Tugas 1.docx

  • Uploaded by: Adik Duwi Rahayu
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,116
  • Pages: 10
// 1607911 // Krismanti Riskandyani // Akuntansi B // Metode Penelitian Akuntansi // HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN Kebanyakan dari kita seringkali menganggap bahwa ilmu dan pengetahuan adalah dua hal yang sama, padahal keduanya berbeda secara prinsip. Ilmu (science) adalah rangkuman dari sekumpulan pengetahuan yang didasarkan pada teori-teori yang telah disepakati dan/atau berlaku umum yang lalu diperoleh melalui serangkaian prosedur sistematik dan diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu, sedangkan pengetahuan (knowledge) adalah hasil aktivitas manusia sebagai subyek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui obyeknya sebagai sesuatu yang ingin dikenal dan diketahui. A. Hakikat Ilmu Ilmu adalah hal sistematis yang membangun dan mengatur pengetahuan dalam bentuk penjelasan serta prediksi yang dapat diuji melalui metode ilmiah tentang alam semesta (Mirriam Websterdictionary, 2018). Ilmu terdiri dari dua hal, yaitu bagian utama dari pengetahuan, dan proses di mana pengetahuan itu dihasilkan. Proses di mana pengetahuan itu dihasilkan memberikan individu cara berpikir dan mengetahui dunia. Proses ilmiah adalah cara membangun pengetahuan dan membuat prediksi tentang dunia dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat diuji dan dipelajari menurut penelitian. Dalam penelitian, biasanya dibutuhkan metode dan pendekatan yang berbeda tergantung dari tujuan penelitian tersebut, namun hal itu tidak terlalu penting, karena inti dari proses ilmiah terletak pada proses pengujian (Carpi & Egger, 2011). Pada proses menganalisis dan menginterpretasikan data, ilmuwan menghasilkan hipotesis,

teori,

atau

hukum

yang

membantu

menjelaskan

hasil

temuan

dan

menempatkannya dalam konteks pengetahuan ilmiah yang lebih luas. Berbagai macam penjelasan ini diuji oleh para ilmuwan melalui eksperimen tambahan, observasi, pemodelan, dan studi teoritis. Dengan demikian, pengetahuan ilmiah dibangun di atas ide-ide sebelumnya dan terus berkembang. Hal ini sengaja dibagi dengan orang lain melalui proses peer review dan kemudian melalui publikasi dalam literatur ilmiah, di mana disana didapatkan evaluasi dan integrasi oleh komunitas yang lebih besar. Salah satu keunggulan dari pengetahuan ilmiah adalah bahwa hal itu dapat berubah, karena data baru dikumpulkan dan diinterpretasi ulang dari data yang sudah ada. Teori-teori utama, yang didukung oleh

banyak bukti, jarang sekali diubah sepenuhnya, tetapi data baru dan penjelasan teruji menambah nuansa dan detail (Carpi & Egger, 2011).

B. Fungsi Ilmu Dalam buku “Methods in Psychological Research”, Evans dan Rooney pada 2008 berpendapat bahwa ilmu memilikli 4 fungsi sebagai berikut: 1. To Describe (mendeskripsikan) 2. To Explain (menjelaskan) 3. To Predict (memprediksikan) 4. To Control (mengontrol atau mengendalikan)

C. Ciri Utama Ilmu Menurut Mondal (2018), ilmu memiliki Sembilan ciri utama sebagai berikut: 1. Objektivitas Pengetahuan ilmiah bersifat objektif. Objektivitas berarti kemampuan untuk melihat dan menerima fakta apa adanya. Untuk menjadi objektif, seseorang harus waspada terhadap bias, keyakinan, harapan, nilai, dan preferensi sendiri. Objektivitas menuntut bahwa seseorang harus menyisihkan segala macam pertimbangan subyektif dan prasangka. 2. Verifiability Sains bersandar pada data indra, yaitu data yang dikumpulkan melalui indera kita, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan sentuhan. Pengetahuan ilmiah didasarkan pada bukti yang dapat diverifikasi, melalui pengamatan faktual konkret sehingga pengamat lain dapat mengamati, menimbang atau mengukur fenomena yang sama dan memeriksa observasi untuk akurasi. 3. Netralitas Etis Sains bersifat etis netral. Ilmu hanya mencari pengetahuan. Bagaimana pengetahuan ini akan digunakan akan ditentukan oleh nilai-nilai kemasyarakatan. Pengetahuan dapat digunakan berbeda. Etika netralitas tidak berarti bahwa ilmuwan tidak memiliki nilai. Di sini hanya berarti bahwa ia tidak boleh membiarkan nilai-nilainya mengubah desain dan perilaku penelitiannya. Dengan demikian, pengetahuan ilmiah adalah netral terhadap nilai-nilai atau bebas-nilai.

4. Eksplorasi Sistematis Sebuah penelitian ilmiah mengadopsi prosedur sekuensial tertentu, rencana yang terorganisir atau desain penelitian untuk mengumpulkan dan menganalisis fakta tentang masalah yang diteliti. Umumnya, rencana ini mencakup beberapa langkah ilmiah, seperti perumusan hipotesis, pengumpulan fakta, analisis fakta, dan interpretasi hasil. 5. Keandalan atau Reliabilitas Pengetahuan ilmiah harus terjadi di bawah keadaan yang ditentukan tidak sekali tetapi berulang kali dan dapat direproduksi dalam keadaan yang dinyatakan di mana saja dan kapan saja. Kesimpulan berdasarkan hanya ingatan tanpa bukti ilmiah sangat tidak dapat diandalkan. 6. Presisi Pengetahuan ilmiah harus tepat, tidak samar-samar seperti beberapa tulisan sastra. Presisi membutuhkan pemberian angka,data atau ukuran yang tepat. 7. Akurasi Pengetahuan ilmiah itu akurat. Akurasi secara sederhana berarti kebenaran atau kebenaran suatu pernyataan, menggambarkan hal-hal dengan kata-kata yang tepat sebagaimana adanya tanpa melompat ke kesimpulan yang tidak beralasan, harus ada data dan bukti yang jelas. 8. Abstrak Sains berlanjut pada bidang abstraksi. Prinsip ilmiah umum sangat abstrak. Tidak tertarik untuk memberikan gambaran yang realistis. 9. Prediktabilitas Para ilmuwan tidak hanya menggambarkan fenomena yang sedang dipelajari, tetapi juga berusaha untuk menjelaskan dan memprediksi juga.

D. Pilar Filsafat Ilmu Pilar filsafat ilmu terkait proses bagaimana keterkaitan aspek-aspek yang mempengaruhi ilmu dan sebaliknya. Pada dasarnya, pilar tersebut dibedakan menjadi: 1. Ontologi : Hakikat Apa yang Dikaji Ontologi merupakan apa yang akan dikaji dalam ilmu pengetahuan atau hakikat apa yang dikaji. “Apa” di sini adalah mengenai objek dari suatu peristiwa. Dalam pembahasannya,

ada metafisika yang membahas mengenai basic atau hal yang dasar. Faktor panca indera akan sangat berperan dalam mengkaji objek-objek dalam kehidupan. Panca indera akan membantu mengkaji mengenai teori keberadaan, dimana sesuatu yang ada pasti nyata dan ada. 2. Epistimologi: Cara Mendapatkan Pengetahuan yang Benar Epistemologi merupakan cara untuk mendapatkan pengetahuan. Ketika kita ingin mengetahui sesuatu, kita akan mencari cara bagaimana kita bisa mengetahui tentang apa yang ingin kita ketahui. Itulah yang merupakan hakikat epistemologi. Cara yang ingin kita gunakan dalam mendapatkan suatu pengetahuan bukan hanya sekedar cara yang penting kita bisa mengetahui sesuatu, namun bagaimana cara yang benar. 3. Aksiologi : Nilai Kegunaan Ilmu Aksiologi merupakan nilai kegunaan ilmu. Ilmu akan berguna bagi perkembangan peradaban manusia.

E. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah familiaritas, kesadaran, atau pemahaman mengenai seseorang atau sesuatu, seperti fakta, informasi, deskripsi, atau keterampilan, yang diperoleh melalui pengalaman atau pendidikan dengan mempersepsikan, menemukan, atau belajar. Pengetahuan dapat merujuk pada pemahaman teoritis atau praktis dari suatu subjek. Hal ini dapat diperoleh secara implisit (dengan keterampilan atau keahlian praktis) atau eksplisit (dengan pemahaman teoritis terhadap suatu subjek dan bisa disesuaikan keformalan atau sistematisnya (Oxford dictionary, 2018). Menurut Mintaredja (1980) pengetahuan adalah suatu istilah untuk menuturkan apabila seseorang mengenal sesuatu. Artinya semua pengetahuan manusia berasal dari rasa ingin tahu sebagai kecenderungan dasar manusia. Rasa ingin tahu tersebut dicerna oleh panca indera serta ditampung dalam ingatan hingga memunculkan pengetahuan.

F. Dasar-dasar Pengetahuan Menurut Suria Sumantri (2007), secara prinsip, dasar pengetahuan dapat dibedakan menjadi beberapa tahapan berikut ini: 1. Penalaran

Penalaran adalah berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Dengan penalaran inilah manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan mantap.

Disamping

itu,

manusia

juga

mempunyai

bahasa

yang

mampu

mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut 2. Hakikat Penalaran Ciri-ciri penalaran adalah adanya proses berpikir logis dan/atau analitis. Penalaran juga merupakan suatu proses berfikir dalam menarik kesimpulan yang berupa ilmu pengetahuan. 3. Logika Logika didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih (valid). Logika berguna dalam proses penenarikan kesimpulan. Logika dibagi menjadi logika induktif dan logika deduktif 4. Sumber Pengetahuan Pada dasarnya terdapat dua cara kita mendapatkan pengetahuan yang benar, yaitu mendasarkan diri pada rasio (rasionalisme) dan mendasarkan diri pada pengalaman (empirisme), meski begitu masih terdapat cara lain, yaitu intusi (pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu) dan wahyu (pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia lewat perantara nabi-nabi yang diutusnya).

G. Sumber Pengetahuan 1. Pengalaman indera (sense experience) Pengetahuan dapat diperoleh melalui penangkapan panca indera di mana kemudian menjadi dasar perkembangan “empirisme”. 2. Penalaran (reason) Pengetahuan diperoleh dengan cara menggabungkan atau mengabstraksikan dua pengertian atau lebih berdasarkan akal sehat manusia. 3. Otoritas (authority) Pengetahuan diperoleh berdasarkan otoritas sebagai kekuatan sah yang dimiliki seseorang atau kelompok. 4. Intuisi (intuition)

Pengetahuan diperoleh dari proses kejiwaan tanpa stimulus atau rangsangan dari luar. 5. Wahyu (revelation) Pengetahuan berdasarkan pada wahyu Tuhan melalui perantara utusan-utusan-Nya. 6. Keyakinan (faith) Jenis pengetahuan ini sulit dibedakan dengan pengetahuan yang bersumber pada wahyu. Jika wahyu didasarkan pada dogmatisme agama, berbeda dengan keyakinan yang lebih mengacu pada kematangan (maturation) sehingga sifatnya lebih dinamis.

H. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan 1. Berdasarkan “artis liberalis” atau kesenian merdeka yang terdiri dari dua bagian , yaitu: a. Trivium atau tiga bagian ialah : 1) Gramatika, bertujuan agar manusia dapat berbicara yang baik 2) Dialektika, bertujuan agar menusia dapat berfikir dengan baik, formal dan logis. 3) Retorika, bertujuan agar manusia dapat berbicara dengan baik. b. Quadrivium, atau empat bagian adalah : 1) Arimatika, ilmu hitung 2) Geometerika, ilmu ukur 3) Musika, ilmu musik 4) Astronomia, ilmu perbintangan 2. Berdasarkan cara memperolehnya : a. Pengetahuan dengan kehadiran (knowledge by present) yaitu pengetahuan yang hakikat objek yang diketahui tersebar dan tersaksikan secara langsung pada diri subjek yang mengetahui atau pelaku persepsi b. Pengetahuan diusahakan (acquired knowledge) yaitu pengetahuan yang eksistensi objek tidak secara langsung tersaksikan oleh subjek, tetapi subjek menangkapnya melalui perantara yang mencerminkan objek berupa konsep mental. 3. Berdasarkan sumbernya a. Pengetahuan inderawi, yaitu pengetahuan diperoleh dari serapan indera baik lahir maupun batin b. Pengetahuan rasional yaitu pengetahuan yang diperoleh dari penalaran rasional seperti ungkapan ½ lebih kecil dari keseluruhan.

c. Pengetauan intuitif atau visi spiritual yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui intuitif atau kasyaf. d. Pengetahuan yang diperoleh melalui wahyu, diriwayatkan atau dinukilkan. 4. Berdasarkan kepentingannya a. Pengetahuan Dimonatif, yaitu pengetahuan yang digunakan untuk melakukan dominasi kekuasaan. b. Pengetahuan Deskriptif, yaitu pengetahuan yang digunakan untuk mendeskripsiakn fenomena. c. Pengetahuan Emansipatoris, yaitu pengetahuan yang digunakan sebagai sarana pemberdayaan masyarakat tertindas.

I. Kriteria Kebenaran 1. Teori Koherensi Teori koherensi yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya bila kita menganggap bahwa, "semua manusia pasti akan mati" adalah suatu pernyataan benar maka pernyataan bahwa, "si Fulan adalah seorang manusia dan si Fulan pasti akan mati" adalah benar pula karena pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan yang pertama. 2. Teori Korespondensi Teori ini ditemukan oleh Bertrand Russell (1872-1970). Teori ini menganggap suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Misalnya jika seseorang mengatakan bahwa ibukota republik Indonesia adalah Jakarta maka pernyataan tersebut adalah benar sebab pernyataan itu sejalan dengan obyek yang bersifat faktual yakni Jakarta yang memang menjadi ibukota republik Indonesia. 3. Teori Pragmatis Teori ini dicetuskan oleh Charles S. Pierce (1839-1914). Teori ini menyatakan bahwa suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Misalnya jika orang menyatakan sebuah teori X dalam pendidikan, dan dengan teori X tersebut

dikembangkan teknik Y dalam meningkatkan kemampuan belajar, maka teori X itu dianggap benar sebab teori X ini fungsional dan mempunyai kegunaan.

J. Penelitian dan Penulisan Ilmiah Pada hakekatnya tujuan akhir dari ilmu pengetahuan adalah bagaimana data dan informasi dapat disajikan secara ilmiah serta dapat dipertanggung jawabkan. Berikut ini disajikan ringkasan telaah penelitian dan penulisan ilmiah: 1. Struktur Penelitian dan Penulisan Ilmiah Struktur Penelitian dan Penulisan Ilmiah teridiri dari: a. Pengajuan masalah b. Latar Belakang Masalah c. Identifikasi Masalah d. Pembatasan Masalah e. Perumusan Masalah f. Tujuan Penelitian g. Kegunaan Penelitian Pembahasan masalah menjadi hal krusial dalam penelitian, sehingga titik awal permasalahan menjadi bahasan pokok untuk memulai sebuah penelitian. 2. Penyusunan Kerangka Teoritis dan Pengajuan Hipotesis Penyusunan Kerangka Teoritis dan Pengajuan Hipotesis terdiri dari: a. Pengkajian mengenai teori-teori yang akan dipergunakan dalam analisa. b. Pembahasan mengenai penelitian-penelitian lain yang relevan; c. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis dengan mempergunakan premis-premis sebagaimana tercantum dalam butir (1) dan butir (2) dengan mennyatakan secara tersurat postulat, asumsi dan prinsip yang dipergunakan (sekiranya dipergunakan); d. Perumusan hipotesis 3. Metodologi Penelitian Penyusunan metodologi penelitian terdiri dari: a. Tujuan penelitian secara lengkap dan operasional dalam bentuk pernyataan yang mengidentifikasi variabel-variabel dan karakteristik hubungan yang akan diteliti;

b. Tempat dan waktu penelitian dimana akan dilakukan generalisasi mengenai variabel variabel yang diteliti; c. Metode penelitian yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan tingkat generalisai yang diharapkan; d. Teknik pengambilan contoh yang relevan dengan tujuan penelitian, tigkat keumuman dan metode penelitian. e. Teknik pengumpulan data yang mencakup identifikasi variabel yang akan dikumpulkan, sumber, teknik pengukuran, instrumen dan teknik mendapatkan data. f. Teknik analisis data yang mencakup langkah-langkah dan teknik analisis yang dipergunakan

yang

ditetapkan

berdasarkan

pengajuan

hipotesis

(sekiranya

mempergunakan statistik maka tulisan hipotesis nol dan hipotesis tandingan; H0 / H1). 4. Hasil Penelitian Penyusunan hasil penelitian terdiri dari: a. Menyatakan variabel-variabel yang diteliti; b. Menyatakan teknik analisis data; c. Mendeskripsikan hasil analisis data; d. Memberikan penafsiran terhadap kesimpulan analisis data; 5. Ringkasan dan Kesimpulan Penyusunan Ringkasan dan Kesimpulan penelitian terdiri dari: a. Deskripsi singkat mengenai masalah, krangka teoretis, hipotesis, metodologi dan penemuan penelitian; b. Kesimpulan penelitian yang merupakan sintesis berdasarkan keseluruhan aspek tersebut di atas; c. Pembahasan kesimpulan penelitian dengan melakukan perbandingan terhadap penelitian lain dan pengetahuan ilmiah yang relevan; d. Mengkaji implikasi penelitian; e. Mengajukan saran.

Sumber: Syampadzi Nurroh. 2017. FILSAFAT ILMU, Studi Kasus: Telaah Buku Filasafat Ilmu (Sebuah Pengantar Populer). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Malicha, Livianinda Nur. (2018). Hakikat Ilmu dan Pengetahuan. (Online). Tersedia: https://www.researchgate.net/publication/327307040_Hakikat_Ilmu_dan_Pengetahuan . (3 Maret 2019) Hendry. (2013). Hakikat Ilmu Pengetahuan. (Online). Tersedia: http://teorionline.net/hakikatilmu-pengetahuan/ (3 Maret 2019) Abdul Hakim. (2013). Hakikat Ilmu Pengetahuan.(Online). Tersedia: http://nadifsiregar.blogspot.com/2013/07/hakikat-ilmu-pengetahuan_10.html. (3 Maret 2019)

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45

More Documents from ""