Nama
: Kiki Andila
NIM
: 1601130358
Prodi
: Tadris FISIKA
M.K
: Evaluasi Pembelajaran Fisika
Dosen Pengampu : H. Mukhlis Rohmadi,M.Pd
Tugas : Bagaimana cara melakukan Reliabilitas,Validitas, Tingkat Kesukaan dan Daya pembeda. 1. Reliabilitas Cara melakukan reliabilitas instrument dapat dilakukan baik secara eksternal maupun intenal. Secara internal reabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan Teknik tertentu. Kalau reliabilitas eksternal diperoleh dengan cara mengolah hasil pengetesan yang berbeda baik instrumennya tapi ekuivalen mapun tesnya sama tapi waktu yang berbeda. ( Rukaesih & Cahyana, 2015 : 134-135) a. Pengujian reliabilitas stabilitas tes-retes Dalam prosedur ini suatu tes atau instrumen yang sama diberikan kepada kelompok orang yang sama pada dua kesempatan (diberikan dua kali dengan adanya senggang waktu biasanya satu minggu) skor data dari dua pengukuran tersebut biasa dikorelasikan. Koefisien reliabilitas yang dihasilkan karena menunjukan konsistensi dari subjek dalam waktu, maka disebut koefisien stabilitas untuk menghitung korelasi antara skor data pengukuran pertam dengan kedua digunakan rumus korelasi produk momen. . ( Rukaesih & Cahyana, 2015 : 135-136) b.
Pengujian reliabilitis equivalent Instrumen yang equivalent adalah dua atau lebih instrument yang memuat pertanyaan dengan tujuan sama tapi cara penulisan atau cara penyampaian beda. Prosedur ini dilakukan dengan jalan memberikan dua bentuk tes atau instrumen equivalent pada kelompok yang sama pada waktu yang sama (diberikan lanngsung berurutan). Bila hasilnya positif dan signifikan bias disimpulkan bahwa instrument yang diuji dapat dinyatakan reliabel.( Rukaesih & Cahyana, 2015 : 137)
Kita dapat menggunakan nilai reliabilitas untuk menunjukkan tingkat kepercayaan terhadap alat ukur yang sudah kita buat. Nilai reliabilitas berkisar pada nilai 0-1, dimana semakin mendekati 1 maka dapat dikatakan alat ukur tersebut
semakin dapat dipercaya. Dipercaya disini dimaksudkan bahwa suatu alat tes apabila dilakukan tes ulang atau diadministrasikan oleh tester lain maka akan keluar nilai yang relatif tetap (ajeg).
2. Validasi Ada tga jenis validitas yang dipakai instrument penelitian Pendidikan yaitu : 1) Validasi isi Jenis validasi isi digunakan bila peniliti ingin mengetahui sampai dimana suatu tes sesuai dengan isi,tujuan,keterampilan yang ingin dicapai.sejauh mana butir-butir tes mewakili keseluruhan bidang yang diteliti.( Rukaesih,2015 : 142) 2) Validasi kriteria Untuk mengetahui validitas eksternal suatu instrument digunakan validitas kriteria dilakukan dengan jalan mengorelasikan suatu pengukuran dengan suatu kriteria eksternal bekas atau fakta-fakta empriris yang ada dilapangan. ( Rukaesih,2015 : 143) 3) Validasi konstruk Untuk mengetahui validitas konstruk suatu instrument dapat dilakukan pendapat para ahli. Pertanyaan yang timbul pada validitas konstruk adalah: konstruk psikologi atau konstruk Pendidikan apa yang diukur oleh tes dan apa hubungan antar isi dan rasional tes. Jadi, validitas konstruk tidak menanyakan sampai dimana suatu tes mewakili bidang isi, sampai dimana tes dapat meramalkan hasil dimasa datang tetapi menanyakan sampai dimana dapat diterangkan hubungan antar butir-butir tes dan kelakuan yang bersangkutan.( Rukaesih,2015 : 144) Pekerjaan untuk mencari validitas suatu alat ukur disebut validation. Prinsip dari validation adalah membandingkan hasil-hasil dari pengukuran faktor dengan suatu kriterium,) suatu ukuran yang telah dipandang valid untuk menunjukkan faktor yang dimaksud). Jadi misalnya suatu alat pengukur hendak menyelidiki faktor ketelitian kerja, maka harus diambil lebih dahulu suatu kriterium yang telah dipandang mencerminkan suatu ketelitian kerja. Melalui kriterium itulah kemudian hasil dari pengukuran faktor ketelitian kerja disoroti, Jika hasil pengukuran faktor ketelitian kerja menunjukkan besarnya ketelitian kerja yang sesuai dengan kriterium, maka alat pengukur itu dipandang valid.
3. Tingkat kesukaran Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkata kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal. (Arikunto, 1999: 207) Cara menentukan tingkat kesukaran suatu butir tes Untuk mengitung tingkat kesukaran tiap butir soal menggunakan persamaan : π΅
P=π½
π₯
Dengan P adalah indeks kesukaran, B adalah banyaknya siswa menjawab soal denagn benar, dan π½π₯ adalah jumblah seluruh siswa peserta tes. Indeks kesukaran diklasifikasi seperti tabel berikut : Tabel 1. Klasifikasi tingkat kesukaran P-P
Klasifikasi
0,00-0,29
Soal sukar
0,30-0,69
Soal sedang
0,70-1,00
Soal mudah
(Arikunto; 1999: 210) Rumus lain yang digunakan untuk menentukan tingkata kesukaran soal uraian sama dengan soal pilihan ganda yaitu : Tk = Keterangan :
ππ΄+ ππ΅ πΌπ΄+ πΌπ΅
π₯ 100%
Tk : Indek tingkat kesukaran butir soak SA : Jumlah skor kelompok atas SB : Jumlah skor kelompok bawah IA : Jumlah skor idea kelompok atas IB : Jumlah skor ideal kelompok bawah
Setelah indeks tinfkat kesukaran diperoleh, maka harga indeks kesukaran tersebut diinterpretasikan pada kriteria sesui tabel berikut : Tabel 2. Interpretasi Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran
Kriteria
0-15%
Sanagat sukar, sebaiknya dibuang
16%-30%
Sukar
31%-70%
Sedaang
71%-85%
Mudah
86%-100%
Sangat mudah, sebaiknya dibuang
4. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. (Arikunto, 1999 : 211). Cara melakukan daya pembeda butir tes Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan persamaan : DP =
π΅π΄ π½π΄
-
π΅π΅ π½π΅
Dengan DP meruakan indeks daya pembeda, π΅π΄ adalah banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal dengan benar, π΅π΅ adalah banyak peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar, π½π΄ merupakan banyaknya peserta tes kelompok atas, dan π½π΅ adalah banyaknya peserta tes kelompok bawah. Kriteria indeks daya pembeda adalah sebagai berikut DP
Klasifikasi
0,00-0,19
Jelek
0,20-0,39
Cikup
0,40-0,69
Baik
0,70-1,00
Baik sekali
Negatif
Tidak baik,harus dibuang
ο· Mengapa mengguankan reliabilitas dan validitas karena pada dasarnya data yang kita peroleh harus di uji reliabilitas dan validitas agar derajat ketepatan dan derajat konsistenya dapat kita ketahuis secara tepat. ο· Tingakat kesukaran merupakan cara kita mengetahui soal yang kita gunakan sejauh mana tingkat kesulitanya dengan kita tahu bagaimana tingakat kesulitanya maka kita dapat memperikarakan soal yang cocok dan tepat untuk siswa yang seperti apa. ο· Dari kita melakukan daya beda kita dapat mengetahu siswa yang memiliki kempuan tinggi dan rendah dengan demikian lebih mempermudah kita melakukan pemberian soal dengan standar kemampuan mereka.