Tr 13 Fakkk.docx

  • Uploaded by: B Nadya
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tr 13 Fakkk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,010
  • Pages: 24
BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG Denyut jantung janin normal rentang normalnya adalah 120-160 denyut/menit. Umumnya denyut jantung janin dapat dicatat pada minggu ke-7 atau ke-8, sedangkan dengan stetoskop laenec baru dapat terdengar pada kehamilan 20 minggu. Cara menghitung denyut jantung adalah sebagai berikut: kita hitung denyut jantung janin dalam 5 detik pertama, kemudian 5 detik ketiga, kelima, ketujuh sampai mencapai satu menit. Dengan cara ini dapat diperoleh apakah denyut jantung janin tersebut teratur atau tidak. Tiap menit mempunyai jumlah tertentu. Jika jumlah per menit berbeda lebih dari 8, maka denyutan jantung itu umumnya tidak teratur. Jika jumlah denyutan jantung lebih dari 160/menit, disebut ada takikardia, sedangkan jika kurang dari 120/ menit, disebut bradikardia. Dengan mengadakan pencatatan denyut jantung janin yang dikaitkan dengan pencatatan his, dapat dikatakan ada atau tidaknya hipoksia pada janin. Takikardia saja kadang-kadang dapat ditemukan pada ibu yang menderita panas. Dewasa ini pemantauan janin dilaksanakan dengan alat kardiotograf. Biasanya denyut jantung janin dilakukan pemeriksaan secara objektif dengan menggunakan alat yang disebut Auscultasi periodic dan Electronic fetal monitoring.Umumnya untuk mendengarkan denyut jantung janin menggunakan cara stetoskop Pinard dan Doppler.

1.2.TUJUAN 1. Untuk mengetahui definisi DJJ 2. Untuk mengenal alat-alat pendeteksi DJJ

BAB II Denyut jantung janin

Page 1

PEMBAHASAN

2.1 EMBRIOLOGI JANTUNG JANIN

Pada minggu ke 6 ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski Anda belum bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak. Kardiovaskular merupakan sistem yang memiliki fungsi khusus dalam proses embriologi, khususnya dalam penerimaan pengaturan makanan dan oksigen. Pembuluh darah berasal dari bahan mesoderm saat embrio berusia 3 minggu. Pada saat awal, terbentuk empat ruangan yang membentuk seperti tuba tunggal yang akhirnya berpisah. Hal ini untuk memisahkan darah oksigenasi serta yang keluar dari paru-paru dan sirkulasi tubuh. Kemudian pada akhir bulan kedua, ventrikel telah terpisah dan dua atrium juga secara parsial. Keadaan ini tetap hingga setelah lahir dan pada saat didalam uterus darah secara bebas (mengingat paru belum berfungsi secara maksimal) yakni semua darah masuk ke jantung embrio melalui atrium kanan ke dalam vena kava superior dan inferior. Adanya pembukaan dua atrium dapat memungkinkan separuh darah menyilang ke sisi kiri dan kemungkinan fungsi pompa jantung dibagi diantara ventrikel. Kemudian berangsur-angsur terjadi perubahan seiring dengan berkembangnya arkus aorta, suatu arkus tunggal yang hingga dewasa tetap menjadi aorta dan arkus yang terakhir menjadi aorta pulmonalis. Awal denyut dimulai pada daerah ventrikel dan saat perkembangan dini kontrol jantung ada pada daerah sinoatrial. Kemudian saraf hormon akhirnya juga mempengaruhi denyutan jantung seperti saraf simpatis dan saraf parasimpatis, adrenalin, dan nor adrenalin serta adanya tiroksin yang dapat memacu jantung. Kemudian saat belum terbentuknya paru, sistem sirkulasi paru yang berfungsi adalah plasenta, dimana arteri umbilikalis mengalirkan darah yang deoksigenasi ke jaringan fetus kemudian ke plasenta. Dalam plasenta, darah deoksigenasi dan keluar ke dalam vena umbilikalis. Darah oksigenasi akan mengalir ke hati, sebagian akan melintas melalui duktus venosus atau melalui vena hepatika kedalam vena Denyut jantung janin

Page 2

kava inferior dan sisanya akan didistribusikan ke bagian hati melalui cabang vena umbilikalis. Untuk sementara bagian hati menerima darah dari vena porta. Setelah itu darah memasuki atrium kanan dan saat melewati jantung darah dibagi menjadi dua aliran oleh krista devidens. Sebagian darah dialirkan dari vena kava inferior ke atrium kiri yang bercampur dengan darah vena pulmonalis, sementara sejumlah kecil memasuki atrium kanan yang bercampur darah dari vena kava superior. Krista devidens membentuk tepi dari foramen ovale. Darah dari jantung kiri ke miokardium lewat pembuluh darah koroner dan ke kepala, ekstremitas atas lewat aorta asenden, kemudian setelah meninggalkan ventrikel darah memasuki trunkus pulmonalis dan darah langsung ke paru lewat duktus arteriosus dan memasuki aorta desenden ke seluruh badan dan anggota gerak bawah. Setelah perkembangan dalam uterus maka akan terjadi perubahan dalam perkembangan ekstra uterus dimana susunan sirkulasinya pun berubah dan terjadi perubahan pada foramen ovale, duktus arteriosus, dan duktus venosus. Saat kehidupan ekstra uterus, perkembangan paru dapat menyebabkan tekanan sisi jantung kanan menurun karena adanya tahanan paru yang menurun dan sedikitnya darah mengalir kembali kejantung lewat vena kava inferior akibat adanya pengangkatan plasenta. Kemudian ujung foramen ovale menutup dan terjadi penurunan tekanan dalam atrium kanan dibawah tekanan atrium kiri, katup pun menutup. Beberapa minggu terjadiperubahan tekanan, kedua sisi katup dapat membuka dan kadang juga terjadi kegagalan untuk menutup dan akhirnya darah bercampur lagi. Selain itu, pada perkembangan duktus arteriosus sebagai jalan vaskular mengalami perubahan yakni melakukan gerakan darah dari arteri pulmonalis ke aorta desenden, melalui paru-paru. Saat kehidupan di uterus, tekanan arteri pulmonalis sangat tinggi dari aorta, sehingga aliran dalam duktus dari arteri pulmonalis ke aorta dan akan menutup karena peningkatan tekanan oksigen dalam darah dan bila menetap terjadilah duktus arteriosus paten. Kemudian ada perkembangan duktus venosus yang memiliki peran dalam pengendalian tahanan vaskuler plasenta. Khususnya selama hipoksia, duktus ini akan menutup selama beberapa menit setelah kelahiran dan penutupan lengkap dalam waktu 20 hari (Saccharin, Rosa M.:1986).

Denyut jantung janin

Page 3

(Gambar:Emriologi bayi pada minggu ke-6) 2.2 DEFINISI DENYUT JANTUNG JANIN Denyut jantung janin normal Rentang normalnya adalah 120 sampai 160 denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin,seperti bunyi detik jam dibawah bantal. 2.3 MEKANISME DENYUT JANTUNG JANIN Frekuensi denyut jantung janin rata-rata sekitar 140 denyut/menit ( dpm) dengan variasi normal 20 dpm diatas atau dibawah nilai rata-rata. Jadi nilai normal denyut jantung janin antara 120-160 dpm. Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut jantung janin antara lain melalui : 1.

Sistem saraf simpatis, sebagian besar berada dalam miokardium. Contoh rangsangan ; dengan obat beta-adrenergik akan meningkatkan frekuensi denyut jantung, menambah kekuatan kontraksi jantung, dan meningkatkan volume curahan jantung. Dalam keadaan stres, sistem saraf ini berfungsi mempertahankan aktifitas jantung.Hambatannya,dengan obat propanolol akan menurunkan frekuensi dan sedikit mengurangi variabilitas denyut jantung janin.

2.

Sistem saraf parasimpatis, terdiri atas serabut n. vagus yang berasal dari batang otak. Sistem saraf ini akan mengatur nodus SA,VA,dan neuron yang terletak diantara atrium dan ventrikel jantung. Rangsangan nervus vagus,misalnya dengan asetilkolin, akan menurunkan frekuensi denyut jantung janin, sedangkan hambatannya dengan atropin akan meningkatkan frekuensi denyut jantung janin.

Denyut jantung janin

Page 4

3.

Baroreseptor, yang letaknya pada arkus aorta dan sinus karotid. Bila tekanan meningkat,reseptor ini akan merangsang nervus vagus dan nervus glosovaringeus, yang akibatnya akan terjadi penekanan pada aktifitas jantung berupa penurunan frekuensi denyut jantung janin.

4.

Kemoreseptor, yang terdiri dari atas 2 bagian, yakni bagian perifer yang terletak di daerah karodid dan korpus aorta serta bagian sentral yang terletak pada batang otak. Reseptor ini berfungsi mengatur perubahan kadar O2 dan CO2 dalam darah serta cairan otak. Bila kadar O2 menurun dan CO2 meningkat, akan terjadi reflek dari reseptor sentral berupa takhikardi dan peningkatan tekanan darah untuk memperlancar aliran darah, meningkatkan kadar O2 dan menurunkan kadar CO2. Keadaan

hipoksia/hiperkapnea

akan

mempengaruhi

reseptor

perifer

dan

menimbulkan refleks bradi kardi. Hasil interaksi dari kedua macam reseptor tersebut akan menyebabkan bradi kardi dan hipertensi. 5.

Susunan saraf pusat. Variabelitas denyut jantung janin akan meningkat sesuai dengan aktifitas otak dan gerakan janin. Pada keadaan janin tidur, aktifitas otak menurun maka variabilitas denyut jantung janin juga akan menurun. Rangasangan hipotalamus akan menyebabkan takhikardi.

Denyut jantung janin

Page 5

6.

Sistem hormonal juga berperan dalam pengaturan denyut jantung janin. Pada keadaan stres, misalnya asfiksia, maka medula adrenal akan mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin dengan akibat takhikardi, peningkatan kekuatan kontraksi jantung dan tekanan darah.

Denyut jantung janin

Page 6

2.4 Karakteristik Denyut Jantung Janin Denyut jantung janin dalam pemeriksaan karditokografi ada dua macem: 

Denyut jantung janin basal (basal fetal heart rate), yakni frekuensi dasar (baseline rate) dan variabilitas denyut jantung janin saat uterus dalam keadaan istirahat.



perubahan periodic (reactivity), merupakan perubahan denyut jantung janin yang terjadi saat ada gerakan janin atau kontraksi uterus.

Frekuensi dasar Freeman dkk (2012) memberi batasan frekuensi dasar normal denyut jantung janin adalah 110 – 160 dpm teratur. Definisi frekuensi dasar denyut jantung menurut NICHD adalah nilai rata-rata denyut jantung janin yang dipantau selama 10 menit, dengan peningkatan 5 dpm. Bila perubahan tersebut < 5 menit, keadaan ini disebut perubahan periodik atau berkala (periodic changes).

Denyut jantung janin

Page 7

1. Bradikardia Freeman dkk (2012) memberi batasan bradikardia adalah frekuensi dasar denyut jantung janin kurang dari 110 dpm. Secara umum, bradikardia dengan frekuensi antara 80 – 110 dpm yang disertai variabilitas moderat (5 – 25 dpm) menunjukkan oksigenasi yang baik tanpa asidemia. Penurunan denyut jantung janin tersering sebagai respons akibat peningkatan tonus vagal. 2. Takhikardia Freeman dkk (2012) memberi batasan takhikardia adalah frekuensi dasar denyut jantung janin lebih dari 160 dpm. Takhikardi menggambarkan peningkatan rangsang simpatis dan atau penurunan rangsang parasimpatis, dan secara umum berkaitan dengan hilangnya variabilitas. Kebanyakan takhikardia janin tidak berhubungan dengan adanya hipoksia janin, Terutama pada kehamilan aterm. Lakukan pengamatan dengan ketat bila takhikardi terjadi pada janin preterm atau pada janin aterm tanpa diketahu apa faktor penyebabnya. Faktor-faktor yang berkaitan atau menjadi etiologi takhikardia adalah: 1. Hipoksia janin 2. Demam pada ibu 3. Obat-obatan parasimpatolitik 4. Atropin 5. Hydroxyzine hydrochloride (Atarax atau Vistaril) 6. Phenothiazines 7. Hiperthiroid pada ibu 8. Anemia janin 9. Sepsis Janin 10. Gagal jantung janin 11. Khorioamnionitis 12. Takhiaritmia jantung janin 13. Obat-obatan simpatomimetik beta

Variabilitas

Denyut jantung janin

Page 8

Variabilitas denyut jantung janin adalah gambaran osilasi yang tidak teratur, yang tampak pada rekaman denyut jatung janin. Variabilitas denyut jantung janin diduga terjadi akibat keseimbangan interaksi dari system simpatis (kardioakselerator) dan parasimpatis (kardiodeselerator). Akan tetapi ada pendapat lain mengatakan bahwa variabilitas terjadi akibat rangsangan di daerah korteks otak besar (serebri) yang diteruskan ke pusat pengatur denyut jantung di bagian batang otak dengan perantaraan nervus vagus. Variabilitas denyut jantung janin yang normal menunjukan sistem persarafan janin mulai dari korteks hingga batang otak dan menuju nervus vagus dan sistem konduksi jantung semua dalam keadaan baik. Keadaan hipoksia otak (asidosis/asfiksia lain) akan menyebabkan gangguan mekanisme kompensasi hemodinamik untuk mempertahankan oksigenasi otak. Dalam rekaman kardiotokografi akan tampak adanya perubahan variabilitas yang makin lama makin rendah sampai menghilang (bila janin tidak mampu lagi mempertahankan mekanisme hemodinamik di atas). Variabilitas denyut jantung janin dapat dibedakan menjadi 2 bagian : 1.

Variabilitas jangka pendek (short term variability) Merupakan perbedaan interfal antar denyut yang terlihat pada kardiotokografi yang juga menunjukan variasi dari frekuensi antar denyut pada denyut jantung janin. Rata-rata variabilitas jangka pendek denyut jantung janin yang normal berkisar 2-3 dpm. Biasanya variabilitasjangka pendek akan menhilang atau tidak tampak jika janin mengalami kematian.

2.

Variabilitas jangka panjang (long term variability) Merupakan gambaran osilasi yang lebih kasar dan lebih jelas tampak pada rekaman kardiotokografi dibanding dengan variabilitas jangka pendek. Rata-rata mempunyai siklus 3-6 kali/menit. Variabilitas ini dibedakan menjadi:

Denyut jantung janin

a.

Normal

: amplitudo antara 6-25 dpm.

b.

Berkurang

: amplitudo antara 2-5 dpm.

c.

Menghilang

: amplitudo kurang dari 2 dpm.

d.

Saltatory

: amplitudo lebih dari 25 dpm.

Page 9

Perubahan Periodik Perubahan periodik adalah akselerasi atau deselerasi denyut jantung janin yang bersifat transien yang kembali ke frekuensi dasar semula atau frekuensi dasarnya menjadi berubah. Pada umumnya, perubahan periodik ini terjadi sebagai respon terhadap kontraksi uterus atau gerakan janin. Takhikardia, bradikardia, dan variabilitas memengaruhi perubahan frekuensi dasar denyut jantung janin. 1. Akselerasi Akselerasi adalah peningkatan denyut jantung janin besar dari sama dengan 15 dpm dari frekuensi dasar denyut jantung janin, lamanya sekitar 15 detik dan terjadi paling tidak 2kali dalam waktu 20 menit. Adanya akselerasi DJJ dapat dipakai sebagai petanda bahwa janin tidak sedang dalam kondisi depresi atau asidosis. Yang penting dibedakan antara akselerasi oleh karena kontraksi dan gerakan janin. 

Akselerasi yang seragam (Uniform Acceleration). Terjadinya akselerasi sesuai dengan kontraksi uterus.



Akselerasi yang bervariasi (Variable Acceleration). Terjadinya akselerasi sesuai dengan gerakan atau rangsangan pada janin.

2. Deselerasi Deselerasi adalah penurunan denyut jantung janin lebih dari sama dengan 15 dpm dari frekuensi dasar denyut jantung janin. Deselerasi dapat disebabkan oleh kompresi kepala, kompresi umbilikus, atau insufisiensi uteroplasenta. Dikena lada empat jenis deselerasi yaitu deselerasi dini, lambat, variabel dan lama (prolonged decelerations). a. Deselerasi dini Penekanan pada kepala janin dapat menyebabkan penurunan frekuensi denyut jantung janin, hal ini disebabkan oleh perubahan lokal aliran darah serebral akibat stimulasi pusat vagal. Deselerasi dini tidak berkaitan dengan hipoksia atau asidosis.

Denyut jantung janin

Page 10

Ciri-ciri: 

Timbul dan menghilang bersamaan/sesuai dengan kontraksi uterus, sehingga merupakan cermin dari kontraksi uterus.



Penurunannya amplitudo tidak lebih lebih dari 20 dpm.



Lamanya deselerasi kurang dari 90 detik.



Frekuensi dasar dan variablitas masih normal.

b. Deselerasi Variabel Deselerasi variabel seringkali menunjukkan adanya obstrusi sirkulasi umbilikus. Pada kala dua dapat terlihat gambaran deselerasi variabel sebagai akibat kompresi kepala. Deselerasi variabel juga dapat disebabkan oleh regangan umbilikus, suhu dingin, dan peningkatan tekanan pO2 pada saat bayi mulai bernafas.

Denyut jantung janin

Page 11

Ciri-ciri deselerasi variable : 

Gambaran deselerasi yang bervariasi, baik saat timbulnya, lamanya, amplitudo maupun bentuknya.



Saat dimulai dan berakhirnya deselerasi terjadi dengan cepat dan penurunan frekuensi dasar denyut jantung janin (amplitudo) bisa sampai 60dpm.



Biasanya terjadi akselerasi sebelum (akselerasi pradeselerasi) atau sesudah (akselerasi pascadeselerasi) terjadinya deselerasi.



Deselerasi variable dianggap berat apabila memenuhi rule of sixty yaitu deselerasi mencapai 60 dpm atau lebih di bawah frekuensi dasar denyut jantung janin dan lamanya deselerasi lebih dari 60 detik.



Bila terjadi deselerasi variabel yang berulang terlalu sering atau deselerasi variabel yang memanjang (prolonged) harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya hipoksia janin yang berlanjut.

Denyut jantung janin

Page 12

c. Deselerasi Lambat Deselerasi lambat adalah penurunan frekuensi denyut jantung janin besar dari sama dengan 15 dpm, deselarasi terjadi setelah tercapainya puncak kontraksi uterus. Deselerasi lambat terjadi akibat 20 terganggunya sirkulasi uteroplasenta di daerah rongga intervilus. Secara ringkas mekanisme terjadinya deselarsi lambat dapat dilihat pada Gambar 15.

Ciri-ciri deselerasi lambat adalah :

Denyut jantung janin



Timbulnya sekitar 20-30 detik setelah kontraksi uterus dimulai.



Berakhirnya sekitar 20-30 detik setelah kontraksi uterus menghilang.



Lamanya kurang dari 90 detik (rata-rata 40-60 detik)

Page 13



Timbul berulang pada setiap kontraksi dan beratnya sesuai dengan intensitas kontraksi uterus.



Frekuensi dasar denyut jantung janin biasanya normal atau takhikardi ringan, akan tetap pada keadaan hipoksia yang berat biasa bradikardi.

d. Deselerasi lama (prolonged decelerations) Deselerasi lama adalah deselerasi denyut jantung janin lebih dari dua menit, seringkali disertai penurunan variabilitas dan berkaitan dengan insufisiensi uteroplasenta.

2.5 ALAT DAN CARA PEMERIKSAAN DENYUT JANTUNG JANIN 1. Stetoskop Laennec

(gambar:stetoskop) Stetoskop yang rancang khusus untuk dapat mendengarkan detak jantung secara manual oleh pemeriksa dapat digunakan pada usia kehamilan 17-22 minggu. Cara pemeriksaan menggunakan Laennec: a. Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang b. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk mencari posisi punggung janin c. Letakan stetoskop pada daerah sekitar punggung janin d. Hitung total detak jantung janin e. Catat hasil dan beritahu hasil pada pasien

2. USG (ultra sonografi) Denyut jantung janin

Page 14

USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultra sonic, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250kHz-2000khz) kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. a.

Skema cara kerja USG 1.

Transduser Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada pada bagian tubuh yang akan di periksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masig dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi Kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapa di baca oleh computer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.

2.

Monior monitor yang digunakan dalam US

3.

Mesin USG mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah datayang diterima dalam bentuk gelombang. a. Pervaginam Pervaginam memasukan probe USG transvaginal atau sepeti melakukan pemeriksaan dalam. 

Dilakukan kehamilan di bawah 8minggu.



Lebih mudah dan ibi tidak perlu menahan kencing.



Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim. Daya tembusnya 8-10cm dengan resolusi tinggi.



Tidak menyebabkan keguguran.

b. Mesin USG memiliki CPU sehingga didalamnya terdapat komponen komponen yang sama seperti pada CPU pada PC, USG merubah gelombang menjadi gambar. c. Perabdominan  Denyut jantung janin

Probe USG di atas perut Page 15



Biasa dilakukan dalam kehamilan lebih dari 12 minggu



Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru menembus rahim.

d. Jenis pemeriksaan USG : 

USG 2dimensi Menampilkan gambar 2 bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.



USG 3dimensi Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal gambar yang ditampikan mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).



USG 4dimensi Sebetulnya USG 4dimensi ini hanya istilah untuk USG 3dimensi yang dapat bergerak (live 3D). kalo gambar yang diambil dari gambar USG 3diensi statis, sementara pada USG 4dimensi gambar janinnya dapat bergerak. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.



USG Doppler Pemeriksaan USG yang mengutamakan pegukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan atau kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi : a. Gerak nafas janin (minimal 2x/10menit) b. Tonus (gearak janin) c. Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20cm) d. Doppler arteri umblilikalis. e. Reaktifitas denyut jantung janin

Denyut jantung janin

Page 16

e. Saat tepat pemeriksaan Pemeriksaan dengan USG wajib semasa kehamilan sebetulnya hanya dua kali, yaitu : 1. Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan (usia kehamilan berapa pun

namun

biasanya

pada

usia

kehamilan

10-12

minggu).pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal. Gambaran janin yang masih sekitar 8 cm akan terlihat tampil secara utuh pada layar mnitor. 2. Usia kehamilan 20-24 minggu sebagai skrining lengkap. Setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu gambaran janin secara utuh. Karena alat scan USG punya area yang terbatas, sementara ukuran besar janin sudah bertambah atau lebih 8 cm. jadi, untuk melihat kondisi janin dapat perbagian, misalnya detail muka, detail jantung, detail kaki dan sebagainya. Selain itu pengguna alat USG dapat dilakukan atas dasar indikasi yakni : a. Pemerikasaan USG serial untuk mengukur pertumbuhan berat badan janin. b. Bila perlu pada usia kehamilan 38 – 42 minggu untuk melihat bagaimana posisi janin apakah melintang, kepala turun, dan lainnya. f. Manfaat : 1. Trimester I a. Memastikan hamil atau tidak. b. Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin, dan tanda kehidupannya. c. Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya. d. Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan sebagainya. 2. Trimester II a. Melakukan penapisan secara menyuluruh. Denyut jantung janin

Page 17

b. Menentukan lokasi plasenta. c. Mengukur panjang serviks. 3. Trimester III a. Menilai kesejahteraan janin. b. Megukur biometri janin untuk taksiran berat badan. c. Melihat posisi janin dan tali pusat. d. Menilai keadaan plasenta. 4.

NST NST adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada saat kehamilan maupun persalinan. Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran DJJ dalam hubungannya dengan gerakan / aktivitas janin. Adapun penilaian NST dilakukan terhadap frekuensi dasar djj (baseline), variabilitas (variability) dan timbulnya akselerasi yang sesuai dengan gerakan / aktivitas janin ( Fetal Activity Determination / FAD ). Dilakukan untuk menilain apakah bayi merespon stimulasi secara normal dan apakah bayi menerima cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia kandungan minimal 26-28 minggu, atau kapanpun sesuia dengan kondisi bayi. Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin, pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakkan bayi tidak diiukuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung janin. a. Cara melalukan persiapan tes tanpa kontraksi : Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak boleh diberikan sedative. b. Prosedur Pelaksanaan :

Denyut jantung janin

Page 18



Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri.



Tekanan darah diukur setiap 10 menit



Dipasang kardio dan tokodinamometer



Frekuensi jantung janin dicatat



Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi



Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit



Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang 2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)



Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara individual

c. Indikasi Semua pasien yang ada kaitannya dengan insufisiensi plasenta. d. Komplikasi Hipertensi Ortostatik g. Cara membaca Pembacaan hasil : a) Reaktif, bila : 1. Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit 2. Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit 3. Gerakan janin terutama gerakan multiple dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam 20 menit. 4. Reaksi NST yang reaktif berarti janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian 5. Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari, tipe yang lain diulang setiap minggu b) Tidak reaktif, bila : 1. Denyut jantung basal 120-160 kali per menit 2. Variabiliatas kurang dari 6 denyut per menit Denyut jantung janin

Page 19

3. Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit 4. Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar Antara hasil yang raektif dan tidak reaktif ini ada bentuk antara yaitu kurang reaktif. Keadaan ini interpretasinya sukar, dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti : barbiturat, Demerol, penotiasid dan metildopa. Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan NST diulang keesokan . Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT). c) Sinusoidal, bila : 1.

Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2.

Tidak ada gerakan janin

3.

Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paruparu janin matur, janin dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada keadaan isomunisasi-RH. Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya diulangi dalam waktu 24 jam. Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test). Bayi yang tidak breaksi belum tentu dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan.

d) Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif maupun non rektif) apabila ditemukan : 1. Bradikardi 2. Deselerasi 40 atau lebih dibawah (baseline), atau djj mencapai 90 dpm, yang lamanyan 60 detik atau lebih pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable. Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang masih baik sampai 1 miggu kemudian (dengan Denyut jantung janin

Page 20

spesifitas sekitar 90 %), sehingga pemeriksaan ulang dianjurkan 1 minggu kemudian. Namun bila ada faktor resiko seperti hipertensi/gestosis, DM, pendarahan atau oligohidramnion hasil NST yang reaktif tidak menjamin bahwa keadaan janin akan masih tetap baik sampai 1 minggu kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus lebih sering (1minggu). Hasil NST non reaktif

mepunyai nilai prediksi positif yang rendah <30%,

sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan CST atau pemeriksaan yang mempunyai nilai prediksi posiif yang lebih tinggi (Doppler-USG). Sebaiknya NST tidak dipai sebagai parameter tunggal untuk menentukan intervensi atau terminasi kehamilan oleh karena tingginya angka positif palsu tersebut (dianjurkan untuk menilai profil biofisik janin yang lainnya). 3. Doppler

Fetal Dopp

Denyut jantung janin

Page 21

DAFTAR PUSTAKA  Corwin, Elizabeth J., 2009, Buku Saku Patofisiologi Ed.3, EGC: Jakarta.  Freeman RK. Garita TJ, Nageotte MP, miller LA. Fetal Heart Rate monitoring. 4th

Denyut jantung janin

Page 22

ler adalah alat dalam biomedik yang sering digunakan untuk mendeteksi detak jantung janin pada ibu hamil. Fetal Dopper menggunakan sensor Ultrasound dengan frekuensi

2 MHz untuk mendeteksi detak jantung janin berdasarkan prinsip

pemantulan gelombang yang dipancarkan oleh sensor Ultrasound. Cara pemeriksaan menggunakan Doppler : Alat dan Bahan : -

Doppler

-

Jelly

Langkah-langkah pemeriksaan a. Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang. b. Beri jelly pada Doppler/lineac yang akan digunakan. c. Tempelkan Doppler pada perut ibu hamil di daerah punggung janin . d. Hitung detak jantung janin : a. Dengar detak jantung janin selama 1 menit, normal detak jantung janin 120-140 / menit . b. Beri penjelasan pada pasien hasil pemeriksaan detak jantung janin. e. Jika pada pemeriksaan detak jantung janin, tidak terdengar ataupun tidak ada pergerakkan bayi, maka pasien diberi penjelasan dan pasien dirujuk ke RS. f. Pasien dipersilahkan bangun. g. Catat hasil pemeriksaan jantung janin pada buku kart Ibu dan Buku KIA.

Denyut jantung janin

Page 23

Denyut jantung janin

Page 24

Related Documents

Tr Geo 13.pdf
April 2020 4
Tr 13 Fakkk.docx
December 2019 14
Tr
May 2020 36
Tr
May 2020 34
Tr
June 2020 26
Tr
May 2020 36

More Documents from ""

Jr 1 Kesehatan Lansia.docx
December 2019 13
2.docx
December 2019 19
Bab 1.3.docx
December 2019 12
Tr 13 Fakkk.docx
December 2019 14