Tugas makalah HOME CARE 1 PERAWATAN LUKA
Dosen Pembimbing : Moh. Hasbi,M.Kep,Sp,Kep,Kom DISUSUN OLEH TINGKAT 2B : KELOMPOK 1, anggota : 1. Amita Novia W 2. Eka Kurniati 3. Eli Erfiana 4. Fathihatul Wahyu A 5. I Gusti Putu Budi D 6. Ida Ayu Made S.A.K 7. Lia Asnaeni 8. Muhammad Rizki Umran 9. Ni Luh Rai Asti 10.Ni Wayan Gengen 11. Nurannisa Starliyanti
P07120116050 P07120116057 P07120116058 P07120116060 P07120116067 P07120116069 P07120116073 P07120116078 P07120116081 P07120116082 P07120116084
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MATARAM 2018
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas tentang “Perawatan Luka” ini dengan baik dan tepat waktu, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami juga berterima kasih padaBapak Moh. Hasbi, M.Kep, Sp, Kep, Kom selaku Dosen Mata Kuliah Home Care 1 di Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataramyang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenaibagaimana cara melakukan perawatan luka terutama ketika melakukan perawtan di rumah atau kunjungan rumah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Mataram, 8Februari 2018
Penyusun,
i
DAFATR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i DAFATR ISI ................................................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 1 A.
LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 1
B.
RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 2
C.
TUJUAN ........................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................................ 3 A.
PENGERTIAN LUKA ..................................................................................................................... 3
B.
JENIS LUKA .................................................................................................................................... 4
F.
PENGKAJIAN LUKA...................................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................................... 11 A.
KESIMPULAN ............................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 12
ii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teknik perawatan luka (wound dressing) saat ini berkembang pesat dan dapatmembantu perawat dan pasien untuk menyembuhkan lukakronis. Prinsip lama yang menyebutkan penanganan luka harus dalam keadaan kering, ternyata dapat menghambat penyembuhan luka, karena menghambat proliferasi sel dan kolagen, tetapi luka yangterlalu basah juga akan menyebabkan maserasi kulit sekitar luka. Memahami konsep penyembuhan luka lembab, pemilihan bahan balutan, dan prinsip-prinsip intervensi luka yang optimal merupakan konsep kunci untuk mendukung proses penyembuhan luka. Perawatan luka menggunakan prinsip kelembapan seimbang (moisture balance) dikenal sebagai metode modern dressingdan memakai alat ganti balut yang lebih modern (Ronald, 2015). Teknik perawatan luka saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana perawat luka sudah menggunakan modern dressing. Produk perawatan luka modern memberikan kontribusi yang sangat besar untuk perbaikan pengelolaan perawatan luka khususnya pada luka kronis seperti luka diabetes. Prinsip dari produk perawatan luka modern adalah menjaga kehangatan dan kelembaban lingkungan sekitar luka untuk meningkatkan penyembuhan luka dan mempertahankan kehilangan cairan jaringan dan kematian sel (De Laune, 1998 dalam Peter Sheehan, 2003).
1
B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah yang dimaksud dengan? 2. Apakah tujuan dari perawatan luka? 3. Bagaimakah fase penyembuhan luka? 4. Bagaimanakah pengkajian luka? 5. Bagaimanakah prosedur perawatan luka?
C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan luka 2. Untuj mengetahui apa tujuan dari perawatan luka 3. Untuj mengetahui bagaima fase penyembuhan luka 4. Untuj mengetahui bagaimana pengkajian luka 5. Untuj mengetahui bagaimanaprosedur perawatan luka
2
BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN LUKA Luka adalah semua kerusakan di dalam kulit. Mungkin disengaja misal pada operasi, atau tak disengaja, seperti akibat trauma. Jenis luka meliputi luka bedah, goresan (seperti pisau), penghancuran, terbakar, pencabikan, gigitan (manusia, binatang), dan luka tekan. Segera setelah terjadi luka, radang dimulai dengan agresi keping darah. Kemudian, leukosit bergerak ke area untuk pengawasan infeksi. Tahap proliferatif mulai ketika sel epidermal bergerak kearah luka, dan menutup tepi luka terdekat, umumnya pada hari ketiga. Tahap fibroblastik terjadi dengan kolagen dan fibroblast membentuk suatu parut (Marry DiGiulio,2014). Erfandi (2013) mengartikan luka suatu keadaan terputusnya kontiunitas jaringan, penyebabnya diantaranya adalah trauma, luka operasi, luka iskemia/vaskuler, luka tekanan, luka keganasan/luka kanker.Luka adalah terputusnya kontiunitas suatu jaringan oleh karena adanya cidera atau proses pembedahan (Agustina dalam Ali 2015) Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera atau pembedahan. Luka adalah kerusakan kontinuitas jaringan atau kulit, mukosa mebran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier, 1995). Luka adalah gangguan dari kondisi normal pada kulit (Tailor, 1997). Luka adalah keadaan gangguan pada integritas dan fungsi jaringan pada tubuh (Baharestani, 2004). Luka merupakan rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengena organ tertentu (lazarus et al,1994) Jadi dapat disimpulkan bahwa luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cidera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Ketika luka timbul beberapa efek akan muncul : 1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ. 2. Respons stress simpatis. 3
3. Pendarahan atau pembekuan darah. 4. Kontaminasi bakteri. 5. Kematian sel.
B. JENIS LUKA Luka dapat diklasifikasi berdasarkan kategori tertentu : 1. Berdasarkan waktu penyembuhan luka a. Luka akut, yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan proses penyembuhan. Akut, istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi atau penyakit yang terjadi tiba-tiba, dalam waktu singkat, dan biasanya menunjukkan gangguan yang serius b. Luka kronis, yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen. Kronis,istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu kondisi atau penyakit yang terjadi dalam periode lama, berulang, terjadi perlahan-lahan dan makin serius
Gambar 1. Luka akut dan kronis
C. PROSES FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA 1. Fase Hemostasis dan Inflamasi (0-5hari) Fase hemostasis dan inflamasi adalah adanya respons vaskuler danseluler yang terjadi akibat perlukaan pada jaringan lunak. Tujuannya adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati, dan bakteri, untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan.
4
Pada awal fase ini, kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot) dan juga mengeluarkan substansi vasokonstriktor yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler vasokonstriksi, selanjutnya terjadi penempelan endotel yang akan menutup pembuluh darah.
Gambar 3. Fase Hemostasis dan Inflamasi
2. Fase Proliferasi (Fase Fibroplasia) (5 hari-21hari) Fase
proliferasi
disebut
juga
fase
fibroplasias,
karena
yang
menonjoladalah proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu ketiga. Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblast sangat besar pada proses perbaikan, yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan.
Gambar 4. Fase Proliferasi
5
3. Fase Maturasi (21 hari-2 tahun) Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 24 bulan. Tujuan dari fase remodeling/maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan berkualitas. Fibroblast sudah mulai meninggalkan jaringan grunalasi, warna kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi, dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut.
Gambar 5. Fase Remodelling/maturasi
D. TUJUAN PERAWATAN LUKA 1. Memberikan kenyamanan 2. Mencegah infeksi 3. Meningkatkan granulasi 4. Mempercepat proses penyebuhan luka 5. Menyerap eksudat 6. Menghilangkan bau
E. FAKTOR PENGHAMBAT PENYEMBUHAN LUKA 1. Kebersihan Luka Adanya benda asing, kotoran atau jaringan nekrotik (jaringan mati) pada luka dapat menghambat penyembuhan luka, sehingga luka harus dibersihkan atau dicuci dengan air bersih atau NaCl 0,9% dan jaringan nekrotik pada luka dihilangkan dengan tindakan yang disebut debrideman (debridement).
6
2. Infeksi Luka yang terinfeksi akan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Tubuh selain harus bekerja dalam menyembuhkan luka, juga harus bekerja dalam melawan infeksi yang ada, sehingga fase inflamasi akan berlangsung lebih lama. Infeksi tidak hanya menghambat penyembuhan luka tetapi dapat menambah ukuran luka (besar dan/atau dalamnya luka). Luka yang sembuh juga tidak sebaik jika luka tanpa infeksi. 3. Usia Semakin lanjut usia, luka akan semakin lama sembuh karena respon sel dalam proses penyembuhan luka akan lebih lambat. 4. Gangguan Suplai Nutrisi dan Oksigen pada Luka Gangguan suplai nutrisi dan oksigen (misal akibat gangguan aliran darah atau kekurangan volume darah) dapat menghambat penyembuhan luka. 5. Status Gizi Gizi buruk akan memperlambat penyembuhan luka karena kekurangan vitamin, mineral, protein dan zat-zat lain yang diperlukan dalam proses penyembuhan luka. 6. Penyakit yang mendasari Luka pada penderita diabetes dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol biasanya akan sulit sembuh atau bahkan dapat memburuk. 7. Stres Stres yang berlangsung lama juga akan menghambat penyembuhan luka. 8. Obat-obatan Penggunaan steroid atau imunosupresan jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh yang dapat menghambat penyembuhan luka.
F. PENGKAJIAN LUKA a. Stadium Berdasarkan Anatomi Kulit(Pressure Ulcer NPUAP, 1975) 1) Stadium I
: Kulit berwarna merah, belum tampak adanya lapisan
epidermis yang hilang 2) Stadium II
: Hilangnya sebagian lapisan epidermis/lecet sampai batas
dermis paling atas ditandai dengan blister dan abrasi
7
3) Stadium III
: Rusaknya lapisan dermis bagian bawah hingga lapisan
subcutan dan fascia 4) Stadium IV
: Rusaknya lapisan subkutan dan fasica hingga otot, tendon
dan tulang
b. Warna Dasar Luka (Netherlands Woundcare Consultant Society, 1984) 1) Red/Merah
:
(pink/merah/merah
tua)
disebut
dengan
jaringan
sehat,
granulasi, epitelisasi, vaskularisasi 2) Yellow/Kuning : (kuning muda/kuning kehijauan/kuning tua/kuning kecoklatan) disebut jaringan mati yang lunak, fibrinolitik, sloughy, avaskularisasi 3) Black/hitam
: Jaringan nekrosis, avaskularisasi
Mengatasi Nekrosis : a. Autolysis debridement : penghancuran jaringan mati oleh tubuh sendiri Seperti kelembaban b. CSWD (Conservasif Sharp Woud Debridement) Seperti penggunaan pinset, kasa, gunting c. Biological Seperti manggot, belatung d. Enzim Seperti alleovera, enzim papae, madu e. Mecanikal/ surgery Seperti skin graf
G. MODERN DRESSING NO 1
NAMA BAHAN Hidrokoloid
PENGERTIAN / FUNGSI Mengandung partikel hydroaktif yag terikat pada polimer hydrofobik. Kelebihan akan cairan pada luka akan diserp dan balutan akan berubah menjadi gel.balutan yang berfungsi menjaga kelembaban luka, mempunyai kemampuan menyerap cairan minimal, cocok untuk luka pada fase epitelisasi 8
(warna dasar luka pink), dapat juga digunakan untuk mencegah terjadinya maserasi. Contoh produk: comfeel transparan Alginate
Hydrogel
Balutan Anti Bakterial
Balutan luka yang berbahan dasar dari rumput laut, mempunyai kemampuan menyerap cairan luka minimal-sedang, juga mempunyai kemampuan menghentikan pendarahan minimal, cocok untuk luka pada fase granulasi. Contoh produk: Cutimed Alginat, Curasorb
Balutan ini berbahan dasar gliserin, mempunyai kemampuan untuk melunakkan jaringan luka yang telah mati, cocok untuk luka dengan warna dasar hitam/kuning
Balutan ini mempunyai sifat antibacterial, sehingga mampu membunuh/menghilangkan kuman2 yang ada pada luka, jenisnya puun bermacam-macam ada yg seperti jaring2 dan mempunyai sifat hydrofobik yang kuat sehingga mampu menarik kuman pad luka, contoh: sorbach, ada yg berbentuk serbuk contoh: iodosorb, ada yg berbentuk lembaran yg dicampur dengan alginate, contoh: seasorb, dll
9
Balutan ini adalah berbahan dasar polyurethane foam mempunyai kemampuan yg sangat besar dalam menyerap cairan luka, cocok untuk luka yang memiliki eksudat yang banyak. foam
10
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Terapi yang sering diberikan oleh tenaga kesehatan di daerah adalah perawatan luka. Baik itu luka akut yang baru ataupun luka kronis yang menahun, dasar terapinya tetap sama, hanya pendekatan pertama terhadap lukanya saja yang berbeda.Luka adalah masalah umum bagi masyarakat di dunia. Tanpa perawatan yang memadai, akan menghasilkan defek yang signifikan. Pemahaman yang baik akan prinsip perawatan luka akan membantu pasien anda sembuh secepatnya dangan hasil yang maksimal. Metode yang dipilih untuk menutup luka seringkali disesuaikan dengan karakteristik luka. Tanpa melakukan manajemen luka yang baik, dapat menimbulkan berbagai komplikasi dari luka seperti infeksi dan komplikasi-komplikasi lainnya.
11
DAFTAR PUSTAKA Julia S. Garner. 2000. Guideline For Prevention of Surgical Wound InfectionsHospital Monaco JL and Lawrence WT. 2003. Acute wound healing: an overview. ClinPlastic Surg. 30: 1-12. Schwartz BF and Neumeister M. 2006. The mechanics of wound healing. InFuture Direction in Surgery. Southern Illinois. pp: 78-9. Libby Swope Wiersema. 2011. List of Surgical Wound Classifications Last.
12