Transfusi Darah.docx

  • Uploaded by: Agus Setiawan
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Transfusi Darah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,388
  • Pages: 15
MAKALAH TRANSFUSI DARAH

Disusun Oleh : AYU FENITA DEWI

(142012017005)

ANGGUN OKTARINA

(142012017006)

FERY ZULIANSYAH

(142012017021)

ENI AGUSTIN

(142012017023)

NURBAITI

(142012017032)

NOVITA SARI S

(142012017030)

TRI HARI SAPUTRA

(142012017042)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG PROGRAM S1 KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2018/2019

i

KATA PENGANTAR

Asslamualaikum, Wr.Wb Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Transfusi Darah”. Dalam Makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada : 1. Ayah dan Ibu yang senantiasa mendoakan dan memberikan dorongan serta semangat kepada kami. 2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun Makalah secara langsung maupun tidak langsung. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan serta bantuan yang telah diberikan hingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dam pembaca. Wassalamualaikum, Wr.Wb

Pringsewu, Maret 2019

penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2 C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi ....................................................................................... 3 B. Jenis-Jenis Transfusi Darah ........................................................ 3 C. Indikasi Dan Kontraindikasi ...................................................... 4 D. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan ................................................ 5 E. SOP transfusi Darah .................................................................... 5

BAB III PENUTUP Kesimpulan ...................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Transfusi darah sering menyelamatkan kehidupan, misalnya dalam kasus- kasus yang gawat, perawatan neonatus prematur yang intensif modern, anak dengan kanker, penerima cangkok organ adalah tidak mungkin tanpa transfusi. Transfusi darah merupakan tindakan pengobatan pada pasien (anak,bayi dan dewasa) yang diberikan atas indikasi. Kesesuaian golongan darah antara resipien dan donor merupakan salah satu hal yang mutlak. Transfusi darah adalah suatu rangkaian proses pemindahan darah donor ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan. Transfusi darah telah mulai dicoba dilakukan sejak abad ke 15 dan hingga pertengahan abad ke 17, namun berakhir dengan kegagalan, karena cara pemberiannya dan pada waktu itu dipakai sebagai sumber donornya adalah darah hewan. Melalui berbagai percobaan dan pengamatan kemudian disimpulkan bahwa manusia yang semestinya menjadi sumber darah. Namun demikian pada masa ini, karena masih banyaknya kegagalan yang berakibat kematian, transfusi darah sempat dilarang dilakukan. Pada masa ini, transfusi darah telah dikerjakan langsung dari arteri donor ke dalam vena resipien. Pemikiran dasar pada transfusi adalah cairan intravaskuler dapat diganti atau disegarkan dengan cairan pengganti yang sesuai dari luar tubuh. Pada tahun 1901, Landsteiner menemukan golongan darah sistem ABO dan kemudian system antigen Rh (rhesus) ditemukan oleh Levine dan Stetson di tahun 1939. Kedua system ini menjadi dasar penting bagi transfusi darah modern. Meskipun kemudian ditemukan berbagai system antigen lain seperti Duffy, Kell dan lain-lain, tetapi system- system tersebut kurang berpengaruh. Tata cara transfusi darah semakin berkembang dengan digunakannya antikoagulan pada tahun 1914 oleh Hustin (Belgia), Agote (Argentina), dan Lewisohn (1915). Sekitar tahun 1937 dimulailah sistem pengorganisasian bank darah yang terus berkembang sampai kini. Transfusi darah memang merupakan upaya untuk menyelamatkan kehidupan dalam banyak hal, dalam bidang pediatri misalnya dalam perawatan neonatus prematur, anak dengan keganasan, anak dengan kelainan defisiensi atau kelainan komponen darah, dan transplantasi organ. Namun transfusi bukanlah tanpa risiko, 1

meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk memperlancar tindakan transfusi, namun efek samping, reaksi transfusi, atau infeksi akibat transfusi tetap mungkin terjadi. Maka bila diingat dan dipahami mengenai keamanannya, indikasinya perlu diperketat. Apabila memungkinkan, masih perlu dicari alternatif lain untuk mengurangi penggunaan transfusi darah. Pemberian komponen-komponen darah yang diperlukan saja lebih dibenarkan dibandingkan dengan pemberian darah lengkap (whole blood). Prinsip ini lebih ditekankan lagi di bidang ilmu kesehatan anak karena bayi maupun anak yang sedang tumbuh sebaiknya tidak diganggu sistem imunologisnya dengan pemberian antigen-antigen yang tidak diperlukan. Prinsip dukungan transfusi darah bagi anak dan remaja serupa dengan bagi orang dewasa, tetapi neonatus dan bayi mempunyai berbagai aspek khusus. Banyak hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan sehingga transfusi dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu, salah satu tugas besar di masa yang akan datang adalah meningkatkan

pemahaman

akan

penggunaan

transfusi

darah

sehingga

penatalaksanaannya sesuai dengan indikasi dan keamanannya dapat ditingkatkan. Referat ini diharapkan dapat menjadi penyegaran pengetahuan bagi kita dalam menghadapi kasus anak dan bayi yang memerlukan tindakan transfusi.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari Transfusi Darah? 2. Apa saja jenis-jenis Transfusi Darah? 3. Apa nama alat untuk pemeriksaan fisik anak? 4. Apa saja indikasi dan kontraidnikasi Transfusi Darah? 5. Bagaimana SOP Transfusi Darah?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Transfusi Darah. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis Transfusi Darah. 3. Untuk mengetahui alat untuk pemeriksaan fisik anak. 4. Untuk mengertahui indikasi dan kontraidnikasi Transfusi Darah. 5. Untuk mengetahui SOP Transfusi Darah.

2

BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI Transfusi darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien).Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. Transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang membutuhkan darah dengan cara memasukan darah melalui vena dengan menggunakan set transfusi. Pemberian transfusi darah digunakan untuk memenuhi volume sirkulasi darah, memperbaiki kadar hemoglobin dan protein serum. Banyak komplikasi dapat ditimbulkan oleh terapi komponen darah, contohnya reaksi hemolitik akut yang kemungkinan mematikan, penularan penyakit infeksi dan reaksi demam. Kebanyakan reaksi tranfusi yang mengancam hidup diakibatkan oleh identifikasi pasien yang tidak benar atau pembuatan label darah atau komponen darah yang tidak akurat, menyebabkan pemberian darah yang inkompatibel. Pada tahun 1900 Dr. Loustiner menemukan 4 macam golongan darah : 1. Golongan darah A 2. Golongan darah B 3. Golongan darah AB 4. Golongan darah O Selain itu tahun 1940 ditemukan golongan darah baru yaitu Rhesus Faktor positif dan rhesus faktor negatif pada sel darah merah (erythrocyt). Rhesus Faktor positif banyak terdapat pada orang Asia dan Negatif Pada orang Eropa, Amerika, Australia. Tujuan transfuse darah : a)Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor. b)Memelihara keadaan biologis darah atau komponen–komponennya agar tetap bermanfaat. c)Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah). d)Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah. 3

e)Meningkatkan oksigenasi jaringan. f)Memperbaiki fungsi Hemostatis. g)Tindakan terapi kasus tertentu.

Manfaat transfuse darah : a)Dapat mengetahui golongan darah b)Dapat menambah cairan darah yang hilang di dalam tubuh c)Dapat menyelamatkan jiwa pasien

B. JENIS-JENIS TRANSFUSI DARAH 1. Transfusi PRC Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan volume darah secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan darah jenuh adalah : a. Kenaikan Hb dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. b. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit. c. Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis d. Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan overload berkurang e. Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien lain. 2. Transfusi suspensi trombosit Tujuan transfusi suspensi trombosit adalah menaikkan kadar trombosit darah. Dosis suspensi trombosit yang diperlukan dapat dihitung kira-kira sebagai berikut: 50 ml suspensi trombosit menaikkan kadar trombosit 750010.000/mm pada resipien yang beratnya 50 kg. Suspensi trombosit diberikan pada penderita trombositopeni bila: a) Didapat perdarahan. b) Untuk mencegah perdarahan pada keadaan dimana ada erosi yang dapat berdarah bila kadar < 35.000/mm. c) Untuk mencegah perdarahan spontan bila kadar trombosit < 15.000/mm 3. Transfusi dengan suspensi plasma beku (Fresh Frozen Plasma) Plasma segar yang dibekukan mengandung sebagian besar faktor pembekuan di samping berbagai protein yang terdapat didalamnya; karena itu selain untuk mengganti plasma yang hilang dengan perdarahan dapat dipakai sebagai 4

pengobatan simptomatis kekurangan faktor pembekuan darah. Fresh Frozen Plasma (PIT) tidak digunakan untuk mengobati kebutuhan faktor VIII dan faktor IX (Hemofilia); untuk ini digunakan plasma Cryoprecipitate. Pada transfusi dengan FFP biasanya diberikan 48 kantong (175225 ml) tiap 68 jam bergantung kebutuhan. 4. Transfusi dengan darah penuh (Whole Blood) Transfusi dengan darah penuh diperlukan untuk mengembalikan dan mempertahankan volume darah dalam sirkulasi atau mengatasi renjatan.

Macam2 Komponen Darah Transfusi: 1. Whole blood Whole blood (darah lengkap) biasanya disediakan hanya untuk transfusi pada perdarahan masif. 2. Packed Red Blood Cell (PRBC) PRBC mengandung hemoglobin yang sama dengan whole blood, bedanya adalah pada jumlah plasma, dimana PRBC lebih sedikit mengandung plasma. 3.Plasma Beku Segar (Fresh Frozen Plasma) Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan) 4.Trombosit Transfusi trombosit diindikasikan pada pasien dengan trombositopenia berat (<20.000 sel/mm3) disertai gejala klinis perdarahan 5.Kriopresipitat Kriopresipitat mengandung faktor VIII dan fibrinogen dalam jumlah banyak. Kriopresipitat diindikasikan pada pasien dengan penyakit hemofilia

C. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI 1. Indikasi a. Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar (operasi besar, perdarahan postpartum, kecelakaan, luka bakar hebat, penyakit kekurangan kadar Hb atau penyakit kelainan darah). b. Pasien dengan syok hemoragi.

5

2. Kontraindikasi a. Hb dan jumlah eritrosit dan leukosit pasien yang tidak normal. b. Pasien yang memiliki tekanan darah rendah c. Transfusi dengan golongan darah yang berbeda. d. Transfusi dengan darah yang mengandung penyakit, seperti HIV/AIDS, Hepatitis B

3. Reaksi transfuse Reaksi transfuse adalah reaksi yang terjadi selama tranfusi darah yang tidak diinginkan berkaitan dengan tranfusi itu. sejak dilakukannya tes komatibilitas untuk menentukan adanya antibody terhadap antigen sel darah merah, efek samping transfusi umumnya disebabkan oleh leokosit , trombosit dan protein plasma.Berikut reaksi tranfuse yang terjadi: 1) rasa panas atau rasa terbakar sepanjang vena 2) warna kemerahan pada wajah 3) nyeri dada 4) nyeri pinggang bawah 5) mual dan muntah 6) demam dan sakit kepala 7) mengigil 8) gejala syok hipotensi,takikardia,gelisah,dispnea 9) ruam kulit,urtikaria,edma wajah atau lidah 10) asma ( pada keadaan alergi ) D. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Kondisi pasien sebelum ditranfusi 2. Kecocokan darah yang akan dimasukkan 3. Label darah yang akan dimasukkan 4. Golongan darah klien 5. Periksa warna darah (terjadi gumpalan atau tidak) 6. Homogenitas (darah bercampur semua atau tidak).

6

E. SOP TRANSFUSI DARAH Pengertian

Tindakan

keperawatan

yangmembutuhkan

yang

darah

di

dan/atau

lakukan produk

pada darah

klien dengan

caramemasukkan darah melalui vena dengan menggunakan settransfusi sesuai intruksi atau program.

Tujuan

1.Meningkatkan

volume

darah

sirkulasi

(setelah

pembedahan,trauma atau heragi). 2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untukmempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia. 3.Memberikan

komponen

sulih(misalnya:

faktor

seluler

tertentu

pembekuan

sebagai

untuk

terapi

membantu

mengontrolperdarahan pada pasien hemofilia). 4. memenuhi kebutuhan dasar dan mencegah terjadinya anemia. Indikasi

1. Kecelakaan, trauma atau operasi pembedahan yang besar. 2. Klien

dengan

penyakit kelainan

darah

tertentu

(misalnyaanemia, leukemia) 3. Pasien dengan kadar hemoglobin di bawah 7 gr/dl atauhematokrit di bawah 30% Petugas

Perawat

Persiapan Alat dan

1. Standar Infus

Bahan

2. Set Transfusi (Tranfusi Set) steril 3. IV kateter sesuai ukuran ( 18 ) 4. Instrumens steril ( pinset, gunting dan com ) 5. Bengkok 6. Botol berisi NaCl 0,9% 7. Produk darah atau plasma yang benar sesuai program medis 8. Perlak atau Pengalas 9. Bidai atau ( k/p pada anak ) 10. Tourniquet 11. Salf antibiotik 12. Kapas alkohol

7

13. Plester 14. Gunting 15. Kassa steril 16. Betadine 17. Handscoen 18. Tempat sampah 19. Tensimeter dan termometer 20. Formulir observasi khusus dan alat tulis Prosedur

A. Tahap Prainteraksi 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada 2. Mencuci tangan 3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

B. Tahap Orientasi 1.Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 2.Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan padakeluarga/pasien 3.Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya 4.Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Cuci tangan 3. Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol untukdigunakan setelah transfusi darah 4. Gunakan slang infus yang mempunyai

filter (slang 'Y'

atautunggal). 5. Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% terlebih dahulusebelum pemberian transfusi darah 6. Lakukan terlebih dahulu transfusi darah denganmemeriksa identifikasi kebenaran produk darah : periksakompatibilitas dalam kantong darah, periksa kesesuaiandengan identifikasi pasien, periksa kadaluwarsanya, danperiksa adanya bekuan 7. Buka set pemberian darah :

8

a.Untuk slang 'Y', atur ketiga klem b.Untuk slang tunggal, klem pengatur pada posisi off 8. Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit pertama, dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya. 9. Setelah darah di infuskan, bersihkan slang dengan NaCl 0,9%. 10. Catat type, jumlah dan komponen darah yang di berikan. 11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Cara transfusi darah dengan selang 'Y' : a. Tusuk kantong NaCl 0,9% b. Isi slang dengan NaCl 0,9% c. Buka klem pengatur pada slang 'Y', dan hubungkan ke kantong NaCl 0,9% d. Tutup/klem pada slang yang tidak di gunakan e. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jri telunjuk (biarkan ruang filter terisi sebagian) f. Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan slang terisi NaCl 0,9% g. Kantong darah perlahan di balik-balik 1 - 2 kali agar selselnya tercampur. Kemudian tusuk kantong darah pada tempat penusukan yang tersedia dan buka klem pada slang dan filter terisi darah

Cara transfusi darah dengan selang tunggal : a. Tusuk kantong darah b. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk sehingga filter terisi sebagian c. Buka klem pengatur, biarkan slang infus terisi darah d. Hubungkan slang transfusi ke kateter IV dengan membuka klem pengatur bawah

9

D. Tahap Terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan 2. Berpamitan dengan klien 3. Membereskan alat-alat 4. Mencuci tangan 5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

E. Dokumentasi Mendokumentasikan setiap tindakan: waktu pemberian, dosis, jenis transfusi yang diberikan, reaksi transfusi atau komplikasi.

10

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Transfusi darah merupakan bentuk terapi yang dapat menyelamatkan jiwa. Berbagai bentuk upaya telah dan hampir dapat dipastikan akan dilaksanakan, agar transfusi menjadi makin aman, dengan resiko yang makin kecil. Meskipun demikian, transfusi darah belum dapat menghilangkan secara mutlak resiko dan efek sampingnya. Haruslah ‘terpatri dalam benak’ kita bahwa transfusi darah adalah upaya untuk menyelamatkan jiwa dan mencegah perburukan, dan jangan dilakukan sematamata untuk mempercepat penyembuhan. Untuk itulah indikasi transfusi haruslah ditegakkan dengan sangat hati- hati, karena setiap transfusi yang tanpa indikasi adalah suatu kontraindikasi. Maka untuk memutuskan apakah seorang pasien memerlukan transfusi atau tidak, harus mempertimbangkan keadaan pasien menyeluruh. Pada pemberian transfusi sebaiknya diberikan komponen yang diperlukan secara spesifik untuk mengurangi resiko terjadinya reaksi transfusi. Indikasi untuk pelaksanaan transfusi didasari oleh penilaian secara klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium. Menyadari hal ini, maka perlu kiranya mereka yang terlibat dalam praktek transfusi darah mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam bidang ilmu kedokteran transfusi (transfusion medicine).

11

DAFTAR PUSTAKA

Strauss RG, Transfusi Darah dan Komponen Darah, dalam Nelson Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics), 1996, Jakarta, EGC, volume 2, Edisi 15, halaman: 1727-1732 2. Djajadiman Gatot, Penatalaksanaan Transfusi Pada Anak dalam Updates in Pediatrics Emergency, 2002, Jakarta, Balai Penerbit FKUI, halaman: 28-41

12

Related Documents


More Documents from "ayuwdyst"