Teori Rekpon 1.docx

  • Uploaded by: Muh Ichsan
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Teori Rekpon 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,155
  • Pages: 16
REKAYASA PONDASI I CIVIL ENGINEERING

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

BAB I PONDASI DANGKAL

1.

Pengertian Pondasi Pondasi adalah bagian dari bangunan bawah yang meneruskan beban ke tanah pendukung.

2.

Persyaratan Pondasi Kekuatan → Kapasitas Daya dukung Deformasi → penurunan (Batas–batas yang diperbolehkan berdasarkan struktur dan arsitektur). Perbedaan penurunan ∆S antar kolom 1/150L hingga 1/300L.Agar syarat terpenuhi,dapat digunakan balok sloof struktur (saran dari struktur).Tetapi menjadi tidak ekonomis pada bangunan 5-6 lantai karena dimensi balok sloof struktur dapat mencapai 150 cm.Sehingga selama ini sloof hanya direncanakan terhadap beban aksialtarik yang nilainya adalah 10% beban kolom.Selain itu dapat digunakan rekayasa daya dukung tanah dengan didasarkan kapasitas daya dukung dengan penurunan 1 inchi.

3.

Jenis Pondasi Berdasarkan Rasio D/B a) Pondasi dangkal (kriteria D/B ≤ 1) Telapak: Individual spread footing (murah),Continious footing (belum tentu lebih murah dibandingkan mini piles),Combine footing,mat footing/raft,Pondasi batu kali. b)

Pondasi Dalam (kriteria D/B ≥ 4-5) Tiang pancang,tiang bor (digali mesin),sumuran/kaison (digali manusia dan lebih murah dibandingkan Continious footing).

4.

Jenis Pondasi Berdasarkan Jenis Bangunan  Pondasi untuk Gedung Gedung Sederhana :Continious footing batu kali. Tingkat tinggi : Dengan atau tanpa basement.Kegunaan basement yang biasanya 23 lantai adalah :  Segi fungsi sub-base.  Kepentingan stabilitas bangunan (tertahan lebih baik terhadap goyangan).

UNIVERSITAS TADULAKO

REKAYASA PONDASI I

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

CIVIL ENGINEERING

 Mengurangi settlement jika beban tanah yang diambil sama denganbeban bangunan diatasnya (∆p=0).Sedangkan masalah yang dihadapi adalah rembesan yang dapat diatasi dengan kedap air atau drainase.  Pondasi untuk Mesin direncanakan terhadap getaran  Pondasi untuk Menara Tugu,cerobong asap,pemancar radio/TV,tower lisrtik (gaya aksial kecil,gaya horizontal besar).  Pondasi di Bawah Air Jembatan dan Dermaga (gaya tarik aksial dan horizontal besar). Pondasi harus mempertimbangkan erosi,korosi,gaya luar (ombak/arus air),scouring (penggerusan tanah dasar). 5.

Kapasitas Dukung Tanah untuk Beban Statik

Gambar 1. Penyebaran Beban Sumber: Buku Harry Christady (Hal 108) Daya dukung batas (qult) didefenisikan sebagai tekanan terkecil yang dapat menyebabkan keruntuhan geser pada tanah pendukung tepat dibawah dan disekeliling pondasi.Ada 3 kemungkinan pola keruntuhan kapasitas pendukung tanah,yakni:

General Shear Failure (Keruntuhan Geser Umum) 

Kondisi kesetimbangan plastis terjadi penuh diatas failure plane.



Muka tanah disekitar mengembang (naik).



Keruntuhan

(slip)

terjadi

sehinggan pondasi miring. Gambar 2. General Shear Failure Sumber : Buku Harry Christady (hal 109) UNIVERSITAS TADULAKO

disatu

sisi

REKAYASA PONDASI I

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

CIVIL ENGINEERING



Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas rendah (padat atau kaku).



Kapasitas ultimit (qult) bisa diamati dengan baik.

Local Shear Failure (Keruntuhan Geser Lokal) 

Muka

tanah

disekitar

kurang

berarti

pengembangannya, karena cukup besar desakan kebawah pondasi.  Gambar 3. Local Shear Failure Sumber : Buku Harry Christady (hal 109)

Kondisi kesetimbangan plastis hanya terjadi pada sebagian tanah saja. Miring pada pondasi diperkirakan tidak akan terjadi.



Kapasitas ultimit (qult) sulit dipastikan sehingga sulitdianalisis, hanya bisa dibatasi settlementnya saja.

Punching Shear Failure (Keruntuhan Geser Penetrasi) 

Terjadi jika terdapat desakan pada tanah dibawah pondasi yang disertai pergeseran arah vertikal disepanjang tepi.



Tidak terjadi kemiringan dan pengangkatan pada permukaan tanah.

 Gambar 4. Punching Shear Failure  Sumber : Buku Harry Christady (hal 109)

Penurunan relatif besar. Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas tinggi dan kompresibilitas rendah jika pondasi agak dalam.



6.

Kapasitas ultimit (qult) tidak bisa dipastikan.

Cara Keruntuhan Secara Umum Tergantung pada Komprebilitasnya dan Kedalaman Pondasi Relatif Terhadap Lebarnya. Analisis kapasitas dukung didasarkan pada kondisi general shear failure, gayagaya yang bekerja dapat dianalisis.

UNIVERSITAS TADULAKO

REKAYASA PONDASI I CIVIL ENGINEERING

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

Gambar 5. Mekanisme Keruntuhan Untuk Pondasi Menerus Sumber : Buku Harry Christady (hal 108)

Gambar diatas adalah mekanisme keruntuhan untuk pondasi menerus dengan lebar b dan panjang tak terbatas,memikul suatu tekanan merata (qult) diatas permukaan tanah yang homogen dan isotropik. Parameter kekuatan geser tanah adalah c dan φ tetapi berat isi tanah diasumsikan sama dengan nol.Pondasi akan tertekan kebawah dan menghasilakn suatu kesetimbangan plastis dalam bentuk zona segi tiga dibawah pondasi dengan sudut ABC = BAC = 450 + φ/2. Gerakan bagian tanah ABC kebawah mendorong tanah disampingnya ke samping.Zona rankine pasif ADE kebawah terbentuk dengan sudut DEA = GFB = 450 - φ/2. Transisi antara gerakan kebawah bagian ABC dan gerakan lateral bagian ADE dan BGF akan terjadi disepanjang zona geser radial ACD dan BCG. Kesetimbangan plastis akan terjadi pada permukaan EDCGF sedangkan sisa tanah lainnya berada dalam kesetimbangan elastis. Biasanya pondasi tidak diletakkan pada permukaan tanah, dalam praktek diasumsikan kenaikan geser tanah antara permukaan dan kedalaman Df diabaikan, tanah tersebut hanya diperhitungkan sebagai beban yang menambah tekan merata q pada elevasi pondasi, hal ini disebabkan tanah diatas elevasi pondasi biasanya lebih lemah, khususnya jika diurung, dari pada tanah ditempat yang lebih dalam. Kapasitas dukung ultimit dibawah pondasi menerus dapat dinyatakan dengan persamaan Terzaghi (1943) qult = c Nc + q Nq + ½ b γ Nγ

UNIVERSITAS TADULAKO

. . . . . (1)

REKAYASA PONDASI I CIVIL ENGINEERING

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

φ,c,γ nilainya diambil dibawah pondasidengan : q = γ.Df

. . . . . (2)

γ nilainya diambil diatas elevasi pondasi.

dimana : c = kohesi q = tegangan efektif dibawah pondasi γ = berat isi tanah B = lebar pondasi ( jika pondasi lingkaran B=diameter) 

Untuk pondasi telapak berbetuk bujur sangkar (B = L) : qult = 1,3 c Nc + q Nq + 0,4 b γ Nγ

. . . . . (3)

 Untuk pondasi telapak berbetuk lingkaran : qult = 1,3 c Nc + q Nq + 0,3 b γ Nγ 

. . . . . (4)

Untuk pondasi telapak berbentuk empat persegi panjang memakai factor modifikasi Meyerhof (1963) (B ≠ L) dari Terzaghi : Persamaan sebelumnya tidak memperhitungkan pondasi persegi (0
qult = c’ Nc Fcs Fcd Fci + qNq Fqs Fqd Fqi + ½γBFγsFγdFγi

dimana, Fcs,Fqs,Fγs

= Faktor Bentuk

Fcd,Fqd,Fγd = Faktor Kedalaman Fci,Fqi,Fγi

= Faktor Kemiringan Beban

 Faktor Bentuk (Shape Factor) 𝐵 𝑁𝑞 𝐹𝑐𝑠 = 1 + ( ) ( ) 𝐿 𝑁𝑐 𝐵 𝐹𝑞𝑠 = 1 + ( ) tan ∅ 𝐿 𝐵 𝐹𝛾𝑠 = 1 − 0.4 ( ) 𝐿

UNIVERSITAS TADULAKO

. . . . . (5)

REKAYASA PONDASI I

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

CIVIL ENGINEERING

 Faktor Kedalaman (Depth Factor) 𝑫𝒇 ≤𝟏 𝑩  Untuk Ø =0 -Fcd =1+ 0.4(

𝐷𝑓 𝐵

)

- Fqd = 1 - Fγd = 1  Untuk Ø >0 1−𝐹

𝑞𝑑  Fcd=Fqd-𝑁𝑐 tan Ø

 𝐹𝑞𝑑 = 1 + 2 tan ∅(1 − sin ∅)2

𝐷𝑓 𝐵

 𝐹𝛾𝑑 = 1 𝑫𝒇 >1 𝑩  Untuk Ø =0 𝑫𝒇

-Fcd =1+ 0.4tan-1 ( 𝑩 )(dalam Radians) - Fqd = 1 - Fγd = 1  Untuk Ø >0 1−𝐹

𝑞𝑑  Fcd = Fqd - 𝑁𝑐 tan Ø

𝑫𝒇

 𝐹𝑞𝑑 = 1 + 2 tan ∅(1 − sin ∅)2 𝒕𝒂𝒏−𝟏 ( 𝑩 )(dalam Radians)  𝐹𝛾𝑑 = 1  Faktor Kemiringan Beban(Inclination Factor) 𝛽0

 𝐹𝑐𝑖 = 𝐹𝑞𝑖 = (1 − 900 )2  𝐹𝛾𝑖 = (1 −

𝛽0 ∅

)

𝛽 merupakan sudut yang dibentuk akibat kemiringan beban diukur dari garis vertikal pada pusat pondasi. (Sumber Braja M Das (Principles of Foundation Engineering))

UNIVERSITAS TADULAKO

REKAYASA PONDASI I CIVIL ENGINEERING

7.

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

Pengaruh Air Terhadap Kapasitas Dukung Tanah Air dapat mengurangi kapasitas dukung tanah hingga setengahnya (Terzaghi), untuk pasir pendapat ini terlalu kecil dan untuk lempung pendapat ini terlalu besar. Berdasarkan elevasi MAT (muka air tanah) terhadap pondasi nilai qult menjadi : 0 ≤D1≤Df q = D1 γb + D2 γ’ qult= c Nc + q Nq + ½ b γ’ Nγ γ’ = γsat - γw D1 > Df,0≤d ≤ B q = Df.γ qult= c Nc + q Nq + ½ b γ Nγ γ = γ’ + d/B (γ - γ’) γ’ = γsat - γw d≥ b Pada kedalaman tersebut , air tidak memberikan pengaruh terhadap daya dukung ultimit. Sebenarnya perlu juga koreksi nilai φ dan c senilai γ akibat adanya M.A.T. namun dilapangan didapat nilai φ dan c terlemah.

8.

Kapasitas Dukung Tanah diatas Tanah Berlapis

Gambar 6. Kapasitas Tanah di atas Tanah Berlapis Sumber : Buku Braja M. Das Tanah tak padat diatas tanah yang lebih padat :  Jika tanah kurang padat lebih tebal – gunakan kapasitas dukung lapisan tersebut.  Jika tanah kurang padat lebih tipis – pengaruh lapisan yang lebih padat. UNIVERSITAS TADULAKO

REKAYASA PONDASI I

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

CIVIL ENGINEERING

Tanah lebih padat diatas tanah kurang padat :  Jika tanah lebih padat tebal – kapasitas dukung tanah yang lebih padat dan cek settlement lapisan kurang padat.  Jika tanah lebih padat tipis – pertimbangkan patah pons (pada lapisan cadas) jika pondasi diletakkan diatas lapisan cadas sehingga gunakan kapasitas dukung lapisan kurang padat. 9.

Definisi Faktor Keamanan (FS) Nilai FS tidak ada batasannya,namun karena banyak ketidakpastian nilai φ dan c, maka secara umum FS diambil minimum = 3 dengan pertimbangan tanah tidak homogen, dan tidak isotropis.

Tiga definisi kapasitas dukung izin pada pondasi dangkal.  Groos Allowable Bearing Capacity. qall = qult / FS

. . . . . (6)

Diharapkan tidak akan terjadi kegagalan bearing capacity (bukan kegagalan settlement ), beban yang bekerja pada pondasi : (WS + WD + WF + WS) ≤ qall A 

Beban Hidup (WL)



Beban Mati ( WD )



Berat sendiri pondasi ( WS )



Berat tanah diatas pondasi ( WS )



Net Allowable Bearing Capacity. Beban tambahan yang di ijinkan persatuan luas selain berat sendiri tanah ( tegangan yang telah ada ) pada level dasar pondasi q(Net) u = qu – q = C.Nc.Fcs.Fcd qall(Net)= (qu – q)/ FS Dalam praktek qall(Net) digunakan terhadap beban bangun diatas saja, berat pondasi dan tanah diatasnya dianggap berat tanah saja.

UNIVERSITAS TADULAKO

REKAYASA PONDASI I

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

CIVIL ENGINEERING

(WL + WD) ≤ qall (NET) A Secara teoritis jika Wbangunan = Wtanah yang digali, maka penurunan tidak terjadi.  Groos Allowable Bearing Capacity Dengan factor aman pada kuat geser tanah Hanya Untuk memuaskan dan jarang digunakan Cd = C / FS Tan φ d = tan φ / FS qall = Cd Nc + q Nq + ½ by Ny FS pada penyelesaian ini antara 2-3 kira – kira sama dengan hasil FS 3-4 untuk dua metode sebelumnya. Catatan : 

Daya dukung batas (qult) belum memperhatikan settlement, jari FS biasa 4,5,…. Untuk mengatursettlement.



Jika menggunakan rumus qult settlementyang terjadi 5-25 % x b untuk tanah pasir dan 3 – 15 % pada tanah lempung. pondasi matfooting / raft memiliki settlement relatif besar karena b besar.

10. Penurunan Pada Tanah Penambahan beban di atas suatu permukaan tanah dapat menyebabkan lapisan tanah dibawahnya mengalami pemampatan. Pemampatan tersebut disebabkan oleh adanya deformasi partikel tanah, relokasi tanah, keluarnya air atau udara dari dalam pori. Secara umum, penurunan pada tanah yang disebabkan oleh pembebanan yaitu : 1. Penurunan Konsolidasi (Consolidation Settlement), yang merupakan hasil dari penurunan volume tanah jenuh air sebagai akibat dari keluarnya air yang menempati pori-pori tanah. 𝑆𝑐 = 𝑆𝑐 =

𝐶𝑐𝐻 1+𝑒 𝐶𝑠𝐻 1+𝑒

log 𝑃𝑜+ ∆𝑃 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖

. . . . . (7)

𝑃𝑜

log 𝑃𝑜+ ∆𝑃 𝑂𝑣𝑒𝑟 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖

. . . . . (8)

𝑃𝑜

2. Penurunan Segera (immediate Settlement), yang merupakan akibat dari deformasi elastik tanah kering, basah, dan jenuh air tanpa adanya perubahan kadar air. UNIVERSITAS TADULAKO

REKAYASA PONDASI I

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

CIVIL ENGINEERING

Perhitungan penurunan segera umumnya didasarkan pada penurunan yang diturunkan dari teori elastisitas. 𝑆𝑖 = 𝑞𝑜𝐵

1−𝜇 2 𝐸𝑠

𝛼

. . . . . (9)

 μ,Diperoleh dari tabel angka poisson  α,Diperoleh dari tabel faktor pengaruh untuk pondasi kaku  Es,Diperoleh dari tabel perkiraan Modulus Elastisitas

11. Langkah Kerja Perhitungan a. Menentukan nilai dimensi Df, L dan B dengan cara trial and error. b. Menghitung nilai daya dukung batas (qu) qu= c’ Nc Fcs Fcd Fci + qNq Fqs Fqd Fqi + ½γBNγFγsFγdFγi dimana, Nc,Nq, Nγ = Diperoleh dari tabel factor daya dukung tanah oleh after Vesic Fcs,Fqs,Fγs

= Faktor Bentuk

Fcd,Fqd,Fγd = Faktor Kedalaman Fci,Fqi,Fγi

= Faktor Kemiringan Beban

 Faktor Bentuk(Shape Factor) 𝐵 𝑁𝑞 𝐹𝑐𝑠 = 1 + ( ) ( ) 𝐿 𝑁𝑐 𝐵 𝐹𝑞𝑠 = 1 + ( ) tan ∅ 𝐿 𝐵 𝐹𝛾𝑠 = 1 − 0.4 ( ) 𝐿  Faktor Kedalaman (Depth Factor) 

𝑫𝒇 𝑩

≤𝟏

 Untuk Ø =0  Fcd = 1+ 0.4 (  Fqd = 1  Fγd = 1

UNIVERSITAS TADULAKO

𝐷𝑓 𝐵

)

REKAYASA PONDASI I

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

CIVIL ENGINEERING

 Untuk Ø >0 1−𝐹

𝑞𝑑  Fcd = Fqd – 𝑁𝑐 tan Ø

 𝐹𝑞𝑑 = 1 + 2 tan ∅(1 − sin ∅)2

𝐷𝑓 𝐵

 𝐹𝛾𝑑 = 1



𝑫𝒇 𝑩

>1

 Untuk Ø =0  Fcd

𝑫𝒇

=1+ 0.4tan-1 ( 𝑩 ) (dalam Radians)

 Fqd = 1  Fγd = 1  Untuk Ø >0  Fcd = Fqd –

1−𝐹𝑞𝑑 𝑁𝑐 tan Ø 𝑫𝒇

 𝐹𝑞𝑑 = 1 + 2 tan ∅(1 − sin ∅)2 𝒕𝒂𝒏−𝟏 ( 𝑩 ) (dalam Radians)  𝐹𝛾𝑑 = 1  Faktor Kemiringan Beban(Inclination Factor) 𝛽0

𝐹𝑐𝑖 = 𝐹𝑞𝑖 = (1 − 900 )



𝐹𝛾𝑖 = (1 −

2



𝛽0 ∅

)

c. Menghitung qmaks qmaks =

P A

d. Menentukan nilai Faktor Keamanan qu Fs = qmaks e. Menghitung Penurunan yang terjadi pada pondasi UNIVERSITAS TADULAKO

REKAYASA PONDASI I

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

CIVIL ENGINEERING

Penurunan Segera 𝑆𝑖 = 𝑞𝑜𝐵

1−𝜇 2 𝐸𝑠

𝐼𝑝

. . . . . (10)

Dimana,  μ, Diperoleh dari tabel angka poisson  Ip, Diperoleh dari tabel faktor pengaruh untuk pondasi kaku  E, Diperoleh dari tabel perkiraan Modulus Elastisitas

Penurunan Konsolidasi 𝑆𝑐 =

𝐶𝑐 𝐻 log 𝑃𝑜 + ∆𝑃 𝑃𝑜 > ∆𝑃 1+𝑒 𝑃𝑜

Dimana : 𝐶𝑐 = 0.009(𝐿𝐿 − 10) 𝑃𝑜 = 𝛾𝑏(𝐿1 − 𝐷𝑓) + (𝛾𝑠𝑎𝑡 − 𝛾𝑤 ) ∆𝑃 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 = ∆𝑃 =

𝐿2 2

𝑞𝐿𝐵 (𝐿 + 𝑍)(𝐵 + 𝑍)

∆𝑃𝑡 + 4 ∆𝑃𝑚 + ∆𝑃𝑏 6

Maka, Penurunan total yang terjadi yaitu : S = Si + Sc Penurunan yang diizinkan (Sijin) yaitu ≤ 1 inci (2,54 cm), dimensi pondasi diperbesar jika penurunan yang terjadi melebihi penurunan yang diizinkan.

Tabel 1.Bearing Capacity Factors ɸ

Nc

Nq



ɸ

Nc

Nq



0

5.14

1.00

0.00

26

22.25

11.85

12.54

1

5.38

1.09

0.07

27

23.94

13.20

14.47

2

5.63

1.20

0.15

28

25.80

14.72

16.72

3

5.90

1.31

0.24

29

27.86

16.44

19.34

4

6.19

1.43

0.34

30

30.14

18.40

22.40

5

6.49

1.57

0.45

31

32.67

20.63

25.99

6

6.81

1.72

0.57

32

35.49

23.18

30.22

7

7.16

1.88

0.71

33

38.64

26.09

35.19

UNIVERSITAS TADULAKO

REKAYASA PONDASI I

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

CIVIL ENGINEERING

8

7.53

2.06

0.86

34

42.16

29.44

41.06

9

7.92

2.25

1.03

35

46.12

33.30

48.03

10

8.35

2.47

1.22

36

50.59

37.75

56.31

11

8.80

2.71

1.44

37

55.63

42.92

66.19

12

9.28

2.97

1.69

38

61.35

48.93

78.03

13

9.81

3.26

1.97

39

67.87

55.96

92.25

14

10.37

3.59

2.29

40

75.31

64.20

109.41

15

10.98

3.94

2.65

41

83.86

73.90

130.22

16

11.63

4.34

3.06

42

93.71

85.38

155.55

17

12.34

4.77

3.53

43

105.11

99.02

186.54

18

13.10

5.26

4.07

44

118.37

115.31

224.64

19

13.93

5.80

4.68

45

133.88

134.88

271.76

20

14.83

6.40

5.39

46

152.10

158.51

330.35

21

15.82

7.07

6.20

47

173.64

187.21

403.67

22

16.88

7.82

7.13

48

199.26

222.31

496.01

23

18.05

8.66

8.20

49

229.93

265.51

613.16

24

19.32

9.60

9.44

50

266.89

319.07

762.89

25

20.72

10.66

10.88

* After Vesic (1973) Sumber : Braja M. Das, General Bearing Equation

UNIVERSITAS TADULAKO

REKAYASA PONDASI I

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

CIVIL ENGINEERING

Tabel 2. Perkiraan Angka Poison ( μ ) (Bowles, 1968) Macam Tanah

μ

Lempung Jenuh

0,4 - 0,5

Lempung Tak Jenuh

0,1 - 0,3

Lempung Berpasir

0,2 - 0,3

Lanau

0,3 - 0,35

Pasir Padat

0,2 - 0,4

Pasir Kasar ( angka pori, e = 0,4 - 0,7 )

0,15

Pasir Halus ( angka pori, e = 0,4 - 0,7 )

0,25

Batu ( agak tergantung dari macamnya )

0,1 - 0,4

Loess

0,1 - 0,3

Sumber: (Teknik pondasi I, Hary Christady Hardiy

Tabel 3. Perkiraan Modulus Elastisitas ( E ) (Bowles,1977) Macam Tanah

E ( kN/m2 )

Lempung Sangat Lunak

300 – 3000

Lunak

2000 – 4000

Sedang

4500 – 9000

Keras

7000 – 20000

Berpasir

30000 – 42500

Berlanau

5000 – 20000

tidak padat

10000 – 25000

Padat

50000 – 100000

Pasir

Pasir dan Kerikil Padat

80000 – 200000

Tidak padat

50000 – 140000

UNIVERSITAS TADULAKO

REKAYASA PONDASI I

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

CIVIL ENGINEERING

Lanau

200 – 20000

Loess

15000 – 60000

Serpih

140000 – 1400000

Sumber: (Teknik Pondasi I , Hary Christady Hardiyatmo) Tabel 4. Faktor Pengaruh Im (Lee, 1962) dan Ip (Schleicher, 1962) untuk fondasi kaku, dan faktor pengatuh untuk fleksibel (Terzaghi,1943) Fleksibel Bentuk Pondasi

Kaku

Pusat

Sudut

Rata – rata

Ip

Lingkaran

1,00

0,64

0,85

0,88

Bujur Sangkar

1,12

0,36

0,95

0,82

3,70

L/B = 1,5

1,36

0,68

1,20

1,06

4,12

2,0

1,53

0,77

1,31

1,20

4,38

5,0

2,10

1,05

1,83

1,70

4,82

10,0

2,52

1,26

2,25

2,10

4,93

100,0

3,38

1,69

2,96

3,40

5,06

Im

Empat Persegi Panjang

Sumber: (Teknik Pondasi I, Hary Christady Hardiyatmo) Tabel 5. Terzaghi’s Modified Bearing Capacity Factors ɸ

N’c

N’q

N’ɣ

ɸ

N’c

N’q

N’ɣ

0

5.70

1.00

0.00

26

15.53

6.05

2.59

1

5.90

1.07

0.005

27

16.30

6.54

2.88

2

6.10

1.14

0.02

28

17.13

7.07

3.29

3

6.30

1.22

0.04

29

18.03

7.66

3.76

4

6.51

1.30

0.055

30

18.99

8.31

4.39

5

6.74

1.39

0.074

31

20.03

9.03

4.83

6

6.97

1.49

0.10

32

21.16

9.82

5.51

7

7.22

1.59

0.128

33

22.39

10.69

6.32

8

7.47

1.70

0.16

34

23.72

11.67

7.22

9

7.74

1.82

0.20

35

25.18

12.57

8.35

10

8.02

1.94

0.24 0

36

26.77

13.97

9.41

UNIVERSITAS TADULAKO

REKAYASA PONDASI I

MUHAMMAD SANDY R.H. F 111 17 047

CIVIL ENGINEERING

11

8.32

2.08

0.30

37

28.51

15.32

10.90

12

8.63

2.22

0.35

38

30.43

16.85

12.75

13

8.96

2.38

0.42

39

32.53

18.56

14.71

14

9.31

2.55

0.48

40

34.87

20.50

17.22

15

9.67

2.73

0.57

41

37.45

22.70

19.75

16

10.06

2.92

0.67

42

40.33

25.21

22.50

17

10.47

3.13

0.76

43

43.54

28.06

26.25

18

10.90

3.36

0.88

44

47.13

31.34

30.40

19

11.36

3.61

1.03

45

51.17

35.11

36.00

20

11.85

3.88

1.12

46

55.73

39.48

41.70

21

12.37

4.17

1.35

47

60.91

44.45

49.30

22

12.92

4.48

1.55

48

66.80

50.46

59.25

23

13.51

4.82

1.74

49

73.55

57.41

71.45

24

14.14

5.20

1.97

50

81.31

65.60

85.75

25

14.80

5.60

2.25

Sumber: Braja M Das (Principles of Foundation Engineering) hal. 128

UNIVERSITAS TADULAKO

Related Documents

Teori Rekpon 1.docx
July 2020 8
Tugas Rekpon
October 2019 7
Teori
October 2019 61
Teori
May 2020 46

More Documents from "JoW Rocks"