PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BIDANG MUSIK (RECORDER) DI SD NEGERI 78 PEKANBARU PROVINSI RIAU Tommy Supermard Prodi Sendratasik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau
email:
[email protected] ABSTRAK Tujuan Penelitian ini memberikan kemampuan mengekspresikan seni secara kreatif untuk pengembangan kepribadian siswa dan memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang. Seni musik membentuk disiplin, toleransi, sosialisasi, sikap demokrasi yang meliputi kepekaan terhadap lingkungan. Siswa sekolah dasar merupakan individu-individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam rangka pencapaian kepribadian yang dewasa. Pertumbuhan individu terlihat pada bertambahnya aspek fisik yang bersifat kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran, keduanya dilayani secara seimbang, selaras dan serasi agar dapat terbentuknya kepribadian yang integral. Metode demonstrasi merupakan sarana pembelajaran dengan memperagakan atau menunjukan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya ataupun tiruan, dan sering disertai dengan penjelasan lisan. Salah satu usaha yang dilakukan untuk perbaikan pembelajaran dan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi siswa dalam belajar. Salah satu usaha tersebut adalah dengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi terhadap kemampuan bermusik siswa dalam memainkan alat musik recorder yang dilaksanakan di kelas Vb SD Negeri 78 Pekanbaru dengan jumlah siswa sebanyak 39 orang. Teori yang digunakan adalah Teori Abdul Majid yaitu tentang metode demonstrasi. Sedangkan metode yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang terdiri dari dua siklus. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan secara statistik deskriptif dimana terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum penelitian diterapkan. Ketuntasan klasikal siswa sebelum PTK yaitu (33,33%), setelah dilakukan penelitian terhadap UH I (87,17%), dan pada UH II (97,43%) tetapi dari peningkatan hasil belajar tersebut masih terdapat 1 orang siswa yang masih berada di bawah KKM yaitu dengan nilai 77 sementara KKM bernilai 78. Kata kunci: Musik Recorder, Metode Pembelajaran Demonstrasi
PENDAHULUAN Pendidikan seni musik merupakan pendidikan yang memberikan kemampuan mengekspresikan seni secara kreatif untuk pengemb angan kepribadian siswa dan memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang. Seni musik membentuk disiplin, toleransi, sosialisasi, sikap demokrasi yang meliputi kepekaan terhadap lingkungan. Dengan kata lain pendidikan seni musik merupakan mata pelajaran yang memegang peranan penting untuk membantu pengembangan individu siswa yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan akal, fikiran, sosialisais, dan emosional. Jamalus (1998:1) mengatakan bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur- unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu, dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Lagu dan kompetensi musik itu merupakan hasil karya seni jika didengar dengan menggunakan suara (nyanyian) atau dengan alat-alat musik Jamalus dan Hamzah (1992:8) menambahkan bahwa bermain musik dengan menggunakan alat-alat musik yang biasa dipakai di kelas, memberikan pengalaman yang dapat meningkatkan minat anak-anak dalam belajar musik. Pada umumnya anakanak ingin memegang alat musik itu dan mencoba memainkanya. Bermacam-macam alat musik yang dapat digunakan di dalam kelas dapat dikelompokan atas tiga golongan, yaitu alat musik irama, alat musik melodi dan alat musik harmoni. Jamalus 1988:27 Rekorder adalah alat musik tiup sederhana, yang terbuat dari bahan kayu dengan panjang 30 cm, rekorder termasuk jenis alat musik tiup (Aerophon) yang sumber bunyinya dari
getaran udara yang mudah dalam penggunaannya. Cara pemunculan bunyi pada kelompok alat musik ini dengan cara menghembuskan udara pada alat musik (biasanya dalam bentuk lobang kecil) sehingga udara yang dihembuskan tersebut mengeluarkan getaran keras dan berbunyi sesuai dengan nada yang diatur. Jenis alat musik rekorder ada bermacam-macam tetapi yang paling umum digunakan di Indonesia diantaranya adalah: Rekorder Sopranino, rekorder Sopran dan rekorder Alto. Rekorder yang penulis gunakan untuk bahan ajar adalah rekorder sopran karena alat musik rekorder sopran mudah didapat dan digunakan. Dalam memainkan recorder posis tubuh perlu diperhatikan, posisi memainkan recorder dapat dilakukan dengan duduk atau berdiri. Keduanya memerlukan sikap badan yang tegak dan tidak membungkuk. Hal ini diungkapkan oleh Solich dkk bahwa cara memainkan alat musik recorder adalah sebagai berikut. (1) Periksalah dahulu rekorder sebelum dipakai. Pastikan sambungan tidak miring atau kendur. (2) Badan dalam posisi tegak, dapat sambil duduk atau berdiri. Perhatikan baik-baik posisi rekorder terhadap tubuh. Usahakan membentuk sudut 45 derajat. (3) Tiuplah rekorder secara perlahan dengan bentuk mulut seakan mengucapkan “tu”. (4) Aturlah pernapasan dengan baik agar bunyi rekorder tidak tersendat-sendat. (5) Tutuplah lubang recorder dengan rapat untuk medapatkan bunyi yang baik. (6) Berlatihlah terus, jangan bosan. Jika sudah mendapatkan bunyi yang baik, cobalah memainkan tangga nada. (2008:83-84). Wina Sanjaya (2006:146-156) mengemukakan bahwa ada beberapa metode yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar, yakni: (1) Metode ceramah carah menyajikan pelajaran melalui penuturan secara
lisan, (2) Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan, (3) Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan, (4) Metode simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Metode demonstrasi merupakan sarana pembelajaran dengan memperagakan atau menunjukan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya ataupun tiruan, dan sering disertai dengan penjelasan lisan. Metode ini baik digunakan untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang hal- hal yang berhubungan dengan proses mengetahu sesuatu, proses pembuatan sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses menjelaskan komponen-komponen yang dimaksud sesuatu, membandingkan sesuatu dengan cara lain, danuntuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Dari keterang di atas metode ini perlu digambarkan dan dipergunakan dalam suatu praktek agar metode ini jelas dipahami siswa. Keunggulan metode Demonstrasi Menurut Elizar (1996:45), keunggulan dari metode demonstrasi adalah kemungkinan siswa mendapat kesalahan lebih kecil, sebab siswa mendapatkan langsung dari hasil pengamatan kemudian siswa meperoleh pengalaman langsung, siswa dapat memusatkan perhatianya pada hal-hal yang dianggap penting, bila melihat hal-hal yang membuat keraguan, siswa dapt bertanya langsung kepada guru. Dari pendapat di atas dapat penulis mengambil kesimpulan bahawa keunggulan metode demostrasi adalah
siswa dapat memusatkan perhatianya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan- pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakanya demonstrasi, apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceamah dapat diperbaiki karena siswa langsung diberikan contoh konkretnya. Unsur berikutnya yang harus mampu ditampilkan siswa adalah unsur Penjarian dimana siswa dituntut untuk mampu menghasilkan nada-nada pada lubang-lubang yang ada pada alat musik recorder. Unsur berikutnya yang harus mampu ditampilkan siswa adalah Tempo tanda yang diguakan untuk menunjukan cepat atau lambatnya sebuah lagu yang harus dinyanyikan atau dimainkan. Pembelajaran materi musik recorder ini akan dilaksanakan selama 7 kali pertemuan yaitu 2 x 45 menit setiap minggunya dikelas Vb sebagai kelas yang akan dilaksanakan penelitian. Kelas Vb berjumlah sebanyak 39 orang siswa yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswi perempuan. Selanjutnya siswa dengan jumlah 39 orang akan dibentuk kelompok dimana setiap kelompok dengan jumlah anggota ± 10 orang yang terdiri dari 4 kelompok. Dalam hal ini pendekatan pembelajaran musik yang akan di gunakan itu adalah metode pembelajaran demonstrasi tehadapa kemampuan bermusik siswa. Adapun batasan masalah untuk materi pelajaran seni budaya ( Seni Musik) yang akan diterapkan dalam penelitian ini merujuk pada silabus. Selain silabus sebagai pedoman proses pembelajaran guru juga menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Artinya ketika pada siklus pertama yang terdiri dari 4 kali pertemuan yaitu: Pertemuan 1: Persiapan dimana guru merumuskan tujuan pembelajaran, menjelaskan bagian-bagian pada alat musik recorder, dan mengisntruksikan siswa untuk dibagi kedalam beberapa kelompok; Pertemuan 2: Guru melakukan praktek dan evaluasi setiap pertemuan, siswa latihan individu pada masingmasing kelompok; Pertemuan 3: Latihan lanjutan dan melakukan uji coba demonstrasi secara individu maupun kelompok, dimana guru memberikan latihan-latihan yang dibimbing; Pertemuan ke 4: pengambilan nilai ulangan harian I. Selanjutnya siklus II dilakukan 3 kali pertemuan yaitu pertemuan 5: guru memprkatekkan permaina lagu Ibu Kita Kartini dan melakukan evaluasi secara kelompok; Pertemuan 6: guru menginstruksikan kepada siswa untuk melakukan praktek memainkan alat musik recorder secara bersama kelompok; Pertemuan 7: pengambilan nilai ulangan harian II (menampilkan permainan musik recorder dengan lagu Ibu Kita Kartini). Artinya latihan bentuk-bentuk musik recorder dan guru mengacu pada pemberian latihan dan penilaian pada siswanya pada unsur nada, penjarian, dan tempo dengan penekanan pada siswa agar mereka memperhatikan tiga unsur tersebut, baik pada waktu jam pelajaran, maupun diluar jam pelajaran ketika mereka melakukan latihan-latihan musik recorder Ibu Kita Kartini. Dari hasil wawancara tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan bermaksud mendeskripsikna kemudian mendokumentasikan ke dalam bentuk penulisan ilmiah dan mengangkat objek
penelitian dengan judul Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Bidang Musik (Recorder) Di SD Negri 78 Pekanbaru Provinsi Riau. METODE Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang diterapkan dalam proses pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa Menurut Suharsimi, dkk (2009: 3) tindakan tersebut dilakukan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan menurut wardhani, dkk (2007:4), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui empat langkah utama yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Empat langkah utama yang saling berkaitan itu dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang- ulang. Dalam hal ini penulis menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, adapun setiap siklus dilakukan dalam 1 kali pertemuan 2x30 menit. Tiap siklus terdiri dari langkahlangkah perencanaan persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setelah hasil pada siklus I diperoleh dan telah direfleksi selanjutnya dilakukan perbaikan untuk melanjutkan ke siklus berikutnya jika diproleh. Penghargaan kelompok yang diberikan berdasarkan nilai ulangan harian yang diperoleh siswa. Penghargaan kelompok dihitung dengan cara menghitung nilai rata-rata skor perkembangan tiap pasangan. Instrumen penelitian yang dimaksud adalah instrumen
pengumpulan data. Arikunto dalam Ridwan (2008:24) mengatakan instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Guna untuk mendapatkan data dalam kepentingan penelitian, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari tiga teknik, yaitu: 1). Teknik observasi, 2). Teknik dokumentasi, dan 3). Teknik praktek Tabel 1. Nilai Perkembangan Siswa Nilai Skor Tes Penghargaan Lebih dari 10 poin di 5 bawah skor dasar 10 poin hingga 1 di 10 bawa skor dasar Sama dengan skor 20 dasar sampai 10 poin di atasnya Lebih dari 10 poin di 20 atas skor dasar Nilai sempurna 30 (terlepas dari skor dasar) Sumber: Slavin (2005:159). Sedangkan untuk memberi nilai prestasi kelompok seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 2. Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok Rata-rata Nilai Perkembangan Kelompok 15 20 25
Kriteria Baik Hebat Super
Sumber: Slavin (2005). Slavin (2005:106) mengemukakan bahwa guru dapat mengubah kriteria tersebut untuk memudahkan dalam menetukan penghargaan kelompok, maka para penelitian ini mengubah kriteria sebagai berikut:
Tabel 3: Kriteria Penghargaan Kelompok Kriteria (rata-rata tim) 5 ≤ x ≤ 15 15 ≤ x ≤ 20 21 ≤ x ≤ 30
Penghargaan Tim Baik Tim Hebat Tim Super
Sumber: Slavin (2005). Menurut Suharsimi, dkk (2009:131) data kuantitatif dapat dianalisa secara statistik deskriptif. Sedangkan Bungin (2011:131) Statisitik deskriptif dapat digunakan untuk mengolah karekteristik data yang berkaitan dengan menjumlahkan, merata-rata, dan mencari persentasi. Dengan menyampaikan data yang menarik, mudah dibaca dan diikuti alur berfikirnya. Dalam penelitian ini, analisis data kuantitatif secara statistik deskriptif yaitu dengan menjumlahkan, meratarata dan menganalisis persentasi ketuntasan belajar yang dilakukan dengan melihat hasil belajar seni budaya siswa di kelas Vb SD Negeri 78 Pekanbaru. Pengelolaan data dengan teknik analisis deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar seni musik siswa sesudah penerapan metode pembelajaran demonstrasi terhadap kemampuan bermusik siswa. Analisis ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajar seni budaya yang diperoleh pada ulangan harian I dan ulangan harian II setelah pelaksanaan tindakan dianalisis untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar yang dilakukan dengan membandingkan skor hasil belajar yang diperoleh siswa dengan KKM yang ditetapkan sekolah. Untuk mengetahui ketercapaian KKM dari setiap indikator dapat digunakan dengan cara menghitung ketuntasan klasikal individu dan persentase ketuntasan klasikal. Rumus yang digunakan yaitu: 𝐽𝑆𝑇 KK = x 100% (Sri Rezeki, 2009:5) 𝐽𝑆
Keterangan: KK : Persentase ketuntasan klasikal JST : Jumlah siswa yang tuntas JS
: Jumlah siswa keseluruhan Dalam penelitian ini siswa dikatakan tuntas secara individu apabila hasil belajar siswa mencapai atau melebihi KKM. KKM yang ditetapkan adalah 78. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dengan membandingkan skor hasil belajar siswa sebelum tindakan (skor dasar) dengan skor hasil belajar setelah tindakan (skor tes ulangan harian I dan skor tes ulangan harian II). Persentase ketuntassan klasikal sebelum tindakan, pada siklus I dan II dibandingkan. Apabila terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal dari sebelum dan sesudah maka dapat dikatakan tindakan berhasil.
Peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari rat-rata (mean). Apabila rat-rata hasil belajar siswa pada skor dasar ke ulangan harian I dan dari ulangan haraian ke II meningkat, maka dikatakan tindakan berhasil. Untuk mencari rata-rata hasil belajar rumus yang digunakan yaitu:
X=
∑ 𝑥𝑖
(Sudjana, 2002:67) Keterangan: X : Rata-rata (mean) ∑ 𝑥𝑖 : Jumlah nilai selurh siswa n : Banyak peserta didik 𝑛
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran musik recorder dengan menggunkan metode demonstrasi, terlebih dahulu penulis melakukan tes awal. Pertemuan pertama dilakukan sekaligus kegiatan sosialisasi tentang metode demonstrasi serta oenjelasan tentang hal-hal yangdiperlukan untuk kepentingn musik recorder. Kegiatan
dan sosialisasi untuk siswa individu maupun kelompok dilakukan pada jam pertama dan kedua, sedangkan tes awal dan sosialisasi dilakukan pada jam ketiga dan keempat. Tesawal sangat di perlukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam bermain musik recorder. Disamping itu tes awal di perlukan untuk mengetahui perbandingan kemampuan awal siswa sebelum mereka menerima perlakuan dalam proses belajar. Setelah melakukan tes awal, selanjutnya penulis melaksanakan proses ppembelajaran pada siswa kelas Vb di SD Negeri 78 Pekanbaru. Pertemuan kedua dilakukan proses pembelajaran pada siswa kelas Vb dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan pada jam pertama dan kedua, sedangkan proses pembelajaran pada siswa kelas Vb dengan menggunakan metode demonstrasi juga dilakukan pada pada jam ketiga dan keempat. Pertemuan ketiga dilakukan proses pembelajaran pada siswa kelas Vb dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan pada jam pertama dan kedua, sedangkan proses pembelajaran pada siswa kelas Vb dengan menggunakan metode demonstrasi juga dilakukan pada jam ketiga dan keempat. Pertemuan keempat dilakukan proses pembelajaran pada siswa kelas Vb dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan pada mengadakan ulangan harian 1. Pertemuan ke lima dilakukan proses pembelajaran pada siswa kelas Vb dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan pada jam pertama dan kedua, sedangkan proses pembelajaran pada siswa kelas Vb dengan menggunakan metode demonstrasi juga dilakukan pada jam ketiga dan keempat dengan memainkan lagu ibu kita kartini. Pertmuan keenam dilakukan proses pembelajaran pada siswa kelas Vb dengan menggunakan
metode demonstrasi yang dilakukan pada jam pertama dan kedua, sedangkan proses pembelajaran pada siswa kelas Vb dengan menggunakan metode demonstrasi juga dilakukan pada jam ketiga dan keempat dan memainkan lagu ibu kita kartini. Pertemuan ketujuh dilakukan proses pembelajaran pada siswa kelas Vb dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan pada jam pertama dan kedua, sedangkan proses pembelajaran pada siswa kelas Vb dengan menggunakan metode demonstrasi juga dilakukan pada jam ketiga dan keempat melakukan ulangan harian 2. Siklus 1 merupakan tahap awal penelitian yang terdiri dari pertemuan ke-1, pertemuan ke-2, pertemuan ke-3 dan pertemuan ke-4 ulangan harian yakni Ulangan Harian (UH) ke-1. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan nilai perkembangan siswa yang diperoleh setiap anggota kelompok yang disumbangkan kepada kelompok masing-masing. Nilai perkembangan dihitung berdasarkan selisih antara nilai pada ulangan harian I pada materi penjarian dan tangga nada. Penilaian perkembangan siswa dari hasil Ulangan Harian I dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4. Nilai Perkembangan Siswa pada Siklus I Nilai Perkembangan 5 10 20 30
Siklus I (Ulangan Harian I) Jumlah Persentase Siswa (%) 0 0 2 5.12 37 94,87 0 0
Sumber: Pengolahan Data Peneliti Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa pada siklus I ini, tidak ada siswa yang memperoleh nilai perkembangan 5, sedangkan nilai perkembangan 10 terdapat 2 orang siswa (5,12%). Kemudian untuk nilai perkembangan
20 terdapat 37 orang siswa (94,87%), dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai perkembangan 30. Pada siklus pertama penerapan metode pembelajaran demonstrasi terhadap kemampuan bermusik siswa masih belum terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat ketika guru menjelaskan masih ada beberapa siswa yang bermain-main dan mengganggu teman sehingga siswa menjadi tidak konsentrasi untuk belajar, pengelolaan kelas juga masih kurang baik, sehingga susasan kelas menjadi tidak kondusif. Kemudian jelas sekali terlihat bahwa rasa percaya diri siswa masih kurang terutama siswa laki-laki, karena mereka berfikir bermusik itu adalah hal yang tidak mungkin dilakukan apalagi alat musik yang dimainkan merupakan alat yang jarang di mainkan di sekolah dah hanya sedikit siswa laki-laki yang bertanya kepada guru jika ada kendala yang dihadapinya selama proses pembelajaran praktek berlangsung. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan nilai perkembangan yang diperoleh setiap anggota kelompok disumbangkan kepada kelompok masing-masing. Nilai perkembangan dihitung berdasarkan selisih antara nilai pada ulangan harian 2 dengan nilai ulangan harian 1 pada materi pembelajaran recorder. Berikut ini adalah nilai perkembangan dan kriteria penghargaan kelompok yang diperoleh siswa dari hasil ulangan harian pada siklus II. Tabel 5. Nilai Perkembangan Siswa pada Siklus II Nilai Perkembangan 5 10 20 30
Siklus II (Ulangan Harian II) Jumlah Persentase Siswa (%) 0 0 11 28,20 28 71,79 0 0
Sumber: Pengolahan Data Peneliti Berdasarkan tabel di atas dapat
dilihat bahwa pada siklus II tidak ada siswa yang memperoleh nilai perkembangan 5, sedangkan nilai perkembangan 10 terdapat 11 orang siswa (28,20%). Kemudian untuk nilai perkembangan 20 terdapat 28 orang siswa (71,79%), dan untuk perkembangan 30 terdapat 0 orang siswa (0 %). Kriteria penghargaan pasangan pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6. Kriteria Penghargaan Kelompok pada Siklus II Kelompok
1 2 3 4
Siklus II (Ulangan Harian II) Rata-rata Nilai Penghargaan Perkembangan Kelompok 19 HEBAT 16 HEBAT 19 HEBAT 14.49 BAIK
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus II ada 3 kelompok yang mendapatkan penghargaan sebagai tim hebat dan 1 kelompok yang mendapatkan penghargaan tim baik. Pada siklus kedua ini di dapat hasil yang lebih baik dari pada siklus pertama, hal ini dapat dilihat pada proses pembelajaran dimana siswa sudah mulai terbiasa dengan strategi pembelajaran yang diterapkan. Kegiatan pembelajaran sudah mulai teratur, baik ketika siswa belajar secara individu, maupun berdikusi dengan kelompoknya. Siswa sudah berani dan terbiasa bertanya kepada guru ketika mendapat kendala pada saat proses pembelajaran berlangsung. Setiap kelompok sudah mampu menampilkan permainan musik recorder di depan kelas. Dan pada siklus kedua ini kelas sudah lebih kondusif. Dari refleksi siklus kedua ini guru tidak melakukan perencanaan untuk siklus selanjutnya karena penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Analisis keberhasilan tindakan pada siklus I dan siklus II dalam penelitian ini dianalisis dengan melihat
hasil ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM sesuai dengan yang telah ditetapkan sekolah yaitu 78 dan statistik terpusat rata-rata dari hasil belajar siswa pada nilai dasar, ulangan harian 1 dan ulangan harian 2. Pada siklus I setiap akhir pertemuan guru memberikan evaluasi kepada siswa yang dikerjakan secara individu, nilai pada evaluasi kepada siswa yang dikerjakan secara individu, nilai pada evaluasi ini tidak memberikan kontribusi terhadap nilai ulangan harian siswa. Jika dilihat dari tes UH 1, ada 34 orang siswa yang mencapai KKM dari 39 orang siswa. Berikut adalah ketercapaian kompetensi berdasarkan indikator. Tabel 7. Hasil Belajar Seni Budaya Siswa Setiap Indikator Ulangan Harian 1 Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa ketuntasan Ketuntasan klasikal
Indikator 1
Indikator 2
36
35
39
39
92,30%
89,74%
Sumber: Pengolahan Data Peneliti Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh; Indikator 1: praktek 1 ( pengenalan tangga nada), pembelajaran pembacaan tangga nada, pembelajaran menghapal tangga nada jumlah siswa yang tuntas adalah 36 orang siswa (92,30%) dari 39 orang siswa. Indikator 2: praktek praktek tangga nada, praktek penjarian, praktek memainkan recorder. jumlah siswa yang tuntas adalah 35 orang siswa (89,74%) dari 39 orang siswa. Pada siklus II ini disetiap akhir pertemuan guru memberikan evaluasi kepada siswa yang dikerjakan secara
individu. Nilai evaluasi ini tidak memberikan kontribusi terhadap nilai ulangan siswa. Jika dilihat dari hasil tes UH 1, ada 34 orang siswa yang mencapai KKM dan masih ada 5 orang siswa yang belum mencapai KKM. Berikut adalah ketercapaian kompetensi becrdasarkan indikator: Tabel 8. Hasil Belajar Seni Budaya Siswa Setiap Indikator Ulangan Harian 2 Indikator 1 Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa Ketuntasan klasikal
38 39 97,43%
Sumber: Pengolahan Data Peneliti Indikator 1: Mempraktekkan lagu Ibu kita kartini. Jumlah siswa yang tuntas adalah 38 orang siswa (97,43%) dari 39 orang siswa. Berdasarkan hasil UH 1 dan UH 2 dilihat dari skor dasar yang diperoleh siswa, peningkatan hasil belajar seni budaya siswa juga dapat dilihat menggunakan rata-rata yang dilakukan. Adapun rata-rata dari hasil belajar siswa tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 9. Analisa Data Tendensi Sentral Pada siklus I dan siklus II Nilai Ratarata
Skor Dasar 66,66%
UH I
UH II
87,17%
97,43%
Sumber: Pengolahan Data Peneliti Dari tabel di atas terlihat hasil rata-rata belajar siswa mengalami peningkatan pada UH 1 dan UH 2 dari skor dasar. Maka, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara menerapkan metode pembelajaran demonstrasi terhadap kemampuan bermusik siswa pada pembelajaran alat musik recorder di Kelas V.b SD Negeri 78 Pekanbaru.
Tabel 10: Jumlah Dan Persentase Siswa Yang Mencapai KKM Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa ketuntasan Ketuntasan klasikal
Skor Dasar
UH I
13
34
39
39
33,33%
87,17%
UH II 38 39 97,43%
Sumber: Pengolahan Data Peneliti Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat pada UH 1 yaitu 34 (87,17%) orang siswa dan UH 2 yaitu 38 (97,43%) orang siswa dari skor dasar 13 (33,33%) orang siswa. Setelah dilakukannya analisis data tentang penerapan metode pembelajaran demonstrasi terhadap kemampuan bermusik siswa pada materi pembelajaran recorder tersebut, maka dapat disimpulkan hasil belajar pada mata pelajaran seni budaya meningkat. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan pada skor dasar sebelumnya (33,33%), UH 1 (87,17%), dan UH 2 (97,43%) tetapi dari peningkatan hasil belajar tersebut masih terdapat 1 orang siswa yang masih berada di bawah KKM yaitu dengan nilai 77 sementara KKM bernilai 78. Dengan diterapkannya metode pembelajaran demonstrasi terhadap kemampuan bermusik siswa ini maka siswa dapat lebih aktif dan bersemangat dalam proses pembelajaran music recorder tersebut. Dan dengan adanya kelompok maka siswa dapat saling membantu, berdiskusi dalam menyelesaikan kesulitan yang dihadapi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran demonstrasi terhadap kemampuan bermusik siswa dapat memperbaiki proses belajar mengajar dan meningkatkan hasil
belajar seni budaya siswa kelas 𝑉 𝑏 di SD Negeri 78 Pekanbaru. Jadi hasil analisis tindakan ini mendukung hipotesis tindakan yang diajukan yaitu metode pembelajaran demonstrasi terhadap kemampuan bermusik akan dapat memperbaiki proses dan hasil belajar seni budaya siswa kelas 𝑉 𝑏 SD Negeri 78 Pekanbaru. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam dua siklus dan pembahasan BAB 4 maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Demonstrasi terhadap kemampuan siswa dalam bermain musik dapat meningkatkan hasil belajar seni Budaya keterampilan siswa di kelas Vb SD Negeri 78 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal tersebut diketahui dari jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat pada ulangan Harian 1 (87.17%) yaitu 34 orang siswa dan Ulangan Harian 2 (97.43%) yaitu 38 orang siswa. Dan jumlah siswa yang memperoleh nilai tinggi meningkat pada Ulangan Harian 2 dari pada Ulangan Harian 1. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. ,1998. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta : Depdikbud. Arikunto, Suharsimi.dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Ellizar. 1996. Pengembangan Program Pengajaran. Padang : IKIP Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Sinar Grafika http://berandapsikologi.blogspot.com/ 2012/09/pengaruh-musikpada-anak.html
http://hipni.blogspot.com/2011/09/
pengertian-definisi-metodepembelajaran.html Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press. Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti. PPLTK. . ,1998. Pengajaran Musik Melalui Pengkajian Musik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jamalus dan Hamzah. 1992. Pendidikan Kesenian I ( musik ). Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. PPLTK. Rahma Findra, 2013. Gampang Bermain suling Recorder Secara Otodidak. Jakarta: Laskar Aksara. Riduwan. (2008). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Ki Hadjar Dewantara. Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian Pertama Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. 1977 Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada M. Ortiz. 2002. Menumbuhkan Anak-anak Yang Bahagia, Cerdas dan Percaya Diri Dengan Musik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mahmud, AT. 1995. Musik dan Anak. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nawawi. 2013. Tujuan hasil belajar menurut para ahli.
(http://tetapbelajar.blogspot.com/2013/ 07/pengertian-lengkapprestasi-belajar-menurut para ahli/.html). Ortiz, J.M. 2002. Nurturing Your Child with Music : Menumbuhkan Anak-anak yang Bahagia, Cerdas & Percaya Diri dengan Musik, alih bahasa : Juni Prakoso. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Patmono Dewo, Soemiarti. 1995. Buku Ajar Pendidikan Pra Sekolah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya,Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Wikipedia Indonesia. 2006. Teori Musik. http: //id.wikipedia.org/wiki/Mus ik, Copyright @ 2006, www.google.com.