Tk1_tptp_kel6_pasca Panen Dan Pengolahan Lateks.pdf

  • Uploaded by: shilnvr
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tk1_tptp_kel6_pasca Panen Dan Pengolahan Lateks.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 2,445
  • Pages: 35
Pasca Panen & Pengolahan Lateks K

E

L

O

M

P

O

K

6

Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan (c)

Vini Aisyah Aminingrum 150610170028 Prasaktiyoga Adiraputra 150610170040 Astri Indira 150610170062 Shilla Novira Pertiwi 150610170075 Hanifatur Aziz Nur Ishmah 150610170089

Content

01

02

Pasca Panen Lateks

Pengolahan Sheet

03

04

Pengolahan Crepe

Pengolahan Karet Remah

05 Pengolahan Lateks Pekat

01

Pasca Panen Lateks ü Penanganan secara baik dan benar ü Faktor Kebersihan ü Prakoagulasi adalah kondisi yang tidak stabil pada lateks sebelum lateks sampai di pabrik pengolahan.

01

Pasca Panen Lateks

Proses pengumpulan lateks dilaksanakan 3 -4 jam setelah proses penyadapan. Setelah proses pengump ulan, lateks yang terdapa t pada mangkok dituang kan ke ember-ember pe mupul

Prakoagulasi pada lateks j uga mungkin terjadi jika l ateks pada ember-ember pengumpul tersebut ditar uh di tempat panas atau y ang terkena sinar matahar i langsung.

Pada keadaan tertentu, biasanya para penyadap menggunakan obat anti koagulasi untuk menceg ah terjadinya prakoagula si.

lateks yang ditambahkan oba t anti koagulasi akan juga me merlukan larutan obat koagul an

01

Pasca Panen Lateks

Obat Anti Koagulan • • •

Soda Amoniak Natrium Sulfit

Senyawa Penggumpal (Koagulan) • •

Asam Semut Asam cuka

Natrium Kar bonat, Na2 CO3 dan N a2CO3 10 H 20

NH4OH

Na2SO3

Asam A setat, C H3COO H

Asam for miat CHO OH

Kadar Karet Kering

TITLE

TITLE

TITLE

01

Pasca Panen Lateks Pengumpulan Gumpalan Karet Mutu Rendah • • •

Scrap Lump Tanah Lump Mangkok

NH4OH

Na2SO3

Asam for miat CHO OH

Pengolahan Air ü Air harus jernih dan tidak berwarna, tidak boleh mengandung garam-garam terutama TITLE TITLE garam kapur dimana dapat memicu terjadinyaTITLE prakoagulasi dan bintik-bintik oksidasi. ü Untuk air pengolahan di pabrik, syarat diatas tidak terlalu ketat tetapi tetap harus me merhatikan kebersihan air atau air tidak mengandung kotoran.

02

Pengolahan Sheet ü “Ribbed Smoke Sheet”, adalah produk karet alam berupa lembaran – lembaran tipis yang telah diasap, bersih dan liat, bebas dari buluk (jamur), tidak saling melekat, warna jernih, tidak bergelembung uda ra, dan bebas dari akibat pengolahan yang kurang sempurna. ü Prinsip pengolahan sheet ini adalah mengubah lateks segar menjadi lembaran karet kering (beralur) dan diasap. Proses koagulasi, penga sapan dan penyaringan merupakan suatu bagian yang sangat pentin g dari pengolahan sheet dan proses tersebut sangat mempengaruhi mutu sheet yang dihasilkan.

02

Pengolahan Sheet

1. 2. 3. 4.

Bak pembekuan diisi dengan air bersih banyaknya sesuai dengan keperluan, sehingga tercapai Kadar Ka ret Baku yang ditentukan. Dalam pengenceran lateks, jumlah air yang diperlukan harus sesuai dengan keperluan sehingga dicapai kadar karet baku untuk pembuatan sheet. Lateks dialirkan dari bak pencampur ke dalam bak pengencer melalui talang. Sebelum masuk ke dalam bak, lateks harus melalui saringan untuk mencegah masuknya bekuan/lump atau kotoran lainnya ke da lam bak pembekuan. Saringan harus selalu bersih agar lateks mengalirnya lancar. Setelah lateks masuk ke dalam bak pengencer/pembekuan yang telah terisi air tersebut, kemudian dia duk perlahan-lahan dengan alat pengaduk. Buih-buih yang timbul dipermukaan diambil dan ditempatk an dalam wadah yang tersedia untuk diolah lagi lebih lanjut dengan alat pembuang buih/busa.

02

Pengolahan Sheet

Ukuran Isi

Ukuran bak Bagian atas

Bagian bawah

Tinggi

Untuk 6,5-7,5 l lateks

65x30 cm

60x25 cm

9 cm

Untuk 5 l lateks

45x25 cm

40x20 cm

9 cm

Cara pembekuan pada tangki pembekuan tersebut yaitu: • Tangki yang telah diisi lateks dan telah diencerkan diaduk beberapa kali. Kemudian buang busa-busa yang timbul dengan alat pembuang busa. Pengadukan pertama cukup 4kali bolak-balik. • Bubuhilah lateks yang telah diencerkan tersebut dengan asam semut atau asam cuka sesuai dengan yang dibutuhkan. Aduklah agar asam tersebar merata di dalam larutan lateks. Pengadukan 6-10 kali bolak-balik. • Buanglah busa yang timbul dengan segera. • Pasanglah sekat-sekat dengan cepat dan teratur, dimulai di bagian tengah menuju ke pinggir sedemikian rupa, sehingga tiap ruang di antara sekat terisi lateks yang tinggi permukaannya sama. Dengan demikian lembaran-lembaran koagulum yang dihasilkan cukup seragam ukurannya. • Biarkan lateks membeku selama 2-3jam. Jika sudah membeku tambahkan air bersih ke dalam tangki pembekuan • Setelah sekat-sekat diangkat akan diperoleh lembaran-lembaran koagulum yang siap untuk digiling.

02

Pengolahan Sheet

1. Koagulum dari bak pembekuan diangkat dan melalui talang. K emudian di dorong menuju sebuah meja yang terletak di muka gi lingan pertama. 2. Kemudian dari meja ini koagulum meluncur ke gilingan perta ma, lalu gilingan kedua dan seterusnya dan berakhir setelah kelu ar dari gilingan gambar (printer) 3. Lembaran yang keluar dari gilingan gambar disebut “Ribbed S heet”. Kemudian lembaran dimasukkan ke dalam bak pencucian yang letaknya dekat di belakang mesin gilingan. Kebutuhan air u ntuk pengolahan sheet adalah 25-30 m3 tiap ton karet kering. 4. Setelah dicuci, lembaran sheet basah digantungkan pada rak-r ak penggantung atau di atas lori untuk dibiarkan agar air yang m asih ada pada lembaran menetes. Lama penggantungan sekitar 1 -2 jam.

02

Pengolahan Sheet qTingkat pengasapan suhu tidak boleh kurang dari 40ºC. qUntuk pengasapan dan pengeringan digunakan rumah asap.

Hari Pertama suhu dalam ruangan pengasapan sheet b

1

ersuhu 40-45ºC. Diusahakan agar oven sebanyak mung kin mengeluarkan asap dan suhu cukup panas, sehingg a asap dapat naik ke ruangan penggantungan sheet.

Hari Ketiga suhu di dalam ruangan dinaikkan sampai 55

2

pai 50-55ºC. Proses penguapan sempurna apabila uap

3

mudah dikeluarkan dari ruangan dengan membuka ven

4

Setelah lembaran sheet mencapai tahap kering, dapur dimatikan dan kamar dibiarkan menjadi dingin. Lembar an-lembaran sheet yang telah kering dan berwarna cok lat disebut “Ribbed Smoked Sheet”

-60ºC tanpa memasukkan asap ke dalamnya, untuk me ngeluarkan air yang terdapat di antara butiran-butiran karet di dalam lembaran. Ventilasi diatur sedikit terbuk a untuk memungkinkan udara beredar.

Hari Kedua suhu di ruangan pengasapan dinaikkan sam

tilasi.

02

Pengolahan Sheet Lembaran – lembaran “Ribbed Smoked Sheet”

01

di ruang sortasi ditimbang untuk mengetahui berat hasil akhir pengolahannya.

02

Di dalam ruangan sortasi terdapat meja sortasi, be rupa meja yang dilengkapi dengan kaca baur yang dipasang miring 45º dengan garis vertikal. Dari ba wah meja dimasukkan sinar tembus yang berasal dari sinar matahari (pada siang hari) atau dari lam pu neon 10 watt. Sinar yang menembus permukaa n meja sortasi adalah sinar diffus yang akan mene mbus lembaran-lembaran sheet yang diperiksa

03

Setelah itu menentukan grade sheet berdasarka n dari “Green Book” atau “International Standar d of Quality and Packing for Natural Rubber Gra des” yang telah ditentukan

02

Pengolahan Sheet

Berat satu bandela (peti kemas) 113 kg termasuk pembun gkus. Setelah sheet dibungkus, bandela kemudian dilabur campuran talk dan perekat, kemudian diberi tanda dengan pewarna hitam sesuai dengan peraturan.

Selesai pengepresan, peti jangan dibuka. Biarkan beberapa la ma agar bentuk kubus yang diharapkan dari tumpukan sheet dapat dipertahankan dan peti dapat dibuka keesokan harinya Sebelum dibungkus, lembaran sheet dilipat untuk memudahkan mengaturnya dalam peti waktu pengepresan. Peti pengepresan b erukuran 56x46x78 cm, dimana sisi-sisinya dapat dipasang atau d

Sebelum pengepresan, sejumlah sheet ditimbang se

ilepas. Pada sisi peti yang terbuat dari kayu terdapat cantelan dar

suai dengan berat yang dikehendaki.

i besi untuk memasangkannya pada sisi lain.

03

Pengolahan Crepe

03

Pengolahan Crepe

Setibanya di pabrik, lateks diterima dal am bak pemcampuran. Pemcampuran harus lebih teliti dengan menggunakan 3 buah saringan

Untuk pembuatan crepe digunakan kadar karet baku 20%

03

Pengolahan Crepe

Lateks diencerkan sampai kadar baku 20%

1

Bila pembekuan dilakukan dalam bak maka ko agulum yang terjadi harus dipotong-potong ter lebih dahulu supaya memudahkan menggiling

2 Berikan larutan pemutih Natrium-bisulfit 5%, sesuai kebutuhan lalu aduk merata

5 3

4

Bubuhkan obat pembeku yaitu asam cuka 5%

Bila pembekuan dilakukan dalam tangki pembekuan maka sekat dipasang dengan jarak 8 cm.

03

Pengolahan Crepe

Gilingan Gilingan pertama (Voor werker) Click here to add

your text or copy your text and pas Gilingan tengah (tussen t e i t h e r e

werker)

Gilingan akhir

Perlakuan

Hasil

Koagulum digiling perta Koyak-koyak, tebal 7-10 ma dilipat dua, digiling k mm. Berlobang-lobang. Click here to add edua kali 4-5 mm your text Tebal or copy

your text and pas Lembaran dilipat du Lembaran berlobang-lob t e i t h e r e a, digiling ang kecil, tebal 3-4 mm. II. Lembaran digiling ta npa dilipat

I.

Lembaran digiling satu k ali

Lembaran rata permuka annya, tebal mencapai 1 -2 mm.

03

Pengolahan Crepe

q Panas udara (panas alami) Add your title q Udara yang dipanaskan (panas buatan).

Hal yang harus diperhatikan dalam sortasi crepe : Add your title ü warna crepe, ü noda-noda kotoran, ü tanda-tanda oksidasi dan belang-belang, ü bintik-bintik. Standar sortasi menurut green book 1. No 1-X : superior quality thin pale latex crepe 2. No 1 : superior quality thin pale latex crepe 3. No 2 : fair average quality thin palish latex cre pe

03

Pengolahan Crepe

• Pembungkusan dilakukan dalam bentuk lembaran-lembaran crepe dalam ukuran 52x52x52 cm dengan berat 80 kg. • Macam-macam crepe 1. Thin pale crepe 2. Thin brown crepe 3. Sol crepe

04

Pengolahan Karet Remah

04

Pengolahan Karet Remah

1

Muncul karena persaingan antara karet alam dan karet sintetis.

2

Disebut karet spesifikasi teknis karena pe nentuan kualitas dilakuakn di laboratoriu m dan menggunakan peralatan modern.

3

Jenis karet remah: yang diperdagangka n dengan spesifikasi mutu teknis dan y ang berbentuk bongkah.

4

Bahan baku: Lateks kebun dan gumpal an mutu rendah

04

Pengolahan Karet Remah

Click here to add your text or copy your text and pas t e i t h e r e

Click here to add your text or copy your text and pas t e i t h e r e

04

Pengolahan Karet Remah

Click here to add your text or copy your text and pas t e i t h e r e

Click here to add your text or copy your text and pas t e i t h e r e

04

Pengolahan Karet Remah

Penentuan Kualitas Karet Remah 1

8

7

2

3

6 4

5

04

Pengolahan Karet Remah

Spesifikasi Kadar kotora n (%) (maks) Kadar abu (%) (maks) Kadar zat me nguap (%) (m aks) PRI min

Standard Indonesian Rubber (SIR) 5L 5 10

5 CV

5 LV

20

50

0,05

0,05

0,05

0,05

0,10

0,20

0,50

0,50

0,50

0,50

0,50

0,75

1,00

1,50

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

-

-

60

60

50

40

30

-

-

30

30

30

30

30

Indeks warna Lovibond (ma ks) ASHT (maks)

-

-

6

-

-

-

-

8

8

-

-

-

-

-

Sari aseton

-

6-8

-

-

-

-

-

Warna kode

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Coklat

Merah

Kuning

04

Pengolahan Karet Remah

04

Pengolahan Karet Remah

05

Pengolahan Lateks Pekat

05

Pengolahan Lateks Pekat

Beberapa bentuk lateks yang diawetkan adalah:

1

Lateks awet (preserved latex), dengan KKK 38-40%

2

Lateks dadih (creamed latex), dengan KKK 60%

3

Lateks pusingan (centrifuged latex), de ngan KKK 60%

05

Pengolahan Lateks Pekat a. Pengawetan lateks awet * Lateks hasil penyadapan dituangkan ke dalam tangki penerimaan melalui saringan. Tangki ini berfungsi pula sebagai tangki pengendapan. Jumlah tangki yang tersedia h arus sama dengan jumlahnya hari pengendapan, dan tiap tangki isinya harus dapat menampung produksi lateks harian. Tangki ini harus tertutup dan dilengkapi dengan barboteur untuk menyalurkan gas amoniak, lubang pembuangan untuk mengeluark an endapan, dan alat pengaduk. * ke dalam tangki-tangki ini kemudian dimasukkan amoniak 71/2-10 gram per liter l ateks.kemudian diendapkan selama 7 hari atau lebih. Endapan dikeluarkan dan aka n tertinggal lateks yang bersih. Lateks ini kemudian diaduk dan selanjutkan dipindah kan ke dalam tangki-tangki pencampur. Dalam tangki pencampur lateks hasil penge ndapan beberapa hari dicampur dengan sebaik-baiknya unutk dapat mencapai kese ragaman yang sebesar-besarnya. ü Sebaiknya disediakan sedikitnya dua buah tangki, sehingga salah satu dapat seca ra teratur diisi tiap hari, sedangkan yang kedua setelah diambil contoh dapat ter us dikeluarkan. ü Tangki pencampur harus dilengkapi pula dengan sebuah barboteur amoniak dan sebuah alat pengaduk. * pengangkutan lateks awet pada konsumen dilakukan dalam kaleng-kaleng minyak tanah atau drum.

05

Pengolahan Lateks Pekat Pengolahan Lateks Dadih

TITLE

TITLE lateks dterima dalam tangki-tangki melalui saringan. Sebelumnya dia mbil contoh lateks untuk mengeta hui kadar karet keringnya. Bila dia nggap perlu dapat ditambahkan 47 gram amoniak tiap liter lateks.

ke dalam lateks, dalam tangki penerimaan dim asukkan bahan pendadih, yaitu 140 cc larutan tepung K 1%, atau 60 cc larutan ammonium ali gnat 1% untuk tiap liter lateks. Kemudian diad uk dengan pengaduk yang tersedia. Biarkan be berapa lama yaitu sekitar 4-6 hari, supaya men dadih dan terjadi pengendapan.

05

Pengolahan Lateks Pekat Pengolahan Lateks Dadih

TITLE

TITLE

• Lateks dadih kemudian dialirkan ke dalam tangki pencampur/penyimpan, yang bila perlua pengaliran ini dapat melalui pusingan pembersih (clarificator), dengan maksud untuk mencapai keseragaman sebaik mungkin. • Tangki-tangki ini harus dilengkapi dengan alat pengaduk dan barboteur amoniak. Dasar tangki sebaiknya dilengkapi dengan krancerat untuk mengalirkan serum yang mungkin masih ada yang mengendap. Sebelum lateks dipak terlebih dahulu diambil contoh untuk diperiksa.

05

Pengolahan Lateks Pekat

• lateks dari kebun diterima melalui saringan dan diukur jumlahnya. penambahan amoniak • ke dalam lateks ditambahkan 2-3 gram amoniak perliter lateks, kemudian diaduk. Apabila dikehenda ki sebelum dimasukkan ke dalam alat pusingan, lateks dapat dialirkan melalui pusingan pembersih (clarif icator).

• Lateks dimasukkan ke dalam alat pusingan (centrifuge) misalnya “Separator A.B (laval)” buatan Stoc kholm, atau “Westphalia” dan ”Titan” buatan Kopenhagen. • Lateks dialirkan ke dalam alat pusingan, di mana oleh daya centrifugal dipisahkan menjadi dua bagi an, yaitu lateks pekat dan serum. Pekerjaan ini berjalan kontinu dalam arti bahwa lateks mengalir terus menerus ke dalam alat pusingan (centrifuge), sedanga sebaliknya dua macam bahan mengalir ke luar te rus menerus, yaitu lateks pekat dan serum. • Supaya pekerjaan berjalan baik, alat pusingan harus sering dibersihkan karena setelah alat ini berjal an beberapa jam menjadi kotor oleh bagian kuning dari lateks, magnesium-amonium fosfat, kotoran-ko toran dan lain-lain. Untuk menjaga kelancaran biasanya dugunakan dua buah alat pusingan atau lebih d engan “bowl” (piring) cadangan, untuk mengganti bowl yang mudah kotor dengan cepat.

05

Pengolahan Lateks Pekat

Pengepakan dan pengangkutan dilakukan dengan di pak dalam drum-drum.

Selain ketiga cara yang telah diuraikan di a tas, masih dikenal satu cara lagi yaitu mela lui proses penguapan. Pada dasarnya cara pengentalan ini adalah men guapkan air yang ada di dalam lateks kebun. Seb agai bahan pemantap dan pengawet digunakan sabun kalium dan basa KOH. Lateks pekat hasil penguapan yang disebut Revertex Standard me mpunyai kadar zat padat + 73% dan kadar karet kering 68%. Di samping Revertex Standard diju mpai lateks pekat hasil penguapan yang diawetk an dengan ammonia, yaitu Revertex T. Dibanding dengan lateks pekat pusingan, latek s pekat penguapan mengandung lebih banyak bahan bukan karet. Karena masih perlu mengh ilangkan bahan bukan karet yang tinggi kadarn ya ini dalam produk lateks pekat tersebut, mak a penggunaannya dalam praktek terbatas.

S

E

K

I

A

N

Related Documents


More Documents from "BudiNartama"