Teori Gerak Sejarah.docx

  • Uploaded by: Lydia Megawati
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Teori Gerak Sejarah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,169
  • Pages: 18
1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu sejarah bisa juga disebut sebagai “ilmu serba teori”, karena ilmu sejarah menyelidiki tentang dasar-dasar pengertian sejarah dan berbagai macam masalah sejarah lainnya. Salah satu topik penting yang dibahas oleh para sejarawan adalah masalah manusia dalam sejarah, yaitu tentang kebebasan manusia atau peranan manusia dalam sejarah. Masalah yang berkaitan dengan filsafat sejarah tersebut tidak dapat dipecahkan secara absolut, karena memiliki jawaban yang bersifat relative atau tidak absolut. Menganalisis sejarah (kejadian sejarah) berarti mencari hakekat dari kejadian-kejadian tersebut. Hasil analisis tersebut akan disusun dan diceritakan kembali dalam cerita sejarah. Analisis sejarah yang objektif,bila analisis itu didasarkan pada sumber-sumber yang ditemukan, peranan pikiran manusia yang menganalisis (subjek), maka hanya terbatas pada kemampuan mencari adanya hubungan antara cerita dan sumber-sumber sejarah tersebut. Sejarah manusia berarti bahwa yang berperan dalam sejarah tersebut hanya manusia. Sejarah manusia hanya dapat dilakukan, ditulis, dan diminati oleh manusia saja. Maka, hanya manusialah yang harus dipandang sebagai inti permasalahan tersebut. Masalah-masalah itu muncul akibat pandangan manusia tentang dirinya: 1. Manusia bebas menentukan nasibnya sendiri atau otonom (Indeterminisme).

2

2. Manusia tidak bebas menentukan nasibnya, nasib manusia di tentukan oleh kekuatan di luar kekuatan dirinya. Manusia disebut heteronom (Determinisme). Evolusi jasmaniah adalah evolusi kebendaan, evolusi duniawi, kefanaan, misalnya; kemajuan teknik. Gerak sejarah tidak menuju kearah akhirat, tetapi ke arah kemajuan duniawi, maka dalam dunia seolah-olah tidak memerlukan Tuhan lagi, maka timbullah faham-faham baru yang berpedoman pada evolusi tak terbatas, diantaranya faham historical materialism atau economic determinism. Manusia pada dasarnya tidak otonom dalam arti luas. Kebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah bersifat mekanis, yang akan berjalan dengan sendirinya, dengan manusia menjadi alat dari dinamika ekonomi, sehingga seolah tidak memerlukan bantuan Tuhan lagi. Gerak sejarah juga ditentukan oleh hukum alam. Kehidupan sebuah kebudayaan dan lainnya dikuasai oleh hukum siklus sebagai wujud dari fatum. Ada yang berpendapat bahwa gerak sejarah bisa di tentukan oleh ikhtiyar, usaha, dan perjuangan manusia, usaha juga bisa menghasilkan perubahan nasib yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka, gerak sejarah merupakan perimbangan antara kehendak Tuhan dan usaha manusia (perpaduan otonomi dan heteronomi). Gerak sejarah hanya bertujuan untuk melahirkan, membesarkan, mengembangkan, dan meruntuhkan kebudayaan. Mempelajari sejarah bertujuan untuk mengetahui lebih detail tentang suatu kebudayaan. Nasib suatu kebudayaan dapat diramalkan, sehingga untuk seterusnya kebudayaan itu dapat menentukan sikap hidupnya. Akhir gerak sejarah adalah Kerajaan Tuhan (Civitas Dei) bagi yang di terima Tuhan dan Kerajaan Setan (Civitai Diaboli) bagi yang ditolak oleh Tuhan.

3

Evolusi dengan kemajuan tak terbatas membawa manusia setingkat demi setingkat terus ke arah kemajuan. Sehingga dengan hati manusia melaksanakan gerak sejarah dengan harapan akan mengalami kemajuan yang tak terhingga. Aliran inilah yang dipakai oleh bangsa Barat, sehingga bangsa Barat mengalami kemajuan yang sangat pesat. Terdapat pula faham historial materialism yang menentukan masyarakat tanpa kelas adalah tujuan sejarah. Demikianlah sifat gerak sejarah sebagai penggerak manusia untuk menciptakan dunia baru yang positive dan optimistis. Sejarah adalah pengalaman manusia dan ingatan tentang pengalama-pengalaman yang diceritakan. Manusia tanpa sejarah adlah khayal. Karena manusia dan sejarah adalah dwitunggal dan tak bisa dipisahkan. B. Rumusan Masalah Dari uraian singkat di atas¸penulis akan menjelaskan beberapa poin tentang: 1. Definisi teori gerak sejarah 2. Teori gerak sejarah menurut para ahli 3. Sifat gerak sejarah

4

BAB II PEMBAHASAN A. Gerak Sejarah Gerak sejarah disebabkan oleh: manusia (jiwa besar dan khalayak) dan kekuatan-kekuatan di luar manusia (Tuhan, dewata, kekuatan masyarakat, dan nasib). Menurut Sanusi Pane, “Bagi saya, sejarah adalah perjalanan wujud kehendak Tuhan bagi manusia dalam dunia relative. Mempelajari sejarah berarti berdaya upaya dengan semangat terbatas mengetahui kehendak Tuhan, supaya merasa, dengan terbatas, kehidupan mutlak, supaya sanggup, dengan terbatas, hidup dan bekerja sebagai hamba Tuhan yang lebih insyaf”.1 Dari dua contoh ini, jelaslah bahwa pendirian Sanusi Pane didasarkan atas kepercayaannya kepada Tuhan. Sumber tenaga dan sebab gerak sejarah adalah Tuhan. Mempelajari sejarah berarti berusaha mengetahui kehendak Tuhan. Sedangkan, menurut Tan Malaka, gerak sejarah berpangkal kepada “sebab yang nyata yang merusakkam dan memperbaiki penghidupannya”, yaitu ekonpmi atau kekuatan-kekuatan produksi. Ini bukti bahwa maslah-masalah dalam sejarah tidak dapat dijawab dengan satu jawaban tertentu. Semua jawaban mungkin betul (relative); suatu jawaban pasti (absolut) betul bagi orang yang mempercayainya.2 Faktor-faktor penggerak sejarah adalah: manusia, geografis, kebudayaan, dan kekuatan supernatural (metafisik). Ada dua penafsiran berkaitan dengan faktor-faktor atau pendorong gerak sejarah, yaitu: 1.

Determinisme

2.

Kemauan bebas (free will) dan keputusan bebas (free determination).

1

Tugas.blogspot.co.id/2014/01/teori-gerak-sejarah.html (Lihat; Sanusi Pane, Teori Gerak Sejarah 1952: 7) 2 R. Moh. Ali, Pengantar Ilmu Sejarah, (Cet. I; LkiS Pelangi Aksara: Yogyakarta: 2005), h. 80.

5

Bila faktor-faktor penggerak sejarah tidak berasal dari kemauan dan keputusan yang bebas. Maka, akan melahirkan filsafat sejarah yang deterministik (sejarah deterministic menolak semua penyebab yang berdasarkan kebebasan manusia dalam menentukan dan mengambil keputusan sendiri dam menjadikan manusia sebagai robot).3 Diantara bentuk-bentuk penafsiran deterministik itu adalah: 1. Determinisme Rasial, cara memilih suatu ilmu yang bersifat fisik pada diri manusia sebagai factor pengontrol dalam sejarah manusia. 2. Determinisme Geografi, pengontrol sejarah adalah factor geografis seperti iklim, tanah, dan sumber daya alam lainnya. 3. Determinisme Ekonomi, penggerak sejarah bangsa adalah factor ekonomi suatu bangsa. 4. Penafsiran (Teori) “Orang Besar”, faktor penyebab utama perkembangan sejarah ialah tokoh-tokoh besar. 5. Penafsiran Spiritual (Idealistik), penafsiran ini erat hubungannya dengan peran jiwa (spirit, soul) dan cita-cita manusia dalam perkembangan sejarah 6. Penafsiran Ilmu dan Teknologi, penafsiran ini melihat bahwa perkembangan manusia mempunyai hubungan langsung dengan perkembangan ilmu alam dan teknologi. 7. Penafsiran Sosiologi, penafsran ini mencoba melihat asal-usul, strukktur, dan kegiatan masyarakat manusia dalam interaksinya dengan lingkungan fisik 3

Saefur Rochmat, Ilmu Sejarah dalam perspektif ilmu sosial. (Yogyakarta; Graha Ilmu: 2009). h. 126-128.

6

8.

Penafsiran Sintesis, penafsiran ini mencoba menggabungkan semua factor atau tenaga menjadi penggerak sejarah.4

B. Teori Gerak Sejarah Menurut Para Ahli a. Menurut Hukum Fatum Pemikiran Barat didasari oleh pemikiran Yunani. Alam raya ini terbagi dua, yaitu; alam kecil atau mikro kosmos, sama dengan manusia dan alam besar atau makro kosmos sama dengan di luar manusia. Alam raya dan alam manusia dikuasai oleh nasib, yaitu kekuatan gaib yang menguasai makrokosmos dan mikrokosmos. Hukum alam yang menjadi dasar dari segala hukum kosmos ialah hukum lingkaran atau hukum siklus. Setiap kejadian, setiap peristiwa akan terjadi lagi, dan terulang lagi. Hukum siklus berarti bahwa setiap kejadian peristiwa tentu akan terulang. Menurut R. Moh. Ali, “Di dunia tidak terdapat sesuatu (peristiwa) baru, segala sesuatu tentu terulang menurut siklus.5 Hukum siklus di Indonesia disebut Cakramanggilingan, yaitu bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari cakram itu dan bahwa segala kejadian peristiwa berlangsung dengan pasti. Cakram adalah lambang nasib (qadar) yang berputar terus serba abadi tanpa putus-putusnya. Nasib adalah kekuatan tunggal yang menentukan gerak sejarah. Manusia terpaku erat dengan cakram, bergerak seirama dengan cakram dan hanya menjalani nasib yang sudah ditentukan. Menurut orang Yunani, tak ada gunanya memikirkan hal yang tak dapat diubah. Masa lampau telah terjadi menurut kodrat alam, dan tak bisa dirubah lagi. Masa yang akan datang akan terjadi seperti yang telah di takdirkan. Manusia tidak akan bisa mengubah takdir. Nasib atau fatum bagi orang Yunani merupakan

4 5

Saefur Rochmat, Ilmu Sejarah dalam perspektif ilmu sosial, h. 129-133. R. Moh. Ali, Pengantar Ilmu Sejarah, h. 81.

7

kekuatan tunggal yang tak dikenal dan tak perlu dikenal. Penggerak kosmos diterima sebagai pemberian dengan gembira, amor fati (cintailah nasibmu). Sifat dari cerita sejarah ialah realistis. Menurut kenyataan dan menceritakan peristiwa-peristiwa yang seolah-olah harus terjadi begitu. b. Paham Santo Augustinus Paham fatum Yunani berubah menjadi paham ketuhanan dalam agama Nasrani dengan sifat-sifat yang sama; 1) Kekuatan tunggal fatum menjadi Tuhan. 2) Serba keharusan. 3) Sejarah sebagai perwujudan nasib menjadi sejarah sebagai wujud kehendak Ilahi. Kesimpulan dari hukum cakra-manggilingan itu ialah manusia tidak bebas menentukan nasib sendiri. Bagi alam pikiran Yunani manusia menerima segala sesuatu dengan amor fati;bagi alam kodrat Ilahi, pemberian Tuhan di terima dengan fiat voluntas tua (yang menjadi kehendak Tuhan terlaksanalah).6 Santo Augustinus menghimpun teori sejarah berdasarkan fiat voluntas tua. Gerak sejarah dunia disusun berdasarkan hidup manusia. 1.

Infantia (bayi) pada zaman Adam sampai Nuh.

2.

Pueritia (kanak-kanak) pada zaman Sem, Jafet.

3.

Adulescentia (pemuda) pada zaman Abraham sampai Daud.

4.

Inventus (investus) pada zaman Daud.

5.

Gravitas (dewasa, dewasa bijaksana) pada zaman Babilonia, lahirnya Isa Al-Masih – Akhir Zaman.

6.

6 7

Kiamat (tua) pada zaman pemilihan antara baik dan jahat.7

R. Moh. Ali, Pengantar Ilmu Sejarah, h. 83 R. Moh. Ali, Pengantar Ilmu Sejarah, h. 83.

8

Tujuan gerak sejarah adalah terwujudnya kehendak Tuhan yaitu Civitas Dei atau kerajaan Tuhan. Tetapi, Tuhan akan mengadakan pemilihan. Barang siapa yang meneriman kehendak Tuhan, maka dia diterima di syurga, barang siapa yang menentangNya, maka akan menjadi penduduk neraka atau Jahannam. Masa sejarah adalah masa percobaan, masa ujian bagi manusia. Kodrat Ilahi harus di terima dengan rela dan ikhlash. Manusia tidak dapat melepaskan diri dari kodrat Ilahi atau akan dimasukkan ke civitas diabolic (kerajaan iblis). Terdapat perbedaan besar antara amor fati dengan fiat voluntas tua dalam ancaman Civita Diaboli, akan tetapi dasar-dasarnya serupa. c. Gerak Sejarah Menurut Ibnu Khaldun Teori Ibnu Khaldun8didasarkan pada kehendak Tuhan sebagai pangkal gerak sejarah seperti Augustinus, akan tetapi Ibnu Khaldun tidak memusatkan pada akhirat. Menurut Ibnnu Khaldun, sejarah adalah ilmu berdasarkan kenyataan, tujuan sejarah ialah agar manusia sadar akan perubahan-perubahan masyarakat sebagai usaha penyempurnaan kehidupan. Sejarah adalah kisah masyarakat manusia atau kisah kebudayaan dunia, yaitu kisah perubahan-perubahan yang terjadi karena kodrat masyarakat itu. Manusia, waktu, kota, iklim, masa, daerah, dan Negara-negara mengalami perubahan. Semua yang ada di dunia ini mengalami perubahan. “itulah hukum yang telah ditetapkan oleh Allah umtuk para mukmin.”9 Ibnu Khaldun menyatakan bahwa, perubahan yang terjadi dalam masyarakat itu karena qadar Tuhan. Perubahan tersebut terjadi karena adanya ‘naluri’ untuk berubah dalam masyarakat tersebut. Dengan demikian, Ibnu

8

Ibnu Khaldun (1332-1406) adalah seorang sarjana Arab yang tersohor, Dia dipandang sebagai ahli ilmu teori sejarah yang pertama 9 Ibnu khaldun, An Arab Philosophy of History, terjemahan dan suntingan Bahasa Inggris oleh Charles Issawi M. A., [t.p] 1950; 30.

9

Khaldun menyatakan bahwa perubahan sebagai pangkal dari kemajuan. Paham inilah yang membedakan antara teori Ibnu Khaldun dan teori Augustinus. Menurut Ibnu Khaldun tujuan akhir dari gerak sejarah adalah menuju ke arah timbulnya berbagai macam masyarakat dan Negara dengan manusianya yang menuju pada kesempurnaan hidup. Manusia adalah pejuang perubahan, karena untuk menuju suatu kemajuan harus terjadi perubahan. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang mampu menjadi subjek perubahan. d. Gerak Sejarah Meurut Giovanni Battista Vico Menurut Giovanni Battista Vico,10 gerak sejarah itu berbentuk spiral. Jadi, selalu ada pengulangan dalam sejarah, tapi tidak pada titik yang sama, melainkan ke titik yang lebih tinggi, lebih maju. Teori Vico dapat dianggap sebagai sintesa dari gerak lingkar dan proses salikg hubung, antara pendapat sejarah yang selalu berulang dan yang mengatakan bahwa sejarah hanya berlaku sekali. Vico menyatukan ulangan dengan urutan atau ulangan dengan perkembangan. e. Gerak Sejarah menurut Oswald Spengler Menurut Oswald Spengler,11 gerak sejarah ditentukan oleh hukum alam yang disebut nasib, fatum atau Schicksal dalam Bahasa Jerman. Dalil Oswald ialah kehidupan sebuah kebudayaan dalam segala-galanya sama dengan kehidupan tumbuhan, hewan, dan prikehidupan manusia. Hukum itu, tampak pada siklus-siklus berikut: a) Alam: musim semi- musim panas- musim rontok- musim dingin. b) Manusia: masa muda- masa dewasa- masa puncak- masa tua.

10

seorang filosof dan sejarawan Italia dari Napoli, Guru Besar dalam rhetorica, sejarawan

Istana 11

pengarang kitab Der Untergang des Abendlandes (Keruntuhan Dunia Barat) yang sempat menggeparkan para cendikiawan Eropa-Amerika.

10

c) Tumbuhan: masa pertumbuhan- masa berkembang- masa berubah- masa rontok. d) Hari: pagi- siang- sore- malam. e) Kebudayaan: pertumbuhan- perkembangan- kejayaan- keruntuhan. Tiap-tiap masa pasti dating sesusai masanya, itulah keharusan alam, itulah yang pasti terjadi, Manusia hanya bisa menerimanya. Siklus terdiri dari 4 masa: tumbuh, berkembang, jaya, dan runtuh, begitu seterusnya.

Tujuan

gerak

sejarah

adalah:

melahirkan,

membesarkan,

mengembangkan, meruntuhkan kebudayaan. Oleh sebab itu, keruntuhan suatu budaya bisa diramalkan terlebih dahulu berdasarkan perhitungan. Oswald mengadakan perbedaan antara kultur dengan zivilisation (civilization). Kultur adalah kebudayaan yang masih hidup, dapat tumbuh dan berkembang. Sedangkan Zivilization ialah kebudayaan yang sudah mati. Mempelajari sejarah tujuannya ialah mengetahui diagnose atas tingkat suatu kebudayaan. Sesudah diagnose itu ditentukan, nasib kebudayaan itu dapat diramalkan sehingga untuk selanjutnya pemilik kebudayaan itulah yang menentukan sikap hidupnya. f. Gerak sejarah menurut Arnold J Toynbee Arnold Toynbee menyimpulkan bahwa dalam gerak sejarah tidak terdapat hukum tertentu yang menguasai dan mengatur timbul tenggelamnya kebudayaan dengan pasti. Toynbee tidak membedakan antara civilization dan culture sebagai istilah yang berbeda, keduanya diambil seperti sinonim. “The words civilization

11

and culture, do not only indicate a special quality of a society or commonwealth, but also signify the general society or commonwealth it self.”12 Menurut Toynbee, kebudayaan (civilization) ialah wujud daripada kehidupan suatu golongan seluruhnya. Menurut Toynbee, gerak sejarah berjalan melalui tingkatan seperti berikut: 1)

Genesis of civilization atau lahirnya kebudayaan.

2)

Growth of civilization atau perkembangan kebudayaan.

3)

Decline of civilization atau keruntuhan kebudayaan:

a)

Breakdown of civilization atau kemerosotan kebudayaan.

b)

Disintegration of civilization atau kehancuran kebudayaan.

c)

Dissolution of civilization atau hilang dan lenyapnya kebudayaan.

Suatu kebudayaan terjadi apabila manusia bisa menjawab tantangan dari alam sekitarnya. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kebudayaan itu di gerakkan oleh kaum minoritas yang kuat, sedangkaum mayoritas hanya menirunya saja. Karena, kebudayaan akan tercipta apabila kaum minoritas itu kuat. Apabila kau minoritas itu lemah dan kehilangan daya menciptanya, dan tak bisa menjawab tantangan-tantangan alam, maka keruntuhan (decline) mulai tampak. Keruntuhan itu terjadi dalam tiga masa, yaitu:

12

1.

Kemerosotan kebudayaan (breakdown).

2.

Kehancuran kebudayaan (disintegration).

3.

Lenyapnya kebudayaan (dissolution).

A study of history, Vol. III. 1934:221.

12

Jarak antara tiga masa ini bisa terbentang hingga mencapai 2000 tahun. Pada masa breakdown sebelum masa disintergration terjadi, sering terdapat usaha untuk menghentikan kehancuran yang dipimpin oleh jiwa-jiwa besar. Usaha itu mungkin bisa berhasil apabila kebudayaan itu mengganti segala norma-norma kebudayaan itu dengan norma-norma ketuhanan. Kembali mencari cara untuk mencapai Civitas Dei (Kerajaan Tuhan). g. Gerak sejarah menurut Pitirim Sorokin Menurut Pitirim Sorokin13, gerak sejarah menunjukan fluctuation from age to age, yaitu fluktuasi atau naik turun, pasang surut, timbul tenggelam dengan ganti berganti. Sorokin menyatakan tentang adanya cultural universe atau alam kebudayaan dan di dalam alam kebudayaan itu terdapat masyarakat-masyarakat dan aliran-aliran kebudayaan. Dalam alam yang seluas itu terdapat tiga corak tertentu, yaitu: a) Ideational, yaitu; mengenai kerohanian, ketuhanan, keagamaan, dan kepercayaan. b) Sensate, yaitu; serba jasmaniah, duniawi, berpusatkan panca indera. c) Idealistic (ideational-sensate), yaitu; suatu kompromi. Tiga jenis corak tersebut adalah suatu cara untuk menghargai dan menentukan nilai suatu kebudayaan. Apabila sifat ideational dipandang lebih tinggi nilainya daripada sifat sensate dan sifat idealistic ditempatkan diantaranya, maka terdapatlah gambaran naik turun, pasang surut sejarah tidak menunjukkan irama dan gaya yang tetap dan tertentu. Sorokin dalam menafsirkan gerak sejarah tidak mencari pangkal 13

(1917)

Seorang sarjana Rusia yang mengungsi ke Amerika Serikat sejak Revolusi Komunis

13

sejarah atau muara gerak sejarah. Ia hanya melukiskan prosesnya atau jalannya, karena itulah yang menunjukkan sifat-sifatnya. Prof. Beerling mengatakan dalam bukunya filsafat dewasa ini, bahwa sejarah ialah cerita dari kemajuan. Faktor-faktor yang menentukan gerak evolusi menjadi sebuah masalah yang menimbulkan beberapa teori: a) Teori gerak sejarah bagi masyarakat yang bersahaja atau masyarakat primitive, evolusi ditentukan oleh kebudayaan dinamisme dan animisme. b) Dalam kebudayaan politeisme gerak sejarah ditentukan oleh dewa-dewa. c) Dalam kebudayaan monnoteisme, gerak sejarah ditentukan oleh Tuhan. d) Gerak sejarah ditentukan oleh hukum alam (fatum) atau takdir. e) Determinisme. f) Gerak sejarah ditentukan oleh manusia itu sendiri. g) Gerak sejarah ditentukan oleh materi (Karl Marx di dalam historis Materialism)14 h. Teori Sejarah Menurut William H. Frederick William mengemukakan tiga teori utama sejarah, yaitu: a) Teori perputaran, yang mengatakan bahwa pola kejadian dan ide mengenai manusia terbatas sama sekali dan diulangi pada selang waktu tertentu. b) Teori takdir, yang mengatakan bahwa semua kejadian berasal dari ikut campurnya takdir atau Allah. c) Teori kemajuan, yang berpusatkan pada penyebab kejadian manusia, dan selajutnya waktu, lalu peradaban yang mengalami perbaikan.

14

Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah, (Rineka Cipta: Jakarta: 2002), h. 52.

14

Tiga teori sejarah yang dikemukakan Frederick sesuai dengan aliran atau konsepsi penglihatan sejarawan yang berpengaruh dalam ilmu sejarah, yaitu: a) Aliran yang memandang seluruh kejadian hanya pengulangan belaka. b) Aliran yang memandang bahwa seluruh kejadian merupakan kehendak Tuhan. c) Aliran yang melihat seluruh kejadian sejarah adalah suatu garis yang membawa ke arah kemajuan. i. Gerak sejarah menurut Murtada Muttahari Murtadha mengemukakan enam teori gerak sejarah, yaitu: a) Teori raisal, teori yang beranggapan bahwa ras-ras tertentu merupakan penyebab kemajuan sejarah. b) Teori geografis, teori yang beranggapan bahwa lingkungan fisik adalah penyebab terciptanya peradaban dan budaya. c) Teori peranan jenius dan pahlawan, teori yang beranggapan bahwa orangorang jenius lah yang membawa perubahan dan perkembangan ilmu. d) Teori ekonomi, teori yang mengemukakan bahwa ekonomi adalah factor penggerak sejarah. e) Teori keagamaan, teori yang mengemukakan bahwa semua kejadian di dunia ini berasal dari Tuhan. f) Teori alam, teori yang mengatakan bahwa manusia memiliki sifat tertentu yang bertanggung jawab atas watak evolusioner kehidupan masyarakat. Gerak sejarah itu ditandai dengan perubahan-perubahan manusia sebagai makhluk sosial. Manusia bisa tetap berusaha untuk mencapai kemajuan, tapi tetap ada kekuatan di luar kemampuan manusia seperti Tuhan yang sudah menentukan kehendak. Pemahaman tentang teori gerak sejarah dimaksudkan agar manusia

15

mempunyai gambaran tentang kehidupannya yang menentukan arah gerak sejarah. Karena, terdapat satu titik dimana manusia berada di posisi yang tidak dapat berbuat apa-apa. C. Sifat gerak sejarah Teori-teori yang memberikan arah dan tujuan tentang gerak sejarah dapat disimpulkan menjadi demikian: 1)

Tanpa arah tujuan.

2)

Pelaksanaan kehendak Tuhan.

3)

Usaha dan perjuangan dapat menghasilkan perubahan nasib yang sudah ditentukan.

4)

Evolusi dengan kemajuan yang tidak terbatas.

5)

Paham historical materialism (masyarakat tanpa kelas).

6)

Reaksi terhadap paham-evolusi itu menghasilkan beberapa aliran baru sebagai berikut: a.

Aliran menuju ketuhanan.

b.

Aliran irama gerak sejarah.

c.

Aliran kemanusiaan.

Di dalam buku “Pengantar Ilmu Sejarah” karya Prof. Drs. H. Rustam, dikatakan bahwa ada tiga aliran konsepsi pengkajian sejarah yang berpengaruh dalam ilmu sejarah: 1.

Aliran pertama,aliran yang memandang kejadian sejarah sebagai pengulangan

2.

(syclic) dari kejadian terdahulu. Menurut pandangan ini, sejarah tidak mempunyai tujuan dan taka da perkembangan. Manusia hanya menunggu pengulangan kejadian saja, kurang berikhtiyar.

16

2.

Aliran Religius, aliran ini memandang bahwa segala kejadian dalam sejarah semata-mata karena kehendak Tuhan. Menurut agama Kristen aliran ini dinamakan “Redemtive philosophical viewpoint” pandangan sejarah menurut kepercayaan atau dogma sebagai penebusan dosa, mennuju ke arah meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan.

3.

Aliran Evolusi, aliran yang memandang seluruh kejadian sejarah manusia adalah suatu garis yang menaik dan meningkat ke arah kemajuan dan kesempurnaan. Aliran ini disebut “progressive philoshopical viewpoint of history”. Aliran ini muncul pada zaman renaissance.15

BAB III KESIMPULAN

15

Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah, (Rineka Cipta: Jakarta: 54-55

17

Gerak sejarah adalah perjuangan manusia untuk mencapai kemajuan setinggi mungkin, seperti terdapat pada paham evolusi tanpa batas. Perjuangan manusia untuk memperbaiki nasibnya itu menunjukkan pasang surut, naik turun, maju mundur dan merasakan irama kehidupan, seperti pada teori Sorokin. Menurut Dr. Moh Iqbal, seorang filsuf Islam yang tersohor, batas-batas kemungkinan itu adalah amr Allah, yaitu perintah Allah yang ada dalam manusia. Gerak sejarah bersifat positif dan optimistis. Satu sifat yang meggerakkan manusia untuk menciptakan dunia baru yang akan membawa perubahanperubahan yang menakjubkan.

DAFTAR PUSTKA

R. Moh. Ali, Pengantar Ilmu Sejarah, Cet. I; LkiS Pelangi Aksara: Yogyakarta: 2005.

18

Saefur Rochmat, Ilmu Sejarah dalam perspektif ilmu sosial. Yogyakarta; Graha Ilmu: 2009. Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah, Rineka Cipta: Jakarta: 2002.

Related Documents

Gerak
October 2019 50
Mekanika Gerak
June 2020 50
Gerak Benda.ipa.docx
December 2019 34
Teori
October 2019 61
Teori
May 2020 46

More Documents from "JoW Rocks"

Bab 2.docx
April 2020 56
Penyusutan.docx
April 2020 49
Jurnal Salaudin.pdf
April 2020 49