Tubelover Indonesia - Diy Projects.pdf

  • Uploaded by: Fery Novianto
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tubelover Indonesia - Diy Projects.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 4,312
  • Pages: 13
7/27/2009

Tubelover Indonesia - DIY Projects

TUBELOVER INDONESIA PASSION - MUSIC - ART

DIY PROJECTS THE MIGHTY 845 Sunday , May 1 8, 2 008

Entah mengapa, bagi telinga saya tabung jenis triode selalu bersuara lebih bagus ketimbang pentode atau tetrode. Kalaupun harus menggunakan pentode, saya selalu mendapati pentode yang dioperasikan secara triodeconnection bersuara lebih bagus dibanding jika murni beroperasi sebagai pentode. Kalaupun ada amplifier triode yang bersuara tidak bagus, biasanya karena didesain secara sembrono, atau menggunakan komponen bermutu rendah, atau ada persoalan mismatch antar perangkat. Sayangnya, di satu sisi triode memiliki keterbatasan output-power, apalagi jika menggunakan topologi singleended. Sementara di sisi lain, sebagian besar speaker modern memiliki sensitivitas rendah, artinya membutuhkan amplifier yang lebih bertenaga. Agar lebih leluasa memilih speaker, para triode-mania menggunakan amplifier triode dengan topologi push-pull atau parallel single-ended. Namun baik push-pull maupun parallel single-ended dianggap inferior dalam hal kualitas suara dibandingkan single-ended murni. Agar bisa mendapatkanoutputpower lebih besar dengan tetap menggunakan desain single-ended, maka pilihannya adalah menggunakan triode berdaya besar, yang biasanya merupakan tabung-tabung pemancar radio. Triode berdaya besar (juga dengan dimensi fisik yang besar) yang ada antara lain jenis 845, 211, 805, GM70, GM-100, WE 212E, dan beberapa tipe lain yang kurang populer. Nah, bagaimana jika kali ini kita coba merancang dan merakit power amplifier single-ended dengan menggunakan tabung 845? Triode yang satu ini mampu menghasilkan output-power sekitar 20 watt per channel dalam mode single-ended. Tabung 845 juga mudah diperoleh mengingat pabrikan tabung asal Cina dan Eropa Timur masih memproduksi tabung 845 hingga saat ini. Sebelum memutuskan untuk mencoba proyek ini, sebaiknya Anda mempertimbangkan bahwa proyek ini bukan untuk pemula, mengingat kita akan berurusan dengan catu daya listrik bertegangan tinggi, lebih dari 1000 volt. Tegangan listrik di atas 1000 volt adalah tidak aman dan membutuhkan penanganan khusus. http://www.tubelover-indonesia.com/…

1/13

7/27/2009

Tubelover Indonesia - DIY Projects

Tabung Triode 845 Tabung 845 dan tabung 211 sama-sama populer di kalangan penggemar amplifier tabung. Audionote / Kondo Gaku-On dan On-Gaku yang terkenal itu menggunakan tabung 211. Sedangkan Cary CAD-805C yang menggunakan tabung 845 juga terkenal bersuara bagus dan merupakan flagship-product bagi Cary Audio Design. Jika tabung 211 memiliki karakter suara yang gesit dan dinamis, sebaliknya 845 memiliki suara yang megah dengan vokal dan respon bass yang sangat bagus. Beberapa amplifier (termasuk proyek kita kali ini) didesain untuk bisa menggunakan kedua triode tersebut. Untuk bisa menggunakan baik tabung 845 maupun 211 (switchable), maka metode fixed-bias adalah pilihan yang paling rasional. Hal ini mengingat bias tegangan negatif pada grid 845 (sekitar -155 volt) berbeda jauh dengan 211 (sekitar -61 volt). Dengan menggunakan fixed bias, kita bisa gunakan sebuah switch pemilih tegangan bias yang sesuai dengan tabung yang kita gunakan, 845 atau 211 (lihat gambar 1).

Desain dan Pilihan Driver Saya pribadi lebih menyukai karakter suara 845 ketimbang 211. Namun 845 lebih difficult to drive. Walau bisa saja kita gunakan single-stage driver yang sederhana, dengan menggunakan high Mu triode macam 12AX7 atau 6SL7, tetapi sebagian DIYer melaporkan hasil yang kurang memadai. Hal ini lebih disebabkan kapasitas arus 12AX7 atau 6SL7 yang kurang memadai untuk tugas men-drive tabung macam 845. Alternatifnya, bisa saja kita gunakan triode 6C45, 417A/5842, EC8010, atau 437A, yang merupakan high Mu triode dengan kapasitas arus relatif tinggi. Alternatif yang lebih mudah tentu saja menggunakan pentode macam EL84. Tapi dari pengalaman saya, high Mu triode dan pentode cenderung bersuara agak kering. Maka saya cenderung memilih low Mu triode dengan kapasitas arus relatif tinggi, sebagai driver untuk tabung 845. Konsekuesinya, saya harus menggunakan dual-stage driver dalam hal ini. Alternatif yang saya pikirkan untuk posisi driver ini adalah 300B, 2A3, 45, 10Y/VT25, 801A/VT62. Semuanya triode. Kalaupun harus menggunakan pentode, saya akan pertimbangkan EL34. Harap jangan tanyakan mengapa saya tak pertimbangkan RS241, AD1, VT52, 50, atau RE604 dalam daftar alternatif itu, terlalu mahal dan langka untuk dijadikan sebuah driver. 300B merupakan pilihan umum dan logis, seperti halnya yang dilakukan Cary Audio ataupun Spark/Caiyin dalam amplifier 845 mereka. Maka saya tak lagi tertarik untuk memilih 300B. Bukankah lebih baik saya mencoba sesuatu yang lain untuk menambah pengalaman eksperimen? 2A3 dan 45 saya yakin sama-sama bagus di posisi driver, dua-duanya memiliki plate impedance yang relatif rendah. Tapi keluarga triode 10Y (10Y/VT25/VT62/801A) menjadi favorit saya selama ini, meskipun dengan plate resistance yang lebih tinggi dibanding 2A3 dan 45. Karena kita bermain tegangan di atas 400 volt, bagaimana jika kita pilih VT62/801A? Karena tabung 845 sangat demanding, maka metode penggandengan driver-stage ke final-stage melalui sebuah interstage transformer merupakan pilihan yang paling logis, bukan menggunakan RC coupling. Tapi interstage transformer berkualitas baik harganya mahal. LC coupling lebih bagus ketimbang RC coupling, tapi lagi-lagi harga plate-choke atau grid-choke juga relatif mahal. Saya akan pertimbangkan interstage transformer atau LC coupling belakangan. Sementara ini cukup menggunakan RC coupling dulu, lebih sederhana, dan saya bisa gunakan coupling capacitor bermutu bagus dengan harga yang tetap lebih murah daripada transformer.

http://www.tubelover-indonesia.com/…

2/13

7/27/2009

Tubelover Indonesia - DIY Projects

Selanjutnya, tabung apa yang cocok bertugas di posisi input? Begitu banyak pilihan di sini. Tetapi karena tabung input ini akan mengumpan VT62, maka saya cenderung memilih medium Mu triode di posisi ini, sekali lagi dengan kapasitas arus yang relatif tinggi, untuk menjamin ketersediaan headroom saat harus menangani musikmusik yang membutuhkan arus lebih kencang nantinya. Alternatif yang bisa dipertimbangkan adalah 5687, 6H30, ECC99, E182CC, 12BH7, E80CC, 12AY7/6072, 12AU7. Tabung 5687 cenderung bersuara tebal dan saya khawatir membuat amplifier 845 bersuara terlalu tebal. 6H30 dan ECC99 kurang saya sukai karakter suaranya. Suara 12AU7 cenderung berselaput, bukan triode yang cocok untuk saya. Pilihan pun saya jatuhkan ke triode E80CC yang bisa digantikan oleh 12BH7. Jika saya menggunakan desain SRPP, maka posisi tabung ini juga dengan mudah bisa digantikan oleh 12AY7/6072, 12BH7, maupun 12AU7. Aha, pilihan bagus nampaknya. Skemanya tak terlalu rumit, coba Anda perhatikan Gambar 2 dan Gambar 3.

http://www.tubelover-indonesia.com/…

3/13

7/27/2009

Tubelover Indonesia - DIY Projects

Kita telah menetapkan pilihan tabung VT62 untuk posisi driver dan E80CC pada posisi input. VT62/801A merupakan keluarga tabung 10Y, tetapi dengan kapasitas tegangan kerja yang lebih tinggi, Va bisa digenjot hingga 600 volt dibanding 10Y/UX210/VT25 yang memiliki Va maksimal 425 volt . Untuk keluarga tabung ini, beberapa eksperimen saya menunjukkan bahwa kualitas suara terbaik dihasilkan dengan memasang tegangan kerja maksimal. Pilihan tabung input lebih fleksibel, E80CC bisa diganti 12BH7 atau bahkan 12AU7 jika saya kehabisan stok E80CC. Gain vs voltage swing Apakah gain yang dihasilkan cukup untuk mengemudikan tabung 845? Tabung E80CC, dengan Mu 27 dan konfigurasi SRPP capacitor coupling, kira-kira memberikan voltage gain sebesar ¾ Mu atau sekitar 20 kali. Saya asumsikan amplifier 845 ini diumpan sinyal musik sebesar 2 volt (output level rata-rata CD player). Maka pada stage awal tersedia voltage output sekitar 40 volt (20 x 2 volt). Sedangkan pada stage kedua (driver), VT62 dengan Mu 8 dalam konfigurasi anode-follower dan tetap dengan capacitor coupling, kira-kira menghasilkan actual gain sekitar 6 kali. Artinya di grid 845 akan tersedia voltage swing sekitar 240 volt. Di atas kertas, ini cukup untuk mendorong 845 mencapai output maksimalnya. Dengan tabung 211, tentu saja voltage swing yang dihasilkan kombinasi E80CC + VT62 ini lebih dari cukup. Maka, skema amplifier 845 ini siap diimplementasikan (tentang cara perhitungan nilai komponen pada skema ini bisa Anda baca kembali pada artikel saya terdahulu). Pemilihan komponen Saya selalu menganalogikan kualitas sebuah perangkat audio high-end dengan kualitas sebuah masakan, yang “kelezatannya” tergantung pada “resep masakan” (desain rangkaian), “keahlian dan pengalaman si koki” (keahlian si perakit), serta kualitas “bahan masakan dan bumbu” (kualitas komponen). Ketiga unsur itu harus sama-sama bagus untuk menghasilkan “masakan yang lezat” (perangkat yang berkualitas tinggi). Ehm, saya sama sekali tak merasa bahwa desain rangkaian dan keahlian saya sudah sangat memadai, sama sekali tidak. Jadi harapan saya tentu saja pada kualitas komponen yang seoptimal mungkin, he..he..he.. http://www.tubelover-indonesia.com/…

4/13

7/27/2009

Tubelover Indonesia - DIY Projects

Tetapi komponen-komponen terbaik harganya bisa sangat mahal. Anda mungkin tahu kapasitor kopling berbahan teflon dari VH cap misalnya, harganya bisa mencapai satu juta rupiah sebuah! Apalagi AudioNote Silver Foil cap, ampun deh. Mau pakai tabung 845 NOS buatan Amperex? Harganya bisa mencapai US$ 1200 sepasang! Bagaimana dengan output transformer buatan AudioNote? Ehm, harganya bisa mencapai 8 juta rupiah sepasang! Resistor tantalum dari AudioNote atau Shinkoh? Enggak dulu deh, harganya sebiji sekitar 75 ribu rupiah untuk yang 1 watt! Tidak, saya tak akan gunakan komponen-komponen eksotik itu sebelum yakin bahwa hasilnya akan benar-benar istimewa. Lagipula pengalaman saya mengajarkan bahwa sekumpulan komponen high-grade belum tentu menghasilkan kualitas akhir terbaik jika kombinasinya tidak tepat. Jadi, saya coba gunakan kombinasi terbaik antara kualitas komponen dan dompet saya, ha..ha..ha… Untuk tabung, bagaimana jika kita gunakan saja NOS Valvo E80CC? Kebetulan saya ada sepasang. Lantas masih ada NOS Sylvania VT62 untuk posisi driver. Untuk 845, sementara kita gunakan saja Shuguang yang murah meriah (lebih murah dari rata-rata 300B malah), sembari memimpikan Amperex 845 suatu hari kelak. Untuk OT dan power transformer, kebetulan pak Surjono Karjadi menawarkan OT buatan Cina yang masih dimilikinya, jauh lebih murah dibanding AudioNote, tetapi tampak cukup meyakinkan. Kebetulan saya juga punya sepasang oil choke 2 Henry - old production - untuk keperluan power-supply. Lantas kombinasi resistor Allen-Bradley dan Vishay, kapasitor Nichicon di power supply, dan lain-lain yang kualitasnya boleh dibilang bagus namun tak terlalu menguras kantong. Untuk sasis, tentu saja saya memilih kombinasi kayu dan plat aluminium yang selalu tampak klasik. Power supply Hati-hati jika Anda seorang pemula, kita bermain-main dengan tegangan di atas 1000 volt kali ini. Pemasangan bleeder resistor is a must! Kita tak mau secara tak sengaja menyentuh terminal kapasitor filter yang masih berisi tegangan ratusan volt bukan? Resistor 100K/2W yang dipasang paralel pada kapasitor terakhir sudah cukup memadai. Kali ini kita gunakan solid-state diode untuk memasok tegangan VT62 dan 845. Saya pilih Telefunken diode di sini. Mengapa bukan tube rectifier? Oh, saya tak ingin amplifier ini menjadi terlalu mellow karena pengaruh karakter VT62. Sebaliknya kita gunakan tube rectifier untuk memasok tegangan ke E80CC. Selain karena hanya membutuhkan tegangan sekitar 500 volt, tube rectifier akan membuat karakter mini-triode macam E80CC yang biasanya kaku menjadi sedikit luwes dan lebih warm. Selebihnya nothing special, seluruh filamen menggunakan catu daya DC sederhana dengan diode bridge dan filter capacitor. Perhatian khusus perlu diberikan dalam hal pemasangan switch penyesuai tegangan bias untuk tabung 845/211. Bukan apa-apa, jika kita salah pasang switch ke posisi 211 sementara tabung yang terpasang 845, kita segera kehilangan tabung 845 dan mungkin juga OT. Hasil Akhir Proses perakitan tak memakan waktu lama. Yang lebih memakan waktu justru proses penyesuaian bagian power supply untuk mendapatkan tegangan catu yang diharapkan. Lantas juga beberapa penggantian jenis resistor dan kapasitor dilakukan untuk mendapatkan karakter yang diinginkan. Setelah beberapa kali bongkar-pasang, akhirnya saya cukup percaya diri untuk mengundang beberapa rekan mencicip dengar amplifier 845 ini pada suatu kesempatan. Dipasangkan langsung dengan CD player Audio Analog Capitole SE dan diumpan ke sepasang speaker Tannoy Stirling, amplifier 845 ini tampil mengesankan saat menyajikan beberapa lagu bernuansa live. Tak ada kesan loyo, dengan repro bass yang mantap serta vokal yang empuk tetapi natural, serta repro high – yang meski tak sehebat amp 2A3 atau RS241 – toh terkesan cukup detil dan transparan. Perasaan saya berkecamuk antara senang dan bangga saat hampir semua rekan yang hadir saat uji dengar ikut bertepuk tangan ketika lagu Stimela dari Hugh Masekela berakhir, larut dalam suasana live yang dihadirkan. Salah satu tamu, bung Basuki, malah segera menyatakan untuk mengambil alih amplifier 845 ini he he he http://www.tubelover-indonesia.com/… 5/13

7/27/2009

Tubelover Indonesia - DIY Projects

malah segera menyatakan untuk mengambil alih amplifier 845 ini, he..he..he.. Setelahnya, saya masih sempat menguji dengar dengan memasangkannya pada speaker Kharma. Hasilnya memuaskan, walau menurut mereka yang hadir saat itu masih kurang ada kesan suara yang dramatis saat berpasangan dengan Kharma. Lantas sempat pula membandingkan dengan amplifier 845 impor merk “X” yang menggunakan driver 300B dan input 6SL7 serta 6SN7. Terasa jelas bahwa amplifier 845 pada proyek kita ini tampil lebih detil, dengan vokal yang lebih natural dan respon nada tinggi yang lebih extended, meski terasa sedikit kurang tebal di mid-low dibanding “rivalnya” itu. Secara umum hasil akhir proyek ini cukup memuaskan saya, dan saya telah mengantongi sejumlah catatan rencana untuk merevisi desain amplifier 845 ini, suatu hari nanti. v iew comments (0) (h ttp://www.tu bel ov er-i n don esi a.com /di y projects.h tm ?bl ogen try i d=3475858#topBox) post comment (h ttp://www.tu bel ov er-i n don esi a.com /di y projects.h tm ?bl ogen try i d=3475858&expan d=-1#topBox) permalink (h ttp://www.tu bel ov er-i n don esi a.com /di y projects.h tm ?bl ogen try i d=3475858) 01 :00 AM (UTC 7 )

A SIMPLE 2A3 AMPLIFIER Friday , May 1 6 , 2 008

Seorang rekan yang sedang belajar merakit amplifier sendiri, pernah minta saran saya tentang desain amplifier tabung yang sederhana tetapi memiliki kualitas suara yang sangat baik Tanpa ragu saya http://www.tubelover-indonesia.com/…

6/13

7/27/2009

Tubelover Indonesia - DIY Projects

desain amplifier tabung yang sederhana, tetapi memiliki kualitas suara yang sangat baik. Tanpa ragu saya sarankan padanya untuk mencoba merakit amplifier dengan desain single-ended dengan tabung 2A3. Tak ada desain yang lebih sederhana daripada single-ended, dan tak ada desain penguat tabung yang lebih sederhana selain yang menggunakan triode. Tabung 2A3 sendiri merupakan salah satu triode legendaris (bahkan disebut sebagai “mother of triode”) yang dikenal bersuara bagus, bahkan memiliki tonal balance lebih baik dibanding tabung legendaris lainnya, 300B. Cukup banyak rekan DIYer, yang pernah memiliki baik amplifier 300B maupun 2A3, yang menyatakan lebih menyukai karakter suara 2A3 ketimbang 300B. Satu-satunya downside dari 2A3 adalah daya keluarannya yang rendah, hanya 3,5 watt maksimum per kanal pada desain single-ended. Tentu saja Anda tak akan mengalami masalah dengan daya keluaran rendah itu jika menggunakan speak er dengan sensitivitas input 92dB atau lebih. Bagaimana dengan ketersediaan tabungnya? No problem at all, hingga saat ini tabung 2A3 masih diproduksi di Cina dan beberapa Negara Eropa. Untuk yang produksi baru, Sovtek buatan Rusia merupakan favorit saya. Mengapa? Harganya murah tetapi kualitas suaranya cukup baik. Shuguang juga memproduksi beberapa varian 2A3, tetapi karakter suaranya kurang saya sukai, yang 2A3C dengan ceramic-base sekalipun. Ya, boleh jadi ini a matter of taste, jadi jangan 100% percaya saya. Bagaimana dengan TJ Full Music dan Sophia Electric? Full Music dari Tian Jin Cina juga memproduksi beberapa varian 2A3, termasuk yang mesh-plate dalam globe-envelope. Mutu suaranya lebih bagus dengan karakter suara yang lebih halus dibanding Sovtek, tetapi sekaligus dengan harga yang jauh lebih mahal. Juga ada Electro Harmonix dari Soviet, dijual dengan harga sedikit di atas Sovtek. Masih ada lagi buatan JJ dan KR dari Eropa. Tabung bikinan KR sangat bagus dan rapi dalam hal konstruksi, dengan gelas yang lebih tebal pula. Tetapi bagi telinga saya, 2A3 buatan tempo doeloe tetaplah the best dalam hal mutu suara. Jika Anda cukup beruntung, tabung 2A3 doubleplate bikinan RCA, Sylvania, TungSol, dan lain-lain, masih mudah ditemukan di pasaran. Tapi Anda membutuhkan the best luck untuk dapat menemukan sepasang 2A3 single-plate bikinan RCA. Selain faktor kelangkaan dan harganya yang sangat mahal, inilah the “real” mother of triode dalam soal mutu suara.

http://www.tubelover-indonesia.com/…

7/13

7/27/2009

Tubelover Indonesia - DIY Projects

Mari perhatikan gambar 1, desain final-stage pada amplifier dengan tabung 2A3 ini sangat sederhana bukan? Anda membutuhkan OT dengan impedansi primer 2K5 hingga 5K, tetapi saya sarankan gunakan saja 2K5 atau 3K. OT bikinan lokal pun bisa jadi pilihan, karena mutu suara cukup baik dan tentu saja jauh lebih murah. VR1 di katode 2A3 itu berfungsi sebagai hum-pot jika Anda memilih menggunakan catu daya filamen AC. Setelah rangkaian selesai dirakit, atur posisi hum-pot di tengah, kemudian putar sedikit ke kiri atau kanan hingga mendapatkan level dengung terendah pada speaker. Anda bisa gunakan catu daya DC untuk filamen jika menginginkan sumber yang lebih bersih (gambar 2), tetapi efek pada suara biasanya lebih kering ketimbang menggunakan catu filamen AC. Anda bisa lepaskan hum-pot jika trafo catu daya filamen telah dilengkapi center tap (gambar 3).

Bagaimana dengan desain driver? Karena kita menginginkan desain yang sederhana, maka pilihan jatuh pada single-stage driver dengan menggunakan triode ber-gain tinggi (high Mu). Coba kita perhatikan contoh di sini, Anda bisa menggunakan tabung 6SL7 yang merupakan dual-triode (dua triode dalam satu tabung) jenis high-Mu, dengan konfigurasi SRPP yang sangat sederhana (gambar 4). Atau Anda bisa lebih memilih 12AT7 yang juga dual-triode sebagaidriver (gambar 5). 6SL7 dan 12AT7 menurut saya merupakan pilihan yang baik, selain karena tabung ini mudah didapatkan juga karena karakter suaranya bagus. Jika Anda lebih menyukai singletriode, maka boleh mencoba tabung 6C45 buatan Rusia (gambar 6) atau tabung 5842 (gambar 7). http://www.tubelover-indonesia.com/… 8/13

7/27/2009

Tubelover Indonesia - DIY Projects

triode, maka boleh mencoba tabung 6C45 buatan Rusia (gambar 6) atau tabung 5842 (gambar 7).

Selanjutnya, Anda tinggal menggabungkan desaindriver pilihan Anda dengan desain final-stage untuk mendapatkan desainamplifier secara utuh, sebagaimana dapat dilihat pada gambar 8. Saya sudah mencoba semua desain tersebut di atas, dan favorit saya adalah kombinasi 6SL7-2A3 serta 5842-2A3. Kombinasi 6SL72A3 bersuara lebih rileks dan dengan mid dan vokal yang lebih tebal, tetapi kombinasi 5842-2A3 menghasilkan karakter suara yang lebih gesit dan dinamis. Bagaimana dengan desain catu daya? Meski penggunaan solid-state diode akan lebih praktis dan sederhana, namun saya lebih menyarankan penggunaan tabung rectifier dalam desain catu daya untuk amplifier 2A3 ini (gambar 9). Alasan utamanya.. apalagi jika bukan mutu suara? Anda bisa gunakan tabung 5U4 yang banyak tersedia di pasaran, yang bisa diganti dengan 5R4 ataupun 5AR4, sesuai dengan preferensi Anda. Sebagaimana halnya dengan tabung final, maka pilihan tabung driver dan rectifier tertentu akan ikut menentukan karakteramplifier ini secara keseluruhan. Bahkan pilihan jenis dan merk komponen lainnya seperti resistor, kapasitor, hingga kabel-kabel yang digunakan, akan ikut mempengaruhi karakter suara amplifier secara keseluruhan. Di sini justru letak keasyikan sebagai seorang DIYer, Anda mempunyai opsi yang nyaris tak terbatas dalam memilih dan mengkombinasikan berbagai komponen yang digunakan, untuk mendapatkan soundsignature yang baik dan sekaligus sesuai dengan preferensi Anda. Pada gambar 10 saya menyertakan contoh kombinasi merk dan jenis komponen serta desain rangkaian yang menghasilkan karakter suara yang saya inginkan; warm dan tetap natural, dengan detil musik yang tersalur dengan baik dan utuh/lengkap.

http://www.tubelover-indonesia.com/…

9/13

7/27/2009

Tubelover Indonesia - DIY Projects

v iew comments (0) (h ttp://www.tu bel ov er-i n don esi a.com /di y projects.h tm ?bl ogen try i d=3475812#topBox) post comment (h ttp://www.tu bel ov er-i n don esi a.com /di y projects.h tm ?bl ogen try i d=3475812&expan d=-1#topBox) permalink (h ttp://www.tu bel ov er-i n don esi a.com /di y projects.h tm ?bl ogen try i d=3475812) 1 2 :4 8 AM (UTC 7 )

A POWERFUL 300B SINGLE ENDED AMPLIFIER Wednesday , May 1 4 , 2 008

Tabung 300B tak pernah kehilangan popularitas di kalangan penggemar amplifier tabung. Kualitas tabung tersebut dalam mereproduksi nada-nada mid dan vokal hingga sekarang masih mampu menyihir kalangan audiophile. Sayangnya, sebagian besar amplifier 300B yang pernah dibuat biasanya terlalu dominan pada nada-nada mid, berkarakter terlalu mellow dan cenderung “loyo”. Suatu trade-off yang juga kurang disukai para audiophile. Dengan daya keluaran 7 hingga 11 watt per kanal pada mode single-ended, nada bass pada amplifier 300B seringkali dipersepsi kalah tenaga dibanding amplifier EL34 yang berdaya keluaran sekitar 6 watt saja pada mode singleended dan triode-connected. Bahkan juga kalah dari rata-rata amplifier 2A3 yang hanya berdaya keluaran 3,5 watt per kanal. http://www.tubelover-indonesia.com/… 10/13

7/27/2009

Tubelover Indonesia - DIY Projects

Apakah memang begitu karakter amplifier 300B? Apakah tak mungkin amplifier 300B pada mode single-ended dibuat bersuara lebih bertenaga? Dari beberapa eksperimen, baik yang saya lakukan sendiri maupun yang dilakukan para DIYer lain, sebenarnya bisa saja kita membuat sebuah amplifier 300B yang berkarakter lebih gesit dan bertenaga. Kuncinya adalah pada kemampuan driver-stage untuk mendorong final-stage 300B, sedikit penyesuaian pada arus bias tabung 300B, dan pemilihan output transformer yang tepat. Pada proyek kali ini, kita akan mencoba merancang amplifier 300B single-ended dengan karakter suara yang sedikit berbeda dari rata-rata amplifier 300B yang ada. Goal dari desain amplifier ini adalah: ·

Karakter suara yang lebih gesit, tidak mellow

·

Karakter bass yang lebih tight dan terkesan lebih bertenaga.

·

Menggunakan tabung yang relatif mudah dijumpai

·

Biaya pembuatan yang relatif tidak mahal

·

Desain sederhana dengan zero feedback.

Dengan goal seperti di atas, maka pemilihan tabung driver menjadi titik kritis di sini. Kita membutuhkan tabung dengan arus kerja relatif tinggi. Cara paling mudah tentu menggunakan pentode macam EL34, EL84, EF86, dll. Tabung EL84 merupakan pilihan yang sangat menarik, tetapi dalam proyek kali ini saya memilih EL34, dengan alasan ketersediaan di pasar yang lebih baik. Dengan tabung EL34 di posisi driver, maka kita memerlukan tambahan tabung input jenis high Mu untuk memastikan pasokan voltage swing ke grid 300B mencukupi. Bagaimana jika kita gunakan 12AT7 di posisi input? Selain mudah ditemukan dan tidak mahal, 12AT7 memiliki tingkat penguatan relatif tinggi, dan menurut saya memiliki karakter suara terbaik di kalangan keluarga 12A..7. Saya tak memilih tabung 6SL7 meskipun juga memiliki tingkat penguatan tinggi, karena dipadukan dengan 300B cenderung menghasilkan suara yang mellow dan kurang dinamis.

Bagaimana dengan final stage? Tak ada yang istimewa di sini, sebagaimana bisa Anda lihat pada gambar 1. Final stage dengan tabung 300B di sini menggunakan metode self-biased. Yang kita lakukan di sini hanya sedikit menaikkan arus bias pada 300B agar suara amplifier tak terlalu mellow dan terkesan loyo. Saya mencoba menaikkan arus bias hingga 80mA dengan tegangan kerja (Va) pada tabung 300B sebesar 350 volt. Untuk itu kita gunakan resistor 880 ohm pada katode 300B (pada umumnya menggunakan 1K) dengan impedansi primer pada OT sebesar 2K5. Dari eksperimen yang saya lakukan, ini titik kerja yang menghasilkan second harmonics sedikit lebih rendah ketimbang titik kerja favorit saya, tetapi menghasilkan karakter suara 300B yang lebih dinamis dan powerful. Bagi Anda yang ingin mencoba titik kerja lain, silahkan lihat pada tabel 1 yang bagi saya merupakan kombinasi yang menghasilkan suara bagus untuk tabung 300B di posisi final stage. Bagaimana dengan pemilihan komponen? Allen Bradley merupakan resistor pilihan saya, kecuali untuk posisi plate (anode) dan catu daya. Selain cukup murah, karakter suaranya juga sangat baik (walau tak sebaik Riken, Kiwame, atau Shinkoh di telinga saya). Problemnya adalah toleransi nilai Allen Bradley yang kacau. Anda harus mengukur nilai resistor tersebut untuk mendapatkan nilai yang benar dan matched. Jangan pernah percaya pada kode warna yang tertera pada badan resistor. Jika tak mau pusing, saya sarankan menggunakan Beyslag yang merupakan jenis metal film resistor. Sedangkan untuk plate dan catu daya saya lebih memilih wirewound atau metal-film resistor yang nilainya lebih presisi dan stabil. http://www.tubelover-indonesia.com/…

11/13

7/27/2009

Tubelover Indonesia - DIY Projects

Untuk coupling capacitor saya sarankan Solen (hati-hati banyak Solen palsu beredar). Karena alasan biaya, saya tak gunakan favorit saya, Jensen Copper Foil PIO. Untuk kapasitor di posisi lainnya saya sarankan Nichicon. Untuk perkabelan (saya menggunakan metode hand-wiring, tanpa PCB) akan lebih baik jika menggunakan silver wire, yang bisa saya peroleh dengan harga relatif murah, sekitar 5 ribu rupiah per meter, di Jakarta. Sedangkan untuk catu daya cukup menggunakan kabel standar. Semua transformer dalam proyek ini (output transformer, power transformer, choke) menggunakan buatan dalam negeri. Walaupun terus terang kualitasnya belum sebaik Tango atau Electra Print atau Magnequest yang merupakan favorit saya, tetapi beberapa transformer buatan dalam negeri semakin membaik kualitasnya, dan tentu saja lebih murah harganya. Uji Dengar Setelah proses perakitan dan memastikan tegangan kerja sesuai dengan yang saya inginkan (tertera pada skema), tiba saatnya menguji coba amplifier 300B ini. Saya mengundang dua rekan untuk menguji dengar bersama. Sebagai pembanding, saya gunakan amplifier 6SL7-300B dan juga amplifier KC1-2A3 single-ended, dengan tabung AVVT 2A3 mesh-plate, yang beberapa waktu lalu sempat (maaf) mempermalukan semua amplifier 300B dalam eksibisi di kediaman bapak Kusnadi (silahkan membaca artikelnya di majalah Audio Lifestyle edisi terdahulu). Saya gunakan beberapa lagu bertempo dinamis, beberapa lagu yang dominan vokal, dan beberapa lagu klasik sebagai referensi. Hasilnya bagi saya sangat memuaskan. Amplifier 300B pada proyek kali ini benar-benar terasa lebih bertenaga dengan gebukan bass yang mantap dan tight. Sementara amplifier 300B dengan driver 6SL7 itu lebih mellow dan menghasilkan bass yang agak panjang dan kurang tight. Musikalitas amplifier 300B dengan driver EL34 ini justru lebih bagus pula. Untuk lagu-lagu vokal pun amplifier ini tak kehilangan ciri tabung 300B yang dikenal sangat piawai dalam reproduksi nada-nada mid dan vokal. Saya pun kembali bisa menikmati suara amplifier 300B setelah lama “meninggalkan” tabung ini dan beralih ke tabung-tabung berdaya rendah seperti 2A3, 45, 50, atau RS241. Membandingkannya dengan amplifier KC1-2A3, merupakan cerita tersendiri. Walaupun dari sisi kualitas komponen yang digunakan amplifier KC1-2A3 itu jelas lebih unggul, ternyata seorang rekan saya lebih memilih amplifier 300B dengan driver EL34 itu. Bagi saya, amplifier 2A3 itu memang masih unggul dalam menyajikan detil musik secara utuh. Tetapi amplifier EL34-300B memang terasa lebih powerful. Bagaimana jika amplifier EL34300B itu “dipersenjatai” dengan komponen jenis high-grade? Mungkin Anda mau mencobanya?

Tabel 1. Titik Kerja 300B Yang Direkomendasikan Va (volt)

Vk (volt)

Ia (mA)

OT Load (ohm)

P Out (watt)

2nd (dB)

300

65

40

2500

6.7

20

300

63

50

2000

7.2

21

300

63

50

3000

6.1

26

300

61

60

2400

6.6

26

http://www.tubelover-indonesia.com/…

12/13

7/27/2009

Tubelover Indonesia - DIY Projects

300

58

80

1700

7.5

26

350

76

50

3600

7.8

26

350

74

60

2000

10.2

21

350

74

60

3000

8.3

26

350

74

60

4000

7.0

30

350

71

80

2200

9.6

26

400

91

40

5000

8.4

26

400

89

50

1000

11.5

21

400

89

50

4000

9.4

25

400

87

60

3500

10.5

26

400

84

80

2500

12.5

25

v iew comments (4) (h ttp://www.tu bel ov er-i n don esi a.com /di y projects.h tm ?bl ogen try i d=3475765#topBox) post comment (h ttp://www.tu bel ov er-i n don esi a.com /di y projects.h tm ?bl ogen try i d=3475765&expan d=-1#topBox) permalink (h ttp://www.tu bel ov er-i n don esi a.com /di y projects.h tm ?bl ogen try i d=3475765) 1 2 :1 7 AM (UTC 7 )

(display ing 1 -3) View Archiv ed Entries (5) (h t t p://www.tu bel ov er-i n don esi a .com/di y projects.h tm?a rch i v ed=1 ) (h ttp://bl ogs.m em bers.webs.com /Mem bers/Bl ogs/v i ewBl ogR SS.jsp?u seri d=32543123) (h ttp://bl ogs.m em bers.webs.com /Mem bers/Bl ogs/v i ewBl ogA tom .jsp?u seri d=32543123)

(c)2008 by Arif Wicaksono

http://www.tubelover-indonesia.com/…

13/13

Related Documents

Diy Y.xls
May 2020 9
Diy At
May 2020 12
Diy Manual
November 2019 32
Diy 2
June 2020 12
7 Diy
November 2019 24

More Documents from ""