Tinjauan Pustaka 2.docx

  • Uploaded by: Mohammad Burhanudin
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tinjauan Pustaka 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,326
  • Pages: 17
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saluran Pencernaan Ayam Saluran pencernaan merupakan kesatuan sistem yang terdiri dari organ organ pencernaan yang berfungsi untuk mengubah struktur molekul pakan menjadi lebih sederhana dengan bantuan enzim serta melakukan penyerapan zat nutrien yang terdapat dalam pakan untuk digunakan pada proses metabolisme dalam tubuh. Sistem pencernaan pada hewan umumnya hampir sama dengan sistem pencernaan manusia. Saluran pencernaan berfungsi sebagai tempat pakan ditampung, tempat pakan dicerna, tempat pakan diabsorbsi, serta tempat pakan sisa yang dikeluarkan. Saluran pencernaan pada ayam terdiri dari mulut, esophagus, crop, proventriculus, gizzard, duodenum, usus halus, caecum, rectum, cloaca, dan vent. Sementara organ asesori terdiri dari pancreas dan hati. (Edjeng, dkk, 2005) Organ pencernaan ayam turut menentukan efesiensi pakan yang dimakan oleh ayam, terutama terkait dengan kesehatan ayam, keperluan tubuh, dan pertumbuhannya.Sebagai contoh, apabila pada salah satu alat pencernaan terdapat parasit atau protozoa, pakan yang dimakan menjadi tidak dapat diserap oleh tubuh ayam secara sempurna. Begitu pula kebalikannya, organ pencernaan akan bekerja dengan baik bila tubuh ayam dalam keadaan sehat. (M Rasyaf, 2008) 1) Mulut Mulut pada ayam berfungsi sebagai alat pengambilan pakan (prehension). Ayam tidak mempunyai gigi sehingga fungsi pemecahan partikel digantikan oleh paruh. Mulut hanya digunakan sebagai lewat sesaat bahan pakan. Di dalam mulut terdapat lidah yang kaku untuk membantu penelanan makanan.

Didalam mulut juga disekresikan enzim amilase atau ptialin yang berfungsi mengubah amilum yang terkandung dalam pakan menjadi gula yang lebih sederhana. Secara umum di mulut terjadi pencernaan secara enzimatis dan mekanik. Pakan masuk ke dalam mulut ayam masih dalam keadaan utuh, kemudian dengan tekanan lidah masuk ke dalam rongga faring dan turun ke esophagus oleh gaya gravitasi. Mulut meng hasilkan saliva yang mengandung amilase dan maltase saliva, tetapi pemecahan bahan pakan di mulut ini kecil sekali karena mulut hanya digunakan untuk lewat sesaat. Saliva mulut, selain mengandung kedua enzim tersebut, juga digunakan untuk membasahi pakan agar mudah ditelan. Produksi saliva 7 sampai 30 ml/hari, tergantung pada jenis pakan. Sekresi saliva dipacu oleh saraf parasimpatik (Yuwanta, 2004). Mulut unggas tidak mempunyai gigi, melainkan lidah kaku. Lidah ayam mempunyai kelenjar dan sedikit syarat pengecap. Fungsi gigi pada unggas gantikan oleh paruh yang keras untuk prehesnion dan memecah makanan yang akan masuk mulut (Kartadisastra, 2002). 2) Esophagus Esophagus merupakan saluran pencernaan yang menghasilkan mukosa berlendir yang berfungsi membantu melicinkan pakan menuju tembolok. Esophagus merupakan saluran lunak dan elastis yang mudah mengalami pemekaran apabila ada bolus yang masuk. Esophagus memanjang dari faring hingga proventrikulus melewati tembolok (crop). Organ ini menghasilkan mukosa yang berfungsi membantu melicinkan pakan menuju tembolok (Yuwanta, 2004).

Menurut Yaman (2010), kisaran normal panjang oesophagus adalah 20 sampai 25 cm dengan berat 5 sampai 7,5 gram. Esophagus berfungsi untuk menyalurkan makanan ke tembolok (Sarwono, 1988). 3) Tembolok (crop) Tembolok adalah modifikasi dari esophagus(Yuwanta, 2004). Setelah melewati oesophagus, pakan akan menuju ke tembolok dengan bantuan gerakan peristaltik yang ada di esophagus dan dengan bantuan gaya gravitasi. Tembolok berfungsi untuk menyimpan pakan sementara. Menurut Yuwanta (2004), fungsi utama tembolok adalah untuk menyimpan pakan sementara, terutama pada saat ayam makan dalam jumlah banyak. Bolus berada di tembolok selama 2 jam. Jenis makanan atau benda lain yang mempunyai ukuran besar dapat menyumbat saluran tembolok. Jika hal ini terjadi maka makanan yang ada dalam tembolok tidak dapat lewat dan akan terjadi fermentasi. Kapasitas tembolok mampu menampung 250 gram pakan. Pada tembolok terdapat saraf yang berhubungan dengan pusat kenyang-lapar di Hipotalamus sehingga banyak sedikitnya pakan yang terdapat dalam tembolok akan memberikan respon dalam saraf untuk makan atau menghentikan makan. Menurut Suprijatna et al. (2005), ukuran tubuh ayam mempengaruhi ukuran organ-organ dalam tubuh ayam itu sendiri. Kisaran normal panjang crop adalah 7 sampai 10 cm dan beratnya 8 sampai 12 gram. 4) Proventriculus Proventrikulus adalah suatu pelebaran dari kerongkongan sebelum berhubungan

dengan gizzard (empedal).

stomach atau true stomach.

Kadang-kadang

disebut glandula

Menurut Usman (2010), proventrikulus merupakan perluasan esophagus yang

utama

pada

sambungan

dengan

gizzard,

dan

biasa

disebut glandular stomach atau perut sejati. Proventrikulus berfungsi untuk mensekresikan gastric juice (cairan lambung) yaitu pepsin, suatu enzim untuk membantu pencernaan protein, dan hydrochloric acid disekresi oleh glandular cell. Menurut Yuwanta (2004), proventrikulus mensekresikan enzim pepsinogen

dan HCl untuk mencerna protein dan lemak. Pada proventrikulus lintasan pakan sangat cepat masuk ke empedal melalui isthmus proventrikulus sehingga secara nyata belum sempat dicerna. Sekresi pepsinogen tergantung pada stimulasi syaraf vagus, pakan yang melintas, dan aksi cairan gastrik. Pada keadaan tidak makan, sekresi glandula perut ini 5 sampai 20 ml/jam dan mampu mencapai 40 ml ketika ada pakan. Pada ayam petelur produksi HCl akan menjadikan suasana empedal menjadi asam (pH 1-2) untuk melumatkan 7-8 gram CaCO3, fosfat, mengionkan elektrolit, dan memecah struktur tersier protein pakan. 5) Ventriculus Ventriculus atau gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan bawah. Bagian atas lubang pemasukkan berasal dari proventriculus dan

bagian

bawah

lubang

pengeluaran

menuju

ke duodenum (Nesheim et al., 1979) Ventriculus disebut pula otot perut yang terletak antara proventriculus dan bagian atas usus halus. Gizzard mempunyai 2 otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan mempunyai mucosa yang tebal. Pakan yang bercampur dengan getah proventrikulus masuk ke dalam gizzard. Pakan dalam gizzard mengalami proses pencernaan secara mekanik dengan bantuan

grit yang berupa batuan kecil, selain itu pakan juga akan dipecah dan dicampur dengan air sehingga menjadi seperti pasta atau yang biasa disebut dengan chymne (Kartadisastra, 2002). Menurut Yuwanta (2004), empedal (gizzard) disebut juga perut muscular yang merupakan perpanjangan dari provenrikkulus. Fungsi utama empedal adalah memecah atau melumatkan pakan dan mencampurnya dengan air menjadi pasta yang dinamaan chymne. Ukuran dan kekuatan empedal dipengaruhi oleh kebiasaan makan dari ayam tersebut. Pada unggas yang hidup secara berkeliaran (ayam kampung), empedal lebih kuat daripada ayam yang dipelihara secara terkurung dengan pakan yang lebih lunak. Pada empedal disekresikan koilin yang berfungsi melindungi permukaan empedal terhadap kerusakan yang mungkin disebabkan oleh pakan atau zat lain. Menurut Usman (2010), fungsi gizzard adalah sebagai reaksi mekanik mencampur dan menggerus pakan. Gizzard tidak aktif ketika kosong, tetapi ketika makanan masuk, otot berkontraksi. Besarnya partikel makanan mempercepat kontraksi. Grit yang dibutuhkan sedikit jika pakan dalam betuk mash. Berat gizzard sekitar 44 gr atau sebesar 2,3 % dari bobot hidup. 6) Usus Halus (Small intestine) Usus halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya pencernaan dan absorpsi produk pencernaan. Berbgai enzim yanga masuk kedalam saluran pencernaan ini berfungsi mempercepat dan mengefesiensikan pemecahan karbohidrat, protein dan lemak untuk memepermudah proses absorpsi. (Edjeng, 2005) Small intestine memanjang dari ventriculus sampai large intestinum dan terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Duodenum

berbentuk huruf U dengan bagian pars descendens sebagai bagian yang turun dan bagian pars ascendens sebagai bagian yang naik. Selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot yang lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas permukaan penyerapan nutrien. Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim amilase, lipase dan tripsin.Ada beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinding sel

dari small

intestine yang

dapat

mencerna

protein

dan

karbohidrat.Pencernaan pakan ayam di dalam usus kecil secara enzimatik dengan berfungsinya enzim-enzim terhadap protein lemak dan karbohidrat. Protein oleh pepsin dan khemotripsin akan diubah menjadi asam amino. Lemak oleh lipase akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Karbohidrat oleh amilase akan diubah menjadi disakarida dan kemudian menjadi monosakarida. (Tri, 2004) Jejunum merupakan kelanjutan dari duodenum. Pada bagian ini proses pencernaan dan penyerapan zat makanan yang belum diselesaikan pada duodenum dilanjutkan sampai tinggal bahan yang tidak dapat tercerna (Yuwanta, 2004). Diantara jejenum dan ileum terdapat suatu pembatas yang berbentuk seperti kutil yang disebut dengan micele divertikum. Menurut Yaman (2010), pembatas antara Jejunum dan ileumdisebut micele divertikum yang ditandai dengan adanya bintil pada permukaan. Menurut Usman (2010), persimpangan antara jejenum dan ileum nampak kurang jelas, namun dapat dilihat dengan adanya diventrikulum yang nampak di permukaan. Ileum memanjang dari diventrikulum sampai persimpangan ileo-caecal, dimana dua seka bersatu dengan usus. Ileum merupakan bagian usus halus yang paling banyak

melakukan

absorbsi.

Sepanjang

Permukaan viliterdapat mikrovili yang pencernaan

(Suprijatna et

al., 2005).

permukaan ileum terdapat berfungsi Menurut

untuk Yaman

banyak vili.

mengabsorbsi (2010),

hasil

pembatas

antara Jejunumdan ileum disebut micele divertikum yang ditandai dengan adanya bintil pada permukaan.

7) Caecum (Usus buntu) Diantara usus halus dan usus besar, terdapat dua kantong yang disebut caecum (usus buntu). Dalam keadaan normal, panjang setiap caecum sekitar 6 inci atau 15 cm. pada unggas dewasa yang sehat, ceca berisi pakan lembut yang keluar-masuk. Akan tetapi tidak ada bukti mengenai peran serta dalam pencernaan. Hanya sedikit air diserap, sedikit karbohidrat dan protein dicerna berkat bantuan beberapa bakteri. (Edjeng, 2005) 8) Usus Besar Usus besar atau disebut juga intestinum crassum merupakan tempat untuk absorbsi air kembali sebelum feses dikeluarkan dari tubuh agar feses menjadi tidak terlalu lembek ataupun tidak terlalu keras sehingga tubuh tidak mengalami dehidrasi. Menurut Frandson (2009), usus besar berfungsi sebagai tempat absorbsi air dari sisa-sisa makanan. Menurut Yuwanta (2004), usus besar (rektum) dinamakan juga intestinum crassumdengan panjang 7 cm. pada bagian ini terjadi perombakan partikel pakan yang tidak tercerna oleh mikroorganisme menjadi feses. Pada bagian ini juga bermuara ureter dari ginjal untuk membuang urine yang bercampur dengan feses sehingga feses unggas dinamakan ekskreta. Feses dan urine sebelum dkeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72% sampai 75%. Rerata waktu yang diperlukan untuk lintas pakan di dalam saluran pencernaan unggas kurang lebih 4 jam. Muara

ureter dinamakan urodeum, muara sperma pada ayam jantan dinamakan proctodeum, dan muara feses dinamakan koprodeum. Menurut Usman (2010), usus besar relatif lebih pendek daripada usus halus pada ayam, panjangnya sekitar 10 cm dan berat 4 sampai 6 gram pada ayam dewasa. Menurut Yuwanta (2004), usus besar (rektum) dinamakan juga intestinum crassum dengan panjang 7 cm. Perbedaan ukuran usus besar disebabkan oleh bangsa, pakan, dan kondisi lingkungan (Fadillah et al., 2007). 9) Kloaka Kloaka merupakan Saluran pencernaan ayam berakhir pada kloaka yang merupakan muara keluarnya ekskreta Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi .Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih. Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai muara saluran kencing dan kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan dan proctodeum sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar disebut vent. Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricius pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya.Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur. (Tri, 2004)

2.2 Organ asesori pencernaan (1)

Hati Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan terdiri

dari dua lobus, yaitu lobus dexter dan sinister.Hati mengeluarkan cairan berwarna hijau kekuningan yang berperan dalam mengemulsikan lemak.Cairan tersebut tersimpan di dalam sebuah kantung yang disebut kantung empedu yang terletak di lobus sebelah kanan. Makanan yang berada pada duodenum akan merangsang kantung empedu untuk mengkerut dan menumpahkan cairan empedu. Hati juga menyimpan energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil sisa protein menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui ginjal.(Tri, 2004) (2)

Empedu Terletak dekat usus halus dan hati, mengeluarkan cairan untuk menetralisir

asam-asam dan menciptakan kondisi alkalis yang menuntungkan dalam berlangsungnya kerja enzim pencernaan. (3)

Pancreas Pankreas terletak pada lipatan duodenum.Pankreas mensekresikan cairan

pankreas ke duodenum melalui ductus pancreaticus dan menghasilkan enzim yang mendigesti karbohidrat, lemak dan protein.Pancreas merupakan suatau kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar edokrin maupun kelenjar esokrin.Sebagai kelenjar endokrin pancreas mensekresikan hormone insulin dan glucagon. (Edjeng, 2005) (4)

Limpa Limpa berbentuk agak bundar, berwarna kecoklatan dan terletak pada titik

antara proventriculus, gizzard dan hati.Fungsi dari limpa sampai sekarang belum diketahui, hanya diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah merah dan untuk menyimpan Fe dalam darah. (Tri, 2004)

2.3 Saluran Reproduksi Unggas (1) Saluran Reproduksi Unggas Jantan Sistem reproduksi ayam jantan terdiri dari dua testis yang terletak pada dorsal area rongga tubuh, dekat bagian akhir anterior ginjal.Testis tidak pernah turun kedalam skrotum eksternal seperti mamalia.Bentuknya elip-soid dan berwarna kuning terang, sering pula berwarna kemerahan karena banyaknya cabang-cabang pembuluh darah pada permukaannya. (Edjeng, 2005) Permukaannya konkaf mengarah ke garis media dengan sumbu paralel satu sama lain. Ukuran testes tidak selalu konstan, membesar saat waktu musim kawin.Yang kiri sering lebih besar daripada yang kanan.Dari testes sperma atau semen disalurkan melalui ductus deferens yang berbentuk gelombanggelombang lateral dan bermuara pada sebuah papilla kecil di kloaka.Pada unggas darat tidak terdapat penis melainkan alat Organ Copulatory Rudimenter, sedangkan pada unggas air terdapat alat kopulasi berupa penis yang spiral dan bengkok yang terdiri dari tenunan fibrosa yang terletak pada dinding ventral koaka. Testis terletak di rongga badan dekat tulang belakang melekat pada bagian dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh ligamentum mesorchium dan berdekatan dengan aorta dan vena cava, atau dibelakang paru-paru bagian depan dari ginjal. Meskipun dekat dengan rongga udara tetapi temperatur testis selalu 41-43°C, karena spermatogenesis (pembuatan sperma) akan terjadi pada temperatur tersebut. Testis berbentuk biji buah buncis dengan warna putih krem. Testis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin yang lunak (gambar 13). Bagian dalam dari testis terdiri dari tubuli seminiferi (85-95% dari volume testis) dimana terjadi spermatogenesis. Jaringan intersitial yang terdiri dari sel glanduler (sel Leydig) tempat disekresikan hormon steroid, androgen dan testosteron. Besar testis tergantung dari umur, strain, musim dan pakan.

(2)

Saluran Pencernaan Saluran ini dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas yang merupakan

muara sperma dari testis. Sedangkan bagian bawah yang merupakan perpanjangan dari saluran epididimis dinamakan saluran deferens. Saluran deferens ini akhirnya bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang bersebelahan dengan urodeum dan koprodeum. Di dalam saluran deferens ini sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum diejakulasikan. Pemasakan dan penyimpanan sperma terjadi pada 65% bagian distal saluran deferens. (3)

Organ Kopulatoris Alat

kopulasi

pada

ayam

berupa

papila

(penis)

yang

mengalami rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral dengan panjang 12-18 cm. Pada papila ini juga diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat terjadinya kopulasi.

2.4 Saluran Reproduksi Unggas Betina Alat reproduksi ayam betina terdiri dari dua bagian utama yaitu ovarium yang merapakan tempat sintesis hormon steroid sexuel, gametogenesis dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (ovum). Bagian kedua adalah oviduk yaitu tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur dan pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan ayam pada khususnya hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan pada bagian kanan mengalami rudimenter.

(1)

Ovarium Ovarium pada unggas dinamakan pula dengan folikel. Bentuk dari

ovarium ini seperti buah anggur (gambar 15) dan terletak pada rongga perat berdekatan dengan ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Besarnya ovarium pada saat ayam menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada ayam betina umur 12 minggu dan mempunyai berat 60 g pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin. Ovarium terbagi dalam dua bagian yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam. Cortex ini mengandung folikel, pada folikel (ovum) ini terdapat sel-sel telur. Jumlah sel telur ini dapat mencapai lebih dari 12.000 buah namun yang mampu masak hanyalah beberapa buah saja (pada ayam dara dapat mencapai jutaan buah). Folikel ini akan masak pada 9-10 hari sebelum ovulasi. Karena pengamh karoteiod pakan maupun karoteniod yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak homogen maka penimbunan materi penyusun folikel tersebut menjadikan lapisan konsentris yang tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis) yang merupakan sintesa asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai folikel atau ovum yang kemudian dinamakan yolk atau kuning telur. Dikenal dua fase perkembangan yolk yaitu fase cepat antara 7-4 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi serta pada 2-1 hari sebelum ovulasi. Akibat prekembangan cepat tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan perbedaan kadar xantopil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra dimana latebra ini juga menghubungkan antara inti yolk dengan diskus germinalis.

Folikel dikelilingi oleh pembuluh darah kecuali pada bagian stigma. Apabila ovum dirasa sudah masak maka stigma akan robek sehingga terjadi ovulasi. Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon LH. Melalui pembuluh darah ini ovarium mendapat suplai makanan dari aorta dorsalis. Material kimiawi yang diangkut melalui sistem vaskularisasi ke dalam ovarium harus melalui beberapa lapisan antara lain theca layer merupakan lapisan terluar yang bersifat permeabel sehingga memungkinkan cairan plasma dapat menembus ke jaringan di sekelilingnya. Lapisan kedua berupa lamina basalts yang berfungsi sebagai filter yang menyaring komponen cairan plasma yang lebih besar. Lapisan ketiga sebelum sampai pada oocyte adalah lapisan perivitettin yang berupa material protein bersifat fibrous. Dalam membran plasma, oocyte kemudian berikatan dengan sejumlah reseptor yang akan terbektuk endocitic sehingga terbentuklah material penyusun kuning telur. Sebagian besar penyusun kuning telur adalah material granuler berupa High Density Lipoprotein (HDL) dan lipovitellin. Senyawa ini dengan ion kuat dan pH tinggi akan membentuk komplek fosfoprotein, fosvitin, ion kalsium dan ion besi. Senyawa senyawa ini membentuk vitelogenin yaitu prekursor protein yang disentesis di dalam hati sebagai respon terhadap estradiol. Komponen vitellogenin ini mudah larut dalam darah dalam bentuk komplek lipida kalsium dan besi. Oleh adanya reseptor pada oocyte maka akan terbentuk material kuning telur. (2)

Oviduct Oviduct ayam betina merupakan pipa yang melipat yang sebagian besar

terletak pada sisi bagian kiri rongga perut. Oviduct memiliki sistem penyediaan darah yang baik dam memiliki dinding-dinding otot yang hampir bergerak selama pembentukkan telur berlangsung.Pada seekor unggas yang belum dewasa, oviduct berukuran kecil. Oviduct terbagi dalam lima bagian, dimulai dari ujung dekat ovarium, yaitu: 

Infundibulum, yaitu bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang sekitar 9 cm. Infundibulum berbentuk seperti corong atau

fimbria dan menerima telur yang telah diovulasikan. Terdapat lubang yang biasa disebut ostium. 

Magnum, yaitu saluran kelanjutan dari oviduk dan merupakan bagian terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dengan magnum tidak dapat terlihat dari luar. Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm. Fungsi magnum mensekresikan albumen dalam pembentukan telur meliputi bagian yaitu chalaza, thin albumen dan thick albumen.Fungsi chalaza yaitu untuk mempertahankan yolk agar ditengah sesudah telur dikeluarkan. Proses perkembangan telur dalam magnum sekitar 3 jam.



Isthmus, merupakan tempat terbentuknyaouter shell membrane dan inner shell membrane. Di samping pembentukan tadi, juga ditentukan bentuk dari telur. Membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak tersusun dari serabut protein, yang berfungsi melindungi telur dari masuknya mikroorganisme ke dalam telur. Membran sel yang terbentuk terdiri dari membran sel dalam dan membran sel luar, di dalam ithmus juga disekresikan air ke dalam albumen. Panjang isthmus sekitar 10 cm, telur di bagian ini sekitar 75 menit.



Uterus, merupakan bagian oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di dalam uterus telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam kalsium. Uterus (shell gland) mempunyai panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan merupakan tempat perkembangan telur paling lama di dalam oviduk, yaitu sekitar 18 sampai 20 jam.Pembentukan kerabang telur (kalsifikasi) sudah dimulai sesaat sebelum telur masuk kedalam uterus. Butirbutir kalsium mulai muncul di bagian outer shell membrane, sebelum meninggalkan isthmus. Setelah masuk ke dalam uterus mulai terjadi pembentukan kulit telur yang sebagian besar terdiri

dari CaCO3 dengan matrix yang terdiri dari protein dan polysacharida.Untuk pigment kulit telur yang berwarna coklat (porphyrin), disintesa oleh kelenjar kulit telur dari

-amino

levulinic acid. Pigment ini biasanya didistribusikan pada kulit telur. 

Vagina, merupakan bagian akhir dari oviduk adalah vagina dengan panjang sekitar 12 cm. Telur masuk ke bagian vagina setelah pembentukan oleh kelenjar kerabang sempurna (di dalam uterus). Pada vagina telur hanya dalam waktu singkat dan dilapisi oleh mucus yang berguna untuk menyumbat pori-pori kerabang sehingga invasi bakteri dapat dicegah. Di vagina telur mengalami pemutaran (oviposisi), yaitu dari ujung runcing diputar ke ujung tumpul untuk segera telur dikeluarkan. Rotasi ini memerlukan waktu lebih kurang dua menit. Kemudian telur dari vagina keluar melalui kloaka. (Edjeng, 2005)

Tabel 6. Alat reproduksi ayam betina, fungsi dan lama waktu terbentuknya telur ANATOMI REPRODUKSI OVARIUM

OVIDUK

Ukuran

Bagian

7 (cm)

Folikel

9

FUNGSI

Penghasil garnet betina

kuning telur Infundibulum Pembentukan Menangkap ovum (yolk)

WAKTU

150hari

10hari 20 menit

33

Magnum

Terjadinya fertilisasi Produksi putih telur kental

3 jam 30

10

Isthmus

bagian dalam Pembentukan

menit 1 jam

10

Uterus

kerabang tipis terjadinya Pembentukan

15 menit 16-21 jam

10

Vagina

kerabang telur kulikula dan Pembentukan

15 menit

10

Kloaka

Peneluran pewarnaan(oviposisi) kerabang

Sesaat

Panjang dan berat oviduk tergantung dari umur (Tabel 5) dan kondisi fisiologis ayam. Status Ayam

Berat Oviduk

Panjang Oviduk

Petelur umur 4 minggu

1,10

6,96

Petelur umur 5 minggu

22

32,21

Peneluran pertama

77,20

67,74

Ayam saat molting

4,2

16,92

Sumber: Nesheim etal. (1979)

Related Documents

Tinjauan Pustaka
May 2020 27
Tinjauan Pustaka
October 2019 43
Tinjauan Pustaka
June 2020 32
Tinjauan Pustaka
October 2019 49
Tinjauan Pustaka
June 2020 35
Tinjauan Pustaka
October 2019 45

More Documents from "Rusman Efendi"