Toksikologi Industri dan K3
TATA PENULISAN I. II. III. IV. V.
PENDAHULUAN KLASIFIKASI BAHAN TOKSIKOLOGI INDUSTRI BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA PENGENALAN BAHAYA BAHAN KIMIA DAMPAK TOKSIKOLOGI PADA TUBUH MANUSIA VI. ZAT KIMIA BERBAHAYA PRODUK MAKANAN
I. PENDAHULUAN
Pengertian Toksikologi Industri • Toksikologi adalah studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan dari zat-zat kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas tentang penilaian secara kuantitatif tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang serta efek yang di timbulkannya. • Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari pengaruh merugikan suatu zat/bahan kimia pada organisme hidup atau ilmu tentang racun.
Toksikologi industri adalah cabang ilmu dalam Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang mempelajari efek bahaya zat kimia pada sistem biologi
Kajian tokskologi meliputi: 1. studi quantitatif tentang efek bahaya zat kimia dan zat fisika, 2. sifat dan aksi racun, 3. gangguan kesehatan yang ditimbulkan pada manusia dan hewan.
Sebab Pentingnya Toksikologi - Penggunaan bahan kimia ini disamping menghasilkan produk yang bermanfaat tetapi juga memberikan dampak bagi kesehatan manusia. - Bahan kimia merupakan permasalahan besar bagi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. - Di beberapa negara, pembuangan bahan kimia memberikan konsekwensi serius bagi tenaga kerja dan masyarakat maupun lingkungan.
II. Klasifikasi Bahan Toksikologi Industri Menurut sifat fisiknya : 1.
2. 3. 4. 5.
6.
7.
Gas : Tidak berbentuk, mengisi ruangan pada suhu dan tekanan normal tidak berbau pada konsentrasi rendah dan dapat berubah menjadi cair atau padat dengan perubahan suhu dan tekanan. Uap : Bentuk gas dari zat yang dalam keadaan biasa berujud cair. Debu : Partikel zat padat yang terjadi oleh karena kekuatan alami. Kabut : Titik cairan halus di udara yang terjadi akibat kondensasi bentuk uap. Fume : Partikel zat padat yang terjadi oleh kondensasi bentuk gas, biasanya setelah penguapan benda padat yang dipijarkan. Asap : Partikel zat karbon yang berukuran kurang dari 0,5 mikron, sebagai akibat pembakaran tidak sempurna bahan yang mengandung karbon. Awan : Partikel cair sebagai hasil kondensasi fase gas. Ukuran partikelnya antara 0,1 – 1 mikron.
III. Bahan Kimia dalam Kehidupan Manusia 1. 2. 3. 4. 5.
pembersih; pemutih pakaian; pewangi; pestisida; Zat adiktif (pengasam, penetral, Pemanis buatan, Pemutih dan pematang, Penambah gizi, Pengawet, Pengemulsi (pencampur), Pemantap dan pengental, Pengeras, Pewarna sintetis, Penyedap rasa dan aroma, dan lainnya)
IV. Pengenalan Bahaya Bahan Kimia • Survai Pendahuluan untuk mengenal/mengidentifikasi bahan kimia yang terdapat di industri dan merencakan program evaluasi risiko bahaya serta tindak lanjutnya. Suatu ceklis yang mencakup pendataan tentang : nama bahan baku dan bahan sampingan, jenis bahan yang deperkirakan beracun, identifikasi penggunaannya, sampingan, jenis bahan yang diperkirakan beracun, identifikasi penggunaannya, jumlah pekerja yang terpajan, cara pengendaliannya dan sebagainya, sangat diperlukan. • Mengenal proses produksi dengan mempelajari alur proses mulai dari tahap awal sampai akhir, sumber bahaya kimia dan keluhan kesehatan oleh pekerja serta memanfaatkan indera kita untuk mengidentifikasi lingkungan kerja, misalnya : mengenal bau yang timbul, merasa pedas di mata, rangsangan batuk dan sebagainya. Informasi dari kepala bagian produksi, supervisor atau pekerja sangat diperlukan pula. • Mempelajari MSDS (Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data Bahan Kimia yakni suatu dokumen teknik yang memberikan informasi tentang komposisi, karakteristik, bahan fisik dan potensi bahaya kesehatan, cara penanganan dan penyimpanan bahan yang aman, tindakan pertolongan pertama dan prosedur khusus lainnya. Perlu juga catat label pada kemasan bahan kimia di tempat kerja.
IV. Proses Toksikologi dalam Tubuh Manusia • Cara masuk bahan beracun ke dalam tubuh sangat besar pengaruhnya terhadap kemungkinan keracunan. Di dalam tubuh, melalui proses enzimatik terjadi perubahan bentuk secara biokimia (biotransformasi) yang terjadi dalam hati. Proses demikian dapat terjadi pada ginjal, paru dan kulit. • Biotransformasi mengupayakan agar terbentuk bahan yang kurang beracun yang dikenal sebagai detoksikasi. Sebaliknya mungkin terjadi hasil yang lebih beracun dari zat asalnya misalnya pada berbagai zat penyebab terjadinya kanker. • Pengeluaran atau ekskresi proses tersebut dengan dilakukannya melalui air seni (urin) dan feses, sebagian melalui udara pernafasan dan keringat. Pada hewan percobaan diketahui adanya ekskresi melalui air susu. Rambut sering pula disebut sabagai kemungkinan proses ekskresi, meskipun air raksa atau arsen yang dijumpai pada rambut umumnya masih dalam bentuk asal.
V. Dampak Toksikologi pada Tubuh Manusia Tergantung dari organ target, bahan kimia bisa bersifat a. neurotoksik (meracuni saraf), b. hematotoksik (meracuni liver/hati), c. nefrotoksik (meracuni ginjal), d. hematotoksik (meracuni darah), e. sistemik (meracuni seluruh fungsi tubuh) dan sebagainya.
•
•
Ditinjau dari lama atau waktu timbulnya gejala, efek bahan kimia bisa terjadi secara akut atau kronik. Efek akut terjadi pada pemajanan bahan kimia dalam waktu singkat (kurang dari 2 minggu) pada kadar yang tinggi. Sedangkan efek kronik timbul setelah pemajanan berulang kali selama tiga bulan atau lebih. Tanda atau gejala yang terjadi akibat keracunan bahan kimia bisa bervariasi dari gejala yang umum atau non spesifik dan spesifik. Untuk membedakan gejala yang spesifik ataupun spesifik diperlukan konsultasi dan komunikasi dengan dokter.
VI. Daftar Zat Kimia Berbahaya Berdasarkan Produk Makanan •
•
•
a. Nitrosamin (Sodium Nitrit) Nitrosamin adalah garam dengan warna semu kekuningan dengan bentuk bubuk, kristal atau bongkahan. Zat kimia Nitrosamin biasanya terdapat pada sosis, kornet, dendeng dan lain-lain. Penggunaan zat Nitrosamin dalam kadar tinggi akan bersifat karsinogenik yang dapat menyebabakan keracunan. b. Sakarin saccharin Sakarin saccharin memiliki bentuk bubuk halus berwarna putih, sakarin merupakan bahan kimia yang cenderung tidak memiliki bau dan memiliki rasa yang sangat manis bahkan lebih manis 500 kali dari gula biasa. Sakarin saccharin sering digunakan sebagai pengganti gula, namun penggunaan dalam jumlah berlebihan secara terus menerus sehingga masuk dalam tahap kecanduan dapat menyebabkan sel kanker mukosa, kanker kandung kemih, kemandulan, dan kegagalan sperma bagi pria. c. Siklamat (Cyclamate) Siklamat atau sering disebut sebagai pemanis buatan, karena memiliki rasa manis melebihi gula tebu. Jika dikonsumsi terlalu banyak maupun jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan atau kelainan pada kromosom sel-sel tubuh. Siklamat sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan bayi menderita cacat ketika lahir.
• d. Monosodium glutamat (MSG) Monosodium glutamat atau sering disebut dengan vetsin adalah penyedap rasa yang sangat populer karena mampu melezatkan setiap masakan apapun seprti pada bakso, sup, soto, capcay dan tumis-tumisan. Dibalik kelezatannya, vetsin berbahaya bagi tubuh, karena dengan penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan regenerasi dan nekrosi pada sel neuron secara bertahap, dapat merusak DNA, jaringan ginjal, merusak hati, jaringan lemak hingga memicu pertumbuhan sel kanker pasa otak dan memecah serta mutasi sel. • e. Dioxin Dioxin adalah bahan kimia berbahaya yang biasanya ada dalam produk antibakteri seperti jenis emulsifiers, triclosan dan jenis Etoxylatel cleanser (sodium sulfate). Jika bahan kima tersebut tertelan atau dikonsumsi dalam jumlah berlebih akan menyebabkan tumbuhnya sel kanker, merusak sistem saraf, mengurangi kulalitas iminutas, menyebabkan keguguran dan bayi lahir cacat.