Tipus Metklim.docx

  • Uploaded by: Ariq Zmc
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tipus Metklim.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,583
  • Pages: 11
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Cuaca Menurut Tim Penyusun Klimatalogi Universitas Hasanudin (2009) menyatakan cuaca merupakan peristiwa fisik yang berlangsung di atmosfer pada suatu saat dan tempat/ruang tertentu, yang dinyatakan dalam berbagai variable disebut unsur-unsur cuaca. Unsur-unsur ini diamati satu atau beberapa kali dalam sehari sebagai data cuaca diurnal, yang selanjutnya hasil pengamatannya dalam setahun sebagai data harian dari setahun.Jika data pengamatan dikumpulkan selama beberapa tahun yang merupakan data historis jangka panjang tentang perilaku atmosfer yang mencirikan iklim.Sehingga hasil pengamatan data tersebut merupakan informasi penting pada berbagai bidang terutama yang berkaitan dengan kehidupan manusia seperti kehutanan dan pertanian dalam arti luas, penerbangan, hidrologi & pengairan serta kesehatan masyarakat. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari informasi cuacaadalah : 1. Sebagai peringatan dini dari dampak negative yang ditimbulkan oleh cuaca/iklim yang ekstrim seperti banjir, kekeringan dan angin kencang. 2. Menyelenggarakan kegiatan atau usaha dibidang teknik, ekonomi dan sosial yang sesuai dengan ciri dan sifat cuaca/iklim, sehingga dapat dihindari kerugian yang diakibatkannya. 3. Melaksanakan

kegiatan

tersebut

sebaiknya

memamfaatkan

pula

tehnologi

pemanfaatan sumber daya cuaca/iklim. Cuaca merupakan semua proses/peristiwa fisik yang terjadi/berlangsung di atmosfer pada suatu saat dan tempat 2tertentu atau nilai sesaat dari atmosfer serta perubahannya dalam jangka pendek disuatu tempat tertentu dibumi.Pernyataan secara kuantitatif dari cuaca umumnya digunakan untuk tujuan ilmiah, sedangkan secara kualitatif merupakan pernyataan masyarakat awam seperti tiupan angin lemah, langit cerah, dan cuaca buruk. Cuaca akan dicatat terus menerus pada jam-jam tertentu secara rutin menghasilkan suatu seri data cuaca yang selanjutnya dapat digunakan menentukan iklim (Tim Penyusun Klimatologi Universitas Hasanudin, 2009).

2.2 Pengertian Iklim Iklim merupakan kebiasaan alam yang digerakkan oleh gabungan beberapa unsur yaitu radiasi matahari, temperatur, kelembaban, curah hujan, suhu udara, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur itu berbeda pada tempat yang satu dengan tempat yang lainnya. Perbedaan itu disebabkan karena ketinggian tempat, garis lintang, tekanan, arus laut, dan permukaan tanah. Pengaruh timbal balik antara faktor tersebut akan menentukan pola yang diperlihatakan oleh unsur. Tetapi sebaliknya, unsur-unsur tersebut pada suatu batas tertentu akan mempengaruhi faktor juga,sehingga keadaan cenderung untuk melanjutkan proses timbal balik tadi. Batas pola yang ditentukan itu umumnya stabil. Terjadinya penyimpangan tidak dapat dihindaripada proses tersebut(Aldrian, 2001). Iklim (climate) adalah sintesis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsurunsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah. Sintesis tersebut dapat diartikan pula sebagai nilai statistik yang meliputi: rata-rata, maksimum, minimum, frekuensi kejadian. Iklim sering dikatakan sebagai nilai statistik cuaca jangka panjang di suatu tempat atau suatu wilayah. Iklim dapat pula diartikan sebagai sifat cuaca di suatu tempat atau wilayah. Data iklim terdiri dari data diskontinu (radiasi, lama penyinaran matahari, presipitasi dan penguapan) dan data kontinu (suhu, kelembaban, tekanan udara, kecepatan angin). Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama yang sifatnya tetap. Iklim sebagai peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Visa, 2009). 2.3 Suhu Menurut Sarjani (2009), suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat panas disebut Thermometer.Biasanya pengukuran suhu atau temperatur udara dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F).Udara timbul karena adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi. Tingkat penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: • Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumidengan arah datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang sinar matahari,semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan sudut yangdatangnya tegak lurus. • Lama waktu penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin banyak panas yang diterima bumi. • Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat daratan.

• Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima bumi. Makin banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit panas yang diterima bumi. Suhu atau temperatur udara di permukaan bumi untuk berbagai tempat tidak sama. Untuk mempermudah membandingkannya, maka dibuat peta isotherm.Isotherm yaitu garis khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai suhu atau temperatur udara rata-rata sama. Persebaran horizontalsecara tidak teratur dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perbedaan suhu atau temperatur udara daratan dan lautan (Sarjani, 2009). Semakin naik suhu atau temperatur udara akan semakin turun. Secara umum, setiap naik 100 meter, suhu atau temperatur udara turun 0,5°C. Ketentuan ini tergantung pada letak dan ketinggian suatu tempat.Adanya perairan, seperti selat dan laut sangat besar peranannya pada pengendalian suhu atau temperatur, sehingga tidak terjadi perbedaan suhu terendah dan suhu tertinggi yang sangat besar.Perhatikan gambar persebaran suhu atau temperatur udara berikut ini (Sarjani, 2009). 2.4 Angin Angin merupakan udara yang bergerak dalam arah horizontal. Pergerakan angin disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara di antara dUB daerah. Angin bergerak daridaerah

yang bertekanan

tinggi

ke

daerah

bertekanan

rendah.Penamaan

arah

anginmenunjukkan arah dari mana angin bertiup.Pola angin di Indonesia secara umum dipengaruhi oleh pola angin Monsun (Anzhar et al, 2000) Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah yang bertekanan udara lebih rendah.Pergerakan udara ini disebabkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Jika udara dipanaskan akan memuai yang akhirnya naik karena menjadi lebih ringan. Jika udara yang dipanaskan naik, tekanan udara menjadi turun karena udara berkurang kerapatannya sehingga udara dingin di sekitarnya akan mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tersebut.Udara lalu menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan kembali naik (Sarwono, 2011) Pola angin Monsun terjadi karena posisi matahari yang berubah selama periode satu tahun.Pada periode Oktober-April, ketika matahari berada belahan bumi selatan, daerah tekanan rendah terjadi di alas Benua Australia dan tekanan tinggi di atas Benua Asia. Akibat perbedaan tekanan ini, maka terjadi aliran massa udara basah dari Asia ke Australia yang mempengaruhi udara di Indonesia, sehingga pada periode ini, sebagian besar wilayah Indonesia terjadi musim hujan (Anzhar et al, 2000) 2.5 Instrumen Meteorologi dan Klimatologi Laut

2.5.1 Water Quality Checker (WQC)

Gambar1. Water Quality Checker Sumber: www.google.com Water Quality Checker merupakan instrument yang berfungsi untuk megukur kualitas suatu perairan di lapangan. Alat ini memiliki enam parameter yaitu : pH, temperature, Oksigen Terlarut (DO), konduktivitas, salinitas, dan kekeruhan. Alat ini memilki sensor yang sangat sensitive sehingga dengan mudahnya mendapatkan data yang presisi dan akurat mengenai kualitas suatu perairan tersebut.Instrumen ini secara otomatis akan mengukur DO pada suatu perairan di air asin atau air biasa dan juga dapat mengukur parameter lainnya (Sarita et al, 2014) Pada alat ini memilliki suatu internal memory yang digunakan untuk menyimpan sampai 20 sampel data dari 6 parameter yang nantinya bisa untuk di print.Alat ini juga memiliki sistem kalibrasi yang sangat mudah hanya dengan memencet tombol kalibrasi. Tombol kalibrasi tersebut akan mengkalibrasi seluruh parameter-parameter yang terdapat pada alat tersebut (Sarita et al, 2014).

2.5.2 Termometer

Gambar2. Termometer Sumber: www.google.com Menurut Rivera (1970), thermometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Thermometer ini sangat sensitif terhadap perubahan suhu, bila thermometer terkena suhu yang berbeda maka thermometer tersebut akan mengubah nilai yang ditunjukkan melalui nilai dari skalanya. Menurut Rivera (1970) macam-macam dari thermometer yaitu : a. Thermometer Air Raksa Thermometer air raksa adalah thermometer yang menggunakan air raksa sebagai cairannya. b. Thermometer Alcohol Thermometer alkohol adalah thermometer yang menggunakan alkohol sebagai cairannya. c. Thermometer Hambatan Listrik Thermometer hambatan listrik merupakan thermometer yang digunakan untuk mendeteksi perubahan suhu pada arus listrik. d. ThermometerThermistor Thermometer thermistor merupakan thermomter yang digunakan mengukur suhu udara menggunakan alat digital dengan sensor thermistor. e. Thermometer Gas Thermometer gas adalah thermometer yang memanfaatkan sifat – sifat dari gas. f. Thermometer Bimetal Thermometer bimetal memanfaatkan logam untuk menunjukkan adanya perubahan suhu dengan prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. g. Thermokopel

Thermokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik. h. Thermometer Platina Thermometer platina adalah thermometer yang digunakan dalam industri untuk mengukur suhu lebih dari 1000 oC. i. Pyrometer Pyrometer berfungsi untuk mengukur intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda yang suhunya sangat tinggi.

2.5.3 Global Positioning System (GPS)

Gambar3. GPS Sumber: www.google.com Global Positioning System (GPS) merupakan sebuah alat atau sistem yang dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya dimana dia berada (secara global) dipermukaan bumi yang berbasis satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio dengan data digital.(Hanafi, 2015)

GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang berbasiskan satelit yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-satelit itu milik Departemen Pertahanan (Departemen of Defense) Amerika Serikat yang pertama kali diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit. Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang diberi nama GPS reciever yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. Posisi diubah menjadi titik yang dikenal dengan namaWay-point nantinya akan berupa titiktitik koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang atau suatu lokasi kemudian di layar pada peta elektronik. (Hanafi, 2015)

GPS adalah satu-satunya sistem satelit navigasi global untuk penentuan lokasi, kecepatan, arah, dan waktu yang telah beroprasi secara penuh didunia saat ini GPS menggunakan konstelasi 27 buah satelit yang mengorbit bumi, dimana sebuah GPS receiver menerima informasi dari tiga atau lebih satelit tersebut seperti terlihat dalam Gambar 2.1 dibawah, untuk menentukan posisi. GPS receiver harus berada dalam line-of sight (LoS) terhadap ketiga satelit tersebut untuk menentukan posisi, sehingga GPS hanya ideal untuk diguakan dalam outdoor positioning.(Afrizal et al, 2013) GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan 24 satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat yang dapat digunakan oleh semua orang dengan segala cuaca, serta didesain untuk memberikan posisi, kecepatan dan waktu secara kontinyu di seluruh dunia. Kemajuan teknologi penentuan lokasi seperti GPS berkembang pesat dengan tingkat ketelitian yang semakin presisi, bermacam variasi, semakin murah dan sangat membantu dalam hal navigasi.Sampai saat ini GPS merupakan alat penentuan posisi yang paling populer di dunia tanpa dikenakan biaya pemakaian. Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang diberi nama GPS reciever yang berfungsi untuk menerima sinyal dari satelit GPS.(Afrizal et al, 2013)

2.5.4 Anemometer

Gambar 4. Anemometer Sumber: www.google.com Anemometer adalah sebuah perangkat untuk mengukur kecepatan angin dan untuk mengukur arah angin. Anemometer merupakan salah satu instrumen yang sering digunakan oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kata anemometer berasal dari Bahasa Yunani anemos yang berarti angin, angin merupakan udara yang bergerak ke segala arah, angin bergerak dari suatu tempat menuju ke tempat yang lain. Anemometer ini pertama kali diperkenalkan oleh Leon Batista Alberti dari Italia pada tahun 1450(Pangestu et al., 2015). Menurut Pangestu et al. (2015), jenis dari anemometer yaitu : a. Anemometer mangkuk Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang berpusat pada suatu sumbu vertikal atau semua mangkok tersebut terpasang pada poros vertikal. b. Anemometer propeller Anemometer ini mangkoknya terpasang pada poros horizontal. c. Anemometer tabung bertekanan Kerja anemometer ini mengikuti prinsiptabung pitot, yaitu dihitung dari tekanan statis dan tekanan kecepatan Sehubungan dengan adanya perbedaan kecepatan angin dari berbagai ketinggian yang berbeda, maka tinggi pemasangan anemometer ini biasanya disesuaikan dengan tujuan atau kegunaannya. 2.5.5 Kompas Tembak

Gambar 5 . Kompas Bidik Source : www.google.com

Kompas Geologi adalah Alat yang digunakan untuk menentukan arah dan besar sudut sertakedudukan lapisan batuan. Kompas, klinometer, dan “hand level” merupakan alat-alat yang dipakai dalam berbagai kegiatan survei, Kompas geologi merupakan kombinasi dari ketiga fungsi alat tersebut.(Amin et al, 2015) Kompas

berasal

dari

bahasa

Latin

yaitu

Compassus

yang

berarti

jangka.Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100 M. Kompas merupakan alat penentu arah mata angin.Kompas tediri atas magnet jarum, yang dapat berputar bebas. Tidak seperti kompas pada umumnya, kompas geologi memiliki beberapa fungsi khusus yaitu selain mengukur arah mata angin, kompas geologi juga dapat digunakan untuk mengukur kedudukan suatu bidang atau garis (Dhamayanti et al, 2015) Menurut Dhamayanti et al(2015), cara Menggunakan Kompas Bidik adalah sebagai berikut. 1. Buka tutup kompas dan posisikan tutupnya hingga tegak lurus 2. Tarik cincin untuk jempol. 3. Masukan ruas pertama jempol kanan ke dalam cincin tersebut. 4. Telunjuk sejajar dan memegang penutup yang berdiri tegak, jari-jari lain memegang penutup kompas. 5. Lengan lurus ke depan. 6. Bisa juga meletakan kompas pada tongkat statis. 7. Dekatkan kompas ke depan mata.

8. Untuk mencari tanda/titik yang dijadikan patokan dalam membidik pilih benda yang jauh tetapi jelas terlihat dan tidak terhalang, hasil bidikan angkanya bisa dilihat pada kompas. misalnya angka 40 maka di sebut azimut 40° 9. Kemudian bergerak menuju titik yang telah di bidik oleh kompas tadi. 10.

Setelah sampai di titik yang dituju kemudian bidik titik berikutnya,

demikian seterusnya secara berulang. 2.6 Kondisi Perairan Teluk Awur Jepara Perairan Pantai Teluk Awur Jepara merupakan daerah teluk dengan ombak yang tidak begitu besar.Salah satu potensi yang ada di tempat tersebut adalah rumput laut dimana rumput laut dapat memengaruhi kelimpahan biota bentik yang termasuk di dalamnya adalah epifauna yang pergerakannya terbatas.Rumput laut dalam persebaran dan pertumbuhannya dipengaruhi oleh kesesuaiannya dengan substrat dasar, begitu pula dengan epifauna.Selain itu, kondisi perairan dilihat dari parameter fisika maupun kimia juga dapat berpengaruh terhadap persebaran dan pertumbuhan biota tersebut (Sunarernanda et al, 2014). Perairan Jepara termasuk perairan di daerah utara Pulau Jawa yang memiliki kandungan biotik dan abiotik melimpah meskipun kondisi perairannya tidak baik pada musim hujan. Perairan Teluk Awur, Jepara dan sekitarnya tergolong perairan yang masih baik dibandingkan dengan perairan lain di pantai utara Jawa sehingga rumput laut dapat tumbuh di tempat ini. Jenis rumput laut yang ditemukan antara lain, Halimeda macrophyssa, H. opuntia, H. discoida, H. stuposa, Caulerpa serrulata, C. racemosa, Jania sp., Padina sp., Dictyota sp., Udotea sp. dan Neomeris sp (Pramesti et al, 2016) Tingkat perairan Teluk Awur yang memiliki type substrat yang bervariasi serta arus dan gelombang yang lemah.karena memilki substrat yang cukup beragam, pasir+pecahan karang, terdapat batu, sedikit lumpur sehingga dapat ditumbuhi beragam jenis rumput laut. Hal ini dikarenakan dapat dikarenakan bahwa semakin bervariasi substrat di suatu perairan semakin beragam jenis rumput laut yang dapat ditemukan. Selain itu terdapat rumput laut yang memiliki thallus kuat serta memiliki pelekatan kuat sehingga dapat beradaptasi pada berbagai kondisi substrat dilingkungannya. Luning (Rahayu et al, 2012).

DAFTAR PUSTAKA Pangestu, Y. C., Sonjaya, E. dan Sugihantoro, D., 2015. Rancang Bangun Anemometer Mangkok Dengan Uji Laboratorium Dan Lapangan. Tugas Akhir. Rivera, S., 1970. Thermometer.North Minneapolis: Lerner. Dhamayanti, Eka, Khairani Alkatiri, Gusti Warman, Yuniar Rizky, 2015,“Techno-Kompas” Teknologi Kompas Geologi Digital Dan Klinometer Serba Bisa Untuk Akuisisi Data Pengukuran Strike- DIP Pada Bidang Geologi, Geofisika, Dan Arkeologi, Yogyakata; Universitas Gajah Mada Amin, Ahmad Faizal, Hafizhan Abidin Setyowiyoto, Riko Susetia Yuda, Agung Setianto, Ghafar Ramadhan Faqih, Ahmad Shalahuddin Abdullah, 2015. Integrasi Sensor Elektronik Dan Automatic Data Backup Pada Kompas Geologi Untuk Mempermudah Akuisisi Data Lapangan Dan Olah Data Geologi Berbasis Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta; Universitas Gajah Mada Afrizal, Anjik Sukmaaji, Teguh Sutanto. 2013.Android Personnel Monitoring Location Pada Institusi Kepolisian Berbasis Web. Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi. Hanafi. 2015. Aplikasi Pemantauan Keberadaan Lokasi Dan Kecepatan Pada Kendaraan Dengan Menggunakan Teknologi Mobile Data Dan Gps Dengan Digitalisasi Peta.Yogyakarta.Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer. Sarita, Dhoble, Choudhari N.K, Chaudhari A.R. 2014. Sensor Based Electronics System for Evaluation of Water Quality.India ;Nagpur College of Engineering. Azhar, Kurnia, Yarianto. 2000. Pola Angin Laut Dan An Gin DaratDi Daerah Ujung Lemahabang, Semenanjung Muria. Batan. Rahayu, Sata Yoshida Srie, Rika Asteria.2012.Kelimpahan Dan Keanekaragaman Plankton Di Area Waduk Jangari, Bobojong, Cianjur, Bogor. Universitas Pakuan. Sunarerdana,Yanuareza Putra, Suryanti. 2014. Hubungan Kerapatan Rumput Laut Dengan Kelimpahan Epifauna Pada Substrat Berbeda Di Pantai Teluk Awur Jepara. Semarang; Universitas Diponegoro. Pramesti, Rini,AB. Susanto, Wilis A S, Ali Ridlo, Subagiyo, Yohanes Oktaviaris. 2016. Struktur Komunitas dan Anatomi Rumput Laut di Perairan Teluk Awur, Jepara dan Pantai Krakal, Yogyakarta.Semarang; Universitas Diponegoro.

Related Documents

Tipus
October 2019 28
Tipus Metklim.docx
December 2019 33
Tipus D'oracions
December 2019 27
Tipus Snnt.docx
May 2020 12
Tipus Mundi
June 2020 8

More Documents from "Belhamissi"

November 2019 21
Tipus Metklim.docx
December 2019 33
Manfaat Echinodermata.docx
November 2019 41
Laporan Curah Hujan.docx
December 2019 30
Laporan 1 - Angin.docx
December 2019 25