Praktikum ke-4 m.k.Fisiologi reproduksi Organisme Akuatik
Hari/Tanggal : Shift/Kelompok : Asisten :
Sabtu/21 November 2009 II/3 Angga Yudhistira Handika Gilang P.P Harry Wuwungan Ikbal Kamaludin Jasmadi Muhammad Harir Nurul Faridah Poppy Dea Bertha Rezi Hidayat Wastu Ayu Diamahesa Zamzam Jamil M
TEKNIK PENYUNTIKAN Disusun Oleh: Yesy Sartika C14070039
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kematangan gonad pada ikan jantan dan betina seringkali tidak terjadi secara bersamaan waktunya dan seringkali didapatkan jumlah sperma sedikit sehingga tidak cukup untuk pembuahan. Akibatnya, produksi benih tidak mencukupi. Ketersediaan benih adalah suatu hal yang penting bagi kegiatan akuakultur. Namun yang menjadi masalah adalah benih ikan itu sendiri yang tidak dapat memenuhi kebutuhan atau dengan kata lain tidak tersedia sepanjang tahun. 1.2 Tujuan
II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat Praktikum preservasi sperma dilaksanakan pada hari Rabu 22 Oktober 2009 pada pukul 15.00-18.00 WIB bertempat di Laboratorium Pengembangbiakan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 2.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam praktikum preservasi sperma adalah syringe 2 ml, gelas objek, gelas penutup, mikroskop, stopwatch, kulkas, kertas label, tissue dan botol film. Sedangkan bahan yang digunakan adalah induk ikan mas jantan (Cyprinus carpio), larutan fisiologis, akuades, pocari sweet dan susu murni. 2.3 Prosedur Kerja 2.3.1 Prosedur pengambilan sperma ikan Induk ikan mas jantan distriping secara hati-hati ke arah lubang sperma sampai sperma keluar dengan terlebih dahulu bagian keluarnya sperma dilap dengan tissue untuk mencegah sperma mati akibat tercampur dengan air.
Kemudian sperma disedot dengan syringe 2 ml secara perlahan hingga sperma tidak ada yang keluar lagi dari lubang genital 2.3.2 Prosedur pengamatan dengan masing-masing bahan yang diujikan Sperma ditampung dalam botol film dan diencerkan dengan larutan fisiologis atau pocari atau air akuades atau air susu atau air kran dengan perbandingan 1:3. Larutan tersebut kemudian diteteskan pada gelas obyek dan diamati dibawah mikroskop. Lalu diteteskan air untuk mengaktifkan sperma dan diamati motilitasnya. Preservasi sperma dilakukan dengan menggunakan 5 perlakuan, yaitu pengenceran dengan menggunakan air susu, pocari sweet,air kran, akuades serta larutan fisiologis dengan pengenceran pada suhu rendah dan suhu ruang. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Tabel 1. Hasil Pengamatan Sperma Bahan Air kran
Ulangan
Umur sperma
Indeks
1 2 3
(detik) 145 92 132
Motalitas 4 4 2
Kriteria Semua sperma bergerak sangat cepat, beberapa sperma memperlihatkan getaran yang kuat di
Akuades Susu Pocari Larfis
Susu
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1
125 135 140 -
0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 1 2 0
tempat Semua sperma tidak bergerak dan bergetar Semua sperma tidak bergerak dan bergetar Semua sperma tidak bergerak dan bergetar Aktif bergerak Bergetar cepat Bergetar cepat
dan
bergerak lambat Semua sperma tidak
2 3
-
0 0
bergerak dan bergetar
Tabel 1 menunjukan bahwa sperma bergerak sangat cepat dalam waktu yang lama ketika diencerkan dengan air kran dan larutan fisiologis. Akan tetapi sebaliknya, pada aquades, susu, dan pocari, sperma tidak bergerak dan bergetar. 3.2 Pembahasan Sel sperma pada ikan cyprinidae berwarna kekuningan menyerupai susu. Sel sperma adalah sel padat yang tidak tumbuh atau membelah diri. Cairan sperma adalah larutan spermatozoa yang berada dalam cairan seminal dan dihasilkan oleh hidrasi testis. Sperma memiliki bagian antara lain, kepala yang berinti tebal dan sedikit sitoplasma diselubungi oleh selubung tebal yang disebut akrosom; badan sperma terletak dibagian tengah sperma dan banyak mengandung mitokondria sebagai penghasil energy untuk pergerakan sperma; ekor untuk alat pergerakan sperma (Anonim, 2008a).
Gambar 1. Struktur sperma Sumber : (Anonim, 2008a) Untuk meningkatkan daya guna spermatozoa dalam menghadapi kendala waktu dan masalah transportasi, maka kemampuan spermatozoa untuk disimpan supaya tahan lama merupakan tantangan tersendiri. Menurut Hefez and Hafez (2000) dalam Setiadi (2006), melalui bahan pengencer tertentu, maka diharapkan selama proses penyimpanan tidakterjadi penurunanankemampuan spermatozoa secara drastis. Oleh karenanya diperlukan kajian bahan pengencer yang sesuai dengan fungsinya yaitu memberikan perlindungan dan memeberikan nutrisi bagi
kehidupan spermatozoa selama proses penyimpanan. Selain itu motilitas yang tinggi dijadikan parameter untuk menunjukan kualitas sperma yang baik. Usaha untuk mempertahankan kualitas sperma dan memperbanyak hasil sebuah ejakulasi dari jantan adalah dengan melakukan pengenceran sperma menggunakan beberapa bahan pengencer. Syarat setiap bahan pengencer adalah harus dapat menyediakan nutrisi bagi kebutuhan spermatozoa selama penyimpanan, harus memungkinkan sperma dapat bergerak secara progresif, tidak bersiafat racun bagi sperma, menjadi penyanggah bagi sperma, dapat melindungi sperma dari kejutan dingin (cold shoc) baik untuk sperma yang di simpan pada suhu rendah maupun dengan nitrogen cair. Larutan-larutan yang digunakan sebagai pengencer sperma antara lain, air kran, akuades, susu, pocari, dan larutan fisiologis. Berdasarkan hasil pengamatan sperma yang motilitasnya sangat cepat dan lama adalah sperma yang diencerkan dengan larutan fisiologis, dan air kran. Sedangkan pada larutan yang lain sperma tidak bergerak dan bergetar. Larutan yang bersifat isotonis membuat sperma dapat bertahan hidup. Larutan fisiologis adalah larutan isotonik yang terbuat dari NaCl 0.9% yang sama dengan cairan tubuh atau darah (Adil, 2009). Menurut Rustidja (1985) dalam Hidayaturrahmah (2007), penggunaan larutan fisiologis yang mengandung NaCl dan urea dapat mempertahankan daya hidup spermatozoa antara 20-25 menit . Larutan NaCL fisiolois digunakan sebagai pengencer sperma karena mengandung unsur elektrolit yang dapat mempertahankan tekanan osmotik dan isotonis dengan plasma sperma. Larutan tersebut mengandung ion Na yang dapat mempertahankan daya hidup spermatozoa secara in vitro. Sehingga untuk tujuan preservasi larutan fisiologis adalah bahan pengencer yang baik. Hasil pengamatan pengenceran menggunakan susu, sperma tidak bergerak maupun bergetar. Susu mengandung karbohidrat, diantaranya glukosa dan fruktosa. Fruktosa dapat dijadikan sebagai sumber energi dan nutrisi untuk spermatozoa. Sehingga sperma dapat bergerak dengan aktif, akan tetapi hasil pengamatan sebaliknya. Hal ini di duga sperma yang diamati sudah mati. Menurut Marawali dkk (2001) dalam Hidayaturrahmah (2007), fruktosa adalah substrat energi utama di dalam plasma sperma yang telah diproduksi kelenjar vesikularis. Selain itu fruktosa merupakan turunan karbohidrat yang dapat dijadikan sumber energi untuk mendukung pergerakan (motilitas) dan ketahanan spermatozoa
(Teolihere, 1981 dalam Hidayaturrahmah, 2007). Larutan pocari bersifat hipertonis bagi sperma ikan mas. Karena larutan pocari tidak hanya mengandung NaCl akan tetapi juga mengandung K+, Ca2+, Mg2+, Citrate3-, laktat+, selain anion dan kation, pocari juga mengandung gula, asam sitrat, natrium sitrat, natrium klorida, kalium klorida, kalsium laktat, magnesium karbonat dan perias sitrus (Anonim, 2009a). Sperma cenderung untuk diam ketika diamati, hal ini karena energi yang ada tersimpan didalam sperma yang berguna sebagai cadangan energi, atau kemungkinan sperma sudah mati pada saat diamati. Akuades adalah air murni yang sangat sedikit kandungan elektrolitnya, sehingga larutan bersifat hipotonis terhadap sperma. Keadaan yang seperti ini membuat cairan dari luar sel sperma cenderung masuk ke dalam sel sperma, sehingga sperma mengalami pembengkakan, lisis dan akhirnya mati. Selain itu, karena kurangnya ion-ion pada akuades maka sperma cenderung untuk diam, karena energi yang ada, tersimpan di dalam sperma, dipergunakan untuk energi cadangan. Air kran pada umumnya mengandung trace mineral, seperti Na dan Cl. Air kran adalah air tanah atau sumur yang telah diendapkan pada tangki, kemudian dialirkan melalui kran. Air tanah umumnya mengandung logam berat, akan tetapi setelah diendapkan pada tangki, logam berat cenderung untuk mengendap. Hal ini membuat sperma dapat bertahan hidup jika diencerkan dengan air kran. Karena banyaknya ion-ion di dalam air kran, maka sperma cenderung untuk melakukan pergerakan (Anonim, 2008b). Trace mineral seperti Ca2+, Na+, Mg2+, Zn+, merupakan mineral yang sangat berperan penting di dalam kelangsungan hidup dan daya motilitas sperma. Mineral mengaktifkan energi kehidupan. Sperma menggunakan mineral untuk mengaktifkan enzim. Ca2+ berfungsi dalam proses pembentukan sperma (anatomi sperma), Na+ berfungsi untuk mengatur metabolism garam dan mempertahankan daya hidup sperma pada kondisi in-vitro. Zn+ berfungsi untuk meningkatkan kemampuan sperma agar lebih kuat, Mg2+ berfungsi untuk memberikan kesehatan, dan menguatkan sperma dalam motilitas (Anonim. 2009b). Bottom of Form
1145
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Praktikan telah menguasai teknik preservasi sperma. Larutan yang paling baik untuk kelangsungan hidup atau preservasi sperma adalah larutan fisiologis. 4.2 Saran Diharapkan untuk praktikum seperti ini bahan yang digunakan lebih variatif sehingga lebih menunjukan perbedaan yang significant.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008a. Fertilisasi dan Gestasi. www.e-dukasi.net. [12 November 2009] Anonim.2008b. Air minum beroksigen. www.my-oxy.com. [12 November 2009] Anonim. 2009a. Pocari sweet 500. www.digilib.petra.ac.id. [12 November 2009] Anonim.
2009b. Rahasia hidup sehat alami bersama www.terapialami.890m.com. [12 November 2009]
trace
mineral.
Adil. 2009. Darah dan sistem resirkulasi. Laboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Azis. 2007. Analisis kandungan Sn, Zn, dan Pb dalam susu kental manis kemasan kaleng secara spektrofotometri serapan atom. [Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Islam Indonesia. Jogjakarta. www.uii.ac.id. [12 November 2009] Hidayaturrahmah. 2007. Waktu motilitas dan viabilitas spermatozoa ikan mas (Cyprinus carpio) pada beberapa konsentrasi larutan fruktosa. Bioscientiae 4 : 9-18. Setiadi. 2006. Viabilitasdan integritas membran plasma spermatozoa epididymis anjing selama penyimpanan pada pengencer yang berbeda. Media kedokteran hewan 22 : 118-123.