PERSAMAAN AKUNTANSI DAN TRANSAKSI BISNIS 1.5.1 Persamaan Akuntansi Dalam mengamati sebuah Neraca perusahaan terlihat ada dua sisi yang menjadi satu kesatuan dalam laporan keuangan yaitu disebelah kiri terdapat Aset (Aktiva) sedangkan sebelah kanan terdapat Liabilitas (kewajiban perusahaan) dan Ekuitas (modal pemilik). Aset, Liabilitas dan Ekuitas merupakan komponen dari Neraca. Nilai saldo akhir dari kedua sisi baik kiri maupun kanan memiliki nilai yang sama atau seimbang (balance). Pengertian masing-masing komponen tersebut sebagai berikut: 1. Aset Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh. Jadi, dapat dikatakan bahwa aset merupakan harta yang dimiliki dan dikuasai perusahaan. Termasuk klasifikasi aset adalah kas, piutang, bahan habis pakai (supplies), persediaan, investasi jangka pendek dan biaya dibayar dimuka dan aset tetap. 2. Liabilitas Liabilitas merupakan kewajiban entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Liabilitas mencerminkan kewajiban atau utang perusahaan. Oleh karena itu dalam liabilitas terdapat hak atau klaim kreditor atas aset yang dimiliki perusahaan. 3. Ekuitas Entitas merupakan hak pemilik. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas (perusahaan) setelah dikurangi semua liabilitas.
Hubungan antara ketiga komponen tersebut membentuk persamaan sebagai berikut:
Aset = Kewajiban + Ekuitas Persamaan ini dikenal sebagai Persamaan Akuntansi (accounting equation). Untuk mengetahui jumlah ekuitas, didapat persamaan akuntansi sebagai berikut:
Aset - Kewajiban = Ekuitas Contoh 1: jika aset yang dimiliki perusahaan sejumlah Rp 50.000.000 dan kewajiban sebesar Rp 20.000.000, maka ekuitas pemilik sama dengan Rp 30.000.000. Perhitungannya sebagai berikut:
Aset - Kewajiban = Ekuitas Rp 50.000.000 - Rp 20.000.000 = Rp 30.000.000 1.5.2 Transaksi Bisnis Dasar untuk dilakukan pencatatan karena adanya transaksi bisnis. Transaksi bisnis mempengaruhi secara langsung kondisi keuangan perusahaan. Semua transaksi bisnis menyebabkan terjadinya perubahan komponen dalam persamaan akuntansi. Sebagai contoh pada tanggal 1 Januari 2012, Unindra Express memulai usaha penyedia jasa pengiriman. Transaksi bisnis perusahaan yang terjadi selama Tahun 2012 sebagai berikut: Transaksi No. 1 : Untuk memulai operasional perusahaan, Tn. Indra pemilik Unindra Express membuka rekening di bank dengan setoran awal Rp 50.000 atas nama Unindra Express. Transaksi No. 2 : Unindra Express membeli secara tunai sebuah gedung sebesar Rp 10.000 untuk dijadikan kantor. Gedung tersebut berada ditengah kota. Transaksi No. 3 : Unindra Express membeli bahan habis pakai (supplies) secara kredit sebesar Rp 1.500. Perusahaan berjanji akan mencicil tagihan pembelian tersebut hingga lunas. Transaksi No. 4 : Unindra Express menerima uang tunai dari konsumen hasil dari jasa pengiriman sebesar Rp 18.500. Uang tunai yang diterima perusahaan tersebut disebut pendapatan usaha. Transaksi No. 5 : Pada bulan ini, Unindra Express membayar beban usaha sebagai berikut: gaji karyawan Rp 1.750, sewa kantor Rp 1.500, beban listrik Rp 1.250, dan beban lain-lain Rp 500.
Transaksi No. 6 : Pada pertengahan bulan, Unindra Express memenuhi janjinya untuk mencicil utang usaha kepada rekanan sebesar Rp 1.000. Transaksi No. 7 : Unindra Express melakukan pemeriksaan fisik (stock opname) pada akhir bulan untuk menilai bahan habis pakai (supplies) yang masih tersisa. Setelah dilakukan perhitungan, nilai sisa bahan habis pakai tersebut sebesar Rp 600. Transaksi No. 8 : Tn. Indra Pemilik Unindra Express melakukan penarikan tunai sebesar Rp 5.000 untuk keperluan pribadi.