LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PARASITOLOGI “ TEKNIK STERILISASI DAN TEKNIK KERJA ASEPTIS”
Tanggal Praktikum
: 15 maret 2019
Kelas/Kelompok
: C/7
Nama Kelompok
: Hasyid Wisnu Priambudi (2018130067)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2018
BAB I PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Mikrobiologi merupakan cabang dari biologi pada umumnya. Secara pengertian mikro biologi tidak jauh berbeda dengan biologi itu sendiri, hanya saja kata ‘’mikro’’ yang melekat pada mikrobiologi menimbulkan pengertian terhadap organisme yang memiliki ukuran kecil atau mikroskopi. Mikroba adalah jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut mikroorganisme atau jasad renik. Pengertian alat dan sterilisasi merupakan hal mendasar yang harus diketahui dan dikuasai karena penting dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan mikrobiologi selanjutnya. Obyek yang terbebas dari mikroba disebut dengan steril. Sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang siap pakai maupun medianya. Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk membebaskan alat-alat dan bahanbahan dari segala macam bentuk kehidupan, terutama mikroba, sehingga dalam sterilisasi nanti alat-alat tidak terkontaminasi dengan pihak luar. Oleh karena itu, bagi seorang pemula di bidang mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik sterilisasi karena merupakan dasar-dasar kerja dalam laboratorium mikrobiologi. Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan praktikum sterilisasi alat dan bahan biakkan guna memberikan pemahaman tentang hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi serta menambah pengetahuan dan keterampilan tentang tekik atau tatau cara sterilisasi dalam mkrobiologi.
II.
TUJUAN
1.
Mengetahui
berbagai
cara
sterilisasi
ruang
kerja/
laboratorium
dan peralatan laboratorium 2.
Mengetahui
cara
sterilisasi
media
kultur
untuk
mikorooganisme 3.
Mengetahui
beberapa
metode
sterilisasi
alat
akan digunakan dalam pengamatan mikrobiologis.
III.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari sterilisasi? 2. Bagaimana metode sterlisasi? 3. Apa saja macam macam steralisasi?
dan
bahan
yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi dalam pengertian medis merupakan suatu proses dengan metode tertentu dapat memberikan hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat ditunjukkan lagi adanya mikroorganisme hidup. Metode sterilisasi cukup banyak, namun alternatif yang dipilih sangat bergantung pada keadaan serta kebutuhan setempat. Apapun pilihan metodenya, hendaknya tetap menjaga kualitas hasil sterilisasi. Kualitas hasil sterilisasi peralatan medis perlu dijaga terus mengingat risiko kontaminasi kembali saat penyimpanan dan terutama pada saat akan digunakan dalam tindakan medis (Darmadi, 2008). A. Metode Sterilisasi. Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan cara fisik maupun kimia. Metode fisik didasarkan pada tindakan pemanasan (proses autoclaving, sterilisasi pemanasan kering atau sterilisasi pemanasan basah), radiasi , atau pada pemisahan secara mekanis melalui filtrasi. Sterilisasi dengan panas (pemijaran) dilakukan dengan menggunakan lamou spiritus atau api bunsen. Sterilisasi dengan pemijaran sering kali digunakan untuk mensterilkan alat yang sederhana. Sterilisasi dengan pemanasan kering biasanya digunakan untuk mensterilisasi alat-alat laboratorium,seperti cawan petri,botol,tabung kosong,dll. Sterilisasi dengan pemanasan basah biasanya dilakukan dengan pasteurisasi,perebusan,penggunaan air uap panas bertekanan panas. Suhu efektifnya adalah 121̊ C.pada tekanan 5kg/cm². Alat yang digunakan pressure cooker,autoklaf. Sterilisasi dengan radiasi menggunakan sinar UV juga digunakan mensterilisasi ruangan laboratorium.
BAB III ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat : 1. Alat Filtrasi Autoclav 2. Membran Filter ukuran pori-pori 0,22 mikrometer 3. Pompa Vakum 4. Botol steril 5. Pinset steril 6. Jarum ose 7. Lampu Bunsen 8. Korek api 9. Cawan petri 10. Tabung reaksi 11. Pipet ukur 12. Kapas 13. Benang Kasur 14. Oven 15. Air steril 16. Erlenmeyer 17. Cawan petri steril 18. Incubator 19. Kertas sampul coklat 20. Kompor/pemanas
3.1.2 Bahan: 1. Larutan trace element 2. Potato DextrOse Agar (PDA) 3. Nutrient Agar (NA)
3.2 Cara Kerja 1. Sterilisasi dengan filtrasi -
Sterilkan alat filtrasi dan botol penampung filtrat, kemudian rangkai alat tersebut beserta pompa vakum
-
Membran filter steril diletakkan secara aseptis dengan menggunakan pinset steril pada dasar penompang filter
-
Bahan yang difiltrasi dituang, kemudian pompa vakum dihidupkan
-
Filtrat yang telah tertampung di dalam botol penampung telah steril dan siap digunakan untuk perlakuan selanjutnya
2. Sterilisasi dengan pembakaran -
Nyalakan lampu Bunsen dan atur nyala apinya secara maksimal
-
Ambil jarum ose kemudian lakukan pembakaran dengan api Bunsen mulai dari bagian pangkal kawat jarum ose. Pembakaran jarum ose dilakukan sampai kawatnya merah membara
-
Jarum ose yang dibakar dibiarkan dingin, selanjutnya siap digunakan untuk mengambil/menginokulasi mikroba
-
Pehatikan teknik transfer aseptis seperti yang dijelaskan diatas
3. Sterilisasi dengan panas kering -
Tangkupan cawan petri bagian bawah dan tutupnya, kemudian bungkus dengan kertas bungkus dan susun cawan petri (5-10 buah) dan ditali dengan benang Kasur
-
Ambil tabung reaksi yang masing-masing ditutup dengan kapas, beberapa tabung (5-10 tabung) diikat jadi satu dan dibungkus kertas kemudian ditali
-
Pipet ukur ujung atas diberi sedikit sumbat kapas (agak longgar) kemudian dibungkus dengan kertas paying dan diikat dengan benang Kasur
-
Semua alat dimasukkan ke dalam oven
-
Oven dinyalakan pada suhu 175°C dan setelah suhu tersebut tercapai, sterilisasi dilakukan selama 2 jam
-
Setelah selesai pemanasan, semua peralatan didinginkan dan pada hari berikutnya siap dipakai
4. Sterilisasi dengan panas basah bertekanan tinggi (autoklaf) -
Tutup tabung yang berisi media PDA dan NA dengan kapas, beberapa tabung diikat jadi satu dan bagian tutupnya dibungkus dengan kertas payung. Sisakan satu tabung berisi media tersebut, tetapi tidak disterilkan
-
Isi autoklaf dengan air sampai permukaan air di bawah ansang/keranjang autoklaf
-
Sambungkan autoklaf dengan sumber listrik dan nyalakan autoklaf
-
Masukkan tabung reaksi berisi media ke dalam keranjang autoklaf
-
Tutup autoklaf dan kencangkan penutupnya dengan kuat
-
Atur suhu, waktu dan tekanan yang diperlukan untuk sterilisasi. Sterilisasi umumnya dilakukan pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm selama 15 menit
-
Tanda digital pada autoklaf menunjukkan selama sterilisasi berlangsung. Sterilisasi berakhir secara otomatis bila tanda telah menunjukkan complete
-
Pada saat akan membuka tutup autoklaf, pastikan (check) suhu telah turun sekitar 60°C dan tekanan sudah nol
-
Buka tutup autoklaf dan ambil media yang telah disterilkan. Untuk media agar miring siapkan serbet yang telah digulung kemudian taruh tabung berisi agar diatasnya dengan kemiringan sekitar 30. Untuk media dalam Erlenmeyer, sebelum dituang, media didinginkan terlebih dahulu sampai suhu sekitar 45°C
5. Sterilisasi dengan pasteurisasi -
Siapkan kompor dan penangas. Isi air secukupnya. Masukkan sus uke dalam wadah yang tahan panas. Masukkan wadah tersebut ke dalam penangas
-
Pasteurisasi dilakukan pada suhu 70°-80°C selama 15-20 menit
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
I.
Hasil Pengamatan
II.
Pembahasan
Sterilisasi adalah sebuah proses untuk menghilangkan bakteri yang ada pada peralatan baik itu yang bersifat patogen maupun apatogen. Dalam melakukan suatu pengamatan terhadap obyek mikrobiologi mengharuskan kita untuk menggunakan peralatan yang steril agar hasil pengamatan yang kita lakukan sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam hal ini kontaminasi bakteri lain pada hasil pengamatan sangat tidak diinginkan. Peralatan yang umumnya disterilisasi terbuat dari bahan gelas atau kaca, plastik dan besi. Dalam melakukan sterilisasi perlu diketahui mana alat yang terbuat dari bahan yang tahan dan tidak tahan panas maupun bahan yang memiliki batas panas maksimal yang mampu diterimannya. Hal ini bertujuan agar peralatan yang disterilkan tidak rusak, misalnya saja untuk mensterilkan peralatan plastik dengan menggunakan sterilisasi panas kering, sudah tentu yang terjadi adalah hal-hal yang tidak diinginkan seperti rusaknya peralatan tersebut. Dalam praktikum ini digunakan dua metode sterilisasi yaitu sterilisasi fisik dan sterilisasi kimia. Metode sterilisasi fisik dilakukan dengan pemanasan pada peralatan yang akan disterilkan, seperti dengan menggunakan nyala api, cara ini disebut dengan metode sterilisasi panas kering. Peralatan yang digunakan umumnya peralatan yang menghasilkan nyala api yang berbahan bakar spiritus, contoh dari peralatan ini yaitu lampu bunsen, Cara ini digunakan untuk mensterilkan jarum ose sebelum
digunakan. Cara lainnya pada metode fisik dilakukan dengan sterilisasi panas bertekanan dengan menggunakan peralatan yang disebut dengan oven. Alat ini digunakan untuk mensterilkan bahan yang terbuat dari besi, gelas dan plastik tahan panas. Untuk metode selanjutnya yang dilakukan pada praktikum ini yaitu sterilisasi kimia, dengan menggunakan bahan kimia tertentu. Kita bisa mensterilkan peralatan yang ada, misalnya dengan alkohol, larutan ini mampu membersihkan bakteri yang ada pada peralatan yang telah terkontaminasi. Cara ini dilakukan dengan cara membasahi kapas dengan sedikit alkohol, kemudian mengoleskan pada peralatan yang akan dibersihkan, untuk peralatan gelas yang sulit untuk melakukan pengelapan pada bagian dalamnya, cukup dengan cara menuangkan beberapa mili liter pada peralatan dan menggoyangkan peralatan tersebut hingga seluruh permukaan bagian dalamnya terbilas oleh larutan alkohol. Dengan menggunakan cara ini kita juga harus memperhatikan beberapa hal yang memungkinkan kegagalan dalam pengamatan, misalnya saja kontaminasi mikroba yang menempel pada peralatan yang sedang disterilkan akibat dari pengamat yang sering berbicara tanpa menggunakan masker, dan juga pengamat harus memiliki anggota tubuh yang steril terutama tangan yang digunakan untuk membersihkan mikroba pada peralatan harus dalam steril dengan menggunakan beberapa tetes alkohol.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
I.
Kesimpulan Ada berbagai macam peralatan yang ada di laboratorium yang terdiri dari peralatan gelas seperti tabung reaksi,gelas ukur serta peralatan dari kayu atau logam seperti oven dan inkubator. Macam-macam metode sterilisasi yang
dapat
dilakukan
yaitu
metode
radiasi,metode
pemanasan
basah,metode pemanasan kering,metode pemijaran dan metode secara kimia.
II.
Saran Saran yang dapat di ajukan adalah agar dalam praktikum selanjutnya sebaiknya praktikan memeriksa atau mengecek terlebih dahulu peralatanperalatan yang akan digunakan untuk praktikum agar pada saat mengoperasikan alat benar-benar secara maksimal dan praktikan tidak kebingungan dalam penggunaannya saat praktikum.
Nama
: Hasyid Wisnu Priambudi
NPM
: 2018130067
Kelas/kelompok : C/7
I.
Pembahasan Sterilisasi adalah usaha pembebasan suatu bahan dari mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya. Metode sterilisasi terbagi atas 3 klasifikasi utama, yaitu sterilisasi secara fisik, secara kimia, dan secara mekanis atau filtrasi. Contoh dari sterilisasi secara fisik antara lain pemijaran, pemanasan kering, pemanasan basah, dan radiasi. 1. Pemijaran Sterilisasi menggunakan teknik pemijaran dilakukan dengan membakar alat pada api secara langsung menggunakan lampu spirtus atau api bunsen. Biasanya digunakan untuk mensterilkan alat seperti jarum ose, ujung pipet, bibir tabung reaksi/Erlenmeyer. 2. Pemanasan kering Pemanasan kering merupakan proses pemusnahan bakteri yang terdapat pada peralatan praktikum seperti cawan petri, botol, tabung kosong, dll. Pemanasan kering menggunakan oven sebagai alat untuk mensterilkan. Cara untuk melakukan pemanasan kering adalah alat yang akan disterilkan harus dibungkus terlebih dahulu dengan kertas coklat polos/hvs kosong kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu sekitar 160-175°C selama 1,5-2 jam. 3. Pemanasan basah Pemanasan basah merupakan proses pemusnahan bakteri menggunakan autoklaf. Sterilisasi dengan menggunakan Autoklaf bekerja pada suhu 121°C dengan tekanan 1 atm dan setelah suhu&tekanan tercapai baru sterilisasi dilakukan selama 15 menit. Biasanya dilakukan pada alat-alat kedokteran gigi, alat suntik, pipet, dll. 4. Radiasi Radiasi merupakan proses sterilisasi menggunakan sinar UV dan sinar-sinar ionisasi. Radiasi menggunakan sinar UV biasanya dipakai untuk mensterilkan ruang lab/ruang kerja khusus. Jika menggunakan sinar UV, bakteri yang ada di udara atau yang berada dilapisan permukaan suatu benda yang terpapar sinar UV akan mati.
II.
kesimpulan Hal yang harus diperhatikan dalam sterilisasi yaitu jenis alat yang akan disterilisasikan terbuat dari bahan yang berbeda-beda. Karena dalam
sterilisasi fisik harus memperhatikan ketahanan fisik peralatan terhadap proses sterilisasi serta kebersihan pengguna alat mikrobiologi III.
Saran Dalam percobaan kali ini Praktikan sangat mengharapkan petunjuk dari asisten agar berhati-hati dalam melakukan praktikum. Mengingat bahan percobaan yang mengandung mikroba yang bisa saja mengkontaminasi dan mengganggu kesehatan
Nama
: Mujahinur
NPM
: 2018130070
Kelas/kelompok : C/7
I.
Pembahasan Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda (Hadioetomo, 1993). Sterilisasi alat–alat laboratorium untuk pengamatan mikroba sebelum digunakan adalah penting, cara yang salah satu yang dapat digunakan adalah Autoclave. Autoclave adalah cara sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan panas. Autoclave merupakan sebuah alat yang terdiri atas suatu bejana yang tahan terhadap tekanan tinggi yang dilengkapi manometer (barometer), termometer dan klab bahaya. Prinsip kerja alat ini sama dengan prinsip kerja kukusan hanya saja memiliki tekanan sehingga menghasilkan panas yang lebih tinggi. Dalam pratikum ini kita telah mengenal beberapa alat mikroba yang dimana alat–alat tersebut mempunyai peranan masing–masing. Seperti cawan petri dan erlenmeyer yang dapat kita gunakan untuk peletakan media. Tabung reaksi yang berguna untuk meletakkan agar miring, dan untuk meletakan tabung ini kita bisa menggunakan rak tabung reaksi. Mikropipet dan pipet hisap yang dapat kita gunakan untuk mengambil suspensi mikroba, yang dapat dibantu oleh bluetip dan yellowtip. Untuk membuat wilayah steril kita dapat menggunakan lampu bunsen. Untuk mengaduk sample kita dapat menggunakan spatula dan magnetic stirer serta shaker. Untuk steril media kita dapat menggunakan autoclave
dan oven, dan inkubator dapat digunakan untuk menginkubasi media dengan suhu ruang. Dalam sterilisasi yang menggunakan autoclave kita menggunakan suhu 121°C, ini dikarenakan pada suhu ini mikroorganisme sudah mati. Pada sterilisasi alat dibutuhkan waktu 20–30 menit, dan untuk bahan 15 menit. Pada waktu sterilisasi alat dan bahan terdapat perbedaan waktu, ini di karenakan besar tekanan yang digunakan tergantung pada macam bahan dan alat yang disterilkan, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan. Dalam percobaan ini mungkin saja teradi faktor kesalahan, contohnya seperti pada saat pembukusan cawan petri mungkin saja akan salah pembukusan dan terbaliknya cawan petri.
Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet.
Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah,yaitu :
a) Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang autoklaf (sterilisator). b) Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenah iuap, karena itu tabung dan labu kosong harus diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya. c) Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cairan harus permeable terhadap uap. d) Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometerharus mencapai121°C dan dipertahankansetinggi itu selama 15 menit. Sterilisasi dapat berjalan baik bilamana seorang praktikan sebelumnya telah dibekali dengan pengetahuan mengenai pengenal analat sehingga pada praktikum ini tujuan sterilisasi dapat tercapai dan peralatan serta bahan yang disterilisasi tersebut tidak rusak dan juga dapat dengan tepat mengambil keeputusan metodesterilisasi yang akan dipakai.
II.
Kesimpulan -
Semua alat yang telah diperkenalkan pada praktikum mikrobiologi ini memiliki fungsiyang berbeda-beda.
-
Pembuatan media harus benar-benar steril dan menggunakan bahan yang solid
-
Proses sterilisasi harus dapat dilakukan secara mekanik, fisik dan kimiawi.
III.
Saran Diharapkan untuk selanjutnya, percobaan ini dipraktekkan agar praktikan dapat mengetahui teknik sterilisasi yang baik dan benar.
BAB VI DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2019. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas Pancasila : Jakarta Pelczar,Michael. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1 : Jakarta UI Press
Lampiran