Teori Ak Sap 8.docx

  • Uploaded by: devi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Teori Ak Sap 8.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,906
  • Pages: 13
PETA KONSEP Standar Akuntansi

PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan Revisi PSAK No. 1 (Revisi 2013) tentang Penyajian Laporan Keuangan yang disesuaikan dengan perubahan IAS 1 : Presentation of Financial.

Penyajian Laporan Keuangan menurut PSAK 1:  Identifikasi Laporan Keuangan, Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan.  Komponen Laporan Keuangan o Laporan Posisi Keuangan (Neraca) o Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain o Laporan Perubahan Ekuitas o Laporan Arus Kas o Catatan atas Laporan Keuangan o Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif.

Karakteristik Umum Laporan Keuangan  Penyajian secara wajar dan Kepatuhan terhadap SAK  Kelangsungan Usaha  Dasar Akrual  Materialitas dan Agregasi  Saling Hapus  Frekuensi Pelaporan  Informasi Komparatif  Konsistensi Penyajian

IFRS 1 : First-time adoption of international financial reporting standards

Konvergensi IFRS: Tujuan akhir dari konvergensi IFRS adalah PSAK sama dengan IFRS tanpa adanya modifikasi sedikitpun. Indonesia mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012. Strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi:  Big bang strategy, mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju  Gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negaranegara berkembang seperti Indonesia. Alasan perlunya konvergensi ke IFRS adalah : 1. Mengurangi peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri spesifik. 2. Pendekatan terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan realitas ekonomi yang ada. 3. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional. 4. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan. 5. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis. 6. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.

Permasalahan Yang Dihadapi Dalam Implementasi Dan Adopsi IFRS:  Translasi Standar Internasional  Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional  Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional  Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional 

1

1. PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan Pada akhir Juli 2013, DSAK IAI telah melakukan public hearing beberapa Exposure Draft PSAK yang disesuaikan dengan perubahan IFRS dimana salah satunya adalah revisi PSAK No. 1 (Revisi 2013) tentang Penyajian Laporan Keuangan yang disesuaikan dengan perubahan IAS 1 : presentation of Financial Statements (per 1 Januari 2013). Selanjutnya, pada 19 Desember 2013, DSAK IAI telah mensahkan berlakunya PSAK No. 1 (Revisi 2013) tentang Penyajian Laporan Keuangan, menggantikan PSAK No. 1 (Revisi 2009) dengan judul yang sama. PSAK No. 1 (Revisi 2013) ini berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015. Penerapan PSAK 1 Revisi 2013 digunakan untuk penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan yang bertujuan umum (General purpose financial statement) PSAK ini tidak berlaku untuk penyusunan Laporan Keuangan entitas syariah.Tujuan Laporan keuangan memberikan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagaian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.Juga menunjukan hasil pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi : (a) asset, (b) Liabilitas, (c) Ekuitas, (d) Penghasilan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian (e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik (f) arus kas. Laporan Keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut terdiri : 1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode, 2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode 3. Laporan perubahan ekuitas selama periode 4. Laporan arus kas selama periode 5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang dignifikan dan informasi penjelasan lain 6. Informasi komparatif mengenai periode sebelumnya.

1.1 Penyajian Laporan Keuangan menurut PSAK 1 a. Identifikasi Laporan Keuangan Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Di samping itu, entitas menyajikan informasi berikut ini secara jelas dan mengulangnya jika dibutuhkan sehingga dapat dipahami:

2

1) nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan setiap perubahan informasi dari akhir periode laporan sebelumnya; 2) apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok entitas; 3) tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan; 4) mata uang pelaporan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 52; 5) pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan. b. Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan dianggap lengkap apabila memenuhi komponen-komponen sebagai berikut: 1) Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan a) aset tetap b) properti investasi c) aset tidak berwujud d) aset keuangan e) investasi dengan menggunakan metode ekuitas f) aset biolojik; g) persediaan h) piutang dagang dan piutang lainnya i) kas dan setara kas j) total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 k) utang dagang dan terutang lainnya l) kewajiban diestimasi m) liabilitas keuangan n) liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46 o) liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46 p) liabilitas

yang

termasuk

dalam

kelompok

yang

dilepaskan

yang

diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 3

q) kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan r) modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset (liabilitas) pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai aset lancar (liabilitas jangka pendek). 2) Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan penghasilan komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain: a) laba rugi b) total penghasilan komprehensif lain c) penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, menjadi total laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, entitas tidak menyajikan bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif. 3) Laporan Perubahan Ekuitas Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan: a) total laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama suatu periode, yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non-pengendali b) untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25 c) untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari: i.

laba rugi;

ii. (iipenghasilan komprehensif lain; dan iii. transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan

secara terpisah kontribusi dari pemilik dan

4

distribusi kepada pemilik dan perubahan

hak

kepemilikan

pada

entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian. 4) Laporan Arus Kas Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut.PSAK 2 mengatur persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus kas. 5) Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi

keuangan,

laporan laba rugi komprehensif laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan tersebut (Revisi 2013) . 6) Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif.

c. Karakteristik Umum Laporan Keuangan Laporan keuangan memiliki 8 (delapan) karakteristik umum, yaitu: 1) Penyajian secara wajar dan Kepatuhan terhadap SAK Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas.Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa lain, dan kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan asset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. 2) Kelangsungan Usaha Entitas menyusun laporan keuangan dengan didasarkan pada asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak mempunyai alternative lain yang realistis selain melakukannya. 5

3) Dasar Akrual Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. 4) Materialitas dan Agregasi Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material.Entitas menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos tersebut tidak material. 5) Saling Hapus Entitas tidak diperbolehkan melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau penghasilan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu PSAK 6) Frekuensi Pelaporan Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek daripada periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek, dan fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat dibandingkan secara keseluruhan. 7) Informasi Komparatif Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. 8) Konsistensi Penyajian Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode dilakukan secara konsisten, kecuali setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau mengkaji ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25 (Revisi 2009) tentang Kebijakan Akuntansi,Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan atau perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.

6

1.2 Perbedaan pada PSAK 1 (2013) dengan PSAK 1 (2009)

Perihal

PSAK 1(2013)

Judul

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Laporan Laba Rugi Komprehensif

Laporan

Komprehensif Lain

Definisi

Tidak memberikan definisi mengenai:

Memberikan definisi mengenai:

Laba rugi

Laba rugi

Pemilik

Pemilik

Penyesuaian Reklasifikasi

Penyesuaian Reklasifikasi

Total Laba Rugi Komprehensif

Total Laba Rugi Komprehensif

Komponen

Komponen Laporan Keuangan

KomponenLaporanKeuangan

laporan

Lengkap:

Lengkap:

keuangan

1. Laporan posisi keuangan

1. Laporan posisi keuangan

2. Laporanlaba rugi dan

2.Laporan laba rugi komprehensif

penghasilan komprehensilain

PSAK 1 (2009)

lain

3. Laporan perubahan ekuitas

3. Laporan perubahan ekuitas

4. Laporan arus kas

4. Laporan arus kas

5. Catatan atas laporan keuangan

5. Catatan atas laporan keuangan

6. Informasi komparatif Informasi

Menambahkan persyaratan penyajian Tidak

Komparatif

dan pengungkapan:

terdapat

pengaturan

mengenai hal tersebut

1. Informasi komparatif mini-mum 2. Informasi komparatif tam-bahan Penyajian

Disajikan berdasarkan kelompok:

Disajikan dalam kelompok

penghasilan

1. Pos-pos yang akan direklasifikasi Penghasilan komprehensif lain

komprehensif ke laba rugi lain

2.

Pos-pos yang tidak akan dire-

klasifikasi ke laba rugi

7

2.

IFRS 1 : First-time adoption of international financial reporting standards 2.1 Pengertian IFRS IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999 dalam Intan Immanuela, puslit2.petra.ac.id) Natawidnyana(2008), menyatakan bahwa Sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standards (IAS). Secara keseluruhan IFRS mencakup: 1. International Financial Reporting Standard (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah tahun 2001 2. International Accounting Standard (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001 3. Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001 4. Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committe (SIC) – sebelum tahun 2001

2.2 Konvergensi IFRS Pengertian konvergensi IFRS yang digunakan merupakan awal untuk memahami apakah penyimpangan dari PSAK harus diatur dalam standar akuntansi keuangan. Pendapat yang memahami konvergensi IFRS adalah full adoption menyatakan Indonesia harus mengadopsi penuh seluruh ketentuan dalam IFRS, termasuk penyimpangan dari IFRS sebagaimana yang diatur dalam IAS 1 (2009): Presentation of Financial Statements paragraf 19-24. IFRS menekankan pada principle base dibandingkan rule base. Tujuan akhir dari konvergensi IFRS adalah PSAK sama dengan IFRS tanpa adanya modifikasi sedikitpun. Di sisi lain, tanpa perlu mendefinisikan konvergensi IFRS

8

itu sendiri, berdasarkan pengalaman konvergensi beberapa IFRS yang sudah dilakukan di Indonesia tidak dilakukan secara full adoption. Sistem kepengurusan perusahaan di Indonesia yang memiliki dewan direksi dan dewan komisaris (dual board system) berpengaruh terhadap penentuan kapan peristiwa setelah tanggal neraca, sebagai contoh lain dari perbedaan antara PSAK dengan IFRS. Indonesia melalui Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) – Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sedang melakukan proses konvergensi IFRS dengan target penyelesaian tahun 2012. IFRS menekankan pada principle base dibandingkan rule base. Indonesia mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012, Strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan – tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia. Sasaran Konvergensi IFRS tahun 2012, yaitu merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun 2011/2012, Konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap. Adapun manfaat yang diperoleh dari konvergensi IFRS adalah memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan SAK yang dikenal secara internasional, meningkatkan arus investasi global melalui transparansi, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global, menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan. 2.3 Alasan perlunya konvergensi ke IFRS adalah : 1. Mengurangi peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri spesifik. 2. Pendekatan terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan realitas ekonomi yang ada. 3. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional. 4. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan. 5. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis. 6. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”. 9

2.4 Manfaat Konvergensi IFRS : 1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi keuangan yang dikenal secara internasional 2. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi 3. Menurunkan modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global. 2.5 Permasalahan Yang Dihadapi Dalam Implementasi Dan Adopsi IFRS a. Translasi Standar Internasional Terdapat kesulitan dalam penerjemahan IFRS (bahasa Inggris) ke bahasa masingmasing negara , hal ini disebabkan : Penggunaan kalimat bahasa Inggris yang panjang, Ketidakkonsistenan dalam penggunaan istilah, Penggunaan istilah yang sama untuk menerapkan konsep yang berbeda, Penggunaan istilah yang tidak terdapat padanan dalam terjemahannya dan Keterbatasan pendanaan untuk penterjemahan b. Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional 1. Pada beberapa negara, standar akuntansi sebagai bagian dari hukum nasional dan ditulis dalam bahasa hukum. Disisi lain, standar akuntansi internasional tidak ditulis dengan bahasa hukum sehingga harus diubah oleh dewan standar masingmasing Negara 2. Terdapat transaksi-transaksi yang diatur hukum nasional berbeda dengan yang diatur standar internasional. Misal: transaksi ekuitas untuk perusahaan di Indonesia berbeda perlakuan untuk PT, Koperasi atau badan hukum lainnya. c. Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional 1. Adanya kekhawatiran bahwa standar internasional akan semakin kompleks danrules-based approach. Standar mengatur secara detil setiap transaksi sehingga penyusun LK harus mengikuti setiap langkah pencatatan. 2. Penerapan standar sebaiknya menggunakan principles-based approach. Standar hanya mengatur prinsip pengakuan, pengukuran, dan pencatatan suatu transaksi d. Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional 1. Standar akuntansi internasional perlu dipahami secara jelas sebelum diterapkan. Tentunya butuh cukup waktu bagi penyusun laporan keuangan, auditor, dan pengguna laporan keuangan untuk memahami suatu standar akuntansi. 2. Bila standar akuntansi sering berubah-ubah maka akan sangat sulit dipahami apalagi diterapkan.

10

Terdapat tiga tonggak sejarah dalam pengembangan standar akuntansi di Indonesia (Ahmadi Hadibroto) 1. Menjelang diaktifkan Pasar Modal pada tahun 1973, dibentuk cikal bakal badan penyusun standar akuntansi yang menghasilkan “Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)” 2. Komite PAI yang dibentuk tahun 1974 melakukan revisi mendasar PAI ’73 untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan dunia usaha. Hasil revisi ini dikodifikasi dalam “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” 3. Pada tahun 1994, komite PAI melakukan revisi total terhadap PAI 1984. hasil revisi ini dikodifikasi dalam “Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994.

11

KESIMPULAN Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.Tujuan dari PSAK 1, “Penyajian laporan keuangan, adalah untuk memastikan komparabilitas penyajian informasi dengan laporan keuangan entitas dari periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lainnya.PSAK 1 telah beberapa kali mengalami revisi, dima revisi terbaru adalah PSAK No.1 (revisi tahun 2009) menjadi PSAK No.1 (revisi 2013). IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB).Secara keseluruhan IFRS mencakup: (1) International Financial Reporting standard (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah tahun 2001, (2) International Accounting Standard (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001, (3) Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001, (4) Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committe (SIC) – sebelum tahun 2001. Konvergensi IFRS yang digunakan merupakan awal untuk memahami apakah penyimpangan dari PSAK harus diatur dalam standar akuntansi keuangan. Pendapat yang memahami konvergensi IFRS adalah full adoption menyatakan Indonesia harus mengadopsi penuh seluruh ketentuan dalam IFRS, termasuk penyimpangan dari IFRSs sebagaimana yang diatur dalam IAS 1 (2009): Presentation of Financial Statements paragraf 19-24. IFRS menekankan pada principle base dibandingkan rule base.

12

DAFTAR PUSTAKA http://indypuspita.blogspot.com/2011/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html (diakses pada tanggal 20 Oktober 2018) http://www.transformasi.net/articles/read/156/psak-1-penyajian-laporan-keuangan.html (diakses pada tanggal 20 Oktober 2018) Martani.

(2011).

PSAK

.

Diakses

dari

Universitas

Indonesia,

Situs

Web

https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED_PSAK_1_2013-2013-JULI23.pdf(diakses pada 20 Oktober 2018) Puspita, Indy. 2011. Diakses dari: http://indypuspita.blogspot.co.id/2011/03/normal-0-falsefalse-false-en-us-x-none.html(diakses pada 20 Oktober 2018) Yusuf, Rizkia. 2012. IFRS 1. Diakses dari http://rizkia-yusuf.blogspot.co.id/2012/11/ifrs1.html (diakses pada 20 Oktober 2018)

13

Related Documents

Teori Ak Sap 3.docx
November 2019 21
Teori Ak Sap 8.docx
June 2020 10
Ak Hotel Sap 2
October 2019 35
Ak Hotel Sap 8.docx
December 2019 23
Seminar Ak Sap 2.doc
December 2019 25

More Documents from "Eka Dwyn"