BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Teori merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut ( kurang adanya bukti ) secara langsung. Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan
itu
sendiri
yang
memungkinkan
perawat
untuk
mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Teori keperawatan ini digunakan dalam menentukan praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam
praktek keperawatan
mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari Teori Keperawatan yang telah ada, sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan praktek serta profesi keperawatan di Indonesia. B.
Rumusan Masalah 1.
Bagaimana awal mula munculnya Teori Keperawatan M. leininger?
2.
Apa hubungan teori Leininger dan Empat Konsep Utama dalam teori?
3.
Apa keunggulan dan kelemahan dari teori M Leininger?
1
C.
Tujuan 1.
Mengetahui bagaimana awal mula munculnya Teori Keperawatan M. leininger.
2.
Mengetahui hubungan teori Leininger dan Empat Konsep Utama dalam teori.
3.
Mengetahui Apa keunggulan dan kelemahan dari teori M Leininger?
2
BAB II PEMBAHASAN A.
Munculnya Teori Keperawatan M. leininger Leininger lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan
pertanian hidup dengan empat saudara laki-laki dan seorang saudari. Tahun 1945, dia bersama saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan mengambil program diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver. Hal yang juga mendorong dia menjadi seorang perawat di karenakan salah satu bibinya menderita penyakit jantung bawaan, dia ingin membuat suatu perbedaan dalam kehidupan manusia, khususnya di bidang perawatan.
Tahun 1948, menyelesaikan ia diploma
keperawatan. Tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan humaniora dari Benedictine College di Atchison, Kansas. Membuka pelayanan keperawatan dan program pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha , Nebraska. Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University chatolik of America, di Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program pendidikan jiwa pertama di Amerika. Pada pertengahan 1950an. Madeleine Leininger yang bekerja sebagai spesialis perawat klinis di rumah bimbingan anak di Amerika Serikat bagian barat tengah. Ketika itu ia mengamati prilaku anak-anak dan menyimpulkan bahwa perbedaan
ini
memiliki
basis
budaya.
Ia mengidentifikasi
kekurangan
pengetahuan anak-anak tentang budaya sebagai sesuatu yang hilang dalam keperawatan. Hal itu membuat Leiningger menjadi prawat propesional pertama di dunia, mendapatkan gelar doctor dalam antropologi, dan mengarah pada pengembangan bidang keperawatan transtruktural baru. Leiningger pertama kali menggunakan istilah keperawatan transtruktural, ethnonursing dan keperawatan lintas budaya pada tahun 1960. Pada tahun 1979, leiningger mendefinisikan transtruktural sebagai istilah keperawatan transtruktural (bukan lintas budaya) yang digunakan pada perkembangan dan praktik yang berkaitan dengan pengetahuan bidang baru ini. Leininger berpendapat ”bahwa pengetahuan perawatan yang diturunkan secara emosional sangat penting untuk menetapkan
3
epistemologi keperawatan dan ke atas dasar yang logis untuk praktek (Leininger. Nursing Theories: 334)” Pada 1985, Leininger mempublikasikan karya pertamanya sebagai sebuah teori dan pada 1988 ia mempresentasikan lebih lanjut gagasannya. Dalam presen ini, dia memberikan definisi untuk konsep budaya, nilai budaya, keragaman, universalitas perawatan budaya, perawatan budaya, pandangan dunia, struktur sosial, konteks lingkungan, sistem kesehatan rakyat, kesehatan, perawatan sistem kesehatan profesional, pelestarian perawatan budaya, dan akomodasi perawatan budaya. Selain definisi ia juga memberikan asumsi yaitu “bahwa budaya yang berbeda merasakan, mengetahui, dan mempraktekkan perawatan dengan cara yang berbeda, namun ada beberapa kesamaan tentang perawatan di antara semua budaya di dunia" Leininger mangacu kepada persamaan sebagai universalitas dan perbedaan sebagai budaya, universalitas perawatan budaya mengacu pada makna umum, mirip atau seragam, pola, nilai atau simbol perawatan yang secara kultural diturunkan oleh manusia untuk kesejahteraan mereka atau untuk meningkatkan kondisi manusia dan jalan hidup atau untuk menghadapi kematian sebaliknya keragaman perawatan budaya menunjukkan variabilitas makna, nilai pola atau simbol perawatan yang secara budaya diturunkan oleh manusia, kesejahteraan mereka atau untuk meningkatkan kondisi manusia dan cara hidup atau menghadapi kematian. Sementara perawatan manusia bersifat universal lintas budaya, perhatian dapat ditunjukkan melalui beragam tindakan, pola, gaya hidup, dan makna. Perawatan budaya didefinisikan sebagai nilai-nilai, keyakinan dan ekspresi berpola yang paling dikenal yang membantu, mendukung atau memungkinkan individu atau kelompok lain untuk menjaga kesehatan, memperbaiki kondisi manusia atau jalan hidup atau menghadapi kematian dan cacat.
4
B.
Empat Konsep Utama Teori Leininger 1. Manusia Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilainilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada. 2. Sehat/sakit Sehat/sakit adalah kemampuan beraktifitas yang dimiliki klien. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas seharihari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif. 3. Lingkungan Lingkungan
didefinisikan
sebagai
keseluruhan
fenomena
yang
mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : a. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. b. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. c. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, iwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan. 5
4. Keperawatan Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan (Leininger, 1991) adalah : a. Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya. Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya Berolah raga setiap pagi b. Strategi II, Mengakomodasi/negoasiasi budaya. Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani. c. Strategi III, Mengubah/mengganti budaya klien Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola
rencana
hidup
yang
dipilih
biasanya
yang
lebih
menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
6
C. Keunggulan dan Kelemahan Teori M. Leininger 1.
Kelebihan a. Teori ini bersifat luas yang dapat memberikan pengetahuan kepada perawat dalam pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang berbeda. b. Penggunakan teori ini dapat mengatasi perbedaan budaya yang akan berdampak terhadap pasien, perawat dan lingkungan rumah sakit. c. Teori menunjukkan bahwa sebagai perawat harus menghormati budaya dari pasien, ha ini juga memberikan kenyamanan baggi seorang pasien.
2. Kelemahan a. Teori
transcultural
bersifat
sangat
luas
sehingga
dalam
pelaksanaanya menjadi sulit karena banyaknya kebudayaan yang ada. b. Teori transkultural ini tidak membahas secara spesifik dalam mengatasi masalah keperawatan yang berhubungan dengan budaya sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.
7
BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan Madeleine Leininger berpendapat bahwa budaya dalam keperawatan sangat
penting adanya ia memberikan asumsi yaitu “bahwa budaya yang berbeda merasakan, mengetahui, dan mempraktekkan perawatan dengan cara yang berbeda, namun ada beberapa kesamaan tentang perawatan di antara semua budaya di dunia". Empat konsep utama pada teori keperawatan yaitu manusia, lingkungan, perawat dan sehat/sakit. Namun, Leininger mempunyai pandangan bahwa manusia diyakini mampu memperhatikan kebutuhan, kesejahtraan dan kelangsungan hidup orang lain. Pada modal teori M. Leininger lebih menekankan pada perawat manusia bersifat universal, terlihat dalam semua budaya. B.
Saran Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui/menguasai tentang Model,
konsep dan teori keperawatan menurut para ahli dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
8