Telinga Sebagai Organ Pendengaran.docx

  • Uploaded by: Mikael Clement
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Telinga Sebagai Organ Pendengaran.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,165
  • Pages: 13
Telinga Sebagai Organ Pendengaran. Nur Ezaithirah Nadihah binti Md Eusofe. 102015216 Tutor: Dr. Yusuf Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Email: [email protected] ABSTRAK Telinga atau vestibulokoklearis merupakan organ pendengaran dan keseimbangan. Telinga dibahagikan kepada tiga bahagian yaitu telinga luar merangkumi daun telinga dan lubang telinga. Telinga tengah mengandungi tuba eustachii, ruang mastoid dan kavum timpani. Manakala telinga dalam berfungsi sebagai alat pendengaran yang menukar bunyi kepada impuls dan menghantar impuls sensorik ke otak dan turut berperanan sebagai organ keseimbangan. Udara yang masuk melalui daun telinga akan melalui lubang telinga sebelum memasuki ruangan telinga tengah yang terdiri maleus, incus dan stapes. Seterusnya getaran udara akan ke telinga dalam menggetarkan membrane ovalis. Getaran ini menggerakan skala timpani dan bahagian bawah dari organ korti. Dalam organ corti terdapat sel rambut. Sel rambut ini yang memain peranan penting dalam pendengaran. Gangguan yang sering dialami pasien yailah disebabakan kerosakan dalam penghantaran udara (aerotympanal) ke dalam telinga dan kerosakan saraf. Ujian Rinne, Weber dan Schwabach dilakukan bagi memeriksa ketajaman pendengaran. Kata kunci: telinga, alat pendengaran, sel rambut, Rinnie, Weber, Schwabach ABSTRACT Ear or vestibulocochlear is an organ function as hearing tool and dedicated to balance our body. Ear has three parts consists of outer ear that has helix and meastus akustikus externus. The middle ear consists of kavum timpani, eustachii tube and mastoid. While the inner ear function as hearing tool that convert sound wave into sensory impuls and been send to brain. Its also function to balance our body. Sound wave from helix will transmitted to meatus akustikus externus before going to the middle ear that has malleus, incus and stapes. Next the wave will cause the membrane oval to vibrate. The vibration is transmitted to skala tympani and organ of corti inside it. Organ corti has hair cell. Hair cells play a main part in hearing. Usually the hearing loss is cause by aerotympanal and neuron damage. Examination such as Rinnie, Weber and Schwabach is conduct to observe the hearing damage. Key words: ear, hearing tool, hair cells, Rinnie, Weber, Schwabach

PENDAHULUAN Telinga menurut Kamus besar Bahasa Indonesia yaitu salah satu organ pendengaran.Dalam istilah, telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar sehingga dapat mengetahui dan mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar tanpa harus melihatnya dengan mata kepala sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli.1 Selain sebagai indera pendengar telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan. Indera keseimbangan merupakan indera khusus yang terdapat di dalam telinga. Indera keseimbangan letaknya dekat indera pendengaran, yaitu di bagian belakang labirin dan terdiri dari urtikulus, sakulus, serta tiga kanalis semi-sirkularis. Kelima struktur ini berperan dalam pengaturan keseimbangan tubuh kita.2 Dalam Anatomi, telinga terbagi menjadi tiga bagian secara umumnya. Telinga luar, yang menerima gelombang suara.Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang pendengaran (osikula) dan oleh tulang pendengaran diterusin ke telinga dalam.Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat.3 Penyaluran suara prosesnya adalah telinga mengubah gelombang suara di lingkungan eksternal menjadi potensi aksi di saraf pendengaran. Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran menjadi gerakan-gerakan lempeng kaki stapes. Gerakan ini menimbulkan gelombang dalam cairan telinga dalam. Efek gelombang pada organ Corti menimbulkan potensial aksidi serat-serat saraf.1 Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. Telinga dalam juga mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.3 Tiap bagian telinga memiliki fungsi tersendiri dalam mekanisme pendengaran. Kerusakan dari bagian tersebut akan mengakibatkan proses pendengaran terganggu. Gangguan pendengaran dapat berupa kerusakan pada organ telinga sendiri, pada mekanisme penghantaran dan penerimaan impuls melalui saraf, ataupun pada bagian otak yang berperan dalam proses pendengaran.

Kini terdapat berbagai cara untuk mendeteksi gangguan

pendengaran, yaitu melalui test Schwabach, test Rinne dan test Weber. Setiap test memberikan hasil spesifik; tuli konduktif atau tuli perseptif.1 BAHAGIAN ANATOMI TELINGA.

Telinga manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam. (Lihat diagram 1)1

Diagram 1: Bahagian telinga.1 1. Telinga Luar Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga, saluran telinga luar(Lihat diagram 2). Daun telinga tersusun atas tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung paling bawah yaitu cuping telinga tersusun dari lemak. Di bagian akhir saluran telinga luar terdapat membran tipis yang memisahkan telinga luar dengan telinga tengah disebut membran timpani (selaput gendang). 1 Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk ke dalam telinga atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. Meatus akustikus eksternus terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. 2 Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen ( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi. Saluran telinga luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus untuk menjaga agar benda asing tidak masuk.2

Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnel.1

Diagram 2: Bahagian telinga luar.1 2. Telinga Tengah Telinga pada bagian tengah merupakan suatu ruang di dalam tulang pelipis, yang dilapisi jaringan mukosa. Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi untuk mengkonduksi bunyi. Maleus, inkus dan stapes diliputi epitel selapis gepeng.1

Pada telinga bagian tengah terdapat: 

tulang-tulang pendengaran,

yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang inkus (stapes). (Lihat diagram 3) Ketiga tulang tersebut saling berhubungan melalui sendi dan berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju ke rongga telinga dalam.1 Ketiganya saling berhubungan melalui persendian. Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani sekunder.1



Saluran eustachius Saluran eutachius (tuba auditiva) yang menghubungkan telinga tengah dengan faring,

saluran ini berfungsi menjaga keseimbangkan tekanan udara pada telinga luar dengan telinga tengah.2 Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.2

Diagram 3: Bahagian telinga tengah 3. Telinga Dalam Telinga bagian dalam terdiri atas tiga bagian, yaitu jendela (tingkap), labirin, dan organ korti. Tingkap atau jendela pada telinga ada dua macam yaitu tingkap oval dan tingkap bulat (jorong). Telinga dalam terdiri dari rongga yang menyerupai saluran-saluran. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan rongga yang dilapisi membran disebut labirin membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian yaitu vestibula, koklea (rumah siput), dan tiga saluran setengah lingkaran. Labirin membranosa adalah Organ Corti berisi cairan endolimfe.(Lihat diagram 4)1 Koklea merupakan suatu tabung berbentuk melingkar dan bergelung seperti cangkang keong serta berisi cairan limfa. Koklea terdiri atas tiga ruangan yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala tympani mengandung cairan yang disebut perilimfe. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi).2 Telinga bahagian dalam berguna untuk mendengarkan bunyi. Di bahagian skala media mengandung cairan endolimfe. Bagian dasar skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui suatu jendela berselaput yang disebut tingkap oval. Sedangkan skala

timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bundar. Skala media terdapat diantara skala vestibuli dan skala timpani. Skala media bagian bawah dibatasi oleh membran basilaris. Diatas membran basilaris terdapat organ korti yang berisi ribuan sel rambut sebagai reseptor yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Reseptor tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar (saraf auditori)dari saraf otak VIII.1

Diagram 4: Bahagian telinga dalam MEKANISME PENDENGARAN Reseptor pendengaran atau fonoreseptor berupa sel-sel berbentuk rambut. Fungsi sel rambut adalah untuk menerima rangsangan getaran dan mengubahnya menjadi impuls sensorik yang selanjutnya ditransmisikan ke pusat pendengaran di otak.3 Sel-sel rambut saraf pendengaran yang terdapat di dalam selaput dasar Organ corti terdapat pada skala media.Terdapat membrana tektoralis atau selaput atas. Selaput atas terletak di atas sel-sel rambut, merupakan penerus getaran dari fenestra ovali ke sel-sel rambut lewat cairan limfe yang terdapat pada skala media.(Lihat diagram 5)5

Diagram 5: Bahagian korti serta sel rambut.5

Rangsang getaran yang diterima ujung saraf pendengaran diteruskan oleh saraf koklea ke otak. Di dalam koklea terdapat 24.000 Organ corti, yang masing-masing mempunyai kepekaan menerima frekuensi tertentu. Kita hanya dapat mendengar suara dari 20 sampai

20.000 Hertz, tetapi ada orang-orang tertentu yang dapat mendengar antara 16 sampai 20.000 Hertz.4 A. Mekanisme Pendengaran1,2,3 Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara dikumpulkan pada daun telinga dan disalurkan ke meatus akustikus eksternus hingga mencapai membran tympani. Gelombang suara yang bertekanan tinggi dan rendah berselang seling menyebabkan membran timpani sangat peka tersebut menekuk keluar-masuk seirama dengan frekuensi gelombang suara. Ketika membran tympani bergetar sebagai respons terhadap gelombang suara, tulang-tulang maleus, incus, stapes tersebut juga bergerak dengan frekuensi sama, memindahkan frekuensi gerakan tersebut dari membrana tympani ke tingkap oval (fenestra ovalis). Tulang stapes yang bergetar masuk-keluar dari tingkap oval menimbulkan getaran pada perilymph di scala vestibuli. Oleh karena luas permukaan membran tympani 22 kali lebih besar dari luas tingkap oval, maka terjadi penguatan tekanan gelombang suara15-22 kali pada tingkap oval. Selain karena luas permukaan membran tympani yang jauh lebih besar, efek dari pengungkit tulang-tulang pendengaran juga turut berkontribusi dalam peningkatan tekanan gelombang suara.4 Gerakan stapes yang menyerupai piston terhadap tingkat oval menyebabkan timbulnya gelombang tekanan di kompartemen atas. Karena cairan tidak dapat ditekan, tekanan dihamburkan melalui cara stapes menyebabkan tingkat oval menonjol ke dalam yaitu, perubahan posisi tingkat bulat dan defleksi membrana basilaris.5 Pada jalur pertama, gelombang tekanan mendorong perilimfe ke depan di kompartemen atas, kemudian mengelilingi helikoterma, dan ke kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar untuk mengkompensasi peningkatan tekanan. Ketika stapes bergerak mundur dan menarik tingkap oval ke luar, perilimfe mengalir ke arah yang berlawanan mengubah posisi tingkap bulat ke arah dalam.(Lihat Diagram 6) 5

Diagram 6: Penghantaran bunyi5

Pada jalur kedua, gelombang tekanan frekuensi yang berkaitan dengan penerimaan suara mengambil jalan pintas. Gelombang tekanan di kompartemen atas dipindahkan melalui membrana vestibularis yang tipis, ke dalam duktus koklearis dan kemudian melalui mebrana basilaris ke kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan tingkap bulat menonjol ke luar-masuk bergantian. 5 Membran basilaris yang terletak dekat telinga tengah lebih pendek dan kaku, akan bergetar bila ada getaran dengan nada rendah. Hal ini dapat diibaratkan dengan senar gitar yang pendek dan tegang, akan beresonansi dengan nada tinggi. Getaran yang bernada tinggi pada perilimfe di scala vestibuli akan melintasi membrana vestibularis yang terletak dekat ke telinga tengah. Sebaliknya nada rendah akan menggetarkan bagian membrana basilaris di daerah apex. Getaran ini kemudian akan turun ke perilimfe scala tympani, kemudian keluar melalui tingkap bulat ke telinga tengah untuk diredam.5 Karena organ corti menumpang pada membrana basilaris, sewaktu membrana basilaris bergetar, sel-sel rambut juga bergerak naik turun dan rambut-rambut tersebut akan membengkok ke depan dan belakang sewaktu membrana basilaris menggeser posisinya terhadap membrana tektorial. Perubahan bentuk mekanis rambut yang maju mundur ini menyebabkan saluran-saluran ion gerbang mekanis di sel-sel rambut terbuka dan tertutup secara bergantian.5 Hal ini menyebabkan perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergantian. Sel-sel rambut berkomunikasi melalui sinaps kimiawi dengan ujung-ujung serat saraf aferen yang membentuk saraf auditorius (koklearis). Depolarisasi sel-sel rambut menyebabkan peningkatan kecepatan pengeluaran zat perantara mereka yang menaikan potensial aksi di serat-serat aferen. Sebaliknya, kecepatan pembentukan potensial aksi berkurang ketika sel-sel rambut mengeluarkan sedikit zat perantara karena mengalami hiperpolarisasi (sewaktu membrana basilaris bergerak ke bawah). 5 Perubahan potensial berjenjang di reseptor mengakibatkan perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi yang merambat ke otak.6 Impuls kemudian dijalarkan melalui saraf otak statoacustikus (saraf pendengaran) ke medulla oblongata kemudian ke colliculus. Persepsi auditif terjadi setelah proses sensori atau sensasi auditif.(Lihat diagram 7 )5

Diagram 7: Proses penyampaian bunyi5

MEKANISME TRANSMISI PENDENGARAN Suara dari luar dapat sampai pada skala media dengan beberapa cara7: a.

Penghantaran udara: getaran suara luar menggetarkan membran timfani. Kemudian oleh

tulang pendengaran akan diteruskan ke fenestra ovali (tingkap oval) dan akan menggetarkan cairan limfe pada koklea. Akibatnya, sel-sel rambut dari organ korti terangsang, menghasilkan impuls dan diteruskan oleh saraf auditorius ke pusat pendengaran di otak b.

Penghantaran tulang: getaran yang terjadi pada tulang-tulang tubuh kita (misalnya tulang

tengkorak) akan menyebabkan bergetarnya cairan limfe pada koklea.

GANGGUAN PADA PENDENGARAN Tuli atau kurang tajam pendengaran, dapat disebabkan oleh7: a.

b.

Tuli konduksi, gangguan konduktif (hantaran uadra) dapat terjadi karena: –

penyumbatan saluran telinga oleh minyak serumen



penebalan atau pecahnya membrana timfani



pengapuran tulang pendengaran



kekakuan hubungan stapes pada fenesta ovali.

Tuli saraf , gangguan perseptif dapat disebabkan oleh: –

kerusakan saraf auditorius



kerusakan saraf pendengaran

PEMERIKSAAN PENDENGARAN GARFU TALA. Tes garpu tala adalah suatu tes untuk mengevaluasi fungsi pendengaran individu secara kualitatif dengan menggunakan alat berupa seperangkat garpu tala frekuensi rendah sampai tinggi 128 HZ-2048 Hz. Tiga jenis ujian pendengaran yang biasa digunakan untuk mengetahui gangguan klinis pada sistem pendengaran adalah uji Weber, Rinne, dan Schwabach. Uji Weber dan Schwabach masing-masing memperlihatkan pentingnya efek penyamaran atau masking suara lingkungan pada ambang pendengaran. Alat yang digunakan garpu tala, memberikan skala pendengaran dari frekuensi rendah hingga tinggi akan memudahkan survei kepekaan pendengaran. Cara menggunakan garpu tala yaitu garpu tala di pegang pada tangkainya, dan salah satu tangan garpu tala dipukul pada permukaan yang berpegas seperti punggung tangan atau siku. Cara dan hasil test Rinner, Weber dan Schwabach. 8,9

TES RINNE Tujuan : membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang pada telinga yang diperiksa. Cara Pemeriksaan : Bunyikan garpu tala frekuensi 512 Hz, letakkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid penderita (posterior dari MAE) sampai penderita tak mendengar, kemudian cepat pindahkan ke depan MAE penderita. Apabila penderita masih mendengar garpu tala di depan MAE disebut Rinne positif. Bila tidak mendengar disebut Rinne negatif. Interpretasi : -

Normal : Rinne positif Tuli konduksi : Rinne negative Tuli saraf : Rinne positif

TES WEBER Tujuan : membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga penderita Cara Pemeriksaan : Garpu tala frekuensi 512 Hz dibunyikan, kemudian tangkainya diletakkan tegak lurus di garis median, biasanya di dahi (dapat pula pada vertex, dagu atau pada gigi insisivus) dengan kedua kaki pada garis horisontal. Penderita diminta untuk menunjukkan telinga mana yang tidak mendengar atau mendengar lebih keras . Bila mendengar pada satu telinga disebut laterisasi ke sisi telinga tersebut. Bila kedua telinga tak mendengar atau sama-sama mendengar berarti tak ada laterisasi. Interpretasi : -

Normal : Tidak ada lateralisasi Tuli konduksi : Mendengar lebih keras di telinga yang sakit Tuli saraf : Mendengar lebih keras pada telinga yang sehat

TES SCHWABACH Tujuan : membandingkan hantaran lewat tulang antara penderita dengan pemeriksa yang pendengarannya normal Cara pemeriksaan : garpu tala frekuensi 512 Hz dibunyikan kemudian tangkainya diletakkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa, bila pemeriksa sudah tidak mendengar, secepatnya garpu tala dipindahkan ke mastoid penderita. Bila penderita masih mendengar maka schwabach memanjang, tetapi bila penderita tidak mendengar, terdapat 2 kemungkinan yaitu Schwabah memendek atau normal. Untuk membedakan kedua kemungkinan ini maka tes dibalik, yaitu tes pada penderita dulu baru ke pemeriksa. Garpu tala 512 dibunyikan kemudian diletakkan tegak lurus pada mastoid penderita, bila penderita sudah tidak mendengar maka secepatnya garpu tala dipindahkan pada mastoid pemeriksa, bila pemeriksa tidak mendengar berarti sama-sama normal, bila pemeriksa masih masih mendengar berarti schwabach penderita memendek. Interpretasi : -

Normal : Schwabach sama dengan pemeriksa Tuli konduksi : Schwabach memanjang Tuli saraf : Schwabach memendek

Tabel 7:Uji Garpu Penala Cara Weber, Rinne, dan Schwabach9

Cara

Normal

Tuli konduktif

Weber Pangkal garpu penala bergetar diletakkan di vertex tengkorak.

Mendengar sama keras di kedua-dua sisi

Suara lebih keras (lateralisasi) di telinga yang terganggu karena efek penyamaran lingkungan tidak ada. Tuli Suara lebih keras sensorineural (lateralisasi) di telinga normal.

Rinne Pangkal garpu penala yang bergetar diletakkan di processus mastoideus sampai subjek tidak mendengarnya lagi, lalu garpu penala diletakkan dekat dengan telinga. Mendengar getaran di udara setelah hantaran tulang selesai. (Positif) Getaran udara tidak terdengar setelah hantaran tulang selesai.(Negatif)

Schwabach Hantaran tulang pasien dibandingkan dengan hantaran tulang subjek normal atau pemeriksa.

Getaran terdengar di udara setelah hantaran tulang selesai, selama tuli bersifat parsial. (Positif)

Hantaran tulang lebih buruk daripada normal (Schwabach memendek).

― Hantaran tulang lebih baik daripada normal (Schwabach memanjang).

KESIMPULANNYA

Telinga merupakan organ pancaindera yang berfungsi sebagai organ pendengaran dan mengawal keseimbangan badan. Telinga terbahagi kepada 3 bahagian yaitu bahagian luar, tengah dan dalam. Terdiri atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.Telinga luar, bagian-bagiannya daun telinga dan saluran telinga yang dindingnya dapat menghasilkan minyak serumen.Telinga tengah (ruangan tymfani) terdiri atas gendang telinga/selaput pendengaran (membran tymfani), tulang-tulang pendengaran yang terdiri atas martil(maleus), landasan (inkus), sanggurdi (stapes) dan Tuba Eustachius, yaitu saluran penghubung antara ruang telinga dengan rongga faring.Telinga dalam terdiri atas organ pendengaran atau koklea (rumah siput). Organ pentung daalm pendengaran melibatkan sel rambut di bahagian koklea,telinga daalm. Di koklea juga terdapat organ keseimbangan yang terdiri sukulus dan utikulus. Kerosakan di telinga melibatkan gangguan penghantaran udara ke daalm telinga dan gangguansaraf pendengaran. Bagi membuktikan gangguan pendegaran di pasien ujian yang sering dibikin adalah uji Weber, Rinne, dan Schwabach. Uji Weber dan Schwabach masingmasing memperlihatkan pentingnya efek penyamaran atau masking suara lingkungan pada ambang pendengaran. Hasil ujian ini akan menentukan gambaran gangguan pendengaran di telinga disebabkan gangguan penghantaran udara atau gangguan saraf.

RUJUKAN: 1. Prof. Dr. dr. Sardjono Soedjak, MHPEd, Sp.THT, dr. Sri Rukmini, Sp.THT, dr. Sri Herawati, Sp.THT & dr. Sri Sukesi, Sp.THT. Teknik Pemeriksaan Telinga, Hidung & Tenggorok. Jakarta : EGC. 2000. 2. Sherwood L. Ear: hearing and equilibrium. In: human physiology: from cells to systems. 7th ed. Brooks/Cole; Cengage Learning: 2010.p.213-24. 3. Campbell NA, Reece JB. Biology. 8th edition. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings; 2008. 4. Sherwood, Lauralee. Human Physiology. 6thed. USA: The Thomson Corporation. 2007 5. Hanifah. R. Fisiologi Pendengaran. 2011. Accessed 22 April 2016. Diunduh dari http://www.berbagimanfaat.com/2011/02/fisiologi-pendengaran.html 6. 3. Prihardini D, dkk. Sensori dan Persepsi Auditif. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2010 7. Biologi Media Centre. Sistem Koordinasi Indera. 2011. Accesed 22 April 2016. Diunduh dari http://biologimediacentre.com/sistem-koordinasi-indera-4/

8. Sarie Ndah.Tes Garfu Tala. Accessed 22 April 2016. Diunduh dari http://www.academia.edu/9388405/TES_GARPU_TALA 9. BKUL PENPROFIL. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran. November 2011. Accessed 22 April 2016. Diunduh http://bkulpenprofil.blogspot.co.id/2014/11/pemeriksaanfungsi-pendengaran-weber.html

Related Documents


More Documents from "Putri Yuliani Santoso"