Fahmi Nurhadi 240110060055 Ringkasan Analisis Pendahuluan Sistem Pengering Tungku Tetap (Fixed-Bed) ➢ Berikut adalah proses pengeringan fixed-bed :
Pada skema diatas udara pengering bergerak dari bawah menuju atas tungku. Pertukaran kelembaban dari titik air menjadi udara terjadi pada batas-batas zona tertentu. Pada awal proses pengeringan, zona tersebut masih berada di bawah tungku, kemudian bergerak ke atas dan ketika kesemua zona telah terlewati, keseluruhan massa air telah mencapai titik setimbang dengan udara pengering. Pada skema diatas, zona pengering berada pada wilayah atas dan bawah tungku. Jika dinding tungku dangkal dan/atau kecepatan udaranya tinggi, zona-zona pertukaran kelembaban tersebut dapat diperluas ke semua dinding. Sehingga rata-rata akhir kelembaban dapat tercapai sebelum lapisan bawah dinding mencapai titik setimbang dengan udara pengering. ➢ Kesetimbangan Panas Pengering
Berikut adalah persamaan untuk mencari keseimbangan panas dalam pengering : Q x 60vCaTa-Tgt=htDM(Mo-Me)
Pada persamaan diatas diasumsikan bahwa panas sensible yang tertahan oleh udara selama melewati dinding tungku adalah setara dengan panas laten penguapan yang diperlukan untuk menguapkan air dari dinding. Persamaan tersebut tidak memperhatikan besarnya pertukaran suhu yang terjadi pada dinding ketika udara memanas atau mendingin melebihi suhu dinding pada awal operasi. Begitu juga pada proses kondensasi yang terjadi pada lapisan bagian atas dinding pada awal operasi, persamaan tersebut tidak memperhitungkan hal demikian. ➢ Parameter-parameter Persamaan Kesetimbangan Panas] 1. Laju Alir Udara (Q)
Laju alir udara dapat dicari dengan memplotkan kurva system dengan kurva kipas. Atau dengan mengukur tekanan statis pada system dan mencari laju alir udara dari tekanannya 2. Suhu (Ta-Tg) dan Volume Spesifik Udara(v)
Suhu dan Volume spesifik udara dicari dengan menggunakan psikrometrik chart. 3. Plot Suhu Bola Basah
Plot suhu bola basah ini membantu dalam menentukan humiditas relative dan beberapa kondisi udara lainnya.
4. Plenum Suhu Udara dan Volume Spesifik
Kondisi plenum udara bergantung pada kondisi apakah udara dipanaskan apa tidak. Jika dalam pengeringan alami, kondisi udara tidak dipanaskan sehingga bisa dianggap kondisi plenum dan ambient dianggap sama.
5. Kondisi Udara Keluar (Tg)
Suhu udara keluar dapat dicari dengan menggunakan konstanta bola basah pada diagram dengan menarik garis dari titik Ta hingga memotong kurva titik setimbang RH dinding dengan kelembaban alami bahan 6. Panas Penguapan (hfg)
Panas penguapan berubah seiring perubahan suhu dan kadar kelembaban dinding. Hfg dapat dicari dengan perkiraan besarnya kelembaban dinding dan rata-rata suhu pada zona kering. 7. Zat kering (DM)
Dry Matter adalah jumlah zat kering yang terdapat pada tungku. Jika zat kering yang hilang selama respirasi diabaikan, kadar zat kering diasumsikan sama selama proses operasi. 8. Grain Moisture Mo dan Mb menunjukkan kadar kelembaban dinding pada awal operasi (Mo) dan kadar kelembaban dinding ketika mencapai setimbang dengan suhu plenum udara. (Mg)