Tentir Gizi Gastrointestinal.docx

  • Uploaded by: Amin Muhammad
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tentir Gizi Gastrointestinal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,285
  • Pages: 33
TENTIR GIZI GASTROINTESTINAL (DIET SALURAN CERNA) HALOOO, SEMUAAA!! Perkenalkan, kami departemen terbaru. Apa lagi kalau bukan gizi. Nahh, pada modul gastrointestinal ini, departemen gizi mempersembahan tentir pertama kalinya tentang diet pada saluran cerna yang baik hohoho monggooo marii dibacaaa ^^

Gambar diatas cuma mau menunjukkan bagaimana skematis sistem pencernaan dalam tubuh manusia itu sendiri. Sistem pencernaan manusia dimulai di mulut. Pada mulut terdapat mulut dan kelenjar liur. Terdapat juga lidah yang membentuk dasar rongga mulut yang terdiri dari otor rangka yang dikontrol secara volunteer. Lidah berfungsi untuk mengunyah dan menelan, serta terdapat kuncup kecap untuk penerima rasa. Terdapat gigi yang berfungsi dalam mengunyah, merobek, dan mencampurkan makanan. Setelah melalui mulut, kemudian masuk melalui esofagus menuju lambung, kemudian dicerna selanjutkan dalam usus halus yang terdiri dari

duodenum, jejunum, dan ileum. Setelah itu masuk menuju usus besar, kemudian menuju rektum, dan akan dikeluarkan melalui anus. Sistem pencernaan ini sendiri dibantu metabolisme oleh berbagai enzim-enzim yang diproduksi oleh hepar, kelenjar pankreas, dan kantung empedu. (Inget lagi yaaa fisiologi, biokimia, dgn histologinya)

Pencernaan (digestion) sendiri merujuk kepada proses penguraian biokimiawi struktur kompleks makanan seperti karbohidrat, protein, maupun lemak menjadi satuan-satuan yang lebih kecil dan dapat diserap. Proses pencernaan dibagi menjadi dua bagian. Pertama sekali pada saat makanan masuk dalam mulut, akan terjadi pencernaan secara mekanik. Pencernaan secara mekanik ini tujuannya untuk memecah struktur-struktur kandungan kompleks dalam makanan tadi menjadi satuansatuan yang lebih kecil. Hal ini dibantu dengan proses mengunyah, mengoyak, dan

merobek makanan. Selain itu juga dalam pencernaan mekanik, terjadi percampuran makanan-makanan dengan air liur melalui proses mengunyah tadi. Setelah itu akan terjadi proses penerimaan rasa yang distimulasikan oleh kuncup kecap pada lidah. Proses selanjutnya adalah pencernaan secara kimiawi yang dilakukan oleh saliva (air liur). Air liur manusia mengandung sekitar 99,5% H2O dan 0,5% elektrolit dan protein. Kandungan elektrolit disini terdiri dari sodium klorida, asam bikarbonat, dan potassium. Sedangkan protein pada liur yang terpenting terdiri dari enzim amilase, lisozim, dan mukus. Pada mulut, pencernaan karbohidrat dimulai dan belum terjadi adanya penyerapan makanan kecuali obat-obatan misalnya nitrogliserin. Akan tetapi proses hidrolisis dari karbohidrat, protein , dan lemak dibantu dengan menggunakan air liur ini sendiri. Berikut merupakan fungsi dan peran-peran penting dari air liur yang dimiliki oleh manusia: 1

Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan sehingga partikel-partikel tersebut, serta dilumasi dengan adanya mucus yang kental dan licin dengan tujuan untuk mempermudah dalam proses menelan.

2

Liur menginisiasi dan memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja enzim amilase liur, yang menguraikan polisakarida menjadi maltosa (disakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa)

3

Liur memiliki sifat anti-bakteria melalui adanya enzim lisozim yang akan melisiskan bakteri dengan merusak dinding sel bakteri tersebut dan dengan membilas bahan-bahan yang mungkin berfungsi sebagai sumber makanan bagi bakteri.

4

Liur berfungsi sebagai bahan pelarut yang merangsang kuncup kecap dengan pH pada air liur dalam kisaran 6,8.

5

Liur kaya akan bikarbonat yang akan menetralkan asam dalam makanan serta asam yang yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah.

6

Liur berperan penting dalam hygiene mulut dengan membantu dan menjaga mulut dan gigi tetap bersih.

7

Liur membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah. Aliran liur yang konstan juga membantu dalam membilas residu makanan, partikel asing, dan sel epitel tua yang terlepas dari mukosa mulut.

Menurut Foods Associated With Dental Health (ADA, 2007), ada beberapa makanan yang sifatnya kariogenik, artinya dapat memicu timbulnya karies dentis (lubang) pada email gigi bahkan dapat mengerosi sampai pada bagian pulpa gigi dibawahnya dan ada juga makanan yang justru dapat melindungi gigi dari kerusakab. Berikut pembagiannya: DESKRIPSI MAKANAN

CONTOH MAKANAN

Makanan dan minuman yang bersifat Makanan yang mengandung tinggi kariogenik

dengan

kandungan glukosa, seperti permen-permen, kue,

karbohidrat terfermentasi yang dapat pie, biscuit, soft drinks, madu, sirup, menyebabkan penurunan pH pada saliva jelly, buah-buahan kalengan. menjadi < 5.5 Makanan yang tidak dapat dimetabolisme Protein makanan pada telur, ikan, oleh mikroorganisme di plak gigi yang ayam, kacang-kacangan. juga akan menurunkan pH saliva menjadi < 5.5 dalam waktu 30 menit.

Sayur-sayuran Popcorn

Makanan anti-kariogenik yang dapat Keju, susu, kacang-kacangan meningkatkan pH pada saliva menjadi level alkalin (basa) dan melindungi

Xlyitol pada permen karet dan mint

enamel gigi.

Cara mencegah terjadinya karies pada gigi: •

Pilihlah konsumsi sayur-sayuran dan kacang-kacangan yang kaya serat



Konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula yang rendah



Rajin membersihkan mulut maupun menyikat gigi setiap 30 menit setelah makan rutin sebanyak dua kali dalam sehari.

Saluran pencernaan dibagi menjadi saluran cerna atas dan saluran cerna bawah yang dibatasi oleh ligamentum Treitz / m. suspensorius duodeni (udah pada tau kann pasti….). Saluran pencernaan atas terdiri dari esofagus, gaster, dan usus halus (duadenum, dan jejunum proksimal) yang fungsinya untuk mempertahankan nutrisi yang adekuat supaya bisa masuknya makanan dan dapat terjadinya proses pencernaan maupun absorbs sari makanan. Sedangkan saluran pencernaan bawah terdiri atas jejunum distal, ligamentum Treitz, ileum dan colon yang berperan penting dalam proses absorbsi dan pencernaan makanan, maupun absorbs air dan elektrolit. A. Lambung Fungsi: a. Mencampur makanan yang berlangsung di Antrum. b. Sebagai tempat penyimpanan makanan yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan yang optimal. c. Sebagai tempat absorbs dari:  Alkohol  Air

 Asam lipofilik  Vitamin B-12 (lambung punya hormon faktor intrinsik yang membantu absorbsinya tapi pusat absorbsinya itu ada di ileum)

d. Sebagai penghasil dari:  Lendir yang berfungsi untuk melindungi sel-sel lambung dari asam lambung dan enzim pada lambung.  Asam Klorida yang berfungsi untuk memulai pencernaan protein, membantu pepsin, dan penghalang infeksi  Menghasilkan enzim pepsin sebagai pemecah protein sebanyak 10% dalam metabolisme protein dalam tubuh. B. Pankreas (kelenjar) Pankreas menghasilkan hormone Insulin, Glukagon, dan somatostatin.protein enzim berupa tripsinogen, kimotripsinogen, prokarboksipeptidade, dan elastase.

C. Hepar Hepar merupakan pusat metabolisme dalam tubuh manusia sekaligus sebagai organ terbesar dalam tubuh. Hepar akan menghasilkan separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, dan sisanya berasal dari makanan. 80% digunakan untuk membuat empedu.

D. Garam Empedu Garam empedu berfungsi untuk meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak, dan vitamin larut lemak, membantu pelepasan air oleh usus besar, dan pembuangan limbah.

E. Intestenum Tenue (Usus Halus) Fungsinya terutama dalam penyerapan (absorbs) dari:

a. 80% air b. Elektrolit c. Vitamin-vitamin d. Berbagai mineral e. Lemak Satuan nutrient yang dapat diserap dalam bentuk asam lemak dan monogliserida f. Karbohidrat  Penyerapan menggunakan transport aktif  Absorbsi dalam bentuk monosakarida, khususnya glukosa g. Protein Penyerapan dalam bentuk asam amino dan beberapa peptide kecil

F. Intestenum Crassum (Usus Besar) Fungsi: a. Absorbsi dari air, garam, vitamin B, dan vitamin K b. Pencernaan mekanik  Adanya gerakan peristaltis  Adanya reflex gastroileal (memindahkan isi usus halus menuju usus besar) dan gastrokolik (mendorong isi kolon ke rektum sehingga memicu refleks defekasi) c. Pencernaan kimiawi  Fermentasi karbohidrat  Menguraikan asam amino Prinsip pemberian makanan pada penyakit saluran cerna: 1

Apabila saluran cerna berfungsi maka dapat diberikan nutrisi oral (melalui mulut dan esofagus) /enteral. Apabila mengalami dispepsia maupun diare, maka dapat kombinasi dengan parenteral pada tahap awal.

2

Apabila saluran cerna tidak berfungsi, maka harus dipuasakan dari pemberian oral/enteral. Pemberian nutrisi paranteral misalnya pada gangguan disfagia, inflammatory bowel disease, pankreatitis akut, dan operasi usus.

Perbandingan kebutuhan Karbohidrat:protein:lemak = 4:4:9 Kebutuhan Kalori = BMR + Aktivitas fisik – faktor koreksi Basal Metabolic Rate (BMR): merupakan pengekspresian sejumlah kalori (kilokalori) yang dikeluarkan oleh tubuh per meter persegi luas permukaan tubuh setiap jam (kal/jam/m²) untuk aktivitas vital tubuh seperti denyut jantung, bernafas, transmisi elektrik pada otot, sirkulasi darah, peristaltic usus, tonus otot, temparatur tubuh, kegiatan kelenjar, serta fungsi vegetatif lainnya. Cara untuk menentukan BMR: Rumus Harris Benedict:  Laki-laki

= 66 + (13,7 BB) + (5 TB) – (6,8 U)

 Perempuan = 655 + (9,6 BB) + (1,8 TB) – (4,7 U) Ada tiga jenis aktivitas fisik yakni:  Ringan (10 – 20%),  Sedang (20 – 30%)  Berat (40 – 50%). Aktivitas ringan antara lain:  Membaca (10%),  Menyetir mobil (10%),  Kerja kantoran (10%), m  Mengajar (20%),  Berjalan (20%).

Aktivitas sedang antara lain:  Kerja rumah tangga (20%),  Jalan cepat (30%),  Bersepeda (30%).

Aktivitas berat antara lain:  Aerobik (40%),  Mendaki (40%), dan  Jogging (40%)

Faktor Koreksi:

Fase Akut: Pemberian parenteral nutrisi selama12-24 jam, evaluasi asupan 24-48 jam , kemudian istirahatkan lambung untuk mencegah sekresi asam lambung berlebihan. Enteral nutrisi merupakan KONSISTENSI NORMAL rendah serat dan rendah sisa makanan.Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan mengandung asam lemak rantai sedang (Medium Chain Trygliseride = MCT) menyebabkan Malabsorbsi lemak dan intoleransi laktosa. Cairan perlu ditambahkan apabila ada muntah dan diare. Pemberian pada anak-anak:  0-1 tahun

: 80-100 ml/kg BB/hr

 1-5 tahun

: 100-135 ml/kg BB/hr

Enteral: Makanan yang dikonsumsi dari mulut / selang

Aturan nutrisi enteral:  1 ML = 0.9-1.2 Kkal / mL  Osmolaritas : 300-800 m Osm/kg air  Kandungan enteral standar: Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin, maupun mineral Cara pemberian:  Bolus = 150-200 mL / kali pemberian  Tetesan kontinyu = 20-150 mL / jam  Siklik / Intermiten = 6x150-250 mL (diteteskan) Pengecekan residu lambung:  Residu lambung tinggi = 100-500 mL (edwards and metheny)  Residu lambung 150 mL adalah penanda hipomotilitas  Residu lambung setelah puasa >8 jam = 0-100 mL (Maltby)  Lambung kosong = <80 mL (Johnson G. Holt)

Gangguan Esofagus  Contoh: Refluks gastroesofagus, obstruksi esofagus dan disfungsi motorik  Pengurangan tekanan sfingter esofagus bagian bawah (LES = Lower Esophageal Sphincter) menyebabkan refluks gastroesofagus (GERD= gastroesophageal reflux disease)  Faktor lain  gangguan pengosongan saluran cerna & peristalsis esofagus  refluks isi lambung ke esofagus  esofagitis dan nyeri ulu hati

GERD Sebagian makanan yang yang mengandung asam dan enzim masuk ke esofagus yang menyebabkan iritasi, inflamasi, dan nyeri. Pelindung lambung dari asam lambung 

“stomach lining” Esophagus tidak ada pelindung  kerusakan dari asam lambung dan enzim pencernaan. Gejala GERD berupa “heartburn” ataupun hiatal hernia. Tujuan diet GERD  Mencegah iritasi dan inflamasi mukosa esophageal pada fase akut  Mencegah “esophageal reflux”  Menurunkan “acidity” dari asam lambung  Menurunkan BB bila kegemukan  penurunan tekanan abdominal (hiatal hernia) Cara Diet GERD 1

Hindari makanan yang mempengaruhi tekanan LES  Protein dalam diet  meningkatkan LES  Lemak dalam diet  menurunkan LES < 45 g/hari  Coklat mengandung caffeine  menurunkan LES  Alkohol dan karminativa (peppermint, garlic, bawang merah)  menurunkan LES  Rokok (nikotin)  menurunkan LES  Kopi  menurunkan LES dan merangsang sekresi asam lambung

2

Menurunkan iritasi esophagus  Menghindari: citrus juice, tomat, kopi, makanan berbumbu tajam, merica, makanan pedas, minuman yang mengandung karbonat  Menghindari makanan yang secara teratur menyebabkan “hearburn” misalnya, pastry, cakes  Clearing Esofagus: 

Jangan berbaring / tidur  >2 jam setelah makan karena akan meningkatkan refluks (porsi besar dan high in fat and protein)



Meninggikan kepala pada waktu tidur

 Menurunkanfrekuensi dan volume reflux 

Makanan porsi kecil dan sering



Menurunkan berat badan jika overweight “obesity is likely be a contributing factor to hiatal hernia and refluks because it increase intragastric pressure” (Kjellin et al, 1996)



Cukup serat untuk menghindari konstipasi (meningkatkan tekanan intra abdominal)



Menghisap sedikit-sedikit minuman diantara makan

Beberapa hal lain yang dapat menurunkan frekuensi dan volume reflux :  Menghindari mengunyah permen karet  Menghindari rokok terutama segera setelah makan  Memonitor pengaruh antasid pada status zat besi, konsumsi suplemen bila perlu  Monitor pengaruh penghindaran citrus, tomat dll terhadap status asam askorbat, konsumsi suplemen bila perlu GASTRITIS Gastritis merupakan proses inflamasi atau peradangan pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis memiliki 2 tipe yaitu akut dan kronik. Penyebab terjadinya gastritis yaitu: bakteri / infeksi virus, “autoimun disorders”, “bile reflux”; iritasi dari obat, alkohol, sekresi asam lambung berlebihan (stres), muntah kronis. Gejalanya berupa cegukan, nyeri ulu hati, nafsu makan menurun, mual, muntah, BAB coklat, muntah darah. GASTRITIS AKUT Tata laksana dengan cara mengistirahatkan lambung dan pemulihan selama 24 – 48 jam. Jika Perdarahan pemberian melalui intravena, tapi jika mulai membaik diberikan oral, dapat diberikan makanan cair, dan ditingkatkan sesuai toleransi

pasien. Gastritis akut ringan diberikan makanan lunak per oral (bubur, campuran susu, krim sereal, dan puding) GASTRITIS KRONIS Memenuhi kecukupan gizikaloridanzatgizi lain. Bentuk makanan lunak dan diberikan secara bertahap. Makan teratur, dan porsi kecil. Menghindari makanan yang membuat rasa tak nyaman. Prinsip penatalaksanaan gizi untuk mencegah terjadinya peptic ulcer. Edukasi yang dapat diberikan kepada pasien penderita gastritis : 

Pada gastritis kronik, perlu penilaian status folat dan Vitamin B12.



Pada atropi lambung dan intestinal pasti berhubungan dengan penyerapan folat dan Vitamin B12



Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung misalnya alkohol, cafeine, lada hitam, cola.

TUKAK PEPTIKUM / PEPTIC ULCER Pada penyakit ini, biasanya pasien terkena tukak gaster dulu kemudian sebagai hasil komplikasinya terbentuk tukak duodenum dan secara gamblang jadinya Tukak Gaster + Tukak Duodenum = Tukak Peptikum. Etiologinya karena sekresi asam berlebihan atau kerusakan pembatas mukosa saluran cerna, sehingga menyebabkan terbentuknya tukak. Faktor utama dikarenakan infeksi Helicobater pylori pada epitel lambung. Faktor lain karena merokok, penggunaan teratur obat-obatan anti inflasi nonsteroid (misalnya Aspirin), stres emosional, dan genetik. Faktor predisposisi atau faktor yg cenderung mengundang penyakit ini, yaitu merokok berlebihan, mengkonsumsi obat aspirin berlebihan, kebiasaan minum kopi dan cola, genetik, stres psikis, dan kurang istirahat.

Tujuan Diet:  Menurunkan sekresi asam lambung dan pepsin  Merubah kebiasaan dan menghindari faktor prediposisi  Mengkoreksi anemia  low normal serum B12  Mencegah komplikasi lebih lanjut berupa perforasi dan undernutrition karena kurang energy dan zat besi, thiamin, dan vitamin C, maka diberikan diet enteral / parenteral 1-3 hari.  Memenuhi kecukupan vitamin C untuk mempercepat pemulihan Prinsip Gizi Bagi Pasien Peptic Ulcer  Makan teratur  porsi kecil dan sering {6-8 kali} / setiap 3 jam  Konsumsi makanan tinggi protein dan vitamin C untuk mempercepat pemulihan  Pemberian suplemen Vit A, C, D, asam folat, Vit B12, kalsium, besi, magnesium, dan seng  Prostaglandins pada omega 3 dan 6, berefek pada perlindungan mukosa dan immune dari mukosa saluran cerna  Menghindari kopi, teh, cola, coklat, dan kafein dalam minuman serta alcohol  Hindari penggunaan oba yang merusak “stomach lining”  Hindari penggunaan lada yang berlebihan dalam memasak SINDROMA DISPEPSIA Kumpulan gejala berupa nyeri epigastrium, mual, muntah, perut kembung, cepat kenyang, anoreksia, dan flatulens. Faktor sekunder karena gangguan sistemik misalnya aterosklerosis, hipertensi, penyakit hati, ginjal. Faktor lain karena makan terlalu banyak, terlalu cepat, stres, rokok, olahraga setelah makan, obat-obatan yang dapat menyebabkan iritasi lambung. Macam-macam Sindrom Dispepsia:

 Dispepsia refluks dan esofagitis  Dispepsia ulkuskurangi makanan / minuman yang merangsang sekresi asam lambung seperti kopi, teh, susu, dan perbanyak serat  Dispepsia fungsional gejala ada, namun pemeriksaan penunjang tidak ada kelainan (USG, CT scan abdomen, Endoskopi) Prinsip Pemberian Makan Prinsip pemberian makanan untuk yang bermasalah saluran cernanya, yaitu:  Prinsipnya adalah pemberian nutrisi oral/enteral, tapi bila keadaan akut (muntah-muntah hebat) berikan nutrisi parenteral.  Kembung dan banyak gas abdomen, sebaiknya dihindari makan / minum yang meningkatkan gas dan flatulensi abdomen, misalnya coca-cola, fanta, sawi, kol, nangka.

Syarat Diet Pada Dispepsia Fungsional  Menghindari makanan / minuman yang menyebabkan / memperberat gejala  Mengatur jarak jam-jam makan dan porsi makan sering tetapi interval pendek  Dianjurkan makan perlahan-lahan, dikunyah halus, tidak minum saat makan  Menghindari makanan / minuman yang menstimuli sekresi asam lambung  Tinggi serat tapi tidak menimbulkan gas  Kurangi makanan yang terlalu berlemak

Pengaruh bahan makanan terhadap fungsi traktus gastrointestinal 1. Cabe/sambal/lada Zat aktif yag terdapat dalam cabe/sambal/ lada adalah alkalod capsaicin yang apabila dalam dosis rendah akan menjadi protektor namun dalam dosis tinggi dapat merusak mukosa lambung.

2. Alkohol Dalam dosis rendah atau sekitar 5% alkohol masih biasa menjadi zat protektor, sedangkan pada kadar lebih dari 12% dapat menyebabkan diffusi ion hidrogen dari lumen menuju sisi interseluler atau intraseluler dan mneyebabkan luka pada mukosa lambung. 3. Kopi Kopi mengadung kafein yang dapat merangsang sistem saraf pusat sehingga dapat meningkatkan aktiviats lambung dan sekresi hormon gastrin pada lambung dan pepsin. Hormon gastrin yang dikeluarkan oleh lambung mempunyai efek sekresi getah lambung yang sangat asam dari bagian fundus lambung. 4. Serat Serat sangat baik untuk pencernaan karena akan melancarkan BAB dan akan mencegah terjadinya konstipasi. Konstipasi merupakan salah satu peneyebab kanker kolorektal. 5. Rokok Dalam sebatang rokok terdapat banyak zat-zat kimia berbahaya. Efek rokok bagi salura gastrointestinal adalam dalam memperlemah katup esofagus dan pilorus, meningkatkan refluks, mengubah kondisi alami dalam lambung, dan meurunkan pH duodenum. Rokok juga dapat mempengaruhi kemampuan cimetidine (obat penghambat asam lambung). Penularan infeksi gastrointestinal akut / gastroenteritis merupakan keadaan yang disebabkan oleh infeksi dan menimbulkan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual, muntah, diare ringan samapi berat, rasa tidak enak diperut (sebah). Penularan gastroenteritis melalui beberapa cara yaitu:

1

Foodborne Akibat dari mencerna makanan yang mengandung virus, bakteri dan protozoa, atau makanan yang dapat menyebabkan gastritis seperti makanan pedas,asam, bergas.

2

Waterborne Akibat dari meminum minuman yang tercemar bakteri maupun zat kimia dapat menyebabkan penyakit ini.

3

Manusia ke manusia, lingkungan yang tidak bersih merupakan salah satu cara penularan gastroenteritis.

Penyebab Gastroenteritis: 1

Bakteri patogen seperti Salmonella, Shigella, Campylobacter, Escherichia coli, Clostridium difficele.

2

Virus norwalk dan coxsackie, rotavirus yang hanya menyerang pada bayi dan anak anak, adenovirus tipe 40 dan 41,dan astrovirus.

3

Protozoa seperti Giardia sp, Eryptosporidiuum, Entamoeba histolytica

Pengobatan Gastroenteritis: 1

Muntah dan diare hebat akan mengakibatkan dehdrasi dan penuruan tekanan darah sehingga dapat menyebabkan syok.

2

Untuk mengurangi dehidrasi akibat kehilangan kalium dan natrium dapat diberikan lebih banyak cairan elektrolit da sari buah untuk anak-anak.

3

Dapat juga diberikan tempe rebus yang mengandung isoflavin sebgai antivirus dan mengurangi diare.

4

Jika gejala membaik bertahap diberikan makanan lunak seperti bubur, pisang, gandum, selai apel, dan roti panggang.

5

Pencegahan yang peling mudah dilakukan adalah biasakan mencucui tangan yang baik dan benar.

Rehydration Solution (Rehidrasi) menurut WHO:

DIVERTIKULAR’S DISEASE 1. Divertikulosis adalah kantong-kantong kecil terbentuk di dinding kolon akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada konstipasi kronik, hal ini dapat disebabkan oleh usia yang sudah lanjut dan kurangnya konsumsi serat. 2. Divertikulitis adalah penumpukan sisa makanan pada divertikular menyebabkan peradangan kram bagian kiri bawah perut, mual, kembung, muntah, konstipasi atau diare, menggigil dan demam, hal ini disebabkan oleh diet tinggi serat. Tujuan Diet 1. Divertikulosis  Meningkatkan volume dan konsistensi feses  Menurunkan tekanan intra luminal  Mencegah infeksi  Cairan tinggi 2-2,5 liter/hari  Serat tinggi 6-10g above/ 25-35g/day

2. Divertikulitis  Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi  Mencegah akibat laksatif dari makanan berserat tinggi  Makanan dimulai dari makanan cair jernih (perdarahan)  Hindari makanan yang mengandung biji kecil (tomat, jambu biji, stroberi) menunpuk dalam divertikular  Makanan enteral bebas laktosa  Mencegah konstipasi

KONSTIPASI Konstipasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan / jarang BAB lebih dari 3 hari dikarena penyumbatan pada usus besar, berkurangnya aliran darah ke usus besar dan cidera tulang belakang. Konstipasi dapat disebakan karena mengkonsumsi antasid (alumunium hidroksida), garam bismut, garam besi, anti hipertensi, narkotika, obat penenang / obat tidur. Diet Tinggi Serat untuk mencegah konstipasi:  Konsumsi serat 14 g/1000 kalori  Perempuan: 25 gr/hr; laki-laki: 38 gr/hr  Gandum, padi2an, buah, sayuran, biji2an dan kacang-kacangan dikonsumsi setidaknya 4 kali/hari  2 liter air perhari atau lebih  Jus buah dan cairan elektrolit tinggi serat untuk melancarkan BAB Probiotik (lactobacillus sp, streptococcus sp, bifidobacterium sp, eubacterium sp) (susu fermentasi, yoghurt, susu yang diperkaya dengan bakteri asam laktat) Prebiotik (FOS, GOS, inulin) (gandum, pisang, tomat, bawang-bawangan dan madu) untuk melancarkan BAB dan melindungi mukosa lambung.

SERAT Diet serat memiliki banyak efek fisiologis penting pada saluran pencernaan, yang berperan besar sebagai sumber untuk sifat fisiko-kimia serat. Misalnya pada saluran pencernaan bagian atas. Peran penting dari serat adalah sifat melekatnya, yang menyebabkan keterlambatan dalam pengosongan lambung, dan menurunkan kolesterol darah atau kenaikan post prandial glukosa darah. Dalam usus besar, fermentabilitas serat sangat dominan; makin sedikit serat yang difermentasi makin baik agen bulking dan serat memulai laxation, sedangkan jika lebih banyak serat yang difermentasi menghasilkan gas dan asam lemak rantai pendek (salah satunya, butirat, adalah bahan bakar aerobic untuk sel-sel usus besar). Serat tidak hanya berasal dari tanaman tetapi juga dari binatang, seperti chitosan atau glikosaminoglikan. Sebagian orang berpendapat bahwa monosakarida dan disakarida bukan merupakan serat karena mereka berdua dikaraktisasikan sebagai gula, sebagian orang juga berpendapat bahwa oligosakarida dan fruktosa merupakan serat. Masih ada beberapa perdebatan apakah pati termasuk serat atau tidak. Serat yang telah diekstrak / sintesis dapat lebih baik dari seratus hasil dari makanan atau dapat lebih buruk. Efek dari serat pada fisiologi dan energi gastrointestinal Efek dari serat pada saluran gastrointestinal tergantung sifat spesifik dari serat, yang paling penting viskositasnya (untuk memberikan efek pada saluran gastrointestinal bagian atas ) dan kemapuan untuk di fermentasi pada colon. Namun tidak semua serat larut adalah viscous. Serat yang tidak larut dianggap berkontribusi terhadap massa tinja dan dengan demikian meningkatkan pencahar. Efek serta pada lambung’karena serat tidak dicerna dengan enzim pada manusia, itu artinya akan tetap utuh di dalam lambung, serta dalam usus halus. Kehadiran dari

serat yang kental pada lambung dapat menghambat pengosongan mkanan dari lambung ke duodenum melalui bentuk yang kental yang konsistensi seperti gel. Efek serat pada usus kecil Gel yang terdapat di sekitar usus halus diproduksi dari serat yang kental menunjukkan penghamabtan aktivitas dari enzim terkait dengan pencernaan lemak, karbohidrat dan protein. Akibatnya, penyerapan intestinal dari lemak, kolesterol karbohidrat dan protein di laporkan dapat di kuragi dengan mengkonsumsi serta, sebagaimana ditentukan oleh peningkatan isi fecal dari makronutrien ini mengakibatkan menurun metabolisme energi. Menghambat pengosongan lambung, mengurangi pencernaan dari karbohidrat, sebagai hasil dari konsumsi serat, yang telah di laporkan akan mengurangi

indek glikemi dari daging. Bukti tertentu

menyarankan untuk diet serta dengan tujuan dapat mengurangi resiko dan sebagai pengobatan bagi penderita ulkus duodenum. Guar gum, sebuah serat viscous(kental) di laporkan dapat membantu meringankan nyeri dan memberikan toleransi yang ,ebih baik untuk makanan tertentu ketika diberikan pada pasien dengan ulkus duodenum. Efek serat pada usus besar Fermentasi Efek serat pada usus besar tergantung besar nya bagian yang kana difermentasikan , yang mana itu kembali tergantung sifat psikokimia dari serat dan mikroflora di kolon. Sumber serat seperti oat bran, pectin dan guar memiliki tinggi fermentasi, padahal selulosa dan gandum bran memiliki fermentasi yang rendah. Pada umumnya, buah dan sayuran ( kaya hemiselulosa dan pectin) terkandung serat lebih banyak di fermentasi di bandingkan sereal yang kaya selulosa. Derajat kemampuan fermentasi berdampak pada kemampuan pembentukan massa feses, dan pada umumnya semakin besar pembentukan massa feses makan semakin besar efek pencahar. Ketika serat di fermentasi, maka akan terbentu hidrogen, karbondioksida,

methana dan gas lainnya sebagai asam lemak rantai pendek sebagai anion utama dalam kolon. Walaupun fermentasi serta tinggi tidak baik sebagai agen untuk pembentukan massa, karena menghasilkan asam lemak rantai pendek dalam jumlah besar termasu butirat, yang dianggap sebagai sumber utama untuk kolon, dan hipotesiskan menjadi pelindung yang melawan kanker kolon. Asam lemak rantai pendek dan butirat paradox Butirat dihasilkan dari fermentasi serat untuk menurunkan pertumbuhan sel kanker kolon melalui penurunan proliferasi sel dan atau meningkatkan kematian sel. Butirat pada meiliki efek pada sel kanker kolon berbeda dengan pada sel norma, yang mana dikarena transduksi sinyal yang berbeda dianatar kedua sel tersebut. Zat kimia alami pada diet serat. Karakteristik dari zat kimia alami berbeda pada setiap diet serat yang tergantung tipe daris eratnya. Kabnyak definisi serat yatitu termasuk nonstarch polysacarides dan lignin. Kabanyakan nonstrach polysacarides meliputi serat diet dari selulosa , beta glucans hemiselulosa, pectin, dan gums. Selulosa dan dan beta glukans merupakan pololimer dari glukosa, tetapi tidak seperti pati, ikatan unit glukosa ikatan beta 1,4 dari pada ikatan alfa 1,4 dan karena enzim mamalia tidak dapat memecah ikatan beta, makan tidak dapat di cerna dan diserap. Hemiselulosa adalah kelompok serat yang terdiri dari xylans, galactans, atau mannans dan memiliki sisi rantai yang beragam seperti arabinosa dan galaktosa. Pektin memiliki residu asam galacturonic sebagai penyangga. Ligni termasuk bagian sari serat karena memiliki ikatan pada polisakarida tanaman.gum termasuk galactomannans atau arabinogaaktans dan di temukan komponen non struktural di sepanajng tanaman dengan mucilago. Pektin, hemiselulosa, selulosa dan lignin merupakan sel bagian dari tanaman.

Metode analisis untuk menentukan Dua kategori umum untuk mengukur total diet serat yang digunakan sekarang : metode enzimatik/gravimetric dan metode enzimatik/kimiawi. Secara umum, pada metode gravimetric lebih simpel dalam penampilannya dan bisa secara otomatis, tetapi kekurangan daftar isi dari monosakarida yang mana ini tersedia pada metode secara enzimatik/ kimiawi. Secara utama, prinsip kerja dari enzimatik/gravimetric menggunakan metode Prosky atau modifikasi dari Thereof, yang mana mengukur kedua serat soluble dan insoluble. Ini di adopsi dari analisis serat di United State dan banyak negaralain. Beberapa metode enzimatik.kimiawi tersedia dengan masing-masing modifikasi. Sebagai contoh prosedur Southgate termasuk dalam analisis kolorimeter dari komponen monosakarida. Beberapa peneliti menganggap prosedur Southgate di anggapa memperpanjang waktu diet serat karena pati tidak secara komplit. Pada prosedur Englyst, deteksi monosakarida dengan memisahkan gas chromatograhy. Dan juga menyediakan secara komplete pengangkatan dari pati. Keuntungan metode ini menghasilkan informasi monosakarida secara spesifik pada serat dalam makanan. Tetapi kerugiannya lebih komplek dan dan waktu penggunaan lebih lama di bandungkn metode Prosky. Metode Uppsala dari Theander mengukur polisakarida nerat, asam urionik dan lignin klason. Jadi dapat di simpulkan jika prosedur gravimetriklebih sederhana dan cepat. Metode Southtage menyebab kan perpanjangan waktu estimasi pada pati. Metode Theader dan prosedur nzimatik termasuk prosedur lignin, padahal metode Englyst hanya termasuk polisakarida non pati.

Sumbangan serat untuk jumlah energi Jumlah energi yang disumbangkan oleh serat makanan adalah subyek perdebatan yang cukup. Beberapa peneliti mengatakan bahwa peran serat sangat disepelekan karena beberapa gangguan penyerapan energi yang mengandung macronutrients, ditambah dengan sangat kecilnya peran serat dalam metabolisme melalui produksi penyerapan produk fermentasi (terutama asam lemak rantai pendek). Dengan kata lain , the combinations of decrease in energy from decreased absorption of macronutrients and a very small contribution of energy from microbial fermentation of fiber result in a zero net balance. Penelitian serat lainnya menyediakan nilai yang lebih tinggi untuk serat makanan dalam kisaran 1,5 sampai 2,5 kkal / g ( 56 , 57 ) . Di amerika serikat , serat makanan saat ini diberikan nilai energi untuk tujuan pelabelan makanan yaitu 0 kkal / g

jika tidak larut dan 4 kkal / g ( sama seperti untuk

karbohidrat dan protein ) jika larut . Metode yang digunakan untuk menentukan nilai energi serat makanan yang ditinjau oleh Fahey dan Grieshop .

Serat makanan dan penyakit atau kondisi kesehatan lainnya yang berhubungan Serat makanan, khususnya serat kental , dapat mengurangi rasa lapar. Rasa kenyang dengan asupan serat sudah telah dikaitkan, sebagian untuk menunda pengosongan dari lambung, dan juga dapat memperlama perasaan kenyang. Beberapa penelitian tidak menunjukkan efek kenyang dengan asupan serat , dan perbedaan ini sebagian telah dikaitkan dengan tingkat serat yang dikonsumsi. Berdasarkan laporan penelitian konsumsi tambahan 14 g / hari serat berhubungan dengan penurunan 10 % asupan energi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi serat membantu dalam penurunan berat badan. Data pengamatan menunjukkan bahwa asupan serat makanan secara positif terkait dengan menurunya insiden obesitas dan indeks massa tubuhyang lebih rendah. Studi prospektif kohort yang dilakukan pada perawat perempuan

menunjukkan bahwa kenaikan berat badan berbanding terbalik dengan konsumsi tinggi serat , makanan gandum.

Intoleransi serat dan glukosa, respon insulin, dan diabetes Efek menguntungkan dari serat makanan , khususnya serat kental, tingkat glukosa plasma dan respon insulin pada pasien dengan diabetes tipe 2 ketika 10,8 g serat bit ditambahkan dalam makanan, kadar glukosa pleteu dan derah dibawah kurva dibandingkan dengan nilai ketika pasien mengkonsumsi diet tanpa sedikit serat. Kemampuan serat kental untuk menurunkan respon glikemik makanan telah dikaitkan dengan penundaan pengosongan lambung dan tingkat pencernaan dan penyerapan melambat. Hasil dari studi kohort prospektif menyimpulkan bahwa konsumsi makanan yang mengandung serat dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2. Makanan gandum (misalnya , dedak , beras merah , sereal gandum , dan roti bakar) dikaitkan dengan rendahnya risiko diabetes tipe 2. asupan serat sereal berhubungan negatif dengan penyakit diabetes tipe 2

Serat dan penyakit hati Studi epidemiologi Prospektif menunjukkan efek baik dari serat makanan terhadap penyakit jantung koroner (PJK) dan sebagai dasar untuk rekomendasi dari lembaga kedokteran mengenai asupan serat. Mekanisme serat dapat meringankan PJK adalah termasuk menurunkan kolesterol darah , menghaluskan kadar trigliserida darah, menurunkan hipertensi , dan menormalkan kadar glukosa darah postprandial . Data yang mendukung pada masing-masing mekanisme purpoted dijelaskan secara singkat.

Penurunan total dan massa jenis lipoprotein rendah kadar kolesterol Banyak percobaan intervensi klinis skala kecil menunjukkan efek penurun kolesterol disebakan konsumsi berbagai jenis serat kental yang berbeda (misalnya , pektin , guar , oat bran , psyllium) , seperti diulas oleh Fernandez. Penelitian terus

menyelidiki secara lebih rinci hubungan dari berbagai jenis serat dengan penurunan LDL (low-density lipoprotein) dan kolesterol total . Namun , efek perlindungan terhadap penyakit jantung koroner serat tidak terbatas pada serat larut . Pada kenyataannya, studi epidemiologi mendukung hubungan semua makanan yang mengandung serat dengan penurunan risiko PJK , khususnya serat sereal , seperti diulas oleh Truswell.

Respon glikemik dan resistensi insulin Seperti disebutkan sebelumnya pembahasan serat dan diabetes , serat telah menunjukkan dapat memperbaiki hiperglikemia pada pasien dengan diabetes , dan pasien dengan penyakit ini memiliki peningkatan risiko penyakit kardiovaskular . Di samping itu, hiperglikemia secara independen terkait dengan risiko penyakit cardoivascular pada populasi umum. Mekanisme purpoted dimana hyperglicemia dapat berkontribusi dalam insiden PJK termasuk induksi stres oksidatif , yang dapat meningkatkan tekanan darah , mempercepat pembentukan gumpalan darah , dan mengurangi aliran darah . Selain itu , hyperglicemia dapat meningkatkan kadar insulin , yang dapat meningkatkan risiko untuk PJK melalui sindrom resistensi insulin.

Trigliserida darah Diet tinggi karbohidrat yang saat ini dianjurkan untuk mencegah penyakit jantung adalah bahwa diet ini dapat meningkatkan kadar trigliserida darah (faktor risiko independen untuk PJK). Asupan serat mungkin memainkan peran dalam pengurangan trigliserida darah . lapora studi yang berhubungan menganjurkan bahwa jika diet tinggi karbohidrat - juga harus diet tinggi serat , orang akan melihat penurunan kecil dalam kadar trigliserida pada saat puasa , bukan kenaikan , sepertibiasa terlihat dengan tinggi karbohidrat , diet rendah serat.

Menurunkan tekanan darah Banyak aspek diet dapat mempengaruhi tekanan darah , terutama garam dan asupan protein , namun metaanalisis serat pada penurunan tekanan darah menunjukkan efek tersendiri pada asupan serat dalam menurunkan tekanan darah. Di samping itu, efek gabungan antara efek serat dengan perubahan pola makan lainnya mungkin juga menjadi tambahan. Efek tambahan ditunjukkan dalam uji coba yang dilakukan pada pasien hipertensi di antaranya kombinasi protein dan suplemen serat mengakibatkan penurunan tekanan darah sistolik 5,9 mm Hg.

Diet Serat Dan Pencegahan Kanker Kolon, Kanker Payudara, dan Kanker Lain.

Kanker kolon Selama bertahun-tahun, serat dianggap dapat melindungi dari resiko kanker kolorektal. Data yang mendukung adalah adanya perbedaan tingkat insiden kanker kolorektal pada negara negara yang asupan seratnya berbeda.. Serta temuan dari studi migrasi menunjukkan bahwa penduduk yang banyak bergerak akan kecil faktor resiko terkena kanker kolorektal. Namun, baru-baru ini, dilakukan tiga percobaan intervensi klinis skala besar, sebagai titik akhir kekambuhan polip usus, dan bukan salah satu dari tiga percobaan menunjukkan efek dari serat melindungi dari kanker usus besar. Satu percobaan melibatkan penambahan 13,5 g / hari gandum dedak serat dibandingkan 2 g / hari serat kulit gandum. Tidak Ada perbedaan dilaporkan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi dalam hal kekambuhan polip. Sebuah negara berskala besar lembaga kesehatan yang terdiri dari delapan pusat klinis diuji intervensi dengan diet rendah lemak, tinggi serat, dan tinggi dalam buah-buahan dan sayuran. Tidak ada perbedaan antara grop intervensi dan kelompok kontrol tercatat. Dalam sidang europian besar, intervensi adalah 3,5 g / hari psyllium. Sidang yang benar-benar menunjukkan efek slighty promotif daripada pelindung dari intervensi psyllium. Oleh karena itu, intervensi uji klinis tidak mendukung teori efek perlindungan serat terhadap kanker usus besar. Namun, apakah perlindungan serat

terhadap penyakit ini masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Penjelasan dengan alasan bahwa intervensi klinis ini berskala besar oleh karena itu percobaan gagal dan tidak menunjukkan efek perlindungan dari serat terhadap kekambuhan polip, kekambuhan polip mungkin saja bukan penentu utama untuk kejadian kanker kolon; efek serat mungkin belum optimal; jenis serat mungkin belum benar; dan faktor makanan mungkin juga ada.

Kanker payudara Studi epidemiologi hubungan antara asupan serat dengan kejadian kanker payudara menunjukkan hubungan yang negatif saat asupan serat sangat berbeda, seperti di inggris vs Wales, di italia vs amerika serikat. Dan di china vs amerika serikat, tetapi tidak pada studi kohort prospective saat perbedaan antara kadar asupan tertinggi dan terendah tidak ditandai, seperti pada new york, negara bagian amerika serikat, dan negara bagian belanda. Mekanisme serat dapat melindungi tubuh terhadap kanker payudara telah menjadi perhatian besar adalah melalui penurunan kadar estrogen serum . Estrogen yang sekresi dari tubuh dengan cara saluran pencernaan , tetapi mereka dapat diserap jika mereka dalam bentuk terkonjugasi . Serat dapat mengikat langsung ke estrogen terkonjugasi , sehingga mengganggu reabsorpsinya, dan serat juga dapat menurunkan jumlah bakteri terkonjugasi.

Kanker lainnya Sebagian besar penelitian ilmiah tentang serat dan kanker diarahkan untuk kanker usus besar dan kanker payudara . namun , karena data menunjukkan penurunan kadar estrogen darah dengan asupan serat tinggi, beberapa peneliti telah memperkirakan efek perlindungan terhadap kanker hormon terkait seperti endometrium , ovarium , dan kanker prostat . Pada saat demikian , data yang samar-samar tentang hubungan antara asupan serat dan kanker endometrium. Penelitian telah menunjukkan penurunan risiko kanker ovarium dengan asupan makanan tinggi serat dan risiko kanker prostat.

Efek dari kelebihan konsumsi serat Serat kental difermentasi dalam usus besar dalam asupan tinggi dapat menyebabkan ketidaknyamanan gatrointestinal (misalnya perut kembung , perut penuh) . Ketika 12g / hari terhidrolisis guar gum dikonsumsi , sedang sampai perut kembung yang parah. ketika sebanyak 32 g / hari pati resisten dikonsumsi , 91 % dari orang yang diteliti melaporkan perasaan kembung . sebuah metaanalisis dari delapan studi menunjukkan bahwa psyllium dapat samping yang merugikan.

ditoleransi dengan baik tanpa efek

PROTEIN PENCERNAAN PROTEIN Diet protein, pada hewan dan tanaman, tidak bisa secara langsung melewati tubuh tapi harus di pecah terlebih dahulu mnejadi komponen-kompenen asam amino mlelaui proses pencernaan. Ini dimulai pada lambung dengan mendenaturasi protein melalui asam lambung. Denaturasi ini terlibat secara langsung dan membuka gulungan molekul protein pada ikatan aam amino sehingga lebih mudah terpapar oleh enzim pencernaan. Panas maupun asam dapat mendenaturasi protein. Protein akan dipecah pada usus halus masing-masing menjadi asam amino atau peptida, yang jika dikombinasikan menjadi dipeprida atau menjadi beberapa asam amino. Asam amino dan peptida, terutama dipeptida akan di angkut dengan mekanisme penyebrangan pada lapisan usus halus kedalam vena porta hepatika dan akan diantar ke hati untuk proses lebih jauh (metabolisme) / di gunakan. Secara umum beberapa tripeptida akan di absorpsi melalui saliran intestinal tapi secara kuantitas jumlah mereka tidak bergizi secara significan.paa individu normal, jumlah diabaikan atau tidak tercerna atau ptotein hanya tercerna sebagian akan di absorpsi dari saluran pencernaan. Kerusakan penyerapan akibat masuknya protein atau peptida besar kedalam aliran darah akan menghasilkan sakit yang parah pada intestinal dan atau akan mengancam reaksi alergi. Tubuh sangat sensitif terhadap benda asing protein, yang mana protein atau fragmen protein dikenali tidak dibuat sendirinya. Kemampuan mendeteksi protein asing ini, walaupun tidak spesifik patogen, sangat penting untk mekanisme pertahanan melawan infeksi atau lainnya. REKOMENDASI DIET PROTEIN Diskusi tentang kecukupan protein dalam rencana diet populer saat ini masih membingungkan oleh fakta bahwa rekomendasi protein dan makronutrisi lainnya biasanya diberikan sebagai persen tital kalori perhari. Sebagai contoh, rekomendasi

10 persen kalori seimbang dengan 200 kalori protein (50 gram) pada sebuah diet 2000 kalori tapi hanya 120 kalori (30 gram) dari protein pada sebuah diet 1200 kalori. Dengan demikian, persen kalori tiap harinya ditentukan oleh asupan protein perhari individu dari otal kalori yang di konsumsi. Menggunakan sistem ini, sedikit kalori dari seseorang yang makan, maka dia akan membutuh kan sedikit protein saja, sedangkan jika bersarakan berat badan dan aktivitas dasar dia membutuhkan protein dalam jumlah lebih. Hasilnya bahwa diet yang membatasi jumlah kalori dapat mengalami kekurangan protein.

LEMAK PENCERNAAN LEMAK Asam lemak yang ada dalam makanan dalam bentuk trigliserida. Trigliserida harus dipecah menjadi bagian-bagian komponennya sebelum mereka bisa masuk dinding usus dan diserap ke dalam tubuh . Enzim pencernaan terdiri dari tiga ikatan molecul ester trigliserida yang cukup kecil untuk melewati dinding usus, sedangkan trigliserida tidak. Asam lemak dan monogliserida yang diangkut melintasi dinding usus oleh serangkaian reaksi yang rumit yang melibatkan garam empedu protein khusus. Sekali melalui dinding usus , asam lemak rantai panjang (> 12 karbon) dipasang kembali sebagai trigliserida dan ditransport oleh sistemgetah bening ke jantung dan kemudian ke sirkulasitubuh . Rantai asam lemak pendek (< 8 karbon) , seperti nutrisi yang larut dalam air , diangkut secara individual melalui pembuluh darah portal ke hati. Asam lemak rantai sedang (9-11 karbon) dapat pergi baik sebagai trigliserida oleh getah bening atau bebas oleh pembuluh darah portal. REKOMENDASI DIET PADA LEMAK Kebijakan gizi resmi Amerika Serikat, pedoman diet untuk Amerika , direvisi dan diterbitkan kembali bersama-sama setiap lima tahun oleh departemen pertanian dan kesehatan dan pelayanan manusia AS. Sampai saat ini , lembaga tersebut belum membuat

estimasi

kebutuhan

rata-rata

(EAR)

atau

persyaratan

yang

direkomendasikan setiap hari (RDA) untuk setiap lipid. Di samping itu, asupan harian yang memadai (ALS) atau batas atas toleransi asupan (ULS) diberikan adalah jumlah lemak, seolah-olah karena data tidak cukup untuk menentukan jumlah minimumdan jumlah maksimum total lemak yang diperlukan untuk kesehatan dan dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular.

KARBOHIDRAT Digesti karbohidrat dimulai dalam mulut dengan aksi dari enzim ptialin yang mensekresi dengan

saliva. Ptialin mulai mendegradasi pati menjadi disakarida

maltose, yang berkelanjutan di usus halus oleh enzim amilase yang disekresikan oleh pankreas dan dikirim ke usus melalui duodenum. Disakarida dan karbohidrat kecil lainnya dikonversi ke monosakarida di usus halus, diserap ke dalam peredaran darah, dan dibawa ke hati untuk proses lebih lanjut / untuk didistribusi ke bagian tubuh yang lain. Perbedaan kimia dari selulosa dan pati adalah polimer dari glukosa mereka yang berbeda, polimer glukosa tersebut merupakan unit mereka untuk berikatan bersama. Ikatan glukosa di pati adalah alpha-glycoside sedangkan di selulosa adalah betaglycoside. Ikatan alpha-glycoside dapat diputuskan oleh alpha-amilase di saluran cerna manusia untuk menghasilkan glukosa dari pati. Enzim disgetif manusia tidak dapat memutuskan ikatan selusosa, karena tidak mengandung beta-amilase. Dengan demikian, selulosa merupakan satu-satunya serat di manusia. Selulosa dapat berasal dari sayuran, buah-buahan, atau gandum. Pada hewan memamah biak, ikatan betaglycoside dapat diputuskan.

Mohon maaf apabila banyak terdapat kekurangan pada tentir yang kami buat…. Saran dan kritik sangat kami harapkan dari kalian apabila ada yang ingin disampaikan… THANK YOU 

Related Documents

Tentir Meten.docx
April 2020 1
Iptek Gizi
June 2020 38
Gizi Buruk.docx
December 2019 33
Gizi Pedoman.docx
July 2020 18
Gizi-halomoan
June 2020 21

More Documents from ""

Laporan Kasus
June 2020 53
Referat Omsk.docx
December 2019 34
Chapter 2.en.id.docx
November 2019 30