TEORI-TEORI ASAL-USUL KEHIDUPAN MENURUT ILMU PENGETAHUAN MODERN BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG “Asal-usul kehidupan“ Soal ini selalu menjadi perhatian manusia, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk makhluk-makhluk hidup sekelilingnya. Kasus manusia yang munculnya di atas bumi serta caranya mempunyai keturunan merupakan bahan perkembangan yang sangat penting. Dalam membicarakan asal mula kehidupan secara umum, “The Origin of Species” adalah sebuah buku yang diterbitkan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Buku ini berdampak besar terhadap cara berpikir dunia barat. “The Origin of Spesies” menjelaskan bahwa semua makhluk hidup di bumi ini merupakan hasil keturunan dari moyang yang sama yang mengalami modifikasi.Pernyataan ini dikenal dengan Teori Evolusi. Dalam teorinya ia mengatakan : "Suatu benda
(bahan)
mengalami
perubahan
dari
yang
tidak
sempurna
menuju
kepadakesempurnaan".Kemudian ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia. Menurutnya manusia sekarang ini adalah hasil yang paling sempurna dari perkembangan tersebut secara teratur oleh hukum-hukum mekanik seperti halnya tumbuhan dan hewan. Kemudian lahirlah suatu ajaran (pengertian) bahwa manusia yang ada sekarang ini merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar (manusia kera berjalan tegak) selama bertahuntahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna. Di dalam teorinya Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari perkembangan makhluk sejenis kera yang sederhana kemudian berkembang menjadi hewan kera tingkat tinggi sampai akhirnya menjadi manusia. Sedangkan dalam Al-Qur’an telah dijelaskan oleh Allah mengenai asal-usul kehidupan. Terwujudnya alam semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah dalam waktu enam masa. Hal ini sesuai dengan firman Allah : "Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah itu kepada Yang Maha Mengetahui." (QS. Al Furqaan (25) : 59).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana asal usul kehidupan? 2. Apa sajakah teori-teori mengenai asal usul kehidupan dalam ilmu pengetahuan modern dan ilmu pengetahuan islam?
C.
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mempelajari secara mendalam tentang teori-teori asal-usul kehidupan baik secara modern maupun secara islam. 2.
Memahami lebih mendalam tentang penciptaan kehidupan baik itu manusia,hewan,tumbuhan serta alam semesta.
BAB 2 PEMBAHASAN A.
TEORI-TEORI ASAL-USUL KEHIDUPAN MENURUT ILMU PENGETAHUAN
MODERN Selama ratusan tahun, para ilmuwan telah mengetahui bahwamakhluk hidup yang ada di bumi beraneka ragam. Dalam keanekaragamantersebut, para ilmuwan menemukan bahwa pada beberapamakhluk hidup ditemukan juga beberapa kesamaan.Sejak lama, para ilmuwan berusaha menjawab sebuah pertanyaan,bagaimana kehidupan berawal? Untuk menjawab pertanyaan tersebut,banyak ilmuwan yang mengemukakan berbagai teorinya disertai buktibuktiyang mendukung teori tersebut. Meskipun demikian, pertanyaantersebut belum dapat sepenuhnya terjelaskan oleh teori-teori tersebutkarena teori-teori tersebut sulit dibuktikan.Dari banyak teori mengenai asal-usul kehidupan, terdapat dua teoriutama yang dapat diterima secara luas, yakni teori evolusi kimia danteori evolusi biologi. Selain kedua teori tersebut, dijelaskan pula sejarahmunculnya teori abiogenesis dan teori biogenesis yang merupakan awalpemikiran manusia mengenai asal-usul kehidupan. 1. Teori Abiogenesis Menurut teori ini, kehidupan terjadi secara spontan dan berasal darimateri tak hidup. Teori ini, beranggapan bahwa kehidupan berawal daribenda mati(Generatio Spontanea).Teori abiogenesis ini disebut juga teori generatio spontanea. Teori abiogenesis ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles (384–332 SM), yang merupakan tokoh ilmu pengetahuan dari Yunani Kuno. Aristoteles melakukan pengamatan ikanikan di sungai. Ia berpendapat bahwa ada sebagian ikan-ikan di sungai tersebut yang berasal dari lumpur. . Teori Abiogenesis ini didukung pula oleh seorang ilmuwan Inggris pada tahun 1700 yang bernama Nedhan. Ia mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan rebusan kaldu. Hasil rebusan kaldu kemudian dimasukkan ke dalam botol dan ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu tersebut ditumbuhi bakteri. Akhirnya Nedhan menyimpulkan bahwa bakteri berasal dari air kaldu.[1] Teori ini gugur karena pada abad ke-17,Antonie van Leeuwenhoek berhasil membuat mikroskop. Penemuan mikroskop inilah yang mengawali berbagai macam percobaan untuk menguji teori-teori Abiogenesis. Leeuwenhoekmencoba
mengamati air rendaman jerami dengan menggunakan mikroskop temuannya. Ternyata terlihat bahwa di dalam setetes air rendaman jerami tersebut terdapat benda-benda aneh yang sangat renik.[2]
2. Teori Biogenesis.
Munculnya teori biogenesis merupakan bantahan atas teori abiogenesis Teori biogenesis adalah suatu teori yang mengemukakan bahwa asal kehidupan suatu makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula. Semboyan teori Biogenesis adalah “omne vivum ex ovo” (makhluk hidup berasal dari telur) “omne vivum ex vivo” (makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang telah ada). Teori biogenesis ini didukung oleh tokoh-tokoh Biologi lain, seperti berikut.
1. Francisco Redi (1626–1697) adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Italia, ia merupakan orang pertama yang membantah teori Generatio Spontanea. Ia melakukan eksperimen untuk mendapat fakta yang benar. Untuk menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut : Stoples I : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat. Stoples II :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka. Stoples III : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka. Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Danhasilnya sebagai berikut: Stoples I : daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat. Stoples II : daging tampak membusuk dan didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat.[3] Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang
tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relative sedikit. 2. Percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Lazzaro Spallanzani(1729–1799) adalah seorang tokoh ilmuwan dari Italia. Ia melakukan kegiatan eksperimen pada tahun 1765, untuk menentang teori Nedham. Spallanzani mengadakan pembuktian dengan air kaldu dan hasil percobaannya sama dengan Francisco Redi yaitu makhluk hidup berasal dari sesuatu yang hidup. Spallanzani menjelaskan bahwa kegagalan percobaan Nedham karena Nedham tidak merebus tabung cukup lama sampai semua organisme terbunuh dan Nedham juga tidak menutup leher tabung dengan rapat sehingga masih ada organisme yang masuk dan tumbuh. Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.[4] Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Adapun percoban yang yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai berikut :
Labu I : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
•
Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
•
Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut. Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.[5]
3. Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani dan Redi. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur selengkapnya adalah sebagai berikut : •
Langkah I : labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu diolesi dengan paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.
•
Langkah II : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
•
Langkah III : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme. Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara
untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu.[6] Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepermukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan.[7]
3. TEORI EVOLUSI KIMIA
Ketidakpuasan para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis maupun Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian tentang asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut antara lain : Harold Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin. mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali di bumi ini berupa makhluk bersel satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan lain-lain. Para pakar biologi, astronomi, dan geologi sepakat, bahwa planet bumi ini terbentuk kira-kira antara 4,5-5 miliar tahun yang lalu. Keadaan pada saat awal terbentuknya sangat berbeda denagn keadaan pada saat ini. Pada saat itu suhu planet bumi diperkirakan 4.000-8.000oC. pada saat mulai mendingin, senyawa karbon beserta abeberapa unsur logam mengembun membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya tetap gersang, tandus, dan tidak datar. Karena adanya kegiatan vulkanik, permukaan bumi yang masih lunak tersebut bergerak dan berkerut terus menerus. Ketika mendingin, kulit bumi tampak melipat-lipat dan pecah. Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan bumi akrena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Dia atmosfer juga terbentuk senaywa-senyawa sederhana yang mengandung unsure-unsur tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia (NH3), Metan (CH4), dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana tersebut tetap
berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketuika suhu atmosfer turun sekitar 100oC terjadilah hujan air mendidih. Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun. Dalam keadaan semacam ini pasti bumi saat itu belum dihuni kehidupan. Namun, kondisi semacam itu memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia, karena teredianya zat (materi) dan energi yang berlimpah. Timbul pertanyaan, bagaimana proses terjadinya kehidupan dibumi ini ? Pwertanyaan inilah yang mendorong beberapa Ilmuwan untuk mengemukakan pendapat serta melakukan experiment. Di antara Ilmuwan tersebut antara lain Harold Urey dan Stanley Miller.
Teori Evolusi Kimia Menurut Harold Urey (1893)
Harold Urey adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan bahwa pada suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air (H2O), Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk uap. Karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah reaksi diantara zatzat tersebut menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut biasa dikenal dengan teori Urey. Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut : a) kondisi 1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen yang sangat banyak di atmosfer bumi b) kondisi 2 : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat yang lebih besar, c) kondisi 3 : terbentuknya zat hidup yang paling secerhana yang susunan kimianay dapat disamakan dengan susunan kimia virus, dan d) kondisi 4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat idup yang terbentuk tadi berkembang menjadi sejenis organisme (makhluk hidup yang lebih kompleks).
Teori yang terus berulang kali diuji ini diterima para ilmuwan secara luas. Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan rahasia alam yang belum terjawab. [8] 4. Teori Kosmozoa Teori ini menerangkan adanya kehidupan di bumi kita dengan mengandaikan bahwa kehidupan dibawa kemari dari tempat lain di alam semesta, boleh jadi tergabung dalam meteorit yang jatuh. 5. Teori Pfluger Teori ini menyatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup. 6. Teori Moore Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup dapat muncul dari kondisi ysng cocok dari bahan anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah hidup. 7. Teori Allen Teori ini menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis bumi ini seperti’ keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka bumi akan membentuk zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup. 8. Teori Transendental Teori ini merupakan jawaban secara religi bahwa benda hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Maha Kuasa di luar jangkauan sains.[9]
B. TEORI-TEORI ASAL-USUL KEHIDUPAN MENURUT ISLAM
Al-quran menyatakan dengan tegas bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan berbagai istilah seperti debu (Surah Ali Imran:59), tanah kering dan lumpur hitam (Surah Al-hijr : 28), tanah liat (Surah Ashshafat : 11), sari pati tanah (Surah Shad :71) dan sebagainya. Semasa
penciptaan Adam,Allah telah berfirman bahwa “Jadilah,maka jadilah ia”(Surah Ali Imran : 59). Olehitu, proses kejadian manusia menurut Al-quran adalah lebih sahih dan relevan kerana mempunyai bukti yang kukuh. Setalah berpandukan pada (Surah Al-A’la : 1-3), penciptaan atau kejadian manusia terbahagi kepada tiga (3). Hal ini telah menjadi titik tolak kepada proses kejadian manusia dan menunjukkan tanda-tanda kemuliaan manusia .Pertama, Allah telah menciptakan manusia pertama daripada tanah (Adam). Kedua, penciptaan manusia kedua daripada bahan baku manusia pertama (Hawa). Akhir sekali, penciptaan manusia daripada bahan baku manusia pertama (Adam) dan manusia kedua (Hawa). Oleh itu,kita sebagai anak cucu Adam haruslah berasa bangga kerana kita ini daripada sebaik-baik kejadian dan lebih mulia daripada makhluk yang lain. Bucailie Maurine Dr. , (1984) Asal-usul kejadian manusia menurut Al-Quran,Sains dan Bible.Bandung,Indonesia:Penerbitan Mizan. Dalam Surah Al-Qiyamah (75 : 37-39),penciptaan manusia terbahagi kepada empat (4) tahap. Allah telah menyatakan bahwa manusia terjadi daripada percampuan Nutfah. Nutfah ialah air mani. Air mani ini terdiri daripada air mani lelaki dan perempuan. Allah telah berfirman dalam Al-Quran melalui (surah Al-Insan:2). Artinya : Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia daripada setitits air mani yang bercampur yang kami(hendak menguji dengan perintah dan larangan).Kami jadikan dia melihat dan mendengar.Selepas itu,daripada Nutfah telah berubah menjadi Alaqah,Mudghah dan Izam dan Lahm.Allah telah berfirman dalam (surah AlMukminun :14) yang bermaksud kemudian kami mengubah nutfah menjadi alaqah(seketul darah),lalu kami menciptakan seketul darah beku itu menjadi seketul daging(menjadi anggota badan)dan seketul daging itu kami jadikan tulang-tulang itu dan kami bungkus dengan daging(terbentuk segala system saraf).Tafsir Al-Quran. Sejak abad 14 yang lalu,Al-Qur’an telah menegaskan bahwa manusia bukanlah keturunan kera.Manusiapertama (Adam) diciptakan oleh Allah dari tanah. Manusia terdiri atas materi dan roh,diciptakan dari tanah kemudian menjadi lumpur hitam yang diberi petunjuk menjadi tanah kering seperti tembikar dan disempurnakan bentuknya. Allah meniupkan roh (ciptaan-Nya),maka terjadilah Adam. Firman Allah SWT yang artinya : “ Dan (ingatlah),ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat,Sesungguhnya Aku menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila aku telah menyenyempurnakan kejadiannya,dan telh Ku-tiupkan kedalamnya roh (ciptaan)Ku,maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”
Dengan penciptaan seperti itu,manusia dibedakan dari seluruh makhluk lainnya. Manusia memiliki kesamaan dengan hewan dalam sebagian besar karakteristik,dorongan emosi untuk mempertahankan diri,serta kemampuan untuk memahami dan belajar. Namun,ia berbeda dengan hewan dari karakteristik rohnya yang membuatnya cenderung mencari Allah dan menyembahnya. “dan Allah menumbuhkan kamu sebagai suatu tumbuhan dari tanah, dan kemudian Dia akan mengembalikan kamu kepada nya,Dia akan mengeluarkan kamu lagi sebagai suatu kelahiran baru”.(Q.S NUH: 17-18) Di dalam ayat di atas, disebutkan bahwa manusia berasal dari tanah,dan akan dikembalikan lagi di tanah.manusia tersusun dari 2 unsur,yakni tubuh kasar dan roh halus.Dengan tubuhya,manusia dapat bergerak dan merasakan segala sesuatu .Menurut Dr.M.Utsman Najati,kata roh dalam Al-qur’an mempunyai berbagai arti.Arti roh yang terdapat dalam ayat Al-Qur’an yang menguraikan penciptaan Adam a.s, adalah roh ciptaan Allah yang membuat manusia siap untuk mempunyai sifat yang luhur dan mengikuti kebenaran.Ia adalah unsur tinggi yang di dalam nya terkandung kesiapan untuk merealisasikan hal-hal yang paling luhur dan sifat-sifat yang paling suci, hal ini membuat manusia siap untuk merencanakan garisgaris yang harus diikutinya dan menyempurnakan kemanusiaan nya dengan bersumber pada nilai dan pengetahuan yang membuatnya menjadi manusia
yang hakiki.Dengan demikian,
terjawablah pertanyaan tentang bagaimana manusia berkembang sehingga memiliki daya dan keagungan rohani yang membedakan nya dengan makhluk lain.
Aspek-aspek manusia Manusia terdiri atas 2 aspek: tubuh dan jiwa.Tubuh yang tidak disertai jiwa bukanlah tubuh manusia, tetapi mayat.Adapun jiwa tanpa tubuh (juga bukan manusia,melainkan malaikat,setan,atau jin). Tubuh atau jasmani bersifat materi,dapat dilihat,diraba,dan dirasakan sehingga wujudnya nyata atau konkrit.Namun,tubuh di nilai lebih rendah daripada jiwa justru karena sifat materinya itu,karena bila seseorang telah mati,tubuhnya membusuk,hancur,dan akhirnya lenyap (tidak abadi) sedangkan, jiwa atau rohani sifatnya abadi.Begitu jiwa meninggalkantubuh, ia akan kembali keasalnya, yaitu Allah SWT.yang tidak pernah mengalami kehancuran. Secara umum,tubuh manusia dibagi atas 3 bagian : kepala,badan, dan anggota badan.Pada kepala terdapat telinga,mata, hidung, mulut, serta otak yang dapat digunakan oleh
manusia untuk berfikir. Badan manusia yang berongg didalam nya terdapat jantung, paru paru, hati, limpa, isi perut, ginjal, yang merupakan semacam pabrik tempat mengolah kebutuhan tubuh. Adapun anggota badan terdiri atas tangan untuk memegang sesuatu yang diperlukan dan kaki yang berfungsi untuk membawa badan maupun kepala. Kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi memungkinkan manusia mengatahui brbagai hal mengenai tubuhnya, seperti sistem saraf, sel darah merah dan sel darah putih, serta sel sel lain yang jumlahnya jutaan. Namun, kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi tidak secara otomatis berhasil membuka tabir jiwa manusia. Jiwa yang tidak tampak oleh mata karena sifatnya yang abstrak, telah lama diketahui juga oleh manusia. Peristiwa orang mimpi yang tubuhnya tergeletak ditempat tidur, tetapi perasaannya kemana-mana menunjukan bahwa jiwanya lah yang berpergian. Demikian juga dengan manusia yang mati karena kehilangan jiwa. Ia tidak dapat berjalan, bercakap cakap, makan minum dan sebagainya. Hal hal yang menyangkut kejiwaan inilah yang banyak dibicarakan pada bagian ini.[10]
BAB III
PENUTUP Kesimpulan Menurut ilmu pengetahuan modern banyak teori-teori tentang kehidupan baik diperoleh dari pemikiran maupun percobaan. Intinya teori-teori ini berusaha mencari asal usul kehidupan. Menurut pandangan islam banyak disebutkan didalam Al-Qur’anul karim yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah kemudian selanjutnya manusia diciptakan dari nuthfah karena itulah kita harus meyakini bahwa kehidupan didunia ini dicitakan oleh Allah SWT. Yang maha pencipta dan maha berkuasa.