Terapi Bermain Origami.docx

  • Uploaded by: Nur Ali Hidayat
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Terapi Bermain Origami.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,227
  • Pages: 10
TERAPI BERMAIN ORIGAMI PADA ANAK USIA SCHOOL DENGAN HOSPITALISASI DI RUANG ANAK LANTAI 1 RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Keperawatan Anak

Dosen Pembimbing Akademik : Ns. Meira Erawati, MSi, Med Pembimbing Klinik

: Ns. Ubaidillah, S.Kep

Oleh

Nur Ali Hidayat 22020118210052

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXXII DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam setiap tahapan usianya. Pertumbuhan merupakan proses alami pada individu dengan ditandai adanya pertambahan berat badan, tinggi badan dan lebih mengarah pada kuantitas fisik. Perkembangan merupakan proses peningkatan kemampuan untk lebih mengarah pada kualitas individu untuk berfungsi pada tingkat tertentu. Perkembangan lebih mengarah pada kualitas individu yang dihasilkan melalui proses pematangan dan proses belajar dari lingkungan. Pertumbuhan dan perkembangan anak akan bervariasi antara anak satu dengan anak yang lain. Proses tumbuh kembang anak juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu contohnya yaitu faktor lingkungan. Apabila anak sedang dirawat di Rumah Sakit maka pendekatan asuhan keperawatan juga berpengaruh terhadap tahapan perkembangan yang dilalui anak saat itu (Supartini, 2004). Anak yang dirawat di Rumah Sakit biasanya mengalami hospitalisasi yaitu kondisi dimana anak harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan biasanya anak akan mengalami kecemasan , perasaan yang tidak nyaman karena harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Ada juga perasaan takut kepada tenaga medis kesehatan sehingga anak akan menolak untuk perawat, menggenggam tangan orang tuanya, meminta pulang dan terus menerus menangis. Bentuk hospitalisasi yang dialami usia anak – anak yaitu sering menangis, tidak kooperatif dengan petugas kesehatan, menolak untuk makan. Dampak dari hospitalisasi ini akan menganggu proses tumbuh kembang dan penyembuhan anak. (Wong, 2000) ( Supartini, 2004). Cara untuk mengurangi kecemasan anak ketika dirawat di Rumah Sakit adalah memberikan terapi bermain. Terapi bermain merupakan aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktikan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Adriana, 2013). Terapi bermain yang bisa diberikan pada anak khususnya anak usia sekolah sangatlah bermacam – macam. Salah satu terapi bermai yang bisa diberikan pada anak usia sekolah yaitu bermain origami. Kegiatan bermain origami dapat mengembangkan kognitif, kemampuan menyamakan dan membedakan koorinasi motoik

kasar dan motorik halus, meningkatkan kreatifitas pada anak (Sus & Herni, 2013). Terapi bermain origami sangat bermakna dalam menurunkan kecemasan karena dalam bermain origami membutuhkan kesabaran dan meningkatkan daya imajinasi anak dalam membuat bentuk-bentuk kertas.

B. Tujuan 1. Mengurangi kecemasan pada anak saat hospitalisasi 2. Mensitimulus perkembangan dan pertumbuhan anak selama dirawat di Rumah Sakit 3. Mengurangi rasa stress terhadap penyakitnya dan lingkungan di rumah sakit 4. Sebagai alat komunikasi antara perawat dan klien C. Sasaran Anak usia sekolah (6-12 tahun) yang sedang menjalani rawat inap di bangsal anak lantai 1 RSUP Dr.Kariadi Semarang

BAB II DESKRIPSI KASUS A. Karakteristik Sasaran Karakteristik sasaran program terapi bermain ini adalah anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki rentang usia 6 – 12 tahun. Anak usia ini akan menunjukan perkembangan motorik yang lebih, selain itu mereka juga memiliki kemampuan interaksi sosial yang lebih luas. B. Analisa Kasus Ruang anak lantai 1 RSUP dr. Kariadi Semarang merawat pasien anak usia di bawah 18 tahun. Di ruangan memiliki beberapa klien anak usia 6-12 tahun dengan berbagai macam diagnosa medis. Anak-anak pada usia ini rentan mengalami hospitalisasi. Hal tersebut tentu akan membuat anak merasa stress, jenuh dan bosan. Diruang perawatan anak lantai 1 masih banyak anak tampak aktif namun terlihat cemas saat petugas kesehatan masuk ke ruangan untuk melakukan tindakan keperawatan. Hal ini akan mengganggu proses tumbuh kembang dan proses penyembuhan dikarenakan pada usia sekolah ini perkembangan motoric berjalan terus menerus. Agar tumbuh kembang anak tetap optimal meskipn sedang dirawat di Rumah Sakit, maka anak perlu mendapatkan terapi bermain yang berfungsi mengembankan kemampuan fisik, intelektual, emosional, sosial (Wong, 2000).Salah satu cara untuk mengurangi kecemasan anak yaitu dengan memberikan program terapi bermain yaitu terapi bermain origami. Harapannya setelah diberikan terapi tersebut anak mulai dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi rumah sakit serta tingkat kecemasannya juga dapat menurun.

C. Prinsip Bermain Prinsip bermain pada anak usia sekolah ber1kan Soetjianingsih tahun 2014 yaitu : 1. Energy yang digunakan untuk bermai harus diperhatikan, karena anak dalam kondisi sakit maka harus memilih permainan yang tidak memerlukan banyak energy 2. Alat permainan yang diberikan sesuai dengan perkembangan usia 3. Ruangan untuk bermain sekiranya cukup nyaman untuk proses bermain 4. Anak diusahakan bermain dengan teman sebaya atau pun pendampingan orang tua untuk meningkatkan sosialisasi anak 5. Memberikan reward yang bisa berupa semangat dan pujian supaya anak lebih termotivasi

BAB III METODOLOGI BERMAIN A. Judul Permainan “Membuat Bentuk dari Origami” B. Deskripsi Permainan Terapi bermain origami dilakukan dengan cara anak memikirkan apa yang ingin dibuat dengan kertas origami dan anak membuat bentuk-bentuk dari kertas origami C. Tujuan Permainan 1. Mengembangkan motorik halus dengan cara mengarahkan anak untuk membuat bentuk-bentuk cantik 2. Mengembangkan ketrampilan kognitif 3. Mengembangkan ketrampilan bahasa dengan cara anak dapat menceritakan apa yang telah dibuatnya 4. Meningkatkan kreatifitas pada anak 5. Mengurangi kejenuhan anak saat dirawat di Rumah Sakit 6. Mengurangi hospitalisasi anak D. Ketrampilan yang Diperlukan 1. Kemampuan anak untuk membuat bentuk-bentuk dari kertas origami 2. Kemampuan komunikasi teraupetik perawat dengan anak 3. Kemampuan bermain dengan anak

E. Jenis Permainan Jenis terapi bermain membuat bentuk dari origami merupakan terapi yang bertujuan untuk menyeimbangkan kemampuan motorik halus dan kasar, mengembangkan kognitif dan meningkatkan kreatifitas pada anak F. Alat yang Diperlukan Kertas origami G. Waktu Pelaksanaan Hari , Tanggal

: Kamis, 13 Desember 2018

Tempat

: Ruang Anak Lantai 1 RSUP Dr. Kariadi Semarang

Waktu

: Jam 13.00-13.30 WIB

H. Proses Bermain

No

Tahapan

1

Orientasi (5 menit)

Kegiatan Perwat

Kegiatan Peserta

1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam dan dan perkenalan

mampu memperkenalkan

2. Menjelaskan maksud

dirinya

dan tujuan

2. Mendengarkan dan

3. Menyampaikan

memperhatikan

kontrak waktu

3. Menyetujui kontrak waktu

4. Menyampaikan

4. Mendengarkan dan

peraturan

selama

kegiatan

terapi

bermain

mematuhi

Metode/ Media Metode: ceramah

2

Tahap kerja (20 menit)

5. Memberikan

kertas 1. Anak mengikuti instruksi Metode:

origami

dari perawat

6. Anak

bermain

diberikan

kesempatan

bersama

untuk

Media:

melihat contoh cara

kertas

membuat

origami

bentuk

bentukdari

kertas

7. Mengarahkan

anak

origami

untuk mulai membuat bentuk

dari

kertas

origami 8. Memberikan reinvorcement

pada

anak 3

Tahap terminasi

1. Menutup kegiatan dan mengucapkan salam

(5 menit)

1.

Anak

mampu Metode:

menunjukan hasil karyanya 2.

Anak

dapat

mengekpresikan rasa senang

I. Hal – hal yang Perlu Diwaspadai 1. Anak tidak bersedia bermain bersama 2. Anak takut dengan petugas kesehatan 3. Anak merasa takut / malu berinteraksi dengan orang baru

diskusi

J. Antisipasi Meminimalkan Hambatan 1. Mampu membina hubungan saling percaya kepada anak dan keluarga 2. Mampu menghidupkan suasana saat dilakukan terapi bermain, agar anak bisa menikmati permainan tanpa ada rasa takut K. Pengorganisasian Nama Nur Ali

Peran

Uraian Tugas

Penanggung jawab 1. Membuka kegiatan terapi bermain 2. Memimpin kegiatan bermain 3. Menutup kegiatan bermain

Dika, Atun

Fasilitator

1. Membantu membagikan kertas origami 2. Memfasilitasi anak saat jalannya kegiatan terapi bermain

Fera

Dokumentasi

1. Dokumentasi semua kegiatan terapi bermain

DAFTAR PUSTAKA Adriana, D. (2011). Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak. Jakarta:Salemba Medika Soetjianingsih.(2014). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. Supartini. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, Jakarta : EGC. Suryanti. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan Origami Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah di RSUD dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Wong, W. (2000). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 2. Jakarta : EGC.

Related Documents


More Documents from "Rahma Zainuddin"

Siapa Tahu Butuh.pptx
November 2019 26
Lp Bblr.docx
November 2019 25
Arruhul Jadidd.docx
November 2019 24
Print Puskesmas.docx
November 2019 18