Teori Pertumbuhan Ekonomi

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Teori Pertumbuhan Ekonomi as PDF for free.

More details

  • Words: 2,396
  • Pages: 8
Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan Setiap negara bekerja keras untuk pembangunan. Kemajuan ekonomi adalah komponen utama pembangunan tetapi bukan merupakan satu-satunya. Pembangunan bukan hanya fenomena ekonomi. Karena, pada akhirnya ia harus melampaui sisi materi dan keuangan dari kehidupan manusia. Teori-teori Pembangunan Ekonomi Terkemuka : 3 Cara Pendekatan. Buku tentang pembangunan ekonomi selama 30 tahun terakhir di penuhi oleh tiga uraian pemikiran utama yang kadang-kadang berkompetisi satu sama lain yakin 1. Teori linier tahapan pertumbuhan ekonomi 2. Model-model neo klasik tentang perubahan struktural, dan 3. Paradigma ketergantungan internasional Konsep tahapan pertumbuhan ekonomi yang memandang proses pembangunan sebagai suatu seri urutan tahap-tahap yang harus dilalui oleh seluruh negara. konsep ini merupakan suatu teori ekonomi tentang pembangunan yang mensyaratkan suatu kombinasi tabungan, penanaman modal, dan bantuan asing dengan jumlah yang tepat, agar negara berkembang dapat berjalan menelusuri pertumbuhan ekonomi yang menurut sejarahnya telah dilalui oleh negara maju. Pada saat ini cara pendekatan linier dalam banyak hal telah diganti oleh dua aliran pemikiran ekonomi, yang pertama adalah model neo-klasik perubahan struktural (neoclassic structural change models) menggunakan teori ekonomi modern dan analisis statistik, sebagai suatu usaha untuk melukiskan proses intern perubahan struktural yang harus dialami oleh negara berkembang agar dapat berhasil menciptakan dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Yang kedua, paradigma ketergantungan internasional (international dependence paradigms) yang lebih radikal dan berorientasi politik. paradigma ini memandang keterbelakangan dalam kerangka hubungan kekuasaan internasuonal dan dalam negeri, kelembagaan dan kelakuan ekonom i yang bersifat struktural, serta semakin meluasnya dperekonomian dan masyarakat yang dualistik baik di dalam negeri maupun diantara negara di dunia. Teori Tahapan Linier Tahap pertumbuhan Rostow

Rangsangan politik perang dingin pada tahun 1950-1960 an yang menghasilkan suatu kompetisi untuk mencari kesetiaan negara-negara yang baru merdeka, muncullah doktrin tahapan pertumbuhan ekonomi. Sebagai penganjur yang paling terkenal tentang hal itu adalah W.W. Rostow, ahli sejarah ekonomi dari Amerika Serikat. Menurut ajaran Rostow perubahan dari keterbelakangan kepada kemajuan dapat dijelaskan dalam suatu seri tahapan yang harus dilalui oleh semua negara. Negara yang maju seluruhnya telah melalui tahapan "tinggal landas ke arah pertumbuhan yang berkesinambungan" dan negara terbelakang yang masih dalam tahapan masyarakat tradisional atau tahap penyusunan kerangka landasan hanya tinggal mengikuti suatu set aturan pembangunan tertentu untuk tinggal landas. Dalam hal ini salah satu fikiran utama tentang pembangunan adalah bahwa bagi setiap upaya untuk tinggal landas mengharuskan adanya mobilisasi tabungan dalam dan luar negeri dengan maksud untuk menciptakan investasi yang cukup, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sampai abad ke 18 kebanyakan masyarakat di berbagai negara masih hidup pada tahap subsitensi dan mata pencarian utamanya adalah dari melakukan kegiatan di sektor pertanian, perikanan, dan berburu. Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia yang berlaku semenjak lebih dua abad yang lalu menimbulkan dua efek penting yang sangat menggalakan, yaitu: ? Kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat ? Ia dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus bertambah jumlahnya Pertumbuhan ekonomi dalam bahasa inggris diistilahkan dengan economic growth mengandung pengertian proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang atau perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang terjadi Dari tahun ke tahun. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dapat dihitung dengan rumus: Pertumbuhan ekonomi / tahun t = Keterangan: Tahun t = tahun yang dihitung pertumbuhannya Dalam hal ini, GNP adalah pertumbuhan dana GNPt-1 adalah GNP sebelum berubah. Analisis mengenai pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu aspek penting dalam teori makro ekonomi. Analisis itu pada dasarnya memperhatikan tentang kegiatan ekonomi negara dalam jangka panjang. Dalam membicarakan mengenai pertumbuhan

ekonomi dua hal penting perlu diperhatikan, yaitu: ? Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi sesuatu negara ? Teori-teori yang menerangkan faktor penting yang menentukan pertumbuhan. Beberapa Konsep mengenai Pertumbuhan Ekonomi Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu gambaran kasaar mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara, ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil yang dicapai. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan tingkat kenaikan PDB atau PNB riil pada suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi juga mempunyai pengertian lagi, yaitu: ? Suatu proses bukan satu gambaran ekonomi sesaat, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. ? Berkaitan dengan kenaikan output per kapita, yaitu sisi output total (GDP) dan sisi jumlah penduduk. ? Prespektif waktu jangka panjang, yang diperkirakan 10, 20, 50 bahkan lebih dari itu. Ada atau tidaknya pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara, dapat menggunakan tiga cara pendekatan, yaitu sebagai berikut: ? Tingkat penghidupan masyarakat Artinya apakah terdapat peningkatan konsumsi potensial saat sekarang, dibandingkan dengan tingkat konsumsi di masa lampau. ? Sumber-ssumber produksi Apakah dalam negara tersebut ditemukan sumber-sumber produksi baru, serta apakah sumber-sumber yang ada dapat dipertahankan dan dimanfaatkan secara efisien ? Tingkat pendapatan nasional Apakah pendapatan nasional sekarang lebih meningkat dibandingkan dengan pendapatan nasional masa sebelumnya. Masalah Pertumbuhan Ekonomi Masalah pertumbuhan ekonomi adalah dengan adanya pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksiyang sebenarnya. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Maksudnya adalah menjelaskan faktor-faktor yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan. Hal ini telah dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi yang berasal dari berbagai aliran, yaitu: 1. Aliran historis Aliran historis berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi terhadap

pandangan kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat dengan revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dilakukan secara bertahap. Pelopor aliran historis antara lain, Frederich List, Karl Bucher, Bruno Hildebrand, Wegner Sombart, dan W.W. Rostow. ? Frederich List Frederich List menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat dapat dilihat dari pertumbuhan mata pencahariannya. Tahapan pertumbuhan ekonomi itu meliputi: 1. masa berburu dan mengembara 2. masa berternak dan bertani 3. masa bertani dan kerajinan 4. masa industri dan perdagangan ? Karl Bucher Karl Bucher melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari jarak produsen dan konsumennya. Menurutnya tahap pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut: 1. tahap rumah tangga tertutup 2. tahap rumah tangga kota 3. tahap rumah tangga bangsa 4. tahap rumah tangga dunia ? Bruno Hildebrand Bruno Hildebrand melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari perkembangan alat tukar-menukarnya, yaitu: 1. masa tukar-menukar secara barter 2. masa tukar-menukar dengan uang 3. masa tukar-menukar dengan kredit ? Wegner Sombart Wegner Sombart melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari tujuan berproduksi yakni sebagai berikut: 1. Masyarakat prakapitalis, yaitu masyarakat yang berproduksi untuk memenuhi kebutuhan primer 2. Masyarakat kapitalis, yaitu masyarakat yang berproduksi untuk tujuan memperoleh. 2. Aliran Klasik Pelopor aliran klasik, antara lain, adalah Adam Smith, David Ricardo, dan Arthur Lewis. ? Adam Smith Adam Smith berpendapat proses pertumbuhan ekonomi dapat dilihat melalui pertumbuhan output dan pertumbuhan output tidak dapat lepas dari pertumbuhan penduduk. Kedua pertumbuhan ini ditentukan oleh tiga faktor yaitu: 1. Sumber alam yang tersedia 2. Jumlah penduduk 3. Persediaan barang ? David Ricardo Selain dikemukakan Adam Smith, David Ricardo menambahkan bahwa perkembangan perekonomian akan ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut: 1. Tanah terbatas jumlahnya 2. Tenaga kerja atau penduduk yang meningkat / menurun apakah sesuai dengan tingkat upah di atas / di bawah tingkat upah minimaln yang tersebut dengan tingkat upah alamiah.

3. Akumulasi capital terjadi apabila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik mereka di atas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik mereka melakukan investasi. 4. Dari waktu ke waktu terjadi kemajuan teknologi 5. Sektor pertanian dominant ? Arthur Lewis Terkenal dengan nama model pertumbuhan dengan suplai tenaga kerja yang tidak terbatas. Pokok permasalahan yang dikaji adalah bagaimana proses pertumbuhan terjadi dalam perekonomian dengan dua sektor, yaitu: 1. Sektor tradisional dengan produktivitas rendah dan sumber tenaga kerja yang melimpah. 2. Sektor modern dengan produktivitas tinggi dan sebagai sumber akumulasi kapital. 3. Aliran Modern Aliran ini dipelopori oleh beberapa ahli ekonomi, diantaranya J.M. Keynes dan J. Schumpeter. ? J.M. Keynes J.M. Keynes menyatakan bahwa peningkatan GNP tidak dilihat dari RTP, tetapi dari RTK, yaitu dengan cara meningkatkan p[ermintaan efektif. ? Joseph Schumpeter Joseph Schumpeter dengan teori dinamisnya menyatakan bahwa untuk meningkatkan GNP, pengusaha harus dinamis. Dinamis artinya mampu menciptakan New Combination melalui inovasi dalamproses produksi sehingga akan memenangkan dalam persaingan di pasar. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu bidang penyelidikan yang sudah lama dibahas oleh ahli-ahli ekonomi. Dalam zaman ahli-ahli ekonomi klasik lebih banyak lagi pendapat telah dikemukakan. BukuAdam Smith yang terkenal, yaitu An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth Nations atau dengan ringkas, The Wealth of Nations, pada hakikatnya adalah suatu analisis mengenai sebab-sebab dari berlakunya pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan itu. Teori Pertumbuhan Klasik Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada teori pertumbuhan klasik yang baru diterangkan, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.

Teori Schumpeter Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu ditunjukan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut merupakan: memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan suatu barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan\. Menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakan kepada dua golongan yaitu penanaman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan pada kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi. Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu ekonomi semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan tidak berkembang” atau “stationary atau state”. Akan tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi. Teori Harrod-Domar Dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi, teori Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka panjang. Analisis Harrod-Domar menggunakan permisalan-permisalan berikut: ? Barang modal telah mencapai kapasitas penuh ? Tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional ? Rasio modal produksi (capital output ratio) tetap nilainya ? Perekonomian terdiri dari dua sektor Dalam analisisnya Harrod-Domar menunjukan bahwa, walaupun pada suatu tahun tertentu (misalnya tahun 2002) barang-barang modal sudah mencapai kapasitas penuh, pengeluaran agregat dalam tahun 2002 yaitu AE = C+I, akan menyebabkan kapasitas barang modal menjadi semakin tinggi pada tahun berikutnya (tahun 2003). Teori Pertumbuhan Neo-klasik Teori pertumbuhan Neo-klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan: AY = f (AK,AL,AT) Dimana : AY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi AK adalah tingkat pertumbuhan modal AL adalah tingkat pertumbuhan penduduk At adalah tingkat pertumbuhan teknologi Analisis solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk persamaan itu dan

seterusnya membuat pembuktian secara kajian empiris untuk menunjukkan kesimpulan berikut: faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja. Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Diantara para pengeritik pola pembangunan ekonomi yang telah ditempuh oleh kebanyakan negara berkembang, termasuk Indonesia, terdapat banyak orang yang beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat selalu dibarengi kenaikan dalam ketimpangan pembagian pendapatan atau ketimpangan relatif. Dengan perkataan lain, para pengeritik ini, termasuk banyak ekonom, beranggapan bahwa antara pertumbuhan ekonomi yang pesat dan pembagian pendapatan terdapat suatu Trade-Off, yang membawa implikasi bahwa pemerataan dalam pembagian pendapatan hanya dapat dicapai jika laju pertumbuhan ekonomi diturunkan. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi selalu akan disertai kemerosotan dalam pembagian pendapatan atau kenaikan dalam ketimpangan relatif. Disamping ketimpangan dalam pembagian pendapatan (ketimpangan relatif), perlu juga diperhatikan masalah lain yang tidak kurang pentingnya, yaitu sampai seberapa jauh pertumbuhan ekonomi dapat berhasil dalam menghilangkan, sedikit-dikitnya mengurangi kemiskinan absolut. Penelitian yang dilakukan oleh Adelman dan Morris (1973) mengungkapkan bahwa negara-negara berkembang bukan saja menghadapi kemerosotan dalam ketimpangan relatif, tetapi juga masalah kenaikan dalam kemiskinan absolut. Dalam hubungan ini kemiskinan absolut diartikan sebagai suatu keadaan dimana tingkat pendapatan absolut dari suatu orang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti pangan, sandang, pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Besarnya kemiskinan absolut tercermin dari jumlah penduduk yang tingkat pendapatan atau tingkat konsumsinya berada di bawah “tingkat minimum” yang telah ditetapkan di atas. Negara-negara berkembang ini dapat dibagi dalam tiga sub-kelompok, yaitu: ? Negara-negara berkembang yang berpendapatan rendah dengan Gnp per kapita di bawah US$ 350 (hargaUS$ tahun 1970) pada tahun 1975 ? Negara-negara berkembang yang berpendapatan menengah dengan GNP per kapita anatara US$350-US$750 (harga US$ tahun 1970). ? Negara-negara berkembang yang berpendapatan tinggi yang pada tahun 1975 sudah mempunyai tingkat GNP per Kapita di atas US$750 (harga US$ tahun 1970). Jika negara-negara berkembang dibedakan lebih lanjut menurut ketiga sub-kelompok ini, ternyata bahwa secara relative ketiga sub-kelompok ini memperlihatkan penurunan dan persentase golongan penduduk yang miskin selama kurun waktu 1960-1975, yaitu untuk sub-kelompok negara-negara berkembang yang berpendapatan rendah dari 61,7 persen sampai 50,7 persen; untuk sub-kelompok negara yang berpendapatan menengah dari 49,2 persen sampai 31 persen; dan sub-kelompok negara yang berpendapatan tinggi dari 24,9 persen sampai 12,6 persen. Dengan demikian angka-angka di atas memperlihatkan bahwa masalah kemiskinan absolut justru paling parah di negara-negara berkembang yang paling miskin. Hal ini memang tidak begitu mengherankan, karena besarnya masalah kemiskinan absolut di sesuatu negara tergantung pada dua faktor, yaitu tingkat pendapatan rata-rata (per kapita)

dan tingkat ketimpangan dalam pembagian pendapatan nasional tersebut. Dengan demikian masalah kemiskinan absolut di negara-negara berkembang hanya dapat ditanggulangi secara tuntas melelui suatu kombinasi kebijaksanaan, yang meliputi peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, usaha pemerataan yang lebih besar dalam pembagian pendapatan, dan penurunan dalam laju pertumbuhan penduduk.

Related Documents