Teori Asam Basa.doc

  • Uploaded by: rohmantree
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Teori Asam Basa.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,429
  • Pages: 9
LARUTAN ASAM DAN BASA Penelitian

Disusun Oleh : Nama : Kelas :

SMA N 4 HALTIM

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi

KONSEP ASAM DAN BASA

1.

Konsep Asam dan Basa Arrhenius Konsep asam dan basa sudah dikenal sejak abad ke 18. Untuk pertama kalinya, pada tahun 1884 seorang ilmuan Swiss, Svante August Arrhenius, mengemukakan suatu teori tentang asam dan basa. Arrhenius berpendapat bahwa

Asam merupakan zat yang didalam air dapat melepaskan ion hidrogen ( H^{+}) Basa merupakan zat yang didalam air dapat melepaskan ion hidroksida ( OH^{-}) Reaksi asam dan basa Arrhenius adalah sebagai berikut:

2. Konsep Asam dan Basa Bronsted-Lowry

Pada tahun 1923 Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry menyatakan bahwa reaksi asam basa tidak hanya terbatas pada senyawa asam basa dalam pelarut air. Menurut Bronsteed-Lowry; Asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton ( H^{+}) kepada basa (donor proton). Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton ( H^{+}) dari asam (akseptor proton).

Sisa asam dinyatakan sebagai basa konjugasi. Jika suatu basa dapat menerima proton ( H^{+}), maka zat yang terbentuk mempunyai kemampuan sebagai asam dan disebut sebagai asam konjugasi. Zat yang dapat bersifat sebagai asam dan basa disebut zat amfoter. Reaksi asam dan basa Bronsted-Lowry adalah sebagai berikut: Untuk mempermudah kamu mengerjakan soal tentang asam dan basa, berikut kami sajikan pasangan asam dan basa konjugasi Pasangan Asam Basa Konjugasi

3. Konsep Asam dan Basa Lewis Perkembangan konsep asam dan basa masih terus berlanjut, sampai akhirnya pada tahun 1923, seorang ahli kimia Amerika Serikat, Gilbert N. Lewis, mengukakan konsep asam dan basa berdasarkan serah terima elektron. Lewis berpendapat bahwa; Asam adalah partikel yang dapat menerima pasangan elektron (akseptor)Basa adalah partikel yang memberi pasangan elektron (donor Konsep Asam dan Basa Lewis Pada reaksi antara BF3 dan NH3, BF3 bertindak sebagai asam, sedangkan NH3 bertindak sebagai basa. Asam dan Basa Lewis

Pada reaksi di atas, H2O bertindak sebagai basa sedangkan CO2 bertindak sebagai asam. Konsep asam dan basa Lewis ini lebih luas daripada konsep asam dan basa Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Hal ini disebabkan karena,

Konsep asam dan basa Lewis dapat menjelaskan reaksi asam dan basa dalam pelarut air, pelarut selain air, bahkan tanpa pelarut. Konsep asam dan basa Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa tanpa melibatkan transfer proton ( H^{+}) seperti pada reaksi antara NH3 dengan BF3

Teori Asam Basa

Asam dan basa adalah dua golongan zat kimia yang sangat umum ditemukan di sekitar kita. Sebagai contoh, cuka, asam sitrun, dan asam dalam asam lambung tergolong, sedangkan kapur sirih dan soda api tergolong basa. Asam dan basa memiliki sifat-sifat yang berbeda. Pada mulanya, asam dan basa dibedakan berdasarkan rasa, di mana asam terasa masam sedangkan basa terasa pahit dan licin seperti sabun. Namun, secara umum zat-zat asam baik basa maupun korosif dan terlindungi - khusus dalam bentuk larutan dengan kadar tinggi - sangat berbahaya jika menyangkut sifat-sifatnya dengan metode kekayaannya. Melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembedaan asam dan basa dapat dilakukan dengan menggunakan indikator seperti kertas lakmus dan indikator universal atau instrumen pH meter. Larutan asam akan memerahkan kertas lakmus biru, sedangkan larutan basa akan membirukan kertas lakmus biru. Pada pengujian zat dengan pH meter, larutan asam akan menunjukkan pH lebih kecil dari 7, sedangkan larutan basa akan menunjukkan pH lebih besar dari 7. Larutant dengan pH sama dengan 7 disebut netral. Namun demikian, apakah yang menentukan suatu zat asam atau basa? Definisi asam dan basa pun akhirnya menjadi rumusan masalah bagi para ahli selama beberapa tahun. Dari berbagai teori, asam basa yang pernah diajukan, ada tiga teori yang sangat penting, di antara teori lain asam basa Arrhenius, teori asam basa Brønsted – Lowry, dan teori asam basa Lewis. Teori Asam Basa Arrhenius

Teori ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1884 oleh Svante August Arrhenius. Menurut Arrhenius, resolusi dari asam dan basa, yaitu: asam adalah campuran yang dilarutkan dalam air melepaskan ion H + . Basa adalah komposisi yang dilarutkan dalam air melepaskan ion OH - . Gas asam klorida (HCl) yang sangat larut dalam udara tergolong asam Arrhenius, HCl yang dapat terurai menjadi ion H + dan Cl - di dalam udara. Berbeda dengan metana (CH 4 ) yang bukan asam Arrhenius karena tidak dapat menghasilkan ion H + di dalam udara yang memiliki atom H. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk basa Arrhenius, yang dihasilkan NaOH merupakan senyawa yang terdisosiasi menjadi ion Na + dan OH - kompilasi dilarutkan dalam udara. Konsep asam dan basa Arrhenius terbatas pada kondisi air sebagai pelarut.

Teori Asam Basa Brønsted – Lowry Pada tahun 1923, Johannes N. Brønsted dan Thomas M. Lowry. Konsep yang diajukan didasarkan pada fakta bahwa reaksi asam-transfer basa memerlukan proton (ion H + ) dari satu zat ke zat lain. Proses transfer proton ini selalu melibatkan asam sebagai pemberi / donor proton dan basa sebagai penerima / akseptor proton. Jadi, menurut resolusi asam basa Brønsted – Lowry,

asam adalah donor proton. basa adalah akseptor proton. Jika ditinjau dengan teori Brønsted – Lowry, pada reaksi ionisasi HCl kompilasi dilarutkan dalam udara, HCl menyusun asam dan H 2 O sebagai basa.

HCl (aq) + H 2 O (l) → Cl - (aq) + H 3 O + (aq)

HCl berubah menjadi ion Cl - setelah memberikan proton (H + ) ke H 2 O. H 2 O menerima proton dengan menggunakan elektron bebas pada atom O untuk berikatan dengan H + sehingga terbentuk ion hidronium (H 3 O + ). Sementara pada reaksi ionisasi NH 3 kompilasi dilarutkan dalam udara, NH 3 mengatur sebagai basa dan H 2 O sebagai asam.

NH 3 (aq) + H 2 O (l) ⇌ NH 4 + (aq) + OH - (aq)

NH 3 menerima proton (H + ) dari H 2 O dengan menggunakan menerima elektron bebas pada atom N untuk berikatan dengan H + sehingga terbentuk ion amonium (NH 4 + ). H 2 O berubah menjadi ion OH - setelah memberikan proton (H + ) ke NH 3 .

Teori Asam Basa Lewis Pada tahun 1923, GN Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas dari teori sebelumnya dengan pertimbangan pada pasangan elektron yang terkait dengan struktur dan ikatan. Menurut resolusi asam basa Lewis,

asam adalah akseptor pasangan elektron. basa adalah donor pasangan elektron. Berdasarkan Resolusi Lewis, asam yang terpilih sebagai spesi penerima elektron tidak hanya H + . Senyawa yang memiliki orbital kosong pada kulit valensi seperti BF 3 juga dapat diperoleh sebagai asam. Sebagai contoh, reaksi antara BF 3 dan

NH 3 merupakan reaksi asam-basa, di mana BF 3 sebagai asam Lewis dan NH 3 sebagai basa Lewis. NH 3 memberikan Pasangan Elektron tidak ditunjukan kepada BF 3 sehingga membentuk Ikatan kovalen Koordinasi ANTARA keduanya.

reaksi bf3 dan nh3

Resolusi tinggi asam basa Lewis dapat menjelaskan reaksi-asam asam-basa lainnya dalam fase padat, gas, dan pelarut udara selain yang tidak memerlukan transfer proton. Misalnya, reaksi antara oksida asam (misalnya CO 2 dan SO 2 ) dengan oksida basa (misalnya MgO dan CaO), reaksi-reaksi pembentukan ion kompleks seperti [Fe (CN) 6 ] 3− , [Al (H 2 O) 6 ] 3+ , dan [Cu (NH 3 ) 4 ] 2+ , dan sebagian reaksi dalam kimia organik.

Contoh Soal dan Diskusiasan Tentukan tujuan asam dan basa dalam reaksi asam-basa berikut dengan memberikan alasan yang sesuai dengan teori asam basa Arrhenius, Brønsted – Lowry, atau Lewis.

1. HCN (aq) + H 2 O (l) ⇌ CN - (aq) + H 3 O + (aq)

2. Ni 2+ (aq) + 4CN - (aq) ⇌ [Ni (CN) 4 ] 2− (aq)

Jawab:

1. Berdasarkan teori asam basa Arrhenius, HCN adalah asam Arrhenius, HCN akan melepaskan ion H + jika dilarutkan dalam udara.

Berdasarkan teori Brønsted – Lowry, HCN adalah asam Brønsted – Lowry karena mendonorkan proton (H + ) sehingga menjadi ion CN - sedangkan H 2 O adalah basa Brønsted – Lowry karena menerima proton sehingga menghasilkan ion H 3 O +.

Berdasarkan teori Lewis, H 2 O adalah basa Lewis karena mendonorkan pasangan elektron ke ion H + yang berasal dari molekul HCN membentuk ion H 3 O + sedangkan H + dari HCN adalah asam Lewis karena menerima pasangan elektron dari atom O pada H 2 O.

Related Documents

Kimia-teori Asam Basa.pptx
December 2019 22
Teori Asam Basa.doc
November 2019 3
Asam
November 2019 74
Teori
October 2019 61

More Documents from ""

Teori Asam Basa.doc
November 2019 3