Tugas 1 Ayya.docx

  • Uploaded by: Ulayya Sarfina
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas 1 Ayya.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 901
  • Pages: 5
TUGAS 1 SI – 5247 SISTEM ANGKUTAN UMUM Dosen:

Ir. R. Sony Sulaksono Wibowo MT,Ph.D.

Oleh :

15015003 – Ulayya Sarfina 25017028 – Intan Puspa Wangi

MAGISTER REKAYASA TRANSPORTASI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2019

SOAL Telah dilakukan survei terhadap bus yang berfungsi sebagai feeder busway. Data eksisting dari bus tersebut adalah sebagai berikut. 1. Jam operasi : pukul 05.00-19.00 2. Kapasitas bus 55 tempat duduk dan tidak boleh ada penumpang berdiri 3. Bus 1,2 dan seterusnya berangkat secara berurutan dalam satu arah Dari data naik turun penumpang tersebut, buat loading profile dan tentukan pula nilai Occupancy Rate serta Load Factor. Data penumpang adalah sebagai berikut. Halte Jarak 1 2 3 4 5

-3,4 18 6,3 0,85

Bus 1 Bus 2 Bus 3 P Naik P Turun On Board P Naik P Turun On Board P Naik P Turun On Board 22 0 22 29 0 29 54 0 54 8 0 30 12 0 41 4 0 58 0 18 12 0 24 17 0 27 31 0 11 1 0 14 3 0 24 7 0 1 0 0 3 0 0 7 0

Dan data headway di setiap pemberhentian (dalam menit) adalah sebagai berikut. Bus 1 2 3

1 20 20

Halte 2 3 4 5 20,32 30,04 32,33 16,04 21,41 23,27 21,18 41,28

PENYELESAIAN Berdasarkan data survei naik-turun penumpang di setiap halte yang terdapat di sepanjang trayek, dilakukan pengolahan berupa perhitungan jumlah penumpang yang terdapat di dalam bus pada setiap segmennya. π‘ƒπ‘’π‘›π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š 𝑏𝑒𝑠 = βˆ‘ π‘π‘’π‘›π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘” π‘›π‘Žπ‘–π‘˜ βˆ’ βˆ‘ π‘π‘’π‘›π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘› Sehingga didapatkan jumlah penumpang dalam masing-masing bus (on board) sebagai berikut. Halte Jarak 1 2 3 4 5

-3,4 18 6,3 0,85

Bus 1 P Naik P Turun Kumulatif Naik Kumulatif Turun On Board 22 0 22 0 22 8 0 30 0 30 0 18 30 18 12 0 11 30 29 1 0 1 30 30 0

Halte Jarak 1 2 3 4 5

-3,4 18 6,3 0,85

Halte Jarak 1 2 3 4 5

-3,4 18 6,3 0,85

Bus 2 P Naik P Turun Kumulatif Naik Kumulatif Turun On Board 29 0 29 0 29 12 0 41 0 41 0 24 41 24 17 0 14 41 38 3 0 3 41 41 0

Bus 3 P Naik P Turun Kumulatif Naik Kumulatif Turun On Board 54 0 54 0 54 4 0 58 0 58 0 27 58 27 31 0 24 58 51 7 0 7 58 58 0

Sedangkan jumlah penumpang total dalam ketiga bus (on board) adalah sebagai berikut. Halte Jarak 1 2 3 4 5

3,4 18 6,3 0,85

Bus 1, 2, 3 P Naik P Turun Kumulatif Naik Kumulatif Turun On Board 105 0 105 0 105 24 0 129 0 129 0 69 129 69 60 0 49 129 118 11 0 11 129 129 0

Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa penumpang cenderung menggunakan bus untuk melakukan perjalanan jarak menengah dan jarak jauh. Terlihat dari banyaknya penumpang yang naik di stasiun awal dan mempunyai tujuan ke segmen yang berada di pertengahan rute (halte 3). Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa puncak penumpang naik adalah berada pada halte awal dan puncak penumpang turun adalah berada di halte 3. Data tersebut dibuat dalam grafik hubungan antara jumlah penumpang yang naik dan yang turun dari bus pada setiap trayek dengan setiap segmen jalan sebagai berikut.

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa peningkatan kumulatif penumpang terdistribusi lebih merata dari halte 2 sampai halte 5. Berbeda dengan jumlah penumpang yang turun, dimana nilai kumulatif terdistribusi hanya di 3 halte terakhir saja. Sehingga loading profile untuk bus 1, 2, dan 3 rute tersebut adalah sebagai berikut.

Perhitungan jumlah penumpang di dalam bus dilakukan untuk setiap segmen. Hal ini dilakukan untuk menggambarkan kondisi yang dialami penumpang di dalam bus serta akan digunakan juga untuk menganalisis tingkat keterisian (occupancy rate). Tingkat keterisian dapat diperoleh dengan membandingkan jumlah penumpang yang terdapat di dalam bus dengan kapasitas total bus yang ditinjau pada setiap segmen di sepanjang rute. Tingkat keterisian di dalam bus dapat diperoleh dengan melakukan perhitungan sebagai berikut. π‘‡π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ πΎπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘ π‘–π‘Žπ‘› =

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘’π‘›π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘” π·π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š 𝐡𝑒𝑠 πΎπ‘Žπ‘π‘Žπ‘ π‘–π‘‘π‘Žπ‘  𝐡𝑒𝑠

Tabel berikut ini menunjukkan seberapa besar tingkat keterisian bus pada masing-masing halte (segmen). Halte Jarak 1 2 3 4 5

3,4 18 6,3 0,85

P Naik P Turun Kumulatif Naik 105 0 105 24 0 129 0 69 129 0 49 129 0 11 129

Bus 1, 2, 3 Kumulatif Turun On Board Occupancy Rate (%) 0 105 63,63636364 0 129 78,18181818 69 60 36,36363636 118 11 6,666666667 129 0 0

Analisis selanjutnya adalah mencari nilai faktor muat (load factor) yaitu merupakan angka yang menunjukkan tingkat rata-rata keterisian bus di suatu rute. Faktor muat (load factor) di dalam bus dapat diperoleh dengan melakukan perhitungan sebagai berikut.

πΉπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘œπ‘Ÿ π‘€π‘’π‘Žπ‘‘ =

βˆ‘π‘›π‘–=1(π½π‘šπ‘™ 𝑃𝑁𝑃 π‘†π‘’π‘”π‘šπ‘’π‘› (𝑁𝑖) Γ— π‘ƒπ‘Žπ‘›π‘—π‘Žπ‘›π‘” π‘†π‘’π‘”π‘šπ‘’π‘› 𝑖 (𝑙𝑖)) πΎπ‘Žπ‘π‘Žπ‘ π‘–π‘‘π‘Žπ‘  𝐡𝑒𝑠 (𝐢) Γ— π‘ƒπ‘Žπ‘›π‘—π‘Žπ‘›π‘” π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝑅𝑒𝑑𝑒 (𝐿)

Tabel berikut ini menunjukkan seberapa besar faktor muat (load factor) pada bus tersebut.

Halte Jarak 1 2 3 4 5

3,4 18 6,3 0,85

Kumulatif P Naik P Turun Naik 105 0 105 24 0 129 0 69 129 0 49 129 0 11 129

Bus 1,2, 3 Kumulatif On Board Jarak x OB Turun (OB) 0 105 357 0 129 2322 69 60 378 118 11 9,35 129 0 0

Utilized Work (wp) (%) 357 2679 3057 3066,35 3066,35

LF (%)

65,09%

Related Documents

Tugas 1
June 2020 21
Tugas 1
June 2020 23
Tugas 1
June 2020 17
Tugas 1
August 2019 54
Tugas 1
June 2020 17
Tugas 1
June 2020 24

More Documents from ""