Kontribusi Pemikiran Sistem Sosialteknikal pada Pengadopsian yang Efekttif pada Pemerintahan dan Peningkatan Demokrasi 1. Pendahuluan Terdapat sebuah persepsi diantara para politisi dan pemerintahan di banyak negara bahwa populasi masyarakat semakin tidak puas dengan institusi tradisional pada pemerintahan yang ada, yang merupakan perwakilan dari partai politik dan dan kekecewaan terhadap partisipasi dan keterlibatan masyarakat yang sudah ada sebelumnya (Norris et al., 1999). Teknologi digital dianggap sebagai suatu solusi terhadap
berbagai macam permasalahan
yang ada
saat ini yang berhubungan
dengan kekecewaan terhadap sistem yang ada pada pemerintahan, dan pemerintahan Inggris, seperti banyak negara lainnya di dunia berusaha untuk mencari solusi untuk meningkatkan pelayanan dan untuk meningkatkan partisipasi warga negara dalam masyarakat melalui penggunaan teknologi digital. Penggunaan teknologi dan strategistrategi informasi dan komunikasi dan oleh para aktor atau tokoh-tokoh demokratik (pemerintah, pejabat terpilih, media, organisasi politik, warga negara atau pemilih) bersamaan dengan proses politik dan pemerintahan pada komunitas lokal, nasional dan internasional telah melakukan e-demokrasi (Clift 2004). Konponen sub sistem e-demokrasi meliputi e-pemerintahan (seperti
ketentuan mengenai pelayanan
pemerintahan lokal dan pusat dan berhubungan dengan informasi secara elektronik), e-voting dan e-participasi (seperti penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan kesempatan untuk konsultasi dan dialog antara warga negara dan pemerintahan). Sistem ini dan proses yang terlibat di dalamnya, seperti banyak sistem dan proses lainnya berhubungan dengan ‘sosialteknikal’ seperti melibatkan orang utuk berinteraksi dengan teknologi untuk mengirimkan hasil bukan pencapaian oleh teknologi atau orang
itu sendiri tampa keterlibatan faktor lain. Bagaimanapun,
banyak tingkat perubahan yang melibatkan teknologi di dalamnya dan cenderung memfokuskan pada disain dan perkembangan tekologi yang ada, ketimbang disain dalam sebuah cara holistik sistem yang mana teknologi hanya dijadikan sebuah
komponen tunggal. Terdapat hal penting bukti yang menjelaskan bahwa pendekatan ini pada disain adalah merupakan satu alasan mengapa sistem baru gagal untuk mencapai tujuaan yang diharapkan untuk memberikan keuntungan pada mereka (seperti OTA 1993a dan 1993b, Dutton et al., 1994, nataional Audit Office 1999; Bourn 2000). Tulisan ini melaporkan kemunculan penemuan sebuah cakupan teknologi untuk menginvetivigasi perluasan pada e-pemerintahan di Inggris
yang sedang
dikembangkan sebagai sebuah sistem sosialteknikal. Sistem ini akan mengeksplorasi kontribusi pemikiran sistem sosialteknikal yang dapat membuat untuk pengadopsian secara efektif pada e-pemerintahan dan mempertimbangkan implikasi-implikasi untuk peningkatan e-demokrasi. Studi dilakukan oleh tim studi e-demokrasi pada British
Computer
Society
socialtechnical
Group/Kelompok
Sosialteknikal
Masyarakat Komputer Inggris. Terdapat tiga komponen pada investivigasi yang mengalami kemajuan. S
Sebuah tinjauan ulang penelitian pada e-Pemerintahan, dengan penekanan
khusus pada e-Pemerintahan lokal di Inggris. S
Sebuah studi mengenai implementasi kebijakan dalam sebuah jumlah
otoritas lokal yang sangat berbeda di Inggris. ? Persepsi para dewan dan staf pemerintahan lokal; ? Pengujian website mengenai sebuah sempel otoritas lokal pada lokasi geografis yang terpisah di Inggris. S
Sebuah studi mengenai penggunaan internet pada kelompok yang tertarik
secara khusus untuk memobilisasi aktifitas dan hubungan dengan semua otoritas yang ada. 2. LATAR BELAKANG E-PEMERINTAHAN INTERNASIONAL Survei tahunan yang dilakukan sekarang ini (Accenture 2003) mengenai inisitatif e-Pemerintahan pada 22 negara mengindikasikan bahwa kepemimpinan pada dunia internasional tidak berubah secara signifikan dari studi tahun-tahun
sebelumnya, (Accenture 2002, 2001) di Kanada, Singapaura, dan Inggris terus berlanjut untuk menduduki sebagai tiga negara teratas dari 22 negara survei yang dilakukan. Gambar 1 menunjukan tingkat kedewasan pada 22 negara-negara berkembang di seluruh dunia. Dari gambar tersebut kita dapat melihat bahwa Kanada merupakan negara yang paling dewasa, Inggris menduduki posisi ke delapan dan Afrika Selatan menduduki pada tingkat terendah. Menurut survei (Accenture 2003), keberhasilan Kanada terletak pada fleksibilitas pemerintahannya pada strategi Government On-line (GOL)/strategi On-line pemerintahan, yang didukung oleh prinsip-prinsip fundamental dari e-Pemerintahan mengenai visi yang jelas, keterlibatan pengguna, target yang baik, dan itegrasi antara departemen dan juridiksioal (hal 50). Aspek-aspek sosioteknikal mengenai strategi meliputi pendisainan kembali sistem pemerintahan dan manajemen untuk mengadopsi model baru pemberian pelayanan dan kebutuhan para penggunanya. 3. STATUS SAAT INI MENGENAI STRATEGI E-PEMERINTAHAN INGGRIS Dalam peraturan global, Inggris menduduki kelas yang tinggi sebagai yang melakukan e-pemerintahan (Accenture 2003, Hal.84). Di Inggris, e-pemerintahan terlihat sebagai pusat untuk melakukan reformasi dan modernisasi pada semua pelayanan publik, dan tujuan pemerintahan adalah untuk membuat semua pelayanan tersedia secara elektronik pada tahun 2005 (Cabinet Office 200 Sejumlah pusat depatemen pemerintahan (seperti Inland Revenue, Customs dan Exercise, an Environment, Food and Rural Affairs) telah membuat tujuan-tujuan mengenai peningkatan pelayanan kepada para pelanggan pada tahun 2005 dengan meyakinkan 100% pelayanan yang akan diberikan secara elektronik, dan dimanapun akan memungkinkan melalui sebuah potal pemerintahan, dengan berperan sebagai kunci pelayanan paling tidak 50 persen pada bulan Maret 2006 (Accenture 2003, Hal.84). Keuntungan penting yang diharapkan adalah untuk tercapainya pemberian pelayanan secara elektronik seperti:
S
Lebih memperluas partisipasi/menurunkan pengeluaran sosial;
S
Peningkatan dalam pembagian informasi antara pelayanan dan agen-agen;
S
Memperbesar perbedaan, pemilihan dan keyakinan mengenai akses untuk para pelanggan;
S
Meningkatkan kecepatan daan efisiensi proses dengan dukungan pelayanan yang ada. Pemberian pelayanan yang efektif melalui e-pemerintahan pada tingkat lokal
adalah merupakan sebuah komponen penting pada strategi e-pemerintahan di pemerintahan Inggris. Ini diharapkan bahwa perubahan akan membawa perubahan baru dalam demokrasi lokal dan perubahan pemberian pelayanan lokal. Metode pemberian pelayanan utama untuk e-pemerintahan adalah dengan internet. E-pemerintahan lokal adalah dianggap sebagai sebuah bagian yang terhubung secara keseluruhan dengan program on-line pemerintahan Inggris untuk menyadari keuntungan yang akan didapat melalui internet untuk semua warga negara yang ada. Sebagai bagian untuk meyakinkan dalam pemberian pelayanan, pemerintahan Inggris akan memfokuskan pada perluasan teknologi yang ada, dengan menghabiskan lebih dari 1 milyar poundsterling selama empat tahun kedepan akan diinvestasikan
sekitar
6
milyar
poundsterling
untuk
teknologi
informasi.
Bagaimanapun hanya sekitar 50% perumahan di Inggris yang memiliki atau telah terhubung dengan
internet saat ini (National Statistic Office 2004) dan dengan
demikian mekanisme akses yang berbeda adalah juga sedang dieksplorasi dan dikembangkan. Sebagai contoh, interactive digital television (iDTV)/televisi interaktif digital yang sedang dipromosikan oleh pemerintah Inggris sebagai sebuah teknologi yang menawarkan keuntungan yang mempermudah masyarakat untuk mengakses dalam tingkat yang luas mengenai pelayanan yang di dasarkan pada internet melalaui televisi di rumah, tampa harus membutuhkan sebuah
komputer
pribadi (Office of the e-Envoy 2003). Untuk mengawasi kemajuan tujuan mengenai pembuatan pelayanan publik
yang dilakukan oleh pemerintahan lokal secara elektronik bisa diakses pada tanggal 31 Desember 2005, yang mana setiap otoritas lokal di Inggris perlu untuk mencatat perencanaan-perencanaannya dan kinerjanya dalam sebuah dokumen yang berjudul ‘Implementing Electronic Government (IEG)/Implementasi Pemerintahan Melalui Elektronik. Informasi ini ada di IEG yang dihasilkan oleh otoritas lokal, secara bersaama dengan informasi yang diisi oleh survei regular seperti yang dilakukan oleh Society of Information Technology Managers (SOCITM 2004). Di sektor publik memberikan sebuah gambaran yang jelas mengenai kemajuan yang telah dilakukan dalam pencapaian e-pemerintahan lokal. Laporan yang ada sekarang ini seperti yang dilaporkan oleh SOCITM (2004), mengindikasikaan bahwa semua otoritas lokal di Inggris dan Wales sekarang telah secara aktif menggunakan website. Ini artinya bahwa warga negara dapat mengakses dengan menggunakan internet untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan. Bagaimanapun, survei regular yang dilakukan pada SOCVITM mengindikasikan bahwa ketika kemajuan sedang dilakukan dengan menggunakan e-pemerintahan dalam pemberian pelayanan publik pada tingkat lokal, ini terjadi dengan lambat dan di sana msaih terdapat permasalahan yang besar untuk mengatasi dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. Walaupun Inggris telah memiliki e-pemeritahan yang kuat, hal terbesar yang masih menjadi perhatian bagi pemerintahan adalah bahwa pemerintahan masih menghadapi
permasalahan
berhubungan
dengan
jumlah
masyarakat
yang
menggunakan pelayanan pemerintah secara on-line (meskipun sekitar 75 persen web pemerintah ini akan terselesaikan pada akhir tahun 2003, menurut Government’s e-Envoy Andrew Pinder). Anggota kabinet yang lain telah menunjuk hanya satu dari 10 masyarakat Inggris yang telah mengunakan pelayanan pemerintah secara on-line, dibandingkan dengan penduduk Kanada yang hampir separuhnya (Accenture 2003 p.85). Hasil yang ada sekarang ini mengindikasikan bahwa
disana
terdapat
penekanan yang kuat pada aspek-aspek teknologi dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. Bagaimanapun ini masih belum jelas
mengenai bagaimana
pekembangan yang telah dicapai sejauh ini berhubungan dengan tujuan-tujuan yang penting untuk meningkatkan demokrasi, meningkatkan partisipasi masyarakat dan meningkatkan kecepatan dan efisiensi mengenai proses untuk mengakses informasi. Sebuah studi yang telah dilakukan untuk meneliti perluasan e-pemerintahan di Inggris sedang berkembang menjadi sebuah sistem sosialteknikal yanga efektif. 4. CAKUPAN STUDI 4.1 RASIONALISASI STUDI Kunci utama untuk perkembangan-pemerintahan pada tingkat lokal adalah penelitian konsultasi dari Office of the Deputy Prime Minister (ODPM), yang berjudul
‘e-Government@local
consultation’.
Dokumen
ini
towards
a
menyatakan
stretegy bahwa
for
semua
local
government
pelayanan
publik
pemerintahan lokal harus dilakukan secara elektronik dan dapat diakses dengan mudah mulai pada tanggal 31 Desember 2005. Untuk mengawasi kemajuan tujuan ini, setiap badan pemerintahan lokal perlu untuk mencatat kinerjanya dalam sebuah dokumen yang berjudul ‘Implementing menjawab
pertanyaan
“Untuk
Electronic Government’ (IEG).
perluasan
apa
e-pemerintahan
di
Untuk Inggris
dikembangkan sebagai sistem sosial teknikal yang efektif?” dan “Implikasi apa dari perkembangan sebuah e-demokrasi?”, sebuah studi telah mengalami kemajuan untuk mengeksplorasi cara yang mana pemerintahan lokal akan merespon terhadap keperluan
untuk
mendisain,
mengembangkan
dan
mengimplementasikan
e-pemerintahan untuk komunitas lokal mereka. Studi dimulai pada musim gugur 2003an masih terus berlangsung hingga sekarang. 4.2 METODOLOGI 4.2.1 Tujuan S
Untuk mengeksplorasi persepsi proses perkembangan IEG,
S
Untuk melakukan penelitian website dalam rangka untuk menginvestivigasi dampak atau pengaruh pada anduan yang berisi dalam dokumen kebijakan
dari ODPM pada yang berisi website otoritas lokal dan berfungsi dengan baik. 4.2.2 Sempel Semuah sempel dewan yang dipilih untuk menyediakan data dari konteks yang berbeda, lihat tabel 1. Tabel 1: Gambaran populasi dari Sensus 2001 Dewan A E C B D F
Jenis Otoritas Lokal London Borough Metropolitan District Metropolitan District District District Parish Meeting
Jenis Area Kota Kota Kota Pedesaan Kota Pedessaan
Populasi 300.000+ 250.000+ 200.000+ 150.000+ 100.000+ 80+
4.2.2 Metode Pengumpulan Data S
Semi-struktur dengan melakukan wawancara dengan sempel kecil dewan pemerintahan lokal dan para staf dari sempel-sempel yang terpilih pada dewan di Inggris.
S
Melakukan penelitian website pada sempel otoritas lokal.
4.3 Penemuan yang Muncul 4.3.1 Persepsi Dewan dan Staf Pemerintahan Lokal Dengan sempel kecil yang ada dan relatif tahap awal untuk studi yang dilakukan, penemuan-penemuan yang ada untuk sementara saja tetapi ini meningkatkan isu yang berhubungan dengan keberhasilan implementasi pada e-pemerintahan. S
Persepsi mengenai e-pemerintahan - respon yang didapat dari wawancara
dengan para dewan dan staf mengidikasikan secara umum respon positif secara keseluruhan dari otoritas lokal mengenai e-pemerintahan yang dilihat sebagai metode pendukung tradisional untuk meningkatakan pelayanan kepada pelanggan atau
masyarakat dan mendapatkan opini masayarakat. Bagaimanapun dari hasil wawancara yang dilakukan bahwa cakupan e-pemerintahan mengenai bagaimana penggunaannya sebagai sebuah metode untuk meningkatkan pelayanan dalam pemerintahan. Disisi lain, beberapa dewan terpilih kurang menyadari bahwa bukan hanya proses IEG saja tetapi juga terdapat strategi nasional lain dibelakangnya. S
Ketersediaan dan Kualitas Informasi pada e-pemerintahan/e-demokrasi –
banyak wawancara yang dilakukan yang mengekspresikan hal-hal yang menghambat pada tingkat jumlah yang abeesar mengenai informasi yang mereka dapatkan dari pemerintahan pusat, dengan komentar yang ada “ini merupakan sebuah industri”. Disisi lain, pandangan telah diutarakan bahwa persaingan pada bentuk IEG untuk mendemonstrasikan penolakan kemajuan pada isu signifikan yang berhubungan dengan perubahan yang diperlukan dalam budaya sebuah organisasi. Permasalahan berhubungan dengan banyaknya informasi dan sedikitnya panduan yang ada. S
Perbedaan Keterampilan dan Pengetahuan – wawancara yang
dilakukan
dengan para dewan pada salah satu otoritas lokal menunjukan ketidakpuasan pada sebuah kepemimpinan sebelumnya yang tidak memberikan prioritas yang tepat terhadap proses yang diperlukan untuk IEG. Kegagalan ini berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai implikasi-implikasi dan hal signifikandari e-pemerintahan untuk otoritas lokal. Ini jelas bahwa prinsip-prinsi e-pemerintahan tidak dihalangi dalam proses pemerintahan lokal. Tingkat kesadaran pada para dewan dan staf berbeda-beda - dari yang tidak memiliki kesadaran pada hal yang berhubungan dengan pengetahuan yang tinggi dan informasi yang mereka dapatkan. Kebutuhan untuk melakukan pelatihan telah ditingkatkan dalam wancarawawancara pada banyak dewan yang ini diperlukan studi penelitian lebih jauh. S
Keterlibatan Masyarakat – terdapat kesadaran bahwa tujuan yang paling
menjanjikan mengenai inisitatif IEG adalah berhubungan dengan peningkatan dalam pemberian pelayanan dan metode elektronik yang digunakan unntuk meningkatkan dialog dengan masyarakat, e-demokrasi (secara umum diekspresikan sebagai e-voting) dilihat sebagai hal yang
kurang penting dibandingkan dengan
e-pemerintahan. Dalam wawancara yang dilakukan diketahui bahwa hanya terdapat sedikit bukti mengenai penggunaan metode elektronik dalam proyek yang melibatkan konsultasi dan komunikasi dengan publik dan melakukan komunikasi dan keterlibatan dengan komunitas lokal. Disisi lain, walaupun e-pemerintahan merupakan sebuah elemen yang penting yang dianggap berguna untuk melakukan konsultasi dengan masyarakat, wawancara yang dilakukan hanya sedikit memberikan aktifitas terbatas dan kurangnya keberhasilan dimana usaha-usaha yang telah di lakukan untuk berkonsultasi dengan penggunanya mengenai kebutuhan yang mereka perlukan. S
Mereka yang diwawancarai mengatakan pada ketidak berlanjutannya
mengenai ukuran kinerja atau performa yang diperlukan dalam bentuk IEG, mereka percaya bahwa dari survei dan berhubungan dengan pemilihan data secara teknik kualitatif untuk mengawasi para tingkat kepuasan pelanggan harus terus ditingkatkan. Metode evaluasli sekarang ini digunakan untuk memfokuskan pada tingkat penggunaan, seperti jumlah pengguna yang telah masuk dalam website; bahkan survei tahunan dilakukan untuk menilai kepuasan yang dilakukan dengan bertanya ‘apakah pelanggan telah menggunakan e-metode’, ketimbang untuk data yang
lebih
kualitatif
yang
mungkin
membantu
meningkatkan
pelayanan,
meningkatkan kualitas pelayanaan atau membantu meningkatkan partisipasi dalam proses demokrasi. S
Batasan Penetrasi mengenai e-Pemerintahan – sempel studi pada dewan pada
sebuah parish di pedesaan kecil dalam rangka untuk menyediakan representasi hubungan tingkat pemerintahan paling bawah, parish merupakan sebuah jaringan departemen pemerinta hanpusat, otoritas lokal, agensi yang secara bersama-sama memberikan infraastruktur pelayanan kepada publik dan peraturan yang diberikan kepada masyarakat. Ini dianggap sebagai sebuah kesatuan pemerintah lokal, tetapi karena ini ukurann yang terlalu kecil, dewan ini didisain sebagai Parish Meeting, keimbang parish Council/Dewean Parush. Pertemuan dilakukan dua kali setahun. Dimana semua yang terpilih di dalamnya diundang ke Parish Meeting; sebuah
pertemuan yang akan dihadiri sekitar 10-15 anggota parish meeting plus berserta undangan dari luar, yang terdiri dari perwakilan sejumlah badan yang terlibat dalam pemerintahan lokal. Tidak ada bisnis mengenai parish meeting dilakukan melalui internet, bukti yang ada sejauh ini menunjukan bahwa hanya sedikit kecil jumlah anggota yang telah mendengarkan konsep e-pemerintahan. Untuk sekarang ini, parish belum menerima pelayanan e-pemerintahan, walaupun peningkatan sejumlah informasi disediakan melalui Website yang berbeda pada otoritas dan agen-agen. Informasi ini belus siap untuk diakses oleh para anggota parish sebagai sebuah proporsi yang sangat penting yang mana para masyarakat belum memiliki e-fasilitas atau fasilitas email atau di mana mereka belum menggunakan fasilitas yang
ditawarkan oleh
kafe-kafe internet dan para anggota parish telah mengekspresikan tidak memiliki ketertarikan pada kafe-kafe internet mobile yang disediakan pada mereka. Bahkan kebanyakan dari mereka
yang memiliki komputer di dalam rumah mereka
cenderung menggunakannya hanya sebagai aktifitas kesenangan belaka ketimbang untuk menghubungkannya dengan pelayanan atau informasi lokal yang ada. Sekarang ini untuk meningkatkan partisipasi masyarakat telah memunculkan kecenderungan berbeda, yang mana semua melibatkan pertemuan. Kebanyakan dari usaha-usaha organisasi yang ada
mendorong kehadiran dan partisipasi dan
semuanya masih cenderung untuk tidak membentuk representasi kelompok komunitas secara keseluruhan. Komunikasi elektronik tidak menampilkan promosi atau tidak bisa membuat mereka berpartisipasi. 4.3.2 Tampilan e-Pemerintahan dan website Studi pertama melakukan pengujian hanya 23 (5%) websies otoritas lokal telah mendapatkan status transaksional (dijelaskan sebagai interaktif signifikan berbeda dengan promosional oleh SOCITM (2004). Di sini konsultasi publik berlangsung untuk mendisain kembali situs dan standar akses yang tinggi (untuk AAA Boby (Wtchfire 2004) dijalankan. Usaha-usaha
untuk berinteraksi dengan
masyarakat meliputi bentuk on-line feedback yang merupakan sebuah hubungan
untuk meningkatkan orang untuk menjadi lebih berpartisipasi
dalam konsultasi
mengenai isu-isu okal seperti melalui kelompok konsultasi atau dengan ikut bagian dalam poling atau saling bertukar pendapat secara on-line. Bagaimanapun, bagian demokrasi melalui situas adalah memberikan informasi dan interaksi lebih banyak, serta memberikan informasi sebagai contoh berhubungan dengan perencanaan Nilai Terbaik Dewean, strategi komunitasnya dan laporan-laporan dari standar komite mereka. Penggunaan ini mengenai konsep demokrasi terjadi pada tiga otoritas website lokal yang dilakuka pengujian dimana sebuah bagian demokrasi disediakan tetapi sekali lagi isinya cenderung ditawarkan sebagai informasi ketimbang sebagai sebuah ajakan untuk ikut bagian dalam pendekatan sebuah proes demokrasi. Ini terlihat pada satu website bahwa SOCITM menjelaskan sebagai salah satu yang mengalami peningkatan dan bagaimana sebuah manfaat rating C+. Walaupun website ini tidak menyediakan untuk interaksi demokrasisecara on-line, beberapa bagian memberikan secara detail bagaimana untuk melakukan kotnak atau hubungan dengan para Dewan dan memberikan salinan untuk para dewan hanya dalam bebeapa menit saja, dengan demikian pemberian sebuah tingkatan akses. Ini mengindikasikan inteprestasi mengenai e-Pemerintahan sebagai proses peningkatan bisnsis dan pelayanan, ketimbang interaksi on-line dengan para anggota dewan dan staf pejabat. Bagaimanapun, inteprestasi ini bukan merupakan suatu universalitas: sebuah alternatif pendekatan yang diadopsi oleh otoritas lokal yang membuat satu aspek paling menonjol sebagai sebuah situs undangan untuk ikut bagian dalam sebuah konsultasi secara on-line mengenai pemberian pelayanan juga sebagai regenerasi. Disamping memberikan alat untuk berpartisipasi, website ini belum mendapatkan prehatian sebagai status transaksional dalam laporan SOCITM terkini. Tidak terdapat peningkatan dalam jumlah otoritas yang menawarkan transaksi pelayanan –SOCITM melaporkan mengacu pada sebuah peningkatan dari 10 situs transaksi pada tahun 2003 sampai 23 di tahun 2004. Ini jelas bahwa transaksi tidak memerlukan proses e-demokrasi mengenai konsultasi, tetapi ini akan
menawarkan sebuah batu loncatan yang penting yang objektif. Ini juga jelas bahwa terdapat situs yang tidak masuk dalam aftar transaksi, tetapi situs ini menawarkan sebuah elemen-elemen konsultasi. Dengan demikian terdapat beberapa website yang mencapai tingkat keberhasilan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan mengenai strategi nasional untuk e-Pemerintahan lokal untuk mengijinkan orang untuk: S
‘Mengekspresikan pandangan-pandangan mereka dan membuat keputusankeputusan mengenai pe rencanaan dan pelayanan.
S
Mendiskusikan isu yang penting dengan otoritas lokal dan dengan yang lainnya (ODPM 2002. Hal
4.4 Ringkasan Penemuan Penemuan yang ada menjelaskan bahwa terdapat kemajuan pada tujuan pmerintahan pada beberapa pemerintahan lokal yang telah mengambil langkah nyata untuk mencapai tujuan mereka, tetapi yang lainnya juga mengalami kegagalan dan secara umum hanya sedikit mendapatkan kemajuan dalam mengatasi kompleksitas permasalahan dalam struktur
ketentuan pelayanan. Seperti penemuan-penemuan
yang mngindikasikan kurangnya
konsep secara menyeluruh dan
pemberian pelayanan melalui e-Pemerintahan. Dari sebuah
visi dalam
perspektik sosial
teknikal, harus terdapat penekanan yang lebih pada aspek teknologi dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat untuk memberikan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan
mengenai informasi dan sampai saat ini belum memadai secara
menyeluruh. Yang mana otoritas lokal telah berkonsultasi dengan pemerintahan pusat mengenai perkembangan strategi dan sistem e-Pemerintahan, terdapat sedikit bukti sistematis atau penyebaran partisipasi para mereka yang terlibat di dalamnya, khususnya masyarakat. Dimana masyarakat merupakan kunci yang berperan dalam sistem e-Pemerintahan, tetapi mereka hanya memiliki sedikit masukan ke dalam pembuatan dan perkembangan mereka dalam memberikan pelayanan. Satu area dimana pemerintahan mengenali kebutuhan untuk keterlibatan
dalam masyarakat dalam mengevaluasi disain website. Pemerintahan secara khsusus seperti (Office of the e-Envoy 2003) sebagai contoh bahwa para pengguna seperti masyarakat tidak hanya sebagai pengunjung pada situs yang ada, tetapi juga untuk para pengguna yang lainnya
seperti para penerima output dari sistem, meliputi
dukungan para staf, dan mereka yang menyediakan pelayanan pada otoritas lokal harus terlibat dalam evaluasi website. Beberapa laporan evaluasi telah melakukan peninjauan ulang bagi pengguna seperti (Accenture 2003), walaupun lainnya seperti laporan SOCITM 2004 (SOCITM 2004) telah mengadopsi sebuah pendekatan untuk mengevaluasi, dimana para peninjaunya memiliki peranan jenis permainan yang berbeda
pada pemakainya. Aspirasi pemerintahan untuk sistem e-Pemerintahan
yang telaah meningkatkan demokrasi, melalui partisipasi yang lebih luas dalam proses politik dan menurunkan permasalahan sosial, yang mana ini tidak akan tercapai
berhubungan
dengan
pemberian
pelayanan
dan
implementasi
e-Pemerintahan. Penemuan yang ada telah memunculkan yang dihadapi oleh pemerintah lokal
sebuah tantangan yang luar biasa
dalam usaha-usaha mereka
untuk
mengimplementasikan e-Pemerintahan. Untuk mencapai visi yang ddiperlukan implementasi tidak hanya berguna, bermanfaat dan dapat diakses dengan sistem teknikal (dimana jelas masih terdapat kemajuan untuk dilakukan), tetapi sub sistemteknikal, menggabungkan teknologi, organisasi dan proses komunikasi yayng membuat mereka dapat dan mendorong dialog antara
masyarakat dan otoritas
lokal. Seperti mekanisme yang akan memfasilitasi penciptaan-penciptaan keputusan mengenai isu lokal, dengan keterlibatan masyarakat dan partisipasi dalam prosesnya, ketimbang sebagai transmisi tuggal informasi dari otoritas lokal ke masyarkat. Bagian selanjutnya meringkas prinsip-prinsip penting mengenai pemikiran sistem teknikal, dan menunjukan bagaimana mereka
bisa diterapkan
untuk
menginformasikan perkembangan mengenai efektifitas sistem untuk e-Pemerintahan. 5. TEORI SOSIALTEKNIKAL DAN E-PEMERINTAHAN
Teori sosialteknikal memiliki orijinalitas dalam
penelitian pada Tavistick
Institute in London selama tahun 1950an dan 1960an (seperti Trist dan bamforth 1951). Teori yang ada menyatakan bahwa sistem terdiri dari elemen sosial dan organisasi dan menekankan bahwa
keberhasilan sistem
memerlukan
stimulus
konfigurasi teknikal dan organisasional dan aspek-aspek sosial pada sistem (lihat gambar 2). Teori sosialteknikal secara luas dianggap sebaagai kunci untuk keberhasilan sistem informasi. Tingkat kegagalan yang tinggi
pada penelitian sebelumya
berhubngan dengan skala sistsem informasi yang luas untuk diimplementasikan dalam proyek meliputi banyaknya sektor-sektor publik (seperti UK. Passport Office (NAO, 1999), the London Ambulance Service Despatch Sstem (Finkelstein dan Dowell 1996), dan permasalahan yang ada sekarang ini dengan Child Support Agency) adalah sering berhubungan dengan sebuah fokus untuk
pemberian
pelayanaan sistem teknikal tampa mempertanggung jawabkan (dan pembuatan dalam paralel) kebutuhan sistem sosial, atau organisasional dan lingkungan sosial dalam sistem teknikal yang harus berjalan. Cherm (1976), telah mengartikulasikan prinsip-prinsip untuk desain sosialteknikal seperti: S
Proses desain harus sesuai dengan keinginan hasil desain (seperti mereka harus memiliki partisipasi tinggi di dalamnya);
S
Metode kerja harus khusus;
S
Batasan organisasional harus dijelaskan untuk menghambat pembagian informasi, pembelajaran dan pengetahuan;
S
Informasi harus mendukung pada mereka yang membutuhkan untuk terlibat di dalamnya;
S
Berbagai macam proses kerja harus ditangani pada sumbernya;
S
Mereka yang membutuhkan sumber daya harus memiliki akses kepada otoritas;
peranan
keterampilan;
harus
memiliki banyak fungsi dan memiliki banyak
S
Pendukung sistem pada kelompok harus sejalan dengan disain;
S
Pengaturan transisional antara sistem yang sebelumnyaa dan sistem baru harus direncanakan dan didisain menurut mereka;
S
Pendisainan kembali dan memerlukan tinjauan ulang dan evaluasi. Sebuah laporan komisi oleh ODPM dari Centre for Urban and Regional
Development Studies, Universitasa of Newcastale (November 2003), menjelaskan implikasi-implikasi
teori
sosialtekikal
untuk
keberhasilan
implementasi
E-
Pemerintahan lokal, dan mengidentifikasi empat komponen atau elemen yang memerlukan konfigurasi keberlanjutan., manajemen dan persaamaan. Ini dijelaskan di bawah dan hubungan mereka diilustrasikan pada gambar 3: S
Teknologi itu sendiri perlu untuk dokonfigurasi. Hampir semua otoritas lokal sekarang
menyatakan terlibat dalam IEG yang mana pendekatan secara
teknologikal untuk
mengimplementasikan e-Pemerintahan yang tepat.
Pentingnya kebutuhana untuk meningkatkan teknologi berhubungan dengan kebutuhan dan karakteristik masyarakaat yang akan menggunakannya yang kemudian akan dikenali. S
Banyak otoritas sekarang
menekankan
bahwa e-Pemerintahan juga
memerlukan sebuah rekonfigurasi ulaang atau perbaikan dalam proses bisnis. Secara luas ini dinilai dan terlihat oleh banyak otoritas sebagai tantangan yang penrting dalam mengimplementasikan e-Pemerintahan. S
Banyak otoritas sekarang telah memulai untuk terlibat dengan lapisan ke
tiga perubahan yang berhubungan dengan praktik kerja secara menditail
pada
otoritas dan staf. Praktik memfokuskan pada isi tugas individu dan bagaimana mereka dijalankan. Ini dipahami menjadi perubahan budaya dan khususnya perkembangan pada pelanggan – atau masyarakat yang memfoksukan pada perspektif antara manajer daan staf pada otoritasa lokal dan patner mereka dan S
Akhirnya, dan mungkin hal yang paling penting, untuk e-Pemerintahan
adalah untuk mencapai tujuannya, aktif berpartisipasi pada individu dan bisnis
sebagai pelanggan, perubahan.
Ini
klien, masyarakat yang diperlukan adanya konfigurasi atau
meliputi
isu
keasdaran
dan
kepercaayaan
dalam,
sistem
e-Pemerintahan dan pelayanan. (ODMP, 2003, Hal.16) Untuk sistsem sosialteknikal untuk berhasil membutuhkan semua empat tingkat pengujian untuk dikonfigurasi atau dilakukan perubahan (ODPM, 22003). 6. KESIMPULAN Banyak penemuan yang ada didukung oleh studdi lain mengenai e-Pemerintahan. Sebagian besar mayoritas otoritas telah membentuk strategi-strategi dan struktur untuk implementasi mengenai e-PEmerintahan lokal (ODPM, 2002. Hal.43), dan semua dewan lokal di Inggris sekaranag melikiki e-champion dan angoota terpilih e-champion (ODPM, 22003, Hal.26). bagaimanapun usaha-usaha yang paling signifikan telah informasi ketimbang
cenderunng
untuk memfokuskan pada
pelayanan, dan hanya
ketentuan
persentase kecil dewan yang telah
mengirimkan secra penuh tingkat pelayanan secara elektronik (SOCITM, 2004). Dimana pelayanan e-enabled telah disediakan, ini belum memberikan keuntungan pada maasyarakat berhubungan dengan pemberian pelayanan yang dilakukan. Sejumlah otoritsa telah mengidentifikasi kegagaaalan untuk meyakinkan bahwa
penggunna pelayanan e-enabled menyadari adanya eksistensi
pelayanan
e-enabled dan termotivasi untuk menggunakan mereka, daan khususnya dengan teknologi pelayanan e-enabled,
dan
untuk mendapatkan akses terhadapnya
diperlukan adanya teknologi dan keterampilan. Terdapat sejumlah laporan mengenai penawaran dewan e-enabaled yang berhubungan dengan pembayaran pajak melalui website mereka dengan menggunakan kartu kredit (dan yangmana teknologi, proses bisnis daan praktik kerja bisa dilakukan dengan mudah). Alasan utama untuk ini adalah sedikit permintaan pada kartu kredit untuk melakukan pembayaran pajak (ODPM, 20033, Hal.16). Conntoh ini untuk menunjukan pentingnya pemahaman masyarakat akan kebutuhan dan preferensi cara untuk dapat mengakses informasi dan pelayanan dengan cepat.
Juga
terdapat
hal
penting
lain
berhubungan
dengan
dampat
dari
e-Pemerintahan pada peranan elektronik digital pada masyarakat antara mereka yang memiliki akses terhadap
teknologi digital dan mereka yang tidak dapat
mengakses teknologi digital ini. Permasalahan mengenai peningkatan partisipasi demokrasi memerlukan bahwa sebuah proporsi subtansial atau penting mengenai komunitas telah mendapatkan akses langsung pada e-Pemerintahan melalui internet. Ketika otoritas lokal sedang membuat usaha-usaha untuk menjembatani pembagian teknologi digital ini, disana masih terdapat sebuah keterbatasan berhubungan dengan sebereapa banyak mereka dapat memberikan teknologi ini untuk dapat diakses oleh mayarakat, dan disana terdapat ketertarikan yang cukup yang diekspresikan oleh masyarakat untuk program ini agar berhasil dengan baik. Pembagian alat digital kepada masyarakat memunculkan dua isu. Pertama adalah jika otoritas lokal menyediakan pelayanan melalui internet, mereka harus menjaga
dual sistem yang ada: sebuah sistem konvensional untuk mereka yang
tidak terhubung
dan sebuahe-service untuk mereka yang terhubung, dan biaya
pemeliharaan dua sistem ini bisa sangat mahal. Ke dua adalah berhubungan dengan persamaan demokrasi. Jika mereka yang terhubung dengan dan dapat mengakses pelayanan melalui e-Pemerintahan lebih efisien, dibandingkan dengan mereka yang tidak terhubung, dimana seharusnya semua tergantung kepada pelayanan mobile atau
gedung publik dan fasilitas perpustakaan publik dan ini masih dirasa kurang. Fokus trategi e-Government adalah secara umum pada peningkatan
pelayanan; perhatian kurang diberikan pada peranan e-Governmetn dalam partisipasi demokrasi dan
perkembangan ekonomi. Sebuah tinjauan ulang
pada dokumen
strategi nasional Inggris (ODPM, 2002) dan lebih spesifik lagi pada ssponsor lokal pemerinathan Inggris pada e-Government – proses evaluasi pada impelementasi pemerintahan lokal secaraa elektronik di INggris (ODPM, 2003) dan lainnya adalah informasi dari website pemerintahan Inggris (ODDPM, 2004) telah menunjukan bahwa walaupun isu keterlibatan masyarakat/pelanggan/penggunanya didiskusikan dengan strategi, masih terdapat bukti atau panduan yang jelas seperti bagaimana ini
harus dilakukan. Lebih jauh lagi, masih terdapat sedikit bukti
kordinasi antara
otoritas yang berbeda atau bahkan antara departemen dalam pembuatan e-Government dan dalam pemberian pelayannan. Dengan jelas, terdapat kemajuan, tetapi tidak pada skala tujuan pemerintahan. Bukti dari survei seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa tingkat kemajuan negara saat ini dalam e-Government adalah sebuah konsekwensi mengenai kompleksitas sistem sosialteknikal yang mewakili pemerintahan lokal. Struktur pemerintahan sangat kompleks dengan peranan dan pembagian tanggung jawab antara pemerintahan pusat , otoritas lokal dengan menjalankan hierarki otoritas yang ada, dan ketergantungan agen-agen seperti Highway agency, Housing Association, perusahaan amal dan swasta.
Ketentuan pemberian pelayanan mungkin dengan
demikian dibagi dengan sejumlah aktifitas yang berebeda. Pemberian pelayanan e-Government
membutuhkan
transformasi atau perubahan teknologi
yang
signifikan untuk banyak organisasi, tetapi ini juga memerlukan perubahan prosedur dan perubahan budaya yang signifikan dalam menjalankannya dengan keterlibatan banyak organisasi di dalamnya. Perubahan program secara besar-besaran ini merupakan hal yang ambisius. Dimana banyak oatoritas lokal telah siap untuk melakuka kemajuan dalam mencapai target mereka yang telah dibuat sebelumnya, ini merupakan sesuatu yang sulit bagaimana yanng lain akan bisa melakukannya. Sebagai contoh, dalam laporan parish dalam cakupan studi di atas, kompleksitas yang ada berhubungan dengan struktur yang sudah ada sebelumnya pada pemerintahan lokal muncul untuk membuat tujuan pemerintahan pusat sulit untuk tercapai berhubungan dengan penggunaan e-Government. 7. REKOMENDASI Untuk
mencapai
meningkatkan partisipasi dalam
proses
untuk
tujuan-tujuan
e-government
yang
penting
untuk
masyarakat dan meningkatkan kecepatan dan efisiensi menyediakan
pelayanan,
penulis
berpendapat
bahwa
mekanaisme perlu untuk disediakan yang mana untuk dapat melakukan dialog
antara masyarakat dengan otoritas lokal, dan yang mana ini juga dapat
untuk
membuat keputusan ketimbang sebagai transmisi informasi satu arah saja (Olphert dan Damodaran, 2004). Untuk
menjalankan ini diperlukan perkembangan sub
sistem sosial teknikal, mengkombinasikan teknologi dan proses komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan pada masyarakat dan diperlukannya adanya prosedur pada pemerintahan lokal. Prinsip-prinsip e-Government perlu untuk dilakukan pada proses
pemerintahan lokal, dengan hubungnan yang jelas antara pelayanan dan
inisiatif dan agenda e-Government. Lebih ja uh lagi, untuk mencapai perubahan budaya dan orgranisasional yang mana diperlukan untuk keuntungan e-Government secara penuh untuk disadari, sumber daya diperlukan untuk tersedia untuk melakukan pendidikan kepada para staf dan masyarakat dalam konsep e-Government. Terdapat pertimbangan dasar pengetahuan yang ada dalam penelitian dan literatur para praktisi untuk menginformasikan sebuah program tindakan yang efektif dan relefan. Bebereapa
contoh ilustratif
pada tindakan yang direkomendasikan terdapat di
bawah ini. Tindakan untuk Office of the Deputy Prime Minister
dan
departemen
pemerintahan relevan lainnya: S
Komisi pembangunan kebijakan dan rosedur diinformasikan dengan konsep sosialteknikal dan penemuan studi-studi
sosialteknikal
(Seperti ODPM
process Evaluation Report, 2003) S
Memberitahukan bukti-bukti ini yang didasarkan pada kebijakan dan prosedur pemerintahan lokal untuk mendukung permintaan dan proses yang kompleks dalam
mengimplementasikan
jalannya pemerintahan dengan
elektronik. S
Merespon
kebutuhan akan keasadaran dan
pendidikan dalam konsep
e-Government dan e-Democracy dengan menyediakan
bahan-bahan
pendidikan dasar yang bisa untuk diterapkan pada tingkat pemerintahan lokal untuk mendukung adanya kebutuhan dewan dan staf terpilih. S
Komisi penelitian untuk menginformasikan perkembangan strategi partisipasi
mereka yang terlibat di dalamnya untuk mendapati keterlibatan secara aktif pada segmen yang berbeda pada masyarakat (sebagai contoh masyarakat usia lanjut, orang muda, kelompok dengan pendapatan rendah) dalam proses demokrasi. S
Untuk mencapai pemberian pelayanan melaluie-Government dengan cepat yang merupakan target ambisius pada pemerintahan Inggris, menggunakan praktik
yang
terbaik
dalam
manajemen
perubahan
untuk
Mendisain dan mengembangkan sebuah program nasional yang
inovatif
mengimplementasikan strategi-strategi. S
untuk mempromosikan kesadaran
dan
pemahaman mengenai konsep
mengenai e-Government dan e-Democracy antara melalui promosi dengan
publik secara umum
kesadaran mengenai penawaran yang memungkinkan
teknologi
digital
untuk
meningkatkan
kondisi
lokal
dan
meningkatkan taraf kehidupan mereka. S
Untuk melakukan pendisainan ulang, peninjauan ulang dan evaluasi pada gegagalan yang pernah terjadi berhubungan dengan inisiatif e-Government.
UCAPAN TERIMA KASIH Kami ucapkan terima kasih pada teman-teman seperti Mark Shelbourn, Caroline Oades dan Wendy Olphert di Universitas Loughborough untuk kontribusi penting mereka dan dukungan dalam pembuatan penelitian tulisan.