TK1210772
TEKNIK PRODUKSI MIGAS TEKNIK KIMIA – FTI UPNVY
Pengampu : Ir. Wibowo, MT
Vitae Nama
: Wibowo
Alamat Kantor
: Prodi Teknik Perminyakan - FTM UPN “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Condongcatur Yogyakarta - 55283, Indonesia. Phone /Fax. +62 274 487 815; 486.056 Mobile. +62 817 6886 818 E mail:
[email protected] -
Petroleum Engineering - Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Yogyakarta Magister Sain (MS) Petroleum Engineering Institut Teknologi Bandung
AGENDA ● Pendahuluan ● Karakteristik Reservoir ● Aliran Fluida Melalui Media Pori ● Potensi Formasi Productif ● Sumur Sembur Alam
● Aliran Fluida Melalui Pipa ● Analisa Nodal ● Sumur dengan Energi Buatan ● Problem Produksi
AGENDA ● Pendahuluan ● Karakteristik Reservoir ● Aliran Fluida Melalui Media Pori ● Potensi Formasi Productif ● Sumur Sembur Alam
● Aliran Fluida Melalui Pipa ● Analisa Nodal ● Sumur dengan Energi Buatan ● Problem Produksi
Oil & Gas Production Components Surface Prod. Eq.: Well Head X-Mastree and/or Pumping eq. Flow Line Processing Fluids
Well
Casing & Tubing
Perforation
Reservoir Rock
Cap Rock
Fluids
Reservoir Trap
Teknologi Produksi Migas difungsikan sebagai cara bagaimana operasi produksi migas dapat menghasilkan produksi optimum, dengan melakukan analisis & optimasi produksi pada system yang ada.
MANFAAT ANALISIS PRODUKSI Optimasi laju produksi Menentukan laju produksi yang dapat diperoleh secara sembur alam Meramalkan kapan sumur akan “mati” Memeriksa setiap komponen dalam sistem produksi untuk mementukan adanya hambatan aliran Menentukan saat yang terbaik untuk mengubah sumur sembur alam menjadi sembur buatan atau metode produksi satu ke metode produksi lainnya
METODOLOGI OPTIMASI PRODUKSI Memahami komponen Inflow Performance Memahami komponen Outflow Performance, yang merupakan integrasi dari kinerja : # # # #
Vertical Lift Performance Choke Performance Horizontal Flow Performance Separator
Memahami hubungan inflow dan outflow performance Memahami diskripsi hubungan Tekanan versus Kedalaman pada berbagai metode produksi (lifting methods)
Sistem & Pressure Drop pada Operasi Produksi Pwh
Separator
Surface Choke
Psep
Pdsc Safety Valve
Pusv
Bottom Hole Restriction
Pdr Pur
Pwf
DP1 = Pr - Pwfs DP2 = Pwfs - Pwf DP3 = Pur - Pdr DP4 = Pusv - Pdsv DP5 = Pwh - Pdsc DP6 = Pdsc - Psep
= Loss in Porous Medium = Loss across Completion = Loss across Restriction = Loss across Safety Valve = Loss across Surface Choke = Loss in Flowline
DP7 = Pwf - Pwh = Total Loss in Tubing DP8 = Pwh - Psep = Total Loss in Flowline
Pwfs
_ Pr
Pe
PROCESS FLOW DIAGRAM (PFD)
HYSYS PFD FLOWSHEET
Bila Produksi Sumur Menurun ? Natural atau Problem Produksi?
AGENDA ● Pendahuluan ● Karakteristik Reservoir ● Aliran Fluida Melalui Media Pori ● Potensi Formasi Productif ● Sumur Sembur Alam
● Aliran Fluida Melalui Pipa ● Analisa Nodal ● Sumur dengan Energi Buatan ● Problem Produksi
Tinjauan Umum
Karakteristik Reservoir • • • •
Reservoir Components Depositional System Hydrocarbon Reservoirs Rock & Fluid Properties
• Driving Mechanism • In Place - Reserve • Reservoir Performance Water in Oil Emulsion or Dissolved
(Gas)
(Oil)
Immobile Water
Reservoir Rock
Dissolved Gas (Water) Oil & Gas in Wtr Emulsion or Dissolved
Cap Rock Fluids
Reservoir Trap
Reservoir Components
Depositional System
Fluvial System
HydroCarbon Formation Gaya-gaya yang bekerja pada kulit bumi menyebabkan kompaksi, perlipatan dan mematahkan lapisan batuan Sejumlah mineral halus meleleh dan menyemen batuan
Schematic Reservoir Layering Profile NW
N- 4
N- 2
N- 8
SE BETA FS 34
MF 4
MF 6
FS 64 0.25 km 1 km
Hydrocarbon Reservoirs
HidroCarbon bermigrasi dari batuan sumber ke lapisan batuan lain melalui lapisan porus, patahan, rekahan dsb Sering kali hidrokarbon muncul ke permukaan atau terjebak pada struktur bawah permukaan Jenis Perangkap : PERANGKAP STRUKTUR : Perangkap yang terbentuk akibat adanya gejala-gejala tektonik atau struktur, seperti Perlipatan, Patahan, Unconformity dan Dome
PERANGKAP STRATIGRAFI :
Perangkap yang terbentuk karena perubahan lithologi, perubahan fasies atau batuan penghalang permeabilitas.
PERANGKAP KOMBINASI :
Perangkap yang terbentuk karena kombinasi antara perangkap struktur dan perangkap stratigrafi
Perangkap Struktur Perangkap Stratigrafi Perangkap terbentuk akibat gejala tektonik atau struktur, seperti perlipatan, patahan, salt dome atau ketidak selarasan.
Perangkap yang terbentuk akibat perubahan lithologi, fasies atau adanya penghalang permeabilitas.
Perangkap Kombinasi Perangkap kombinasi antara perangkap struktur dan perangkap stratigrafi
patahan & pengendapan porous permeabel
Perlipatan & pembajian
Hydrocarbon Reservoirs Minyak dan gas mengisi struktur batuan reservoir dengan menjenuhi ruang pori. Syarat : Porous & Permeable Hampir semua reservoir hydrocarbon juga tersaturasi air dan umumnya berasosiasi dengan aquifer.
◦ Suatu aquifer merupakan struktur batuan pori yang berisi air yang terhubung dengan reservoir hidrokarbon dan sangat berpengaruh untuk menjaga kondisi tekanan reservoir
Reservoir Rock Properties
Properties of the rock material : ◦ Porosity & Pore size distribution ◦ Permeability ◦ Formation compressibility
Static rock-fluid properties : ◦ Wettability & Contact Angle
3800’ SD
3809’ (-3662’) 15’ Prob. Oil
◦ Capillary pressure & Interfacial Tension ◦ Irreducible & Connate Water Saturation ◦ Residual Oil Saturation
Dynamic rock-fluid properties : ◦ Relative Permeability ◦ Mobility ◦ Saturation distribution during fluid displacement
3860’ SD
3864’ (-3717’)
Porosity & Pore Size Distribution Porositas adalah ukuran kapasitas penyimpanan suatu batuan Ruang pori hanya yang saling berhubungan yang menarik, Jika ruang pori terisolasi, cairan yang ada tidak dapat diproduksi Total porosity - perbandingan total ruang pori terhadap total volume batuan
Effective porosity - perbandingan ruang pori yang saling berhubungan terhadap total volume batuan (bulk) Porosity
Void Volume Bulk Volume
Quartz Grain
Oil
e
Interconnected Pore Vol. Bulk Vol.
Porositas dipengaruhi oleh : Rounded (bundar/menyudut/campuran) Sortasi (ukuran butir seragam/tidak) Kemasan/packing dan sementasi. Pemadatan/kompaksi Adanya kontribusi porositas sekunder seperti, vugs atau rekahan
Porosity = 0.08 mm
Permeability Merupakan sifat fisik batuan untuk alirankan fluida yang mengisi ruang pori batuan Absolute permeability (kabs) ◦ Permeabilitas batuan dimana hanya terdapat satu fasa (100%) fluida yang mengisi batuan Effective permeability (kef) ◦ Permeability batuan bila terdapat dua fasa (cairan <100%).
(kef) utk fluida yang berbeda selalu < (kabs)
Relative permeability
ko kro kabs
Permeability dipengaruhi oleh : Porositas Saturasi Fluida Kecepatan alir fluida, Viskositas dan Tekanan Geometri Aliran
Permeability – Darcy’s
Persamaan Darcy’s untuk aliran fluida secara linear melalui media pori : Q
k A p p q μ L 1
2
Dimana :
A
p2 L
Q
k
p1
p
q = volumetric rate (cm3/sec) k = permeability (Darcies) A = area (cm2) μ = viscosity (cp) p1 = upstream pressure (atm) p2 = downstream pressure (atm) L = length of porous media (cm)
q μ L A p 1 p 2
1000 md = 1 D
Saturasi Fluida Saturasi Fluida di definisikan sebagai fraksi volume pori yang diisi oleh fluida yang terkandung Saturation
V V
specific fluid pore space
Sw = water saturation Sg = gas saturation So = oil saturation Sh = hydrocarbon saturation = So + Sg
Besarnya volume air per unit volume = φ Sw Besarnya volume hydrocarbon per unit volume = φ (1 - Sw)
Sg + So + Sw = 1
(1-Sw) Sw
Hydrocarbon
Water
Matrix
Konsep dasar dari akumulasi hydrocarbon ◦ Mula-mula, ruang pori diisi 100% air ◦ Hydrocarbon bermigrasi mengisi jebakan (trap) ◦ Hydrocarbon dapat mengalir akibat gaya gravity (gravity forces) dan gaya kapiler (capillary forces) ◦ Saturasi Air Konat (Connate Water Saturation-Swc) akan tertinggal di dalam zona hydrocarbon
Static Rock-Fluid Properties
Wettability Kecenderungan satu cairan untuk menyebarkan, atau menempel di permukaan padatan dibanding cairan lainnya Forces in Equilibrium at Oil-water Interface
Contact angle < 90° = water-wet Contact angle > 90° = oil-wet Contact angle = 90° indicates neutral or intermediate wettability
Pengaruh Wettability Terhadap Relative Permeability
Typical water-oil relative permeability characteristics for water-wet & oil-wet reservoirs: 1.0
0.8
Oil 0.6 0.4
Water
0.2 0
0
20
40
60
Water Sat., % PV
80
100
Typical water/oil relative permeability characteristics - strongly oil-wet rock
0.8 Relative Permeability Fraction
Relative Permeability Fraction
1.0
Relative Permeability Fraction
0.6 0.4
Oil
0.2 0
Water 0
20
40
60
80
100
Water Sat., % PV
Typical water/oil relative permeability characteristics - strongly water-wet rock
Static Rock-Fluid Properties
Capillary Pressure
Capillary pressure - Perbedaan tekanan yang terjadi pada interface dari dua cairan tak campur (immiscible) dalam sistem kapiler • Hubungan antara saturasi air (Sw), pada setiap titik dalam media berpori terhadap tekanan kapiler pada titik tersebut diekspresikan dalam kurva tekanan kapiler • Tipe kurva: Kurva Drainage - menunjukkan perubahan saturasi dimana non-wetting phase menggantikan wetting phase Kurva Imbibisi - menunjukkan perubahan saturasi dimana wetting phase menggantikan non-wetting phase
Static Rock-Fluid Properties
Lapisan yang kurang permeabel dapat memiliki zona transisi lebih besar & saturasi connate water lebih tinggi Kesalahan menghitung tekanan kapiler dapat menyebabkan perkiraan OOIP lebih optimis atau pesimistis Kurva tekanan kapiler merepresentasikan sifat diskrit dari sampel tunggal dimana hal ini diperlukan saat scaling up ke reservoir Distribusi saturasi yang berasal dari data tekanan kapiler terukur merupakan karakteristik khas reservoir tsb, dan saturasi ini harus dikalibrasi dengan data log
Sw = Swir
5000
Top of OW Transition Zone
Depth
Capillary Pressure
OWC 5800 0
100%
Water Saturation, Swc
h Pc (Sw ) ( w o ) 144 h = Liquid height from WOC, ft w = water density, lb/cuft o = oil density, lb/cuft
Static Rock-Fluid Properties
Irreducible & Connate Water Saturation Irreducible water saturation, Swir ◦ Saturasi minimum (kurva capillary pressure hampir vertikal) ◦ Saturasi maximum tanpa air yang dapat mengalir Connate water saturation, Swc ◦ Saturasi air dalam reservoir saat ditemukan, dapat Sw c≥ Swir ◦ Apabila Swc > Swir maka air konat merupakan fasa mobile ◦ Dalam kebanyakan perhitungan diasumsikan Sw c = Swir
0.8
Oil
0.6 0.4
Water
0.2 0
0
20
40 60 80 Water Sat., % PV
100
Typical water/oil relative permeability characteristics - strongly oil-wet rock
Umumnya batuan memiliki kecenderungan basah air (water wet) dari pada basah minyak (oil wet)
Sw = Swir
5000
Top of OW Transition Zone
Depth
Relative Permeability Fraction
1.0
5800
OWC 0
100%
Water Saturation, Swc
Heterogenitas Reservoir
Heterogenitas Reservoir yang dapat mempengaruhi productivity dan recovery minyak : ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦
Pay discontinuities/pinchouts Faults Permeability variations/anisotropy Porosity variations Horizontal fractures Vertical fractures Vertical flow barriers (shales, etc.) Formation dip
Heterogenitas Reservoir
Metode yang digunakan untuk identifikasi reservoir: ◦
Analisa data core, log, dan well test
◦
Studi lithologi Detail
◦
Pressure transient testing : Pulse tests Interference tests untuk identifikasi arah dan kualitas kecenderungan permeabilitas Identifikasi Fault atau barrier
◦
Environment of deposition: Identifikasi lingkungan pengendapan memungkinkan untuk mengetahui kemungkinan adanya perubahan dan arah ukuran butir, orientasi butir, permeabilitas dll
Fluids Properties Fluida reservoir adalah fluida yang terakumulasi dan terdistribusi dalam formasi batuan, yang terdiri dari : Water in Oil Emulsion or Dissolved
Hidrokarbon : - minyak bumi atau kondensat - gas bumi atau gas alam (Oil) Non-Hidrokarbon : - air formasi (brine water)
(Gas)
Dissolved Gas
(Water)
Immobile Water Oil & Gas in Wtr Emulsion or Dissolved
Crude Fractions
Separator Gas
Sifat Fisik Fluida Reservoir
Densitas Minyak Densitas minyak (ρo) biasanya dinyatakan dalam spesific grafity (SG ) atau derajat API.
SG minyak
o w
OAPI
141.5 131.5 SG
Viskositas Minyak Viskositas minyak adalah suatu ukuran besarnya keengganan minyak untuk mengalir dengan satuan cp atau gr / (cm.sec)
Kelarutan Gas dalam Minyak (Rs) Banyaknya SCF gas yang terlarut dalam satu STB minyak pada kondisi standar 14,7 psi dan 60 oF
P 0 , 0125 API 0 , 00091 ( T - 460) Rs g 1,4 x 10 18 , 2 Rs = kelarutan gas dalam minyak , scf/stb g = specific gravity gas, lb/cuft P = pressure, psi T = temperatur, oF OAPI
= oil gravity
1, 2048
Faktor Volume Formasi Minyak (Bo) Definisi : Perbandingan volume minyak dan gas terlarut pada kondisi reservoir dengan volume minyak pada kondisi standard (14,7 psi, 60oF) Di atas Pb :
p B o B ob EXP A ln Pb
Di bawah Pb :
g B o 0 ,9759 0 , 000120 Rs o
dimana :
0,5
1, 25 (T - 460)
1, 2
A 105 1433 5Rs 17,2( T 460) 1180 gs 12,61o API Psep gs g 1 5 ,912( 10 5 )( o )( Tsep 460 )Log 114 ,7
PVT Variation with pressure Rsi
Pb
Pressure
Pi
GAS ALAM Merupakan sumberdaya alam yang terdiri dari : • senyawa hidrokarbon (CnH2n+2) • komponen non hidrokarbon (H2O, N2 , CO2 , H2S dsb). Produksi gas alam dipermukaan dapat merupakan : • Produk utama (non-associated gas), atau • Produk ikutan dari minyak bumi (associated gas) Gas alam merupakan gas nyata, shg berlaku teori keadaan berhubungan : PV = ZnRT Z merupakan faktor penyimpangan gas yang merupakan fungsi dari Pr & Tr (reduced) yang merupakan ratio P & T terhadap nilai kritisnya, dan merupakan fungsi dari komposisi gas alam.
Natural Gas
Gas Deviation Factor Z
Read Pc ,Tc
Calculate Pr ,Tr
Read Z
Faktor Volume Formasi Gas (Bg) Perbandingan volume gas pada kondisi tekanan dan temperatur reservoir dengan volume gas dengan kondisi standar (60 oF, 14,7 psia), bbl/scf Z r Tr B g 0.00504 Pr
bbl / scf
Zr = faktor Z Pr = pressure, psi Tr = temperatur, oR
v
Bo Bg
AIR FORMASI Air (H2O) adalah pelarut universal, dan mempunyai kemampuan yang besar untuk melarutkan sejumlah zat organik maupun zat anorganik baik logam maupun non-logam yang kontak dengannya. Pada keadaan murni, sifat fisik air secara umum adalah sebagai berikut* : Berat molekul : 18 Densitas @ 4oC : 1 gm/ml Titik leleh : 0 oC Titik didih : 100 oC
Sifat Fisik Air Tekanan
Spesifik
Tegangan Permukaan
ml/gm
dyne/cm
mmHg
0,9982
1,00013
-
-
Padat
1,0000
1,00000
75,06
6,101
1.567
Suhu
Densitas
oC
gm/ml
0 4
Volume
Uap
Viskositas cp
0.801 30
0,9957
1,00440
71,18
31,824
1.000 (pd 20.2oC)
100
0,9584
1,04340
58,85
760,000
Disadur dari “Corrosion and Water Technology”, Loyd W. Jones
0.284
Formation Conditions 1. Tekanan Reservoir - Tekanan Overburden - Tekanan Fluida Pori/Hidrostatik - Tekanan Kapiler 2. Temperatur Reservoir.
Tekanan Overburden Tekanan overburden merupakan tekanan akibat berat batuan dan fluida yang dikandung dalam pori batuan yang terletak di atas lapisan produktif
Po Po
Gmb G fl A
D1
ma
+
fl
= tekanan overburden, psi
Gmb = berat matrik batuan formasi, lb Gfl
= berat fluida yang terkandung dalam pori batuan, lb
A
= luas lapisan, in2
D
= kedalaman vertikal formasi, ft
= porositas, fraksi
ma = densitas matrik batuan, lb/cuft fl
= densitas fluida, lb/cuft
Tekanan overburden ~ 1 psi/ft
Tekanan Fluida Pori Tekanan fluida pori, fungsi density fluida besarnya antara 0,433 – 0,45 psi/ft
Tekanan Kapiler h w o Pc 144 dimana : Pc = h = w = o =
tekanan kapiler, psi selisih tinggi permukaan antara dua fluida, ft densitas air, lb/cuft densitas minyak, lb/cuft
Temperature Reservoir Temperatur akan mengalami kenaikan dengan bertambahnya kedalaman (gradien geothermal) yang dipengaruhi oleh jarak dari pusat magma. harga rataratanya adalah 2oF/100 ft.
Td = Ta + (GTH x D) Td = Ta = GTH = D =
temperatur reservoir pada kedalaman d ft, oF temperatur pada permukaan, oF gradient temperatur, oF kedalaman, ratusan ft
GTH : bervariasi 1 s/d 2 OF/100 ft TEMPERATUR RESERVOIR (Empiris) : • T,OF = Tsc + 0.02 h • T,OF = Tsc + Gr.T h Gr.T : bervariasi 1 s/d 2 OF/100 ft
Jenis Reservoir Berdasarkan Diagram Fasa 4000
Bubble point atau Dissolved gas reservoirs
3500
Dew point atau Retrograde Gas-Condensate reservoirs
Reservoir Minyak
A
B
3000
Critical point
C 2500 80%
2000
C1 40%
1500 1000
50
B1
D 20%
Reservoir Gas Condensate
100
10%
0%
B3
A2 0
Reservoir Gas
B2
60%
500
Single-phase gas reservoirs
150
200
Temperatur, oF
A1 250
300
350
Mekanisme Pendorong (Drive Mechanism)
Water Drive Reservoir
Solution Gas Drive Reservoir
Gas Cap Drive Reservoir Segregation Drive Reservoir Combination Drive Reservoir
Tenaga Pendorong Fluida Tenaga Pendorong Alami Tenaga Pendorong Buatan (Optimalisasi Produksi)
Tenaga Pendorong akan mempengaruhi kinerja tekanan reservoir, productivitas sumur dan berakibat pada tingkat pengurasan (Recovery Faktor)
Cadangan Reservoir (Volumetris)
Dengan asumsi, reservoir diisi oleh hydrocarbon (HC) dan air connat, cadangan ditempat (in place) reservoir dapat dihitung menggunakan persamaan :
InPlace Vb 1 S wc
S hc 1 S wc
◦ Vb = bulk volume of the rock ◦ Ø = rock porosity ◦ Swc = connate or irreducible water saturation
Perkiraan In-Place Reservoar Minyak (N)
N
7758 A h 1 Swi Boi
RESERVE = OOIP x EUR
REM. RESERVE = RESERVE - Np
EUR = Expected Ultimate Recovery
Np
Reserve = Cadangan yang dapat diambil
Rem. Reserve = Cadangan Sisa
= Cummulative Production
Perkiraan In-Place Reservoar Gas (G) G dimana G 43560 A H Swi Bgi
43560 Ah 1 Swi Bgi = = = = = = =
Initial Gas in Place, SCF Faktor konversi Scf/acre-ft. Luas daerah produktif Ketebalan bersih formasi, ft. Porositas, fraksi. Saturasi air awal, fraksi. Faktor volume formasi gas, bbl/SCF.
Cadangan = OGIP – Gas Abandon. 1 1 Gp 43560 Ah 1 Swi Bgi Bga
Metoda P/Z versus Gp Secara material balance,jika data PVT, data kumulatif produksi dan tekanan reservoar cukup tersedia, Initial Gas in Place (G), dapat ditentukan:
Pi T f Psc G p P Z Zi T sc B gi G Dengan membuat plot antara P/Z terhadap Gp didapat suatu garis lurus, dengan kemiringan (Tf Psc/ Tsc Bgi G) 2400
P/Z
Abandonment P/Z Water drive 1600
800
Abandonment P/Z Closed Reservoir 0 0
100
200
Cumulative Gas Produced
300
400
Kinerja Reservoir Kinerja reservoir (Reservoir Performance) biasa direpresentasikan dengan Production Performance : 1. 2. 3. 4. 5.
Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu
vs vs vs vs vs
Tekanan Reservoir Laju Produksi (Qo, Qw, Qg) Ratio Produksi (WC, OC, GLR) Jumlah Sumur Ber Produksi Ukuran Choke/Bean
Dalam satu tampilan (Kurva)
AGENDA ● Pendahuluan ● Karakteristik Reservoir ● Aliran Fluida Melalui Media Pori ● Potensi Formasi Productif ● Sumur Sembur Alam
● Aliran Fluida Melalui Pipa ● Analisa Nodal ● Sumur dengan Energi Buatan ● Problem Produksi