Tpb Morfologi Dan Anatomi Jagung.docx

  • Uploaded by: juju
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tpb Morfologi Dan Anatomi Jagung.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,153
  • Pages: 10
TUGAS PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MORFOLOGI DAN ANATOMI

Disusun Oleh :

Nama

: Ibertha Tamarine Kuswanto

NIM

: 165040200111028

Kelompok

: A1

Asisten

: Bunga F. Samba

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018

1.

PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang

Tekonologi benih merupakan suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik benih. Benih adalah tanaman atau bagian tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakan tanaman. Benih salah satunya dapat berupa biji tanaman. Untuk mempelajari teknologi benih lebih dalam, kita harus lebih memahami terlebih dahulu mengenai morfologi dan anatomi tanaman, khususnya morfologi dan anatomi dari alat reproduksi tanaman. Pada konteks ini kita harus lebih memahami tentang anatomi dan morfologi benih atau biji tanaman agar dapat memahami teknologi benih. Pemahaman mengenai anatomi dan morfologi benih ini diperlukan karena setiap tanaman memiliki struktur benih yang berbeda. Maka dari itu perlu dilakukan praktikum pengamatan biji pada macam-macam jenis tanaman agar mahasiswa lebih mengerti dan memahami berbagai anatomi dan morfologi benih dari berbagai jenis tanaman yang berbeda. 1.2

Tujuan

Tujuan praktikum produksi benih ini adalah untuk mengetahui morfologi benih monokotil, mengetahui morfologi benih dikotil dan mengetahui perbedaan benih monokotil dan dikotil. 1.3

Manfaat

Manfaat praktikum produksi benih ini adalah mahasiswa dapat memahami mengenai morfologi benih monokotil, morfologi benih dikotil dan perbedaan benih monokotil dan dikotil.

2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Morfologi Benih Monokotil

Menurut Ferdinand dan Ariebowo (2004) tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang memiliki biji berkeping satu. Tanaman monokotil termasuk dalam tanaman divisi Anthophyta. Biji tanaman monokotil memiliki struktur yang berbeda dengan jenis lainnya. Pada tumbuhan monokotil hanya terdapat satu kotiledon. Kotiledon pada beberapa tumbuhan monokotil disebut skutelum. Skutelum sangat tipis dan letaknya tertekan oleh endosperm. Skutelum menyerap nutrien dari endosperm selama perkecambahan. Embrio pada rumput-rumputan dikelilingi oleh koleoriza dan koleoptil. Koleoriza melindungi calon akar dan koleoptil melindungi calon cabang (Aryulina et al, 2006).

Gambar 1. Struktur biji jagung (monokotil) 2.2

Morfologi Benih Dikotil

Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua. Tanaman dikotil ini termasuk dalam tanaman divisi Anthophyta. Biji tanaman dikotil memiliki struktur yang berbeda dengan jenis tanaman monokotil (Ferdinand dan Ariebowo, 2004). Tumbuhan dikotil memiliki dua kotiledon. Pada perkembangan embrio tumbuhan dikotil, akan terbentuk epikotil adan hipokotil. Epikotil terletak di atas kotiledon. Di ujung epikotil terdapat plumula, yaitu berupa ujung batang dan sepasang calon daun. Hipokotil terletak di bagian bawah kotiledon. Hipokotil berujung di calon akar yang dikenal dengan radikula (Aryulina et al, 2006).

Gambar 2. Struktur biji kacang hijau (dikotil) 2.3

Perbedaan Benih Monokotil dan Dikotil

Pada benih monokotil dan dikotil terdapat beberapa perbedaan. Pada biji tanaman dikotil memiliki dua bagian, biji dikotil juga memiliki dua kotiledon. Kotiledon biji dikotil padat dan tebal. Endosperma tidak ada dan embrio besar. Selain itu plumula berukuran besar dan plumula daun melipat. Hilum dan micropila biji dikotil terlihat jelas (Rao and Kaur,2006). Hal yang berbeda terlihat pada biji tanaman monokotil yang tidak terbelah menjadi dua bagian, dan hanya memiliki satu buah kotiledon. Kotiledon biji monokotil tipis dan sempit. Terdapat endosperma dan ukuran embrio kecil. Selain itu ukuran plumula sangat kecil dan plumula daun menggulung. Hilum dan micropila tidak terlihat pada biji monokotil (Rao and Kaur,2006).

(a)

(b)

Gambar 3. Struktur biji dikotil (kacang hijau) (a), dan struktur biji monokotil (jagung) (b) Selain itu terdapat perbedaan perkecambahan pada tumbuhan monokotil dan dikotil. Tumbuhan monokotil memiliki koleoptil, yakni selubung pelindung

daun yang berguna saat daun tumbuh ke atas. Setelah daun muda mampu menangkap cahaya dan terus tumbuh ke atas, bagian lain dari biji tetap berada di bawah tanah. Pola perkecambahan ini disebut hipogeal dan umumnya terjadi pada monokotil. Sedangkan tumbuhkan dikotil tidak memiliki koleoptil. Pola perkecambahannya juga berbeda dengan monokotil.kotiledon pada dikotil akan terangkat dari tanah ketika hipokotil memanjang. Pola ini disebut dengan epigeal (Firmansyah et al, 2007).

3.

BAHAN DAN METODE 3.1

Alat dan Bahan

Alat dan Bahan

Fungsi

Alat : Kapas

Sebagai media peram biji

Cutter

Sebagai alat untuk memotong spesimen

Camera

Sebagai alat dokumentasi

Alat tulis

Sebagai alat untuk mencatat hasil

Bahan: Biji jagung

Sebagai spesimen

Biji kacang tanah

Sebagai spesimen

Air

Sebagai bahan untuk peram biji

3.2

Cara Kerja

a. Pemeraman biji Menyiapkan alat dan bahan Merendam biji dalam air selama 1 jam Meniriskan biji dari air Memeram biji dengan kapas selama 16 jam Biji siap digunakan untuk pengamatan b. Pemotongan biji Menyiapkan alat dan bahan Memotong biji jagung secara melintang dan membujur Mengulangi hal serupa pada biji kacang tanah Melakukan pengamatan dan dokumentasi

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1

No. 1

Benih Jagung

Utuh

(Monokotil)

Melintang

Menbujur

2

Kacang

Utuh

Tanah (dikotil) Melintang

Membujur

Hasil

Dokumentasi

Dokumentasi

Gambar

praktikum

Literatur

Tangan

4.2

Pembahasan

Berdasarkan praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan, terlihat beberapa perbedaan dari biji tanaman monokotil dan biji tanaman dikotil. Pengamatan pada biji jagung (monokotil) terlihat bahwa biji jagung tersebut berkeping satu. Embrio biji jagung terdapat pada bagian atas biji. Selain itu terlihat bagian biji yang berwarna putih atau kotiledon dan bagian berwarna kuning atau endosperma yang merupakan tempat biji monokotil menyimpan makanannya. Hal ini serupa dengan pernyataan Rao and Kaur (2006) bahwa tanaman monokotil memiliki satu buah kotiledon dan memiliki endosperma. Pengamatan pada biji kacang tanah (dikotil) terlihat bahwa biji tersebut berkeping dua. Embrio juga terletak pada biji bagian tengah. Selain itu pada biji kacang tanah ini tidak terdapat bagian endosperma. Hal ini juga sesuai dengan Rao and Kaur (2006) yang menyatakan bawa tanaman dikotil memiliki dua buah kotiledon dan tidak memiliki endosperma. Biji tanaman dikotil menyimpan cadangan makanannya pada bagian kotiledon, berbeda dengan tanaman monokotil.

5.

PENUTUP

5.1

Kesimpulan

Dari praktikum ini didapatkan hasil bahwa biji tanaman monokotil dan dikotil memiliki morfologi yang berbeda. Pada biji monokotil terdapat satu buah keping, memiliki endosperma dan ukuran embrio lebih kecil. Pada biji dikotil terdapat dua buah keping, tidak memiliki endosperma tetapi kotiledon sebagai tempat penyimpanan makanan, dan ukuran embrio lebih besar. Perbedaan biji monokotil dan dikotil adalah dari jumlah kepingnya, selain itu biji monokotil menyimpan makanannya pada endosperma sedangkan biji dikotil pada kotiledon. Selain itu ukuran plumula biji dikotil lebih besar bila dibandingkan dengan biji monokotil. Dari pengamatan praktikum juga terlihat jika biji jagung memiliki bagian endosperma dan letak embrio yang berada di bagian atas biji, berbeda dengan biji kacang tanah yang ebrionya berada di tengah biji. 5.2

Saran

Praktikum sudah berjalan dengan lancar, asisten juga telah membawakan materi dengan baik. Namun praktikan sempat mengalami masalah dalam mengerjakan bab tiga karena tidak ada keterangan bentuk tabel dan cara kerja dan tidak ada modul atau pun ppt sebagai panduan. Diharapkan kedepannya praktikan diberi panduan dan waktu untuk mencatat tahap-tahap dalam praktikum.

DAFTAR PUSTAKA Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., dan Winarni, E.W. 2006. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta : Erlangga. Ferdinand, F. P. dan Ariebowo, M. 2004. Praktis Belajar Biologi. Bandung : Grafindo Media Pratama. Firmansyah, R., Hendrawan, A. M., dan Riandi, M. U. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XII. Bandung : Setia Purna Inves. Rao, D. K., dan Kaur, J. J. 2006. New Living Science Biology for Class 9. Rajasthan : Ratna Sagar

Related Documents


More Documents from "RIO MARSEL"