Tugas 1 Beton Pratekan Afifa.docx

  • Uploaded by: afifa
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas 1 Beton Pratekan Afifa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,162
  • Pages: 6
TUGAS 1 BETON PRATEKAN

OLEH : AFIFA 16.1.05.2.1.026

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU 2019

KATA PENGANTAR Alhamdulillah saya panjatkan puji dan syukur dengan berkat rahmat Allah SWT, yang telah memudahkan saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Rasulullah terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang mudah, penuh rahmat, dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ‘BETON PRATEKAN’. Saya telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada agar makalah ini dapat tersusun sesuai harapan. Sesuai dengan fitrahnya, manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan, maka dalam makalah yang saya susun ini belum mencapai tahap kesempurnaan. Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua dalam kehidupan sehari-hari.

Palu, Maret 2019

Penulis

Beton Prategang Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, tetapi kekuatan tariknya relatif rendah. Sedangkan baja adalah suatu material yang mempunyai kekuatan tarik yang sangat tinggi. Dengan mengkombinasikan beton dan baja sebagai bahan struktur maka tegangan tekan dipikul oleh beton sedangkan tegangan tarik oleh baja. Pada struktur dengan bentang yang panjang, struktur beton bertulang biasa tidak cukup untuk menahan tegangan lentur, geser atau puntir yang tinggi. Karakteristik-karakteristik dari beton bertulang biasa tersebut sebagian besar telah dapat diatasi dengan pengembangan beton prategang. Beton prategang dapat didefinisikan sebagai beton yang telah diberikan tegangantegangan dalam, dalam jumlah dan distribusi tertentu sehingga dapat menetralisir sejumlah tertentu tegangan-tegangan yang dihasilkan oleh beban luar sesuai dengan yang direncanakan. Proses prategang memberikan tegangan tekan dalam beton. Gaya prategang ini berupa tendon yang diberikan tegangan awal sebelum memikul beban kerjanya yang berfungsi mengurangi atau menghilangkan tegangan tarik pada saat beton mengalami beban kerja serta menggantikan tulangan tarik pada struktur beton bertulang biasa. Pemberian gaya prategang pada beton akan memberikan tegangan tekan pada penampang. Tegangan ini akan menahan beban luar yang bekerja pada penampang. Pemberian gaya rategang dapat dilakukan sebelum atau sesudah beton dicor. Pemberian gaya prategang yang dilakukan sebelum pengecoran disebut sistem pratarik (pretension), sedangkan pemberian gaya prategang yang dilakukan sesudah pengecoran disebut sistem pascatarik (posttension). Pada sistem pratarik, tendon pertama-tama ditarik dan diangkur pada abutmen tetap. Beton dicor pada cetakan yang sudah disediakan dengan melingkupi tendon yang sudah ditarik tersebut. Jika kekuatan beton sudah mencapai yang diisyaratkan maka tendon dipotong atau angkurnya dilepas. Pada saat baja yang ditarik berusaha untuk berkonstraksi, beton akan tertekan. Pada sistem pascatarik, dengan cetakan yang sudah disediakan, beton dicor di sekeliling selongsong (duct). Baja tendon berada di dalam selongsong selama pengecoran. Jika beton sudah mencapai kekuatan tertentu, tendon ditarik. Tendon bisa ditarik di dua sisi dan diangkur secara bersamaan. Beton menjadi tertekan selama pengangkuran. Konsep Beton Prategang Perbedaan utama antara beton bertulang dan beton prategang pada kenyataannya adalah beton bertulang mengkombinasikan beton dan tulangan baja dengan cara menyatukan dan membiarkan keduanya bekerja bersama-sama sesuai dengan keinginannya, sedangkan beton prategang mengkombinasikan beton berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara-cara “aktif”. Hal ini dicapai dengan cara menarik baja tersebut dan menahannya ke beton, jadi membuat beton dalam keadaan tertekan. Kombinasi aktif ini menghasilkan perilaku yang lebih baik dari kedua bahan tersebut. Baja adalah bahan yang liat dan dibuat untuk bekerja dengan kekuatan tarik yang tinggi oleh prategang. Beton adalah bahan yang getas dan kemampuannya menahan tarikan diperbaiki dengan memberikan tekanan, sementara kemampuannya menahan tekanan tidak dikurangi. Jadi beton prategang merupakan kombinasi yang ideal dari dua buah bahan modern berkekuatan tinggi.

2. Sistem Pemberian Prategang Ada 2 jenis metode pemberian gaya prategang pada beton, yaitu : a. Pemberian Pratarik (Pretension) Pada metode pratarik, tendon ditarik sebelum beton dicor. Setelah beton cukup keras tendon dipotong dan gaya prategang akan tersalur ke beton melalui lekatan. Metode ini sangat cocok bagi produksi massal. Baja prategang diberi pratarik terhadap pengangkeran independen sebelum pengecoran beton di sekitarnya. Sebutan pratarik berarti pemberian pratarik pada baja prategang, bukan pada baloknya. Pemberian pratarik biasanya dilakukan di lokasi pembuatan beton pracetak. Penggambaran sistem pemberian pratarik dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Metode pemberian prategang pratarik b. Pemberian Pascatarik (Post Tension) Pada metode pascatarik, tendon ditarik setelah beton dicor. Sebelum pengecoran dilakukan terlebih dahulu dipasang selongsong untuk alur dari tendon. Setelah beton jadi, tendon dimasukkan ke dalam beton melalui selebung tendon yang sebelumnya sudah dipasang ketika pengecoran. Penarikan dilakukan setelah beton mencapai kekuatan yang diinginkan sesuai dengan perhitungan. Setelah penarikan dilakukan maka selongsong diisi dengan bahan grouting. Proses pemberian prategang metode pascatarik dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Metode pemberian prategang pascatarik

C. Keuntungan dan Kekurangan Beton Prategang Keuntungan beton prategang, sebagai berikut: 1. Seluruh penampang beton prategang menjadi efektif, sedangkan pada beton bertulang biasa hanya diatas garis netral saja yang efektif. 2. Struktur beton prategang lebih ramping. 3. Struktur beton prategang tidak retak akibat beban kerja. 4. Lendutan yang lebih kecil. 5. Daya tahan terhadap karat lebih baik. 6. Penggunaan bahan yang lebih sedikit karena menggunakan bahan mutu tinggi.

Kekurangan beton prategang, sebagai berikut : 1. Diperlukan kontrol yang lebih ketat dalam proses pembuatan. 2. Kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal. 3. Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.

Material Beton Prategang 1. Beton Beton adalah suatu material yang terdiri dari campuran semen, air, agregat dan bahan tambah bila diperlukan. Beton yang digunakan untuk beton prategang adalah yang mempunyai kekuatan tekan yang cukup tinggi dengan nilai kuat tekan karakteristik 30 – 45 MPa. Kuat tekan yang tinggi ini diperlukan untuk menahan tegangan tekan pada serat beton yang tertekan oleh gaya prategang. Nilai modulus elastisitas beton dipengaruhi oleh kekuatan tekan yang dimiliki oleh beton tersebut. Besarnya harga modulus elastisitas beton Ec dapat diambil sebesar 4700 fc'. 2. Baja Baja yang dipakai untuk beton prategang ada empat macam yaitu: a. Kawat tunggal (wires), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan sistem pratarik. b. Untaian kawat (strand), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan sistem pascatarik. c. Kawat batangan (bars), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan sistem pratarik. d. Tulangan biasa, sering digunakan untuk tulangan non-prategang, seperti tulangan memanjang, sengkang dan lain-lain.

Berdasarkan SNI 7833:2012 mengenai tata cara perencanaan beton pracetak dan prategang untuk bangunan gedung mensyaratkan bahwa baja yang digunakan untuk prategang harus sesuai dengan salah satu spesifikasi berikut: a. Kawat: ASTM A421M. b. Kawat relaksasi rendah: ASTM A421M, termasuk suplemen ‘Low Relaxation Wire’. c. Strand: ASTM A416M. d. Batang tulangan kekuatan tinggi: ASTM A722M. Untuk tipe untaian kawat yang digunakan pada beton prategang pascatarik harus diberi selongsong (ducts). 3. Grouting Grouting dibutuhkan sebagai bahan pengisi selubung baja prategang (tendon) untuk metode pasca tarik. Untuk metode pratarik tidak dibutuhkan selubung sehingga tidak dibutuhkan grouting. Selubung terbuat dari logam yang digalvanisir. Bahan grouting berupa pasta semen. 4. Temporary Tendon Temporary tendon atau tendon sementara hanya digunakan pada girder jembatan dengan system pelaksanaan pemasangan balanced cantilever. Temporary tendon berfungsi sebagai penghubung antar segmen girder yang bersifat sementara sampai seluruh segmen girder terpasang. Kemudian baru dimasukkannya tendon permanen untuk pelaksanaan stressing. Penggunaan temporary tendon pada girder jembatan.

Related Documents

Tugas Beton 2 Oke.pdf
August 2019 23
Beton
October 2019 47
Beton
May 2020 43

More Documents from ""

Gambar Seft.docx
April 2020 12
Covermen Revisi.docx
April 2020 15
Arzuna Pkl.docx
December 2019 16