KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirohim Segala puji bagi Allah SWT, pengatur dan pemelihara seluruh alam. Shalawat dan salam kepada Nabi dan Rasulnya Muhammad SAW , juga keluarganya, sahabatnya serta seluruh umatnya yang mengikuti sunnahnya. Makalah ini berisi tentang “Teori Produksi dan Biaya Produksi dalam perusahaan” yang terkait dengan Mikro Ekonomi. Tujuan membuat makalah ini agar seluruh mahasiswa dan mahasiswi dapat meninjau dan mengetahui tentang produksi dalam mikro ekonomi dengan melalui beberapa cara seperti, berdiskusi dan sebagainya. Karena itu sangat diharapkan bagi Mahasiswa jurusan Ekonomi Syari’ah untuk memahami semua yang berkaitan dengan ekonomi. Terima kasih tak lupa dihaturkan untuk kerja sama dan kekompakan teman kelompok sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Dan tak lupa pula kami haturkan terima kasih atas bantuan selama makalah ini dikerjakan. Kami meyakini bahwa makalah ini , tidak terlepas dari kekurangan yang tentunya
masih
dinanti
kritik
dan
saran
dari
berbagai
pihak
untuk
penyempurnaannya. Wassalamu’alaikum wr.wb Lubuklinggau, Penyusun
Kelompok 1
April 2019
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu ekonomi adalah suatu telaah mengenai individu-individu dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan sumberdaya yang terbatas sebagai konsekuensi dari adanya kelangkaan. Kelangkaan berarti tidak semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi sehingga memaksa manusia untuk membuat pilihan. Dengan melakukan pilihan, pemenuhan atas suatu kebutuhan tertentu memiliki implikasi mengorbankan kebutuhan lain.Teori ekonomi memberikan gambaran umum yang disederhanakan mengenai kegiatan-kegiatan ekonomi dan sifat-sifat hubungan ekonomi disertai dengan penerapan prinsipprinsip ekonomi mikro. Ekonomi mikro menangani perilaku satuan-satuan ekonomi mencakup konsumen, pekerja, para penanam modal, pemilik tanah dan setiap individu yang memainkan peranan dalam fungsi perekonomian. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang teori produksi dan biaya produksi ,yaitu bagaimana proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Proses yang dilakukan oleh perusahaan berupa kegiatan mengkombinasikan input (sumber daya alam) untuk menghasilkan output. Dengan demikian produksi merupakan proses transformasi perubahan dari input menjadi output. Produksi merupakan kegiatan inti di dalam aktivitas perusahaan. Tanpa adanya kegiatan produksi maka perusahaan tidak mampu beroperasi untuk menghasilkan produk. Kebijakan yang diambil pihak manajemen perusahaan dalam mengelola kegiatan produksi memiliki pengaruh besar pada efesiensi produksi yang nantinya
berpengaruh pada biaya yang dikeluarkan dan harga produk yang harus ditetapkan.
B. Tujuan 1. Mengetahui pengertian teori dan biaya produksi 2. Mengetahui teori dan biaya produksi jangka pendek 3. Mengetahui teori dan biaya produksi jangka panjang
C. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan biaya produksi? 2. Apa saja teori-teori biaya produksi jangka pendek? 3. Apa saja teori-teori biaya produksi jangka panjang?
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Produksi 1. Pengertian Produksi Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengkombinasikan faktor-faktor produksi kapital, tenaga kerja, teknologi, managerial skill. Produksi atau memproduksi adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula.Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara input dan output. Produksi merupakan usaha untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengubah bentuk (form utility), memindahkan tempat (place utility), dan menyimpan (store utility). Hubungan teknis yang dimaksud adalah bahwa produksi hanya bisa dilakukan dengan menggunakan faktor produksi yang dimaksud. Untuk memproduksi dibutuhkan faktor-faktor produksi yaitu alat atau sarana untuk melakukan proses produksi. 1[1]Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam rumus, yaitu seperti berikut: Q= f(K,L,R,T) Faktor-faktor produksi antara lain adalah manusia (tenaga kerja = TK), modal (uang atau alat modal seperti mesin = M), SDA (tanah = T) dan skill (teknologi =T). Bila faktor produksi tidak ada maka tidak ada juga produksi. Produksi yang dihasilkan tanpa penggunaan teknologi, modal dan manusia disebut
produksi alami, yaitu produksi yang dilakukan oleh proses alam, sedangkan produksi yang dilakukan dengan menggunakan modal, teknologi dan manusia disebut produksi rekayasa. Produksi alami bersifat eksternal, efisiensi dan efektifitasnya tidak dapat dikontrol oleh manusia, sehingga kelebihan atau kekurangan adalah merupakan hal yang harus diterima oleh pemakai. Namun produksi yang paling utama adalah manusia dan tanah (SDA). Kebutuhan produsen adalah bagaimana menghasilkan barang dengan menggunakan biaya yang relatife kecil untuk mendapatkan output yang relatife besar (memuaskan).
2. Jangka Pendek dan Jangka Panjang Untuk menghasilkan jumlah output tertentu, perusahaan menentukan kombinasi pemakaian input yang sesuai. Jangka waktu analisis terhadap perusahaan yang melakukan kegiatan produksi dapat dibedakan menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Analisis terhadap kegiatan produksi perusahaan dikatakan berada dalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya (fixed input).2[2] Dalam jangka pendek tersebut perusahaaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap misalnya modal seperti mesin dan peralatannya,bangunan perusahaan dll. Sedangkan dalam jangka penjang semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. Berarti dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau memang diperlukan. Dalam jangka panjang perusahaan dapat melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di pasar.3[3]
Dalam ekonomi, konsep jangka pendek mengacu pada kondisi dimana minimal terdapat satu input yang bersifat tetap jumlahnya. Jangka panjang adalah periode waktu dimana seluruh input bersifat variabel. Jangka waktu ini tidak ada hubungannya dengan periode waktu yang biasa kita kenal (tahun,bulan, hari) namun berkaitan dengan perusahaan dan sumber daya yang dibicarakan. Dalam suatu industri mungkin jangka pendek berarti satu bulan namun industri lain mungkin satu tahun.4[4] 1.
Produksi Dalam Jangka Pendek Dalam jangka pendek perusahaan memiliki input tetap dan menentukan berapa banyaknya input variabel yang harus dipergunakan. Untuk membuat keputusan,
pengusaha
akan
memperhitungkan
seberapa
besar
dampak
penambahan input variabel terhadap produksi total. Misalnya input variabelnya adalah tenaga kerja dan input tetapnya adalah modal. Apabila tenaga kerja yang dipergunakan sebanyak 0, produksi juga nol. Ini berarti proses produksi tidak akan menghasilkan output apabila hanya mempergunakan satu macam input. Apabila jumlah tenaga kerja yang dipergunakan semakin banyak, makan output meningkat. 2.
Produksi Dalam Jangka Panjang Jangka panjang suatu proses produksi tidak bisa diukur dengan waktu tertentu, misalnya 10 tahun, 5 tahun, 15 tahun dan seterusnya. Jangka panjang suatu proses produksi adalah jangka waktu di mana semua input atau faktor produksi yang dipergunakan untuk proses produksi bersifat variabel. Dengan kata lain, dalam jangka panjang tidak ada input tetap.
1.1.Produksi dengan Menggunakan Satu (1) Variabel Hubungan produksi dimana terdapat satu variabel, dan lainnya tetap biasanya berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang, yaitu apabila
faktor variabel itu ditambah terus, maka output semakin lama akan semakin menurun secara rata-rata, dikarenakan semakin besarnya faktor pembagi sementara faktor yang dibagi tetap. Dan bila hal ini dilakukan terus, maka produksi totalpun akan semakin menurun, dikarenakan faktor produksi tetap semakin jenuh atau kehabisan nilainya, misalnya tanah yang kehabisan unsur haranya sehingga mengurangi kesuburannya bila ditanami dan digarap secara terus menerus.
3. Fungsi produksi Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara factor-faktor produksi dengan hasil produksi. Faktor produksi dikenal dengan istilah input ,sedangkan hasil produksi disebut sebagai output hubungan kedua variable (input dan output) tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan, sebagai berikut : Q = f (K,L,N dan T) Q adalah output, sedangkan K,L,R,dan T merupakan input. Input K adalah jumlah modal, Ladalah jumlah tenaga kerja, N adalah sumber daya, dan T adalah teknologi. Besarnya jumlah output yang dihasilkan tergantung dari penggunaan input-input tersebut. Jumlah output dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan penggunaan jumlah input K,L dan N atau meningkatkan teknologi. Untuk memperoleh hasil yang efisien, produsen dapat melakukan penggunaan input yang lebih efisien. Dalam penerapannya , hubungan input dan output dapat pisahkan secara lebih khusus. Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan input tanah, bibit , pupuk,pestisida,tenaga kerja,dan alat-alat pertanian lainnya (tidak termasuk teknologi). Untuk meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut maka harus ditingkatkan penggunaan input seperti tanah yang luas, menambah tenaga kerja, menambah jumlah pupuk, menambah penggunaan pestisida, dan lain sebgainya. Atau cara lain yaitu dengan meningkatkan teknologi pertanian. Untuk menghasilkan barang atau output dapat dilakukan dengan menggunakan hanya satu input saja, dua atau lebih input.
4. Faktor Teori Produksi Dalam teori ini input atau sumber daya yang di gunakan dalam proses produksi disebut faktor-faktor produksi sebagai berikut : a)
Manusia (Tenaga Kerja)
b)
Modal
c)
Sumber Daya Alam (Tanah)
d)
Skill (Teknologi)
5.
Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan
diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya di anggap tidak mengalami perubahan. Satusatunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja Hukum hasil lebih yang semakin berkurang Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa : “Apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun”. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam 3 tahap :
Tahap pertama : produksi total mengalami pertambahan yang semakincepat.
Tahap kedua : produksi total pertambahannya. Tahap ketiga : produksi total semakin lama semakin berkurang. TABEL 1.1
Hubungan jumlah tenaga kerja dan jumlah produksi Tanah
TenagaKerja
TP
MP
AP
Tahap
(Hektar)
(orang)
(unit)
1
1
150
150
150
Pertama
1
2
400
250
200
1
3
810
410
270
1
4
1080
270
270
1
5
1290
210
258
1
6
1440
150
240
1
7
1505
65
215
1
8
1520
15
180
1
9
1440
-80
160
1
10
1300
-140
130
Kedua
Ketiga
Dalam tabel 1.1 dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi suatu barang pertanian di atas sebidang tanah yang tetap jumlahnya, tetapi jumlah tenaga kerjanya berubah-ubah. Dalam gambaran itu ditunjukkan bahwa produksi total yang ditunjukkan dalam kolom (3) mengalami pertambahan yang semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2, dan 2 menjadi 3. Maka dalam keadaan ini kegiatan memproduksi mencapai tahap pertama yang setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar dari yang dicapai pekerja sebelumnya. Dalam analisis ekonomi keadaan itu dinamakan produksi marjinal pekerja yang semakin bertambah. Data dalam kolom (4) yaitu data produksi marjinal.Pada tahap pertama,apabila tenaga kerja di tambah dari 3 menjadi 4, kemudian 4 menjadi 5, kemudian 5 menjadi 6, dan seterusnya, produksi total tetap bertambah, tetapi jumlah pertambahannya semakin lama semakin sedikit. Tahap kedua, yaitu keadaan dimana produksi marjinal semakin berkurang. Pada Tahap ketiga, pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total, yaitu produksi total berkurang. pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8, produksi total masih mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila satu lagi tenaga kerja ditambah dari 8 menjadi 9 pekerja,
produksi total menurun. produksi total berkurang lebih lanjut apabila tenaga kerja menjadi 10.
Produksi Total, Produksi Rata-Rata Dan Produksi Marjinal Produksi marjinal yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila ΔL adalah pertambahan tenaga kerja ΔTP adalah pertambahan produksi total, maka produksi marjinal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : MP = ΔTP ΔL Produksi rata-rata yaitu produksi yang secara rata-rata. Apabila produksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : AP = TP L Produksi Total yaitu jumlah produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja tertentu . Keadaan dalam tahap ketiga ini menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan adalah jauh melebihi daripada yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan produksi tersebut secara efisien.
F .Teori produksi dengan dua faktor berubah Analisis yang baru saja dibuat menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan mengalami perubahan apabila dimisalkan satu factor produksi, yaitu tenaga kerja, terus-menerus ditambah tetapi factor-faktor produksi lainnya dianggap tetap jumlahnya, yaitu tidak dapat diubah lagi. Dalam analisis yang berikut dimisalkan terdapat dua jenis factor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Kita misalkan yang dapat diubah adalah tenaga kerja dan modal. Misalkan pula bahwa kedua factor produksi yang dapat berubah ini dapat dipertukar-tukarkan penggunaannya; yaitu tenaga kerja dapat menggantikan modal atau sebaliknya. Apabila dimisalkan pula harga tenaga kerja dan
pembayaran per unit kepada factor modal diketahui, analisis tentang bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya dalam usahanya untuk mencapai suatu tingkat produksi.
B. BIAYA PRODUKSI 1. Definisi Biaya dalam pengertian Produksi ialah semua “beban” yang harus ditanggung
oleh
produsen
untuk
menghasilkan
suatu
produksi.
Biaya
produksiadalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi sepertibahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktorfaktorproduksi yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang. Input yang digunakan untuk memproduksi output tersebut sering disebut biaya oportunis. Biaya oportunis sendiri merupakan biaya suatu faktor produksi yang memiliki nilai maksimum yang menghasilkan output dalam suatu penggunaan alternatif.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut: 1.
Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2.
Bahan-bahan pembantu atau penolong
3.
Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4.
Penyusutan peralatan produksi
5.
Uang modal, sewa
6.
Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan,
biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi 7.
Biaya pemasaran seperti biaya iklan
8.
Pajak
Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu 1.
Biaya Eksplisit Biaya Eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam memperoleh faktor produksi (nilai dan semua input yang dibeli untuk produksi). Pembayarannya berupa uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll.
2.
Biaya Implisit Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkos tersembunyi), ialah taksiran biaya atas faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut digunakan dalam proses produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Contoh: Penggunaan gedung milik perusahaan sendiri.
2. Penggolongan Biaya Produksi a. Biaya Produksi Jangka Pendek Biaya Produksi Jangka Pendek yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan produksi
di
bagi
mejadi
2
yaitu:
1. Dalam hubungannya dengan tujuan biaya a. Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu. b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya
Tidak
Langsung
merupakan
biaya-biaya
yang
tidak
dapat
diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air Conditioning pada suatu fasilitas.
2. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan a)
Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/FC)
Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak berproduksi. Biaya tetap merupakan biaya setiap unit waktu untuk pembelian input tetap. Misalnya : gaji pegawai, biaya pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin, sewa tanah dan lain-lain. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan rumus tersebut, adalah: TC = FC + VC FC = TC – VC Keterangan:
TC = Biaya total (Total Cost) FC = Biaya tetap (Fixed Cost) VC = Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya tetap (FC) adalah biaya yang besarnya tidak berubah seiring dengan berubahnya jumlah produksi (Q). Berapapun jumlah produksi apakan mengalami kenaikan atau penurunan, maka jumlah biaya (P) yang dikeluarkan adalah tetap. b)
Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost/VC)
Biaya Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Semakin banyak barang yang diproduksi biaya variabelnya semakin besar, begitu juga sebaliknya. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut,
yaitu:
VC = TC – FC
c)
Biaya Total (Total Cost/TC)
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Dengan kata lain, biaya total adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: TC = FC + VC
Biaya variabel merupakan unsur biaya total karena biaya total memiliki sifat yang juga dimiliki oleh biaya variabel, yaitu bahwa besarnya biaya total itu berubahubah seiring dengan berubah-ubahnya jumlah output yang dihasilkan.
Biaya Total (TC) adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Kurva TC memiliki bentuk yang persis sama dengan bentuk kurva Variabel Cost (VC), serta antara keduanya terpisah oleh suatu jarak vertikal yang selalu sama.
d)
Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC)
Biaya Tetap Rata-Rata adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan. Rumus : AFC = FC/Q
Keterangan:
FC = Biaya Tetap Total Q = Kuantitas
e)
Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost/AVC)
Biaya variabel rata-rata adalah biaya variable satuan unit produksi. Rumusnya:
AVC =
keterangan:
VC = Biaya Variabel Total Q = Kuantitas
f)
Biaya Total Rata-Rata (Average Cost/AC)
Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total Cost dibagi banyaknya jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihitung menggunakan rumus di bawah ini: AC= TC /Q atau (VC+FC)/Q AC= AVC+AFC
Kurva AFC merupakan sebuah garis lengkung yang mengarah ke kanan bawah. Hal itu dikarenakan kedua ujung kurva AFC tidak pernah menyinggung ataupun memotong sumbu-sumbunya. Semakin tinggi jumlah output, semakin rendah nilai AFC. Biaya variabel rata-rata adalah biaya per satuan output. Bentuk kurvanya menyerupai huruf U. Kurva AVC akan menurun karena tergantung kepada besar kecilnya output(Q). Biaya total rata-rata adalah biaya total per satuan output. Bentuk kurvanya juga menyerupai huruf U, namun memiliki perbedaan dengan biaya variabel. Bedanya adalah AC turun dengan cepat tetapi naik dengan perlahan-lahan, atau dengan perkataan lain, bagian kiri kurva itu lebih curam dibanding dengan bagian kanannya. g)
Biaya Marginal (Marginal Cost/MC)
Biaya Marginal adalah tambahan biaya yang disebabkan karena tambahan satu unit produksi. Biaya marginal diperoleh dari selisih Total Cost dan selisih kuantitas dari barang yang diproduksi. Sehingga dapat dirumuskan: MC = dTC/dQ Atau MC = TCn – TCn-1
Oleh karena tambahan produksi satu unit output tidak akan menambah ataumengurangi biaya produksi tetap (FC), maka tambahan biaya marginal iniakan menambah biaya variable total (VC).
h)
Hubungan Antar Kurva-Kurva Biaya
Berkaitan dengan hal itu, antara kurva biaya marginal dengan kurva biaya ratarata maupun dengan kurva biaya variabel rata-rata terdapat hubungan tertentu. Hubungan itu adalah 1.
Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC
dibawah kurva AVC, maka kurva AVC sedang menurun).
2.
Apabila MC > AVC maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau
kurva MC diatas AVC, maka kurva AVC sedang menaik).
Sebagai akibat keadaan yang dinyatakan dalam (1) dan (2) maka kurva AVC dipotong oleh kurva MC dititik terendah dari kurva AVC. Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa kurva AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah kurva AC.
3. Biaya Produksi Jangka Panjang Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan digunakan. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan dengan biaya tetap dan biaya berubah. Dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Karena itu biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel, biaya rata-rata dan biaya marjinal. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel dan sama dengan biaya marjinal.
Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang dapat memperluas kapasitas produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan size) yang akan meminimumkan biaya produksi dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat digambarkan kurva biaya rata-rata. (AC). Sehingga analisis mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam usaha meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan yaitu tingkat produksi yang akan dicapaiserta sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.
a)
Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost/LAC)
Biaya total rata-rata jangka panjang adalah biaya total dibagi jumlah output.
LAC = LTC/Q Keterangan : LAC = Biaya rata-rata jangka panjang Q = Jumlah output
Kurva LAC menunjukkan biaya produksi per-unit terendah untuk setiap output pada setiap skala pabrik yang dapat dibangun. LAC menyinggung semua kurva biaya rata-rata jangka pendek Short-run Average Cost (SAC) yang mencerminkan semua alternatif perencanaan skala yang dapat dibangun oleh nperusahaan dalam jangka panjang.
Kurva LAC bukanlah dibentuk berdasarkan kepada beberapa kurva AC saja, tetapi berdasarkan kurva AC yang tidak terhingga banyaknya. Oleh karena kurva AC banyak jumlahnya maka kurva LAC adalah suatu kurva yang berupa garis lengkung yang berbentuk U. Kurva LAC tersebut merupakan kurva yang menyinggung berbagai kurva AC jangka pendek. Titik-titik persinggungan tersebut merupakan biaya produksi yang paling optimum/minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapai pengusaha didalam jangak panjang. b)
Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost/LMC)
Biaya marginal jangka panjang adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel. Biaya marginal jangka panjang dapat dihitung dengan rumus: LMC = ∂LTC/ ∂Q Keterangan:
LMC = Biaya marginal jangka panjang ∂LTC = Perubahan biaya total jangka panjang ∂Q = Perubahan output.
Kurva biaya marginal jangka panjang (LMC) mengukur perubahan biaya total jangka panjang (LTC) per unit perubahan output. LTC untuk setiap tingkat output dapat diperoleh dengan mengalikan output dengan LAC untuk setiap tingkat output tersebut. Dengan menerakan nilai-nilai LMC pada pertengahan antara tingkat output yang berurutan dan menghubungkan titik-titiknya, maka akan
diperoleh kurva LMC. Kurva ini berbentuk U dan mencapai titik minimum sebelum kurva LAC mencapai titik minimumnya. Disamping itu, bagian kurva LMC yang menarik akan melalui titik terendah kurva LAC tersebut..
c)
Biaya Total Jangka Panjang (Long-run Total Cost/LTC)
Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variabel. Biaya total jagka panjang dapat dihitung dengan menggunakan rumus: LTC = LVC Keterangan:
LTC = Biaya total jangka panjang LVC = Biaya Variabel jangka panjang
LTC untuk tiap tingkat output dapat kita peroleh dengan mengalikan output dengan biaya rata-rata jangka panjang (LAC) pada tingkat output. Dengan menerakan nilai LTC untuk berbagai tingkat output dan menghubungkan titiktitiknya, maka akan didapat kurva LTC. Kurva LTC menunjukkan biaya total minimum guna memproduksi tiap tingkat output pada skala operasi yang diinginkan. Kurva LTC juga dinyatakan oleh kurva yang menyinggung semua kurva biaya total jangka pendek (STC).
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Produksi dan biaya produksi bagaikan kepingan mata uang logam berisi dua. Jika produksi berbicara tentang nilai fisik penggunaan faktor produksi, biaya mengukurnya dengan nilai uang. Dalam ekonomi yang sudah modern, dimana peranan uang amat penting, maka ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling lengkap) adalah uang. Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara finansial dan ekonomi menguntungkan. Dalam aktifitasnya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor produksinya menjadi barang dan jasa. Faktor prduksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variable (Variable input). Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktorfaktorproduksi yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses produksi dan jugaberfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang. Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat diambil kesimpulan bahwa biaya apa saja yang diperlukan untuk membuat produk, baik barang maupun jasa. Biaya Produksi juga di bagi menjadi dua, biaya eksplisit dan biaya Implisit
B. SARAN DAN KRITIKAN Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan disampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa. Wabillah Taufik Walhidayah Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Sudarman, 1994. Teori Ekonomi Mikro Jilid I. BPFE-UGM, Yogyakarta. Sadono Sukirno. 2000. Pengantar Mikroekonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta Rosyidi, Suherman. 2005. Pengantar Teori Ekonomi. Surabaya: PT Rajagrafindo Persada. Aicholas, Walter. 1995. Teori Mikro Ekonomi. Jakarta Barat: Bima Pusara Aksara.