Nama
: Oktavian Didik Nur Holiq
Kelas
: 2A - TKPB
NIM
: 171424028
Tanggal Penugasan
: Rabu, 27 Februari 2019
Tanggal Pengumpulan : Rabu, 6 Maret 2019 Tugas Ke-
: 1 (Satu)
1. Nama Produk Pangan Kusuka Keripik Singkong 2. Gambar Produk Pangan
3. Nutrition Facts / Informasi Nilai Gizi
INFORMASI NILAI GIZI / NUTRITION FACTS Takaran Saji/Serving Size 0.7 oz (20 gram Jumlah Sajian per Kemasan/Serving per Container 3 JUMLAH PER SAJIAN / AMOUNT PER SERVING Energi dari Lemak / Calories from Fat 40 kkal % AKG
% Daily Value *
Lemak Total / Total Fat
4.5 g
7%
Protein
0g
0%
Karbohidrat Total / Total Carbohydrate
14 g
4%
Serat Pangan / Dietary Fiber
1g
2%
Gula / Sugar
1g
-
45 mg
3%
Natrium / Sodium
4. Standar Nasional Indonesia (SNI) Keripik Singkong SNI yang digunakan untuk keripik singkong adalah SNI 01-4305-1996. 5. Keripik Singkong 5.1 Pengertian Keripik Singkong Keripik singkong adalah produk makanan ringan, dibuat dari umbi singkong (manihot sp) diiris/dirajang, digoreng dengan atau tanpa penambahan bahan makanan yang lain dan tambahan makanan yang diizinkan.
5.2 Baku Mutu Keripi Singkong Menurut SNI 01-4305-1996 Tabel Baku Mutu Keripik Singkong
6. Parameter Fisika Parameter fisika sama dengan halnya cara uji keadaan yang sesuai dengan SNI 01-2891-1992, Cara uji makanan dan minuman, butir 1.2. 6.1 Uji Keadaan (SNI 01-2891-1992) Cara Kerja : 1. Keadaan isi ; 2. Periksa isi contoh secara organoleptik terhadap bau, warna, dan tekstur. 6.2 Uji Kadar Air Metode Gravimetri (SNI 01-2891-1992) A.
Alat dan Bahan
a)
Alat :
b)
1.
Cawan Alumunium
4.
Desikator
2.
Oven
5.
Neraca Analitik
3.
Penjepit Cawan
6.
Spatua
Bahan : 1.
B.
Sampel
Prosedur Kerja 1. Dipanaskan cawan kosong dalam oven pada suhu 105°C selama 30 menit. 2. Didinginkan dalam desikator selama 15 menit. 3. Ditimbang dan catat berat yang didapat. 4. Dilakukan langkah tersebut sampai didapat berat cawan kosong yang konstan. 5. Ditimbang 2 gram sampel dalam cawan alumunium yang konstan. 6. Dimasukkan kedalam oven pada suhu 105°C selama 5 jam 7. Didinginkan dalam desikator selama 15 menit. 8. Ditimbang dan catat berat yang didapat. 9. Dilakukan langkah tersebut sampai didapat berat yang konstan.Dihitung % kadar air.
C. Rumus Perhitungan
Massa Residu = (massa cawan + Residu) – massa cawan kosong
Massa Air
= massa sampel – massa residu
6.3
% Air
=
Massa air Massa sampel
x 100%
Uji Kadar Abu Metode Gravimetri (SNI 01-2891-1992) A. Alat dan Bahan a) Alat : 1.
Cawan Perselen
4.
Spatula
2.
Penjepit Cawan
5.
Neraca Analitik
3.
Tanur
6.
Desikator
b) Bahan : 1. Sampel
B. Prosedur Kerja 1. Dipanaskan cawan porselen dalam tanur bersuhu 600°C selama 30 menit. 2. Didinginkan dalam desikator selama 15 menit. 3. Ditimbang dan dilakukan langkah tersebut sampai didapat berat yang konstan. 4. Ditimbang sampel halus sebanyak 1 gram dan dimasukkan dalam cawan poselen. 5. Dipijarkan dalam tanur sampai sampel menjadi abu. 6. Didinginkan dalam desikator selama 15 menit. 7. Ditimbang dan dilakukan langkah tersebut sampai didapat berat yang konstan. 8. Dihitung % kadar abu.
C. Rumus Perhitungan
Massa Abu
= (massa cawan + Residu) – massa cawan kosong
% Abu
Massa abu = Massa sampel x 100%
6.4
Uji Kadar Lemak Metode Soxhlet (SNI 01-2891-1992) A. Alat dan Bahan a) Alat
:
1. Kertas Saring 2. Hull 3. Labu Lemak 4. Soxhlet 5. Neraca Analitik 6. Spatula 7. Desikator 8. Oven
b) Bahan : 1.
Sampel
2.
n-Heksana
B. Prosedur Kerja 1.
Ditimbang sampel kering sebanyak 2 gram, lalu dimasukkan kedalam hull.
2.
Ditimbang labu lemak sampai didapat berat yang konstan.
3.
Dimasukkan hull kedalam soxhlet dan pasang kondensor diatasnya.
4.
Ditambahkan n-Heksan kedalam soxhlet.
5.
Diekstraksi selama 3 jam.
6.
Didestilasi pelarut.
7.
Dikeringkan labu + lemak yang terekstrak dalam oven 1050C selama 1 jam.
8.
Didinginkan dalam desikator.
9.
Ditimbang labu lemak.
10. Dihitung kadar lemak.
C. Rumus Perhitungan
Massa Lemak
= (massa labu + lemak) – massa labu kosong
% Lemak
=
Massa lemak Massa sampel
x 100%
6.5
Uji Kadar Protein Metode Semi Mikro Kjeldahl (SNI 01-2891-1992) A. Alat dan Bahan a) Alat 1. Neraca Analitk
5. Erlenmeyer 250 ml
2. Destruktor
6. Spatula
3. Destilator
7. Gelas Ukur
4. Buret 50 ml
8. Botol Semprot
b) Bahan 1. Sampel
6. H3BO3 3%
2. K2SO4
7. Indikator Campuran
3. HgO
8. HCl standar 0,02 N
4. H2SO4 5. NaOH : Na-Thio (60:5)
B. Prosedur Kerja 1. Ditimbang 0,1 gram sampel, lalu dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 2. Ditambahkan 0,9 gram K2SO4
, 0,04 gram HgO dan 2 ml H2SO4 pekat.
3. Destruksi di atas pemanas listrik sampai larutan menjadi jernih (selama 3 jam), lalu dibiarkan dingin. 4. Dimasukkan ke dalam alat destilasi, dibilas dengan aquades dan di tambahkan NaOH : Na-Thio (60:5) sebanyak 10 mL. 5. Gas NH3 yang dihasilkan dari reaksi dalam alat destilasi ditangkap oleh 15 ml H3BO3 3% dan 3 tetes indikator campuran dalam Erlenmeyer 250 ml. 6. Dibilas ujung penyuling dengan aquades. 7. Dititrasi dengan HCl standar 0,02 N. Dilakukan blanko. 8. Dihitung kadar protein.Kadar Gula Metode Luff Schoorl (SNI 01-2892-1992)
C. Rumus Perhitungan
mEk N
= (V titrasi – V blanko) x [HCl]
mg N
= mEk N x BE N x fp
%N
=
% Protein = % N x faktor konversi nitrogen
mg N mg sampel
×100%
6.5
Uji Penentuan Kadar Gula Metode Luff Schoorl (SNI 01-2892-1992) A. Alat dan Bahan a) Alat : 1. Gelas Kimia 100 mL
7. Corong
2. Batang Pengaduk
8. Pipet Tetes
3. Labu Ukur 250 mL
9. Botol Semprot
4. Labu Ukur 100 mL
10. Kertas Saring
5. Spatula
11. Pipet
Volume
50
6. Neraca Analitik
b) Bahan : 1. Sampel
7. NaOH 4N
2. Aquades
8. Pereaksi Luff Schoorl
3. Pb – Asetat 5%
9. KI 30%
4. NaH2PO4 5%
10. H2SO4 6N
5. Metil Orange
11. Na2S203 0,1 N
6. HCl 4N
B. Cara Kerja a) Preparasi Sampel 1. Ditimbang 2,5 gram sampel dalam gelas kimia. 2. Dipindahkan dalam labu ukur 250 mL. 3. Ditambahkan aquades 50 mL. 4. Ditambahkan 5 mL Pb Asetat 5%, kocok kuat. 5. Ditambahkan 5 mL Na-Posfat 5%, kocok kuat. 6. Ditambahkan aquades hingga tanda batas. 7. Disaring kedalam Erlenmeyer.
b) Larutan A Gula Pereduksi (siap uji) 1. Dipipet 50 mL larutan filtrat tersebut kedalam gelas kimia. 2. Dipanaskan larutan tersebut hingga volumenya menjadi 25 mL. 3. Dipindahkan kedalam labu ukur 100 mL dan ditanda bataskan.
mL
c) Larutan B Gula Total (siap uji) 1. Dipipet 50 mL larutan yang sudah di preparasi kedalam gelas kimia. 2. Ditambahkan 20 mL larutan HCl 4N. 3. Ditambahkan 3 tetes indikator Metil Orange. 4. Dipanaskan larutan tersebut selama 20 menit. 5. Dinetralkan larutan dengan NaOH 4N. 6. Dinginkan dan memindahkan kedalam labu ukur 250 mL. 7. Ditambahkan aquades hingga tanda batas.
d) Penetapan Kadar Gula Pereduksi dan Gula Total 1. Dipipet 25 mL larutan A atau B kedalam erlemenyer tutup asah. 2. Ditambahkan 25 mL larutan Luff Schoorl. 3. Direfluks selama 15 menit. 4. Didinginkan larutan tersebut. 5. Ditambahkan 10 mL larutan KI 20% dan 25 mL larutan H2SO4 6N. 6. Dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 0,1 N sampai kuning jerami, tambahkan 2 mL amilum 1%.
7. Dilanjutkan titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N hingga biru tepat menghilang. Dicatat volumenya. 8. Dilakukan titrasi blanko. 9. Dihitung % gula pereduksi dan % gula total.
C.
Rumus Perhitungan [Na2S2O3]
Vtio = (v blanko – v titrasi)×
Mg GP = didapatkan dari tabel x faktor pengenceran
% gula = mg sampel ×100%
mg gula
0,1
DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional. 1992. Standar Nasional Indonesia Cara Uji Makanan Dan Minuman. SNI 01-2891-1992. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 1996. Standar Nasional Indonesia Keripik Singkong. SNI 014305-1996. Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta.