outline oklusal adalah oval atau segiempat dan lebih lebar arah mesiodistal dari fasiolingual



Seluruh outline gigi aspek oklusal terlihat lebih luas fasiolingual pada setengah mesial akibat ridge servikal mesial yang menonjol, tetapi luas permukaan oklusal lebih lebar fasiolingual pada setengah distal



Kontur mahkota mesial yang runcing tampak datar bukolingual; sedangkan permukaan distal cembung; permukaan lingual cembung pada arah mesiodistal

g. Ciri khusus: 

Mesial marginal ridge overdeveloped, hampir seperti cusp



Sudut mesiobuccal lancip



Terdapat ridge melintang memisahkan cusp mesiobuccal dan mesiolingual

Gambar 4. Molar pertama rahang atas

D. Molar kedua rahang bawah a. Kronologi 

Awal pembentukan jaringan keras : 6 bulan intrauterine



Mahkota sempurna : 10 bulan



Erupsi : 20 bulan



Akar sempurna : 3 tahun

b. Aspek labial 

Bentuk gigi menyerupai molar 1 bawah tetap, namun ukuran mesio-distal pada titik kontak lebih besar dari mesio-distal pada cervix



Mesio buccal goove dan disto buccal groove membagi permukaan buccal menjadi 3 cusp yang ukurannya hampir sama



Akar terlihat ramping, panjang, dan melebar pada arah mesio-distal pada akar bagian tengah dan 1/3 apical



Panjang akar dua kali dari panjanag mahkota

c. Aspek lingual 

Terlihat 2 lingual cusp yang dipisahkan oleh lingual groove yang pendek



Buccal cusp dapat terlihat sedikit



Cervical line lurus

d. Aspek mesial 

Outline mahkota hampir sama dengan molar 1 bawah permanen



Puncak buccal lebih besar gigi sulung daripada gigi permanen, dan lebih menyempit ke arah occlusal



Letak buccal cusp di atas akar dan garis luar lingual mahkota



Mesio-lingual cusp dan mesio-buccal terlihat rendah karena marginal ridge tinggi



Akar lebar, datar dan apeks tumpul

e. Aspek distal 

Mahkota menyempit dari mesial ke distal



Mesio buccal cusp terlihat dari aspek ini



Disto lingual cusp berkembang baik



Disto marginal ridge lebih ke bawah dan lebih pendek dalam arah bucco lingual dibandingkan dengan mesial marginal ridge



Cervical line lurus



Akar distal lebar dan datar seperti pada mesial dan mengecil ke apex

f. Aspek oklusal 

Molar kedua bawah sulung memiliki lima cusp: 3 cusp bukal (mesiobukal, distobukal, dan distal) yang dipisahkan oleh alur mesiobukal dan distobukal



Ketiga cusp bukal pada molar kedua bawah sulung berukuran hampir sama besar dengan cusp distobukal sedikit lebih besar



Kedua cusp lingual (mesiolingual dan distolingual) dipisahkan oleh aluran lingual



Cusp lingual ini berukuran dan memiliki tinggi hampir sama tetapi sedikit lebih pendek daripada cusp bukal

g. Ciri khusus : 

Memiliki 5 cusp, di bagian buccal terdapat 3 cusp yang hampir sama besar



Mirip molar 1 permanen RB

Gambar 5. Molar kedua rahang bawah

Kelainan /anomali 5 -

Benih tidak ada (anodonsia /hipodonsia), Anodonsia yaitu tidak dijumpainya seluruh gigi geligi dalam rongga mulut sedangkan hipodonsia atau disebut juga oligodonsia yaitu tidak adanya satu atau beberapa elemen gigi. Kedua keadaan ini dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap.

-

Gigi molar sulung yang terpendam Definisi : Disebut juga dengan Submerged teeth yaitu suatu gangguan erupsi yang menunjukkan gagalnya gigi molar sulung mempertahankan posisinya akibat perkembangan gigi disebelahnya sehingga gigi molar sulung tersebut berubah posisi menjadi di bawah permukaan oklusal.

Daftar Pustaka 1. Avery. J.K, Chiego. D.J. Essential of Oral Histology and Embryology A Clinical Approach. Third Edition. Michigan. 2006: 63-78 2. Scheid RC. Dental anatomy: Its relevance to dentistry. 6thed. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins, 2002: 108-293. 3. Tooth development. 2006. http://en.wikipedia.org/wiki/tooth_ development. (7 Januari 2006). 4. Singh SP, Goyal A. Mesiodistal crown dimensions of the permanent dentition in North Indian children. 2006. http://www.jisppd.com/ article.asp?issn=09704388;year=2006;volume=24;issue=4;spage=192;epage=196;aulast=S ingh (21 Mar. 2007). 5. Nasution, Minasari Imran Morfologi gigi desidui dan gigi permanen / Minasari Imran Nasution. -- Medan: USU Press, 2008. 6. Wheeler, R. C. 2007. Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion. London,Toronto 9th Edition 7. Bath-Balogh, Mary dan Fehrenbach, J. Margareth. 2006. Dental Embryology,Histology, and Anatomy 2nd Edition. USA: Elsevier Saunders 8. Scheid RC. Woelfel’s Dental Anatomy. 8th ed. Baltimore. Lippincott Williams and Wilkins, 2007.

Related Documents


More Documents from "Inna Takdir"