Tm_9_vektor_penyakit.pptx

  • Uploaded by: athaya fadhillah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tm_9_vektor_penyakit.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,173
  • Pages: 25
Vektor Penyakit

Pendahuluan • Vektor adalah salah satu mata rantai dari rantai penularan penyakit, yaitu arthropoda atau invertebrata lain yang memindahkan infectious agents baik secara mekanis maupun secara biologis kepada pejamu (host) • Arthropodborne diseases (vectorborn diseases) adalah penularan penyakit pada manusia yang disebabkan oleh serangga. Dan biasanya penyakit tersebut bersifat endemis maupun epidemis.

Mekanisme penularan penyakit dapat dikelompokan menjadi tiga cara yaitu : 1. Penularan langsung (direct transmission) Penularan yang terjadi secara langsung dan segera dari penyebab penyakit infeksi kepada manusia maupun binatang melalui pintu infeksi, karena adanya kontak langsung (direct contact) seperti : • Persinggungan • Gigitan • Ciuman • Hubungan seksual • batuk, bersin, air liur dsb

2. Penularan tidak langsung (indirect transmission) Penularan yang membutuhkan media baik vehicle maupun vector  Penularan melalui vehikel (vehicle-born). • Vehicle adalah benda yang terkontaminasi yang membantu transportasi penyebab penyakit untuk masuk ke dalam tubuh pejamu (host) melalui pintu masuk (portal entry) yang tepat. (Mainan anak, sapu, air, makanan, pakaian dan lain sebagainya).  Penularan melalui vektor (vector-born). • arthropoda atau invertebrata lain yang memindahkan infectious agents baik secara mekanis maupun secara biologis kepada pejamu yang baru.

3.

Penularan melalui udara (Air-borne) • Penyebaran infectious agents bersama aerosol ke dalam tubuh pejamu biasanya melalui pintu infeksi saluran pernafasan. • Yang termasuk air-borne adalah penularan melalui butiran titik ludah (droplet) yg telah kehilangan sebagian besar kandungan airnya yang disebut droplet nuclei, dan penularan melalui debu.

Rantai penularan penyakit infeksi Proses pencegahan penularan penyakit pada dasarnya adalah memutus mata rantai penularan penyakit. Secara klasik mata rantai tersebut terdiri atas faktor : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Penyebab penyakit (agent) Reservoir dan sumber infeksi (source of infection) Pintu keluar (place of exit) Cara penularan (mode of transmission) baik melalui vehikel, vektor maupun udara Pintu masuk (port of entry) Kerentanan (susceptibilty)

MATA RANTAI PENULARAN PENYAKIT

• Ada beberapa faktor epidemiologi yang dapat mempengaruhi terjadinya ataau penularan suatu penyakit, diantaranya : • Cuaca : iklim dan musim merupakan faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi. Iklim dan variasi musim dapat mempengaruhi kehidupan agens penyakit, reservoir dan vektor. • Vektor : organisme yg dapat menularkan penyakit dari hewan ke hewan lain, atau ke manusia. arthropoda merupakan vektor penting dalam penularan penyakit parasit dan virus yang spesifik.

• Reservoir : hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen sementara hewan itu sendiri tidak terkena penyakit. • Geografis : insidensi penyakit yg ditularkan arthropoda berhubungan langsung dengan geografis tempat reservoir dan vektor berada. Bertahannya agens penyakit bergantung pada iklim dan fauna lokal. • Perilaku manusia : interaksi antar manusia, kebiasaan manusia untuk membuang sampah sembarangan, kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi penyebab penularan penyakit bawaan arthropoda.

• Arthropoda berati kaki yang berruas-ruas/ bersendi-sendi. (arthro = sendi, poda=kaki) Beberapa contoh arthropoda yang menjadi vektor :       

Nyamuk Anopheles vektor penyakit malaria Nyamuk Aedes aegypti vektor penyakit DHF Nyamuk Culex fatigans vektor penyakit kaki gajah Lalat rumah (musca domestica, domestic fly) vektor penyakit perut Lalat Tse-tse vektor penyakit sleeping sickness (tidur abadi) Lalat kuda (tomoxys calcitrans) vektor penyakit antraks Pinjal tikus vektor penyakit pes (plaque)

NYAMUK

SKEMA SIKLUS HIDUP NYAMUK

• TELUR Nyamuk betina meletakkan telurnya ditempat yang berair, stadium telur memerlukan waktu 4 hari sebelum menjadi jentik. • JENTIK Terdapat empat tingkatan perkembangan jentik (instar), yakni instar pertama, kedua, ketiga dan keempat sampai bulu bulu lengkap baru teridentifikasi. Pertumbuhan jentik dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, temperatur, kecukupan nutrisi, faktor predator dan kedalaman air.

• PUPA / KEPOMPONG Stadium pupa merupakan stadium tidak bergerak (inaktif), tidak memerlukan nutrisi sebagai makanannya namun masih memerlukan oksigen untuk kehidupannya yang diambil melalui corong napasnya. Poroses stadium pupa ini membutuhkan waktu 1-2 hari, pada stadium ini terbentuk sayap sampai mempunyai kemampuan untuk keluar dan terbang.

• DEWASA Dari kepompong/pupa keluar nyamuk dewasa, dengan jenis kelamin jantan dan betina sama banyaknya. Nyamuk jantan keluar terlebih dahulu dan menunggu munculnya nyamuk betina, kemudian kawin. Setelah kawin nyamuk betina akan istirahat 1-2 hari lalu mencari makan berupa darah hewan atau manusia. nyamuk janta tidak menghidap darah, tapi mencari makan dari sari tumbuhan disekitarnya.

SIKLUS HIDUP NYAMUK AEDES AEGYPTI Telur (1)

(Siklus Hidup10-15 hari)

Dewasa (4-5)

Larva (7-8)

Pupa (1)

• Metamorfosis seca ra Lengkap • 30-150 telur tiap 2-3 hari • Bertelur diair • Larva hidup di air • Berubah larva men jadi pupa selanjut nya jadi serangga dewasa

KEBIASAAN / PERILAKU Karakteristik Aedes Aegypti NYAMUK AEDES AEGYPTI Biasa menggigit sepanjang siang hari terutama pagi dan sore hari Kemampuan terbang maksimum 100 M (Rerata : 40 M) Umur nyamuk : dapat mencapai 3 bulan (Rerata : 2 - 4 Minggu) Tidak terdapat di daerah ketinggian 1000 M di atas permukaan laut

>

(lanjutan)

Nyamuk betina setiap 2 hari sekali menghisap darah manusia Darah manusia diperlukan untuk pematangan telur nyamuk ( 1 Nyamuk  200 - 400 butir telur ) Virus dengue berkembang biak dengan cara membelah diri < 1 mg,virus sudah terdapat pd kelenjar air liur nyamuk Virus Dengue berpindah bersama air liur nyamuk pada saat Nyamuk menggigit manusia.

PERKEMBANGAN NYAMUK AEDES AEGYPTI Berkembang biak di TPA ( Tempat Penampungan Air) bersih yang tidak berhubungan dengan tanah, a.l :  Dalam Rumah : bak mandi/WC, tempayan, drum  Luar Rumah :  Barang bekas yg dpt menampung air : kaleng, ban bekas, pot tanaman air  Pelepah daun,lubang pohon,potongan bambu, genangan air di talang.

FAKTOR MUSIM • Musim Hujan : kelembaban dan suhu Optimum bagi Nyamuk, sehingga umur rata-rata nyamuk lebih panjang.

• Kondisi ini mengakibatkan meningkatnya jumlah penderita DBD pada musim hujan. • Pada musim kering  menampung air

PENGENDALIAN NYAMUK Nyamuk Aedes aegypti: 1. Pengendalian Larva A. aegypti : Pengelolaan lingkungan dgn menghilangkan tempat perkembangbiakannya. Penggunaan insektisida di breeding places. Abate 1% dalam bentuk granula pasir. 2. Pengendalian Nyamuk dewasa A. aegypti Pengendalian dengan menggunakan insekti sida dalam bentuk fog yaitu malathion.

PENGENDALIAN NYAMUK Nyamuk Anopheline : 1. Pengendalian Larva Anopheline : Ikan pemakan jentik ( Biological control ). Penggunaan insektisida di breeding places. Larvasidasi, Altosid ( Briket ) 2. Pengendalian Nyamuk dewasa Anopheline Penyemprotan dgn menggunakan Spraycan Mist blower utk lagun yang terbatas. Penyemprotan melalui udara.

• Perilaku hidup • Nyamuk memerlukan tiga tempat untuk kehidupannya. 1.

Tempat berkembang biak atau bersarang (breeding places), yaitu didekat air. Nyamuk jenis Culex dapat hidup disembarang air, aedes hanya mau hidup di air yang jernih/bersih beralaskan bahan buatan bukan tanah/alamiah, Anopheles hidup di berbagai air seperti air payau, air tawar, air diam, dan air beraliran tenang (sawah).

2.

Tempat untuk mendapatkan makanan (feeding places), dikenal dg 3 golongan : • Menyukai darah manusia • Menyukai darah hewan • Menyukai darah manusia maupun hewan Berdasarkan waktu aktifnya terdiri dari aktif di siang hari (diurnal) dan di malam hari (noktural). Berdasarkan jarak terbang, ada yg dapat mencapai 5 km. Berdasarkan perilakunya aktifnya : • Masuk rumah, hinggap dibadan, langsung menggigit, kemudian terbang keluar • Masuk rumah, hinggap di dinding, menggigit, keluar rumah. • Masuk rumah, langsung menggigit, hinggap didinding, keluar rumah • Masuk rumah, hinggap di dinding, menggigit, hinggap di dinding, keluar rumah.

Kegiatan pengendalian • Identifikasi • Survei pendahuluan • Pemberantasan • Evaluasi Kegiatan dan Pelatihan

More Documents from "athaya fadhillah"