BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Industri merupakan suatu sektor yang sangat penting untuk meningkatan perekonomian nasional, karena dari industrilah pendapatan perekonomian nasional Indonesia dapat meningkat, walaupun saat ini peningkatannya belum terlihat begitu besar. Selain itu, industri dapat menjadikan Indonesia menjadi negara yang tidak bergantung lagi terhadap hasil produksi luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Itulah mengapa indutri merupakan salah satu sektor yang sanagat penting dalam sistem perekonomian Indonesia. Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil tambang batu bara terbesar di dunia. Salah satu daerah penghasil tambang terbesar di Indonesia adalah Kalimantan Selatan. Pertumbuhan tambang di Kalimantan Selatan sendiri semakin pesat karena semakin banyak lahan tambang baru yang ditemukan. Namun pertumbuhan yang pesat tidak diimbangi dengan pengelolaan yang baik oleh pihakpihak yang bertanggung jawab. Kurangnya sosialisasi tentang pengelolaan tambang dengan baik, menyebabkan banyak dampak buruk yang dihasilkan. Walaupun sekarang belum terlalu terasa, namun beberapa tahun lagi dampak pengelolaan tambang yang salah bisa mengganggu stabilitas ekosistem. Maka dari itu, perlu adanya usaha-usaha yang dilakukan dari sekarang untuk mengatasi pengelolaan tambang yang salah. Mulai dari sosialisasi sampai tindakan nyata. Sehingga diharapkan keseimbangan alam akan selalu terjaga.
1.2. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan industri pertambangan batubara? 2. Apa saja dampak yang ditimbulkan industri pertambangan batubara terhadap lingkungan hidup? 3. Apa saja dampak yang ditimbulkan industri pertambangan batubara dalam hal sosial kemasyarakatan? 4. Apa saja solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan?
1
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Batubara Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil yang merupakan sumber energi terpenting untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen. Namun demikian, batubara juga memiliki karakter negatif yaitu disebut sebagai sumber energi yang paling banyak menimbulkan polusi akibat tingginya kandungan karbon. Sumber energi penting lain, seperti gas alam, memiliki tingkat polusi yang lebih sedikit namun lebih rentan terhadap fluktuasi harga di pasar dunia. Dengan demikian, semakin banyak industri di dunia mulai mengalihkan fokus energi ke batubara. Dengan tingkat produksi saat ini (dan apabila cadangan baru tidak ditemukan), cadangan batubara global diperkirakan habis sekitar 112 tahun ke depan. Cadangan batubara terbesar ditemukan di Amerika Serikat, Russia, Cina dan India. Sepuluh Besar Produsen Batubara Tahun 2013 1. Cina 1840.0 Mt 6. Rusia 165.1 Mt 2. USA 500.5 Mt 7. Afrika Selatan 144.7 Mt 3. Australia 269.1 Mt 8. Kazakhstan 58.4 Mt 4. Indonesia 258.9 Mt 8. Polandia 57.6 Mt 5. India 228.8 Mt 10. Kolombia 55.6 Mt Sumber: BP Statistical Review of World Energy 2014 Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Sejak tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia saat ini adalah eksportir terdepan batubara thermal. Sebagian besar batubara thermal yang diekspor terdiri dari jenis kualitas menengah (antara 5100 dan 6100 cal/gram) jenis kualitas rendah (di bawah 5100 cal/gram) di mana sebagian besar permintaan berasal dari Cina dan India. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Energi Indonesia, cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis sekitar 83 tahun apabila tingkat produksi saat ini diteruskan. Berkaitan dengan cadangan batubara global, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-13 dengan sekitar 0.6 persen dari total cadangan batubara global terbukti berdasarkan Tinjauan Statistik BP tentang Energi Dunia.
2
Sekitar 60 persen dari cadangan batubara total Indonesia terdiri dari batubara kualitas rendah yang lebih murah (sub-bituminous) yang mengandung kurang dari 6100 cal/gram. Sejumlah kantung cadangan batubara yang lebih kecil terdapat di pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, namun demikian tiga daerah terbesar sumberdaya batubara Indonesia adalah: 1.
Sumatra Selatan
2.
Kalimantan Selatan
3.
Kalimantan Timur
Industri batubara Indonesia agaknya hanya dikuasai oleh produsen besar dan banyak pelaku skala kecil yang memiliki tambang batubara kecil dan konsesi tambang batubara (terutama di Sumatra dan Kalimantan). Sejak awal tahun 1990an, ketika sektor pertambangan batubara dibuka kembali untuk investasi luar negeri, Indonesia mengalami peningkatan produksi, ekspor dan penjualan batubara dalam negeri. Penggunaan batubara dalam negeri secara relatif masih rendah. Ekspor batubara Indonesia berkisar antara 70 sampai 80 persen dari produksi batubara total, sisanya dijual di pasar domestik. Produksi, ekspor dan penjualan dalam negeri diperkirakan meningkat paling sedikit sepuluh persen setiap tahun selama lima tahun ke depan. Adapun hal – hal yang mendorong peningkatan produksi dan ekspor batubara di Indonesia adalah sebagai berikut : 1.
Batubara adalah kekuatan dominan di dalam pembangkitan listrik. Paling sedikit 27 persen dari output energi total dunia dan lebih dari 39 persen seluruh listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga batubara karena kelimpahan batubara,
3
perolehan batubara yang relatif mudah dan murah, termasuk murahnya kebutuhan infrastruktur dibandingkan dengan sumberdaya energi lain. 2.
Indonesia memiliki cadangan berlimpah untuk batubara kualitas menengah dan rendah. Jenis batubara ini dijual dengan harga kompetitif di pasar internasional (sebagian karena upah tenaga kerja Indonesia yang rendah).
3.
Indonesia memiliki posisi strategis untuk pasar raksasa China dan Indonesia. Permintaan batubara kualitas rendah dari kedua negara ini naik tajam karena kedua negara ini membuka beberapa pembangkit listrik tenaga batubara baru suplai kebutuhan listrik penduduk yang besar. Permintaan batubara global pada kenyataannya diperkirakan melampaui produksi batubara untuk lima tahun ke depan sehingga berimplikasi pada naiknya harga batubara.
4.
Konsumsi batubara dalam negeri di Indonesia masih cukup rendah. Meningkatnya produksi nasional dan permintaan internasional menghasilkan ekspor yang lebih tinggi.
5.
Negara tujuan utama ekspor untuk batubara Indonesia adalah China, India, Jepang dan Korea. Batubara memiliki peran yang sangat jelas untuk pendapatan dalam negeri Indonesia karena komoditas ini menghasilkan sekitar 85 persen dari pendapatan sektor pertambangan.
3.2.
Dampak Positif Industri Pertambangan Batubara Dampak positif dari batubara itu sendiri, tidak dapat di pungkiri bahwa batubara adalah salah satu bahan tambang yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia adalah salah satu negara penghasil batubara terbesar no.4 setelah Australia hingga tahun 2013. Hal positifnya adalah bertambahnya devisa negara dari kegiatan penambanganya dan hasil ekspornya. Secara teoritis usaha pertambangan ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Para industri pertambangan selayaknya bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Salah satu bentuknya dengan cara memperkerjakan masyarakat sekitar dalam usaha tambang sekitar, sehingga membantu kehidupan ekonomi masyarakat sekitar.
3.3. Dampak Industri Pertambangan Batubara terhadap Lingkungan Setiap kegiatan penambangan pasti menimbulkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan sekitarnya. Dampak positifnya adalah meningkatnya devisa negara
4
dan pendapatan asli daerah serta menampung tenaga kerja sedangkan dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat dikelompokan dalam bentuk kerusakan permukaan bumi, ampas buangan (tailing), kebisingan, polusi udara, menurunnya permukaan bumi (land subsidence), dan kerusakan karena transportasi alat dan pengangut berat. Karena begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penambangan maka perlu kesadaran kita terhadap lingkungan sehingga dapat memenuhi standar lingkungan agar dapat diterima pasar. Sementara itu, harus diketahui pula bahwa pengelolaan sumber daya alam hasil penambangan adalah untuk kemakmuran rakyat. Salah satu caranya adalah dengan pengembangan wilayah. Perusahaan pertambangan wajib ikut mengembangkan wilayah sekitar lokasi tambang termasuk yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia. Karena hasil tambang suatu saat akan habis maka pengelolaan kegiatan penambangan sangat penting dan tidak boleh terjadi kesalahan. Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, pertambangan batubara juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup besar, baik itu air, tanah, Udara, dan hutan, Air . Penambangan Batubara secara langsung menyebabkan pencemaran, antara lain : 1.
Pencemaran air Permukaan batubara yang mengandung pirit (besi sulfide) berinteraksi dengan air menghasilkan Asam sulfat yang tinggi sehingga terbunuhnya ikanikan di sungai, tumbuhan, dan biota air yang sensitive terhadap perubahan pH yang drastis. Batubara yang mengandung uranium dalam konsentrasi rendah, torium, dan isotop radioaktif yang terbentuk secara alami yang jika dibuang akan mengakibatkan kontaminasi radioaktif. Meskipun senyawa-senyawa ini terkandung dalam konsentrasi rendah, namun akan memberi dampak signifikan jika dibung ke lingkungan dalam jumlah yang besar. Emisi merkuri ke lingkungan terkonsentrasi karena terus menerus berpindah melalui rantai makan dan dikonversi menjadi metilmerkuri, yang merupakan senyawa berbahaya dan membahayakan manusia. Terutama ketika mengkonsumsi ikan dari air yang terkontaminasi merkuri.
5
Gambar 2.1. Air limbah PT. Kaltim Prima Coal
2.
Pencemaran udara Polusi/pencemaran
udara
yang
kronis
sangat
berbahaya
bagi
kesehatan. Menurut logika udara kotor pasti mempengaruhi kerja paru-paru. Peranan polutan ikut andil dalam merangsang penyakit pernafasan seperti influensa, bronkhitis dan pneumonia serta penyakit kronis seperti asma dan bronkhitis kronis. Penambangan batubara juga menghasilkan gas metana, gas ini mempunyai potensi sebagi gas rumah kaca. Kontribusi gas metana yang diakibatkan oleh aktivitas manusia, memberikan kontribusi sebesar 10,5% pada emisi gas rumah kaca.
Gambar 2.2. Pencemaran Udara PT. Kaltim Prima Coal
3.
Kerusakan Flora dan Fauna Kerusakan flora dan fauna yang terjadi akibat kegiatan pertambangan batubara
sudah pasti terjadi. Akan tetapi dalam hal ini perusahaan juga bertanggung jawab
6
dalam mengatasi masalah tersebut. Bekas penambangan yang ada di Dusun Kabojaya dijadikan tempat peternakan sapi dan pihak perusahaan juga membuat sebuah penangkaran satwa liar di Dusun Kabojaya karena sering terjadi adanya satwa liar yang masuk kepemukiman warga sehingga mengganggu aktivitas warga. Dan Pembangunan tersebut terjadi karena adanya kerjasama antara pihak perusahaan dan masyarakat setempat. Ada beberapa lokasi mengalami kerusakan flora dan fauna yaitu satwa liar kehilangan tempat tinggalnya, lokasinya terdapat di Dusun Kabo Jaya. Akibat kegiatan pertambangan yang dilakukan, satwa-satwa liar pun kehilangan tempat tinggalnya, sehingga harus masuk kepemukiman warga. Hal ini dapat membahayakan masyarakat setempat seperti melukai atau mencakar. Kerusakan perkebunan juga bisa rusak akibat kegiatan penambangan tersebut, tanaman yang ditanam oleh masyarakat akan menjadi tidak sehat dan tak layak konsumsi dan lokasi perkebunan masyarakat terletak di Dusun Kabo Jaya, Singa Gembara dan dijalan Poros Sangatta-Bengalon berada dekat dengan kegiatan penambangan sehingga dapat merusak kualitas kelayakan tanaman tersebut. Adapun penyakit yang dapat diderita oleh masyarakat yaitu gangguan pencernaan ataupun diare. Karena tanaman (sayur-sayuran) atau buah-buahan yang dikonsumsi masyarakat apabila terkena debu dari kegiatan pertambangan akan merusak kesehatan masyarakat karena debu yang berasal dari pertambangan batubara mengandung zat kimia yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat setempat.
Gambar 2.3. Kerusakan Flora dan Fauna PT. Kaltim Prima Coal
7
3.4. Dampak Industri Pertambangan Batubara terhadap Manusia Dampak pencemaran akibat penambangan batubara terhadap manusia, munculnya berbagai penyakit. Limbah pencucian batubara zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit. Karena limbah tersebut mengandung logam – logam berat, seperti belerang (S), merkuri (Hg), mangan (Mn),dll. Di samping itu, debu batubara menyebabkan polusi udara di sepanjang jalan yang dijadikan aktivitas pengangkutan batubara. Hal ini menimbulkan merebaknya penyakit infeksi saluran pernafasan, yang dapat memberi efek jangka panjang berupa kanker paru-paru, darah atau lambung. Bahkan disinyalir dapat menyebabkan kelahiran bayi cacat. Antaranya dampak negatifnya adalah kerusakan lingkungan dan masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh proses penambangan dan penggunaannya. Batubara dan produk buangannya, berupa abu ringan, abu berat, dan kerak sisa pembakaran, mengandung berbagai logam berat : seperti arsenik, timbal, merkuri, nikel, vanadium, berilium, kadmium, barium, cromium, tembaga, molibdenum, seng, selenium, dan radium, yang sangat berbahaya jika dibuang di lingkungan. Seperti halnya aktivitas pertambangan lain di Indonesia, pertambangan batubara juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup parah, baik itu air, tanah, udara, dan hutan, Air Penambangan batubara secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah pencucian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh, asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian batubara tersebut. Limbah pencucian batubara setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit. 3.5. Dampak Industri Pertambangan Batubara dalam Hal Sosial Kemasyarakatan Dampak yang ditimbulkan dari industri pertambangan batubara bukan hanya pada lingkungan dan manusia saja, tetapi hal tersebut juga menganggu kehidupan sosial masyarakat akibat aktivitas pertambangan
yang dilakukan oleh industri
tersebut. Beberapa dampak yang ditimbulkan antara lain :
8
1.
Terganggunya Arus Jalan Umum Banyaknya batubara
lalu
lalang
kendaraan
yang
digunakan
untuk
angkutan
berdampak pada aktivitas pengguna jalan lain. Semakin banyaknya
kecelakaan serta meningkatnya biaya pemeliharaan jembatan dan jalan, adalah sebagian dari dampak yang ditimbulkan. 2.
Konflik lahan hingga pergeseran nilai sosial-budaya di masyarakat Konflik lahan kerap terjadi antara perusahaan dengan masyarakat lokal yang lahannya menjadi obyek penggusuran. Kerap perusahaan menunjukkan kearogansinya dengan menggusur lahan tanpa melewati persetujuan pemilik atau pengguna lahan. Bahkan tidak jarang mereka memberikan ganti rugi yang tidak seimbang dengan hasil yang akan mereka dapatkan nantinya. Tidak hanya konflik lahan, permasalahan yang juga sering terjadi adalah diskriminasi sosial. Akibat dari pergeseran ini membuat pola kehidupan mereka berubah menjadi lebih konsumtif. Bahkan kerusakan moralpun dapat terjadi akibat adanya pola hidup yang berubah.
3.6.
Solusi Terhadap Dampak Industri Pertambangan Batubara Tidak dapat di pungkiri bahwa pemerintah mempunyai peran yang penting dalam mencari solusi terhadap dampak dan pengaruh pertambangan batu bara yang ada di indonesia. Pemerintah harus menyadari bahwa tugas mereka adalah memastikan bahwa masa depan seharusnya dimotori oleh energi bersih dan terbarukan. Dengan cara ini, kerusakan pada manusia dan kehidupan sosialnya serta kerusakan ekologi dan dampak buruk perubahan iklim dapat dihindari. Sayangnya, Pemerintah Indonesia ingin percaya bahwa batubara jawaban dari permintaan energi yang menjulang, serta tidak bersedia mengakui potensi luar biasa dari energi terbarukan yang sumbernya melimpah di negeri ini. Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh penambang batu bara dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan, untuk dilakukan tindakan-tindakan tertentu sebagai berikut : 1.
Pendekatan
teknologi,
dengan
orientasi
teknologi
preventif
(control/protective) yaitu pengembangan sarana jalan/jalur khusus untuk pengangkutan batu bara sehingga akan mengurangi keruwetan masalah transportasi. Pejalan kaki (pedestrian) akan terhindar dari ruang udara yang kotor. Menggunakan masker debu (dust masker) agar meminimalkan risiko 9
terpapar/terekspose oleh debu batu bara (coal dust). Selain itu, dapat pula digunakan alat curah elektrostatik dan filter kain. Partikel-partikel halus sisa pembakaran batu bara dapat dikendalikan oleh alat curah elektrostatik (ESP – electrostatic precipitators) dan filter kain. Alat curah elektrostatik dan filter kain dapat menghilangkan 99,5% emisi partikel-partikel halus dan sangat banyak digunakan di negara-negara berkembang dan negara-negara maju. Pada alat curah elektrostatik, gas pembakaran yang bermuatan partikel halus melewati pelat kondensor, dimana suatu medan listrik memberikan muatan pada partikel-partikel tersebut. Medan listrik tersebut menarik partikel-partikel ke arah pelat kondensor tempat partikel-partikel tersebut berakumulasi dan dapat dibuang. Filter kain, juga disebut ‘rumah kantong’ merupakan suatu pendekatan
alternatif
dan mengumpulkan partikel-partikel
dari
gas
pembakaran pada kain dengan tenunan yang rapat terutama dengan pengayakan. Penggunaan peralatan pengendali partikel halus memiliki dampak utama pada kinerja lingkungan hidup dari pusat pembangkit listrik tenaga uap. Pada pusat pembangkit listrik Lethabo di Afrika Selatan, alat curah elektrostatik membuang 99,8% debu terbang, sebagian dijual kepada industri semen. 2.
Pendekatan lingkungan, yang ditujukan bagi penataan lingkungan sehingga akan terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan. Upaya reklamasi dan penghijauan kembali bekas penambangan batu bara dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk malaria. Dikhawatirkan bekas lubang/kawah batu bara dapat menjadi tempat perindukan nyamuk (breeding place). Selain itu, lahan bekas penambangan batubara harus direhabilitasi agar bisa bermanfaat kembali. Tambang batu bara hanya menggunakan lahan untuk sementara waktu, sehingga penting dilakukan rehabilitasi lahan segera setelah kegiatan penambangan dihentikan. Dalam praktek yang terbaik, rencana rehabilitasi atau reklamasi rinci dirancang dan disetujui untuk setiap tambang batu bara, sejak awal kegiatan penambangan sampai kegiatan penambangan tersebut selesai. Reklamasi lahan merupakan satu kesatuan dari kegiatan pertambangan moderen di seluruh dunia dan biaya rehabilitasi lahan segera setelah
penambangan
dihentikan
dibebankan
pada
biaya
operasi
penambangan. Kegiatan reklamasi tambang dilaksanakan secara bertahap –
10
pembentukan dan pembentukan kontur tanah galian, penggantian tanah penutup, pembibitan dengan rumput dan penanaman pohon pada daerah yang ditambang. Perhatian diberikan untuk merelokasikan aliran sungai, margasatwa dan sumber daya berharga lainnya. Lahan yang direklamasi dapat digunakan untuk berbagai keperluaan, termasuk pertanian, kehutanan, habitat margasatwa dan rekreasi. 3.
Pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalam kegiatan pengusahaan penambangan batu bara tersebut untuk mematuhi ketentuanketentuan yang berlaku (law enforcement).
4.
Pendekatan edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta dikembangkan untuk membina dan memberikan penyuluhan/penerangan terus menerus memotivasi perubahan perilaku dan membangkitkan kesadaran untuk ikut memelihara kelestarian lingkungan.
11
BAB III PENUTUP 3.1.
Kesimpulan Setiap kegiatan pastilah menghasilkan suatu akibat, begitu juga dengan kegiatan eksploitasi bahan tambang, pastilah membawa dampak yang jelas terhadap lingkungan dan juga kehidupan di sekitarnya, dampak tersebut dapat bersifat negatif ataupun positif, namun pada setiap kegiatan eksploitasi pastilah terdapat dampak negatifnya, hal tersebut dapat diminimalisir apabila pihak yang bersangkutan bertanggung jawab terhadap pengolahan sumber daya alamnya dan juga memanfaatkannya secara bijaksana. Sebagai contoh adalah kegiatan pertambangan batubara di pulau Kalimantan yang bisa dibilang telah mencapai tahap yang kronis, dengan menyisakan lubanglubang besar bekas kegiatan pertambangan dan juga dampak-dampak yang lainnya. Hal tersebut setidaknya dapat diminimalisir dan dikurangi dampaknya apabila kita melakukan tindakan perbaikan dan juga memanfaatkan SDA secara bijaksana
3.2. Saran Agar pemerintah lebih mengoptimalkan dan mensosialisasikan tentang AMDAL, sehingga para penambang lebih memperhatikan dampak lingkungan dari pada keuntungan semata. Diharap juga pemerintah lebih tegas menindak para penambang yang terbukti melanggar peraturan penambangan agar para penambang terutama perusahaan-perusahaan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan sehingga dapat meminimalkan dampak lingkungan dan resiko kecelakaan. Diharap dengan penambang yang bertanggung jawab terhadap reklamasi lahan bekas penambangan, sehingga pada akhirnya tidak mengganggu keseimbangan lingkungan.
12
DAFTAR PUSTAKA Agus, F. 2004. Pengelolaan DTA Danau dan Dampak Hidrologisnya. Balai Penelitian Tanah. Bogor. http://www.litbang.deptan.go.id/artikel/one/56/pdf [14 Juni 2015]. Agus F, Farida, Noordwijk Van Meine, editor. 2004. Hydrological Impacts of Forest, Agroforestry and Upland Cropping as a Basis for Rewarding Environmental Service Providers in Indonesia. Proceedings of a workshop in Padang/Singkarak, Weat Sumatra, Indonesia, 25-28 February 2004. ICRAFSEA. Bogor Latifa, S. 2000. Keragaan Accacia mangium wild pada Lahan Bekas Tambang Timah (Studi kasus di areal PT. Timah). Tesis Sekolah Pascasarja na.IPB. Boger. Pusat Penelitian ttan Pengembangan (Puslitbang) Teknologi Mineral dan Batubara. Departemen ESDM. 2006. Batubara Indonesia. Departemen ESDM. Jakarta. Sitorus. S.R.P. 2000. Pengembangan Sumberdaya Tanah Berkelanjutan. Jurusan Tanah.Fakultas pertanian lnstitut Pertanian Bogor (IPB). Boger. Soemarwoto, 0 . 2005. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada Uversity Press. Yogyakarta. Suhala, S, A. F. Yoesoef dan Muta'alim. 1995. Teknologi Pertambangan Indonesia. Pusat Penelitlan dan Pengembangan Teknologi Mineral,Direkt orat Jenderal Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi. Jakarta. Wardana. W. A. 2001 . Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi Yogyakarta.Yogyakarta.
13